Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dedy Mulyana
"
ABSTRAKBuah mengkudu (pace) yang diperoleh dari tumbuhan Morinda citrifolia L., secara tradisional telah digunakan sebagai ramuan untuk mengobati berbagai penyakit. Salah satu khasiatnya adalah untuk mengobati peradangan (in.flamasi), khususnya radang payudara, usus dan ginjal. Untuk mengetahui tentang leamanan dalam pemakaiannya telah dilakukan penelitian penentuan LD 50 perasan buah mengkudu dengan menggunakan mencit putih jantan Sebagai hewan percobaan. Netoda yang digunakan adalah cara C.Weil. Sedangkan untuk mendapatkan bukti efektifitas dan perasan buah mengkudusebagai obat anti inflamasi, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian peroral perasan buah mengkudu terhadap udem yang ditimbulkan dengan injeksi 0,2 ra1 larutan karagenin I % dalam NaCl fisiologis secara subplantar pada kaki tikus putih jantan. Tiga kelompok hewan uji diberi perasan buah mengkudu dengan dosis 1; 3,75; dan 7,5 kali dosis satu ka ii pada manusia, 2 jam sebelum injeksi karagenin. Satu ke lompok diberi suspensi fenilbutazon dengan dosis 13,14 mg/ 100 g BB, sebagai peinbanding obat anti iifflamasi. Satu kelompok tidak diberi perlakuan apa-apa (hanya diradangkan saja). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa - Harga LD50 perasan buah mengkudu pada inencit secara intra-peritonial sebesar 164,95 mg/10 g BB. Setelah diekstrapolasikan menjadi LB50 pada tikus peroral diper oleh harga sebesar 1154. 650 mg/kg BB. - Perasan buah mengkudu den-an iosis 5 g/100 g BB ( lebih kurang setara dengan 7,5 kali dosis satu kali manusia) rnemperlihatkan efek penghambatan udem sebesar 37,18 14,19; 31,88; 26,06 dan 25,68 % b , turut-turut mulai jam pertama hingga jam kelima setelah injeksi karagenin. Dari hasil penelitian tersebut dapat ditunjukkan bahwa - Perasan buah mengkudu termasuk golongan zat/obat yang " Practically non toxic ". - Perasan buah mengkudu mempunyai efek anti inflamasi ter hadap udem yang ditimbulkan karagenin pada telapak kaki tikus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Farah Fadhilah
"Cermin telah digunakan sebagai enrichment untuk primata selama beberapa dekade. Penambahan enrichment cermin diharapkan dapat menurunkan perilaku stereotipe dan meningkatkan kesejahteraan hewan di penangkaran. Penelitian mengenai pengaruh enrichment cermin terhadap perilaku stereotipe Macaca nemestrina dalam kandang telah dilakukan di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku stereotipe tiap Macaca nemestrina melalui aktivitas harian, mengidentifikasi respons dari M. nemestrina terhadap keberadaan enrichment cermin, dan menganalisis pengaruhnya terhadap perilaku stereotipe. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2020 selama 5 hari tiap pekannya. Metode yang digunakan yaitu continuous scan sampling dan ad libitum dengan interval waktu 10 menit tanpa jeda. Pencatatan dilakukan terhadap aktivitas harian pasangan M. nemestrina dengan penekanan pada perilaku stereotipe dan respons M. nemestrina terhadap cermin. Pengamatan dilakukan selama 7 jam perhari. Objek penelitian yaitu dua pasang Macaca nemestrina yang berada di dua kandang sanctuary terpisah. Hasil pengamatan menunjukkan perilaku stereotipe yang teramati adalah pick (mencabuti rambut dari tubuh sendiri), pace (bergerak berulang kali dan tidak berarah), dan self-aggression (menyakiti diri sendiri). Berdasarkan Uji t berpasangan yang dilakukan pada α = 0,05 hasilnya adalah tidak terdapat perbedaan antara perilaku stereotipe sebelum dan setelah diberikan enrichment cermin. Hal tersebut diasumsikan karena cermin kurang menyediakan stimulus yang memuaskan dan tidak mampu menarik perhatian objek penelitian sehingga tidak dapat mengurangi tingkat perilaku stereotipe secara signifikan.
Mirror has been used as an enrichment for primates for decades. The addition of mirror enrichment is expected to reduce stereotypic behavior and improve animal welfare in captivity. Research about effects of mirror enrichment existence has been conducted on Macaca nemestrina (Linnaeus, 1766) stereotypic behavior at Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), Bogor. The aims of this research were to identify the stereotypic behavior of M. nemestrina through daily activities and identify their response to the existence of mirror enrichment and analyze its effects on stereotypic behavior. The study was conducted on February until March 2020 for 5 days per each week. Data collection was conducted by continuous scan sampling and ad libitum methods with 10 (ten) minutes interval without pause. The recording was made on the daily activities of M. nemestrina with an emphasis on stereotypic behavior and the response of M. nemestrina to the mirror. Observations were made for 7 hours per each day. The research objects were two pairs of M. nemestrina in the seperate sanctuary cages. The observations showed that the stereotypic behavior observed in M. nemestrina were pick (pulling hair from one's own body), pace (moving repeatedly and not directed), and self-aggression (self-harming). Based on paired t tests that has been conducted at α = 0.05 the results were no difference between the frequency of stereotypic behavior before and after the mirror enrichment existence. That was because the mirror does not provide a satisfactory stimulus and unable to attract the research objects attention so it was unable to reduce the level of stereotyped behavior significantly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library