Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Sopian
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Sakti Sahatma Samudra
"Seiring dengan meningkatnya pemakaian jaringan WiFi di perusahaan-perusahaan tertentu, semakin meningkat pula peluang keamanan jaringan WiFi tersebut dibobol oleh para hacker untuk alasan yang dapat membahayakan perusahaan tersebut. Salah satu bentuk penyadapan yang cukup berbahaya adalah Packet Sniffing. Agar dapat mengetahui tingkat keamanan jaringan WiFi dari perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan menganalisa keamanan jaringan WiFi yang perusahaan tersebut gunakan.
Skripsi ini berfokus pada analisis keamanan dari empat jaringan WiFi suatu perusahaan dari penyadapan dengan menggunakan aplikasi InSSIDer dan Ettercap. InSSIDer merupakan suatu tools yang digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi sinyal wireless yang terbuka. Kemudian Ettercap akan digunakan untuk melakukan penyerangan Packet Sniffing sebagai langkah pengujian keamanan jaringan WiFi tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan InSSIDer mampu mengidentifikasi informasi dari keempat jaringan WiFi dan Ettercap mampu melakukan penyerangan terhadap target dengan tingkat keberhasilan terendah adalah 78 , hingga tingkat keberhasilan tertinggi adalah 90 .

Along with the increased use of WiFi networks in specific companies, the situation increases the probability that the WiFi network security can be cracked by hackers for reasons that could endanger the company. A form of eavesdropping that quite dangerous is Packet Sniffing. In order to determine the level of the enterprise WiFi networks security, it can be done by analyzing the security of WiFi networks that the company uses.
This thesis focuses on the analysis of a company 39 s wireless network security from eavesdropping by using the application inSSIDer and Ettercap. InSSIDer is a tool that is used to detect and identify open wireless signal. Ettercap will be used for offensive Packet Sniffing as a step of the WiFi network security testing.
The results of this study show that InSSIDer is able to hold information from WiFi network and Ettercap is able to attack target with the lowest acceleration is 78 , up to the highest acceleration which is 90.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Made Widia
"Packet reservation multiple access (PRMA) merupakan metode akses yang mampu mengakomodasi lebih banyak user dibandingkan dengan kanal yang ada. Untuk integrasi transmisi suara dan data, frame dalam PRMA dibagi menjadi 3 wilayah yaitu wilayah voice reservation region, voice contention region dan data region. Ada dua metode yang digunakan dalam pengaturan wilayah tersebut yaitu fixed dan movable boundary. Pada metode fixed boundary, batas antara suara dan data diatur secara tetap. Paket data tidak dapat menggunakan slot pada wilayah suara, walaupun slot tersebut sedang tidak digunakan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diusulkan penggunaan metode movable boundary, dimana batas-batas tersebut dapat diatur secara dinamis dari frame ke frame. Paket data dapat menggunakan slot pada wilayah komunikasi suara yang sedang tidak digunakan.
Pada Tesis ini akan dianalisa unjuk kerja PRMA pada satelit LEO melalui simulasi komputer. Unjuk kerja yang dianalisa meliputi pengaruh permission probability (p) terhadap jumlah user aktif, efisiensi kanal pada integrasi komunikasi suara dan data, serta optimasi kanal dengan metode movable boundary. Parameter p suatu nilai yang dibangkitkan oleh user untuk penentuan waktu pengiriman paket yang mempunyai nilai antara O

Packet reservation multiple access (PRMA) is one of the access methods that will be used for the third generation mobile system. PRMA can allows integrated data and voice services in a frame, and accommodates more users f compared with TDMA or FDMA systems. In PRMA operation for the integrated voice and data, the boundary between voice and data communications can be either fixed or movable. In the fixed boundary method, voice or data remains confine to its allocation all the time, while in the movable method, the boundary can change dynamically in every frame. Data packets are allowed to utilize any idle slots of the voice contention region, which will improve the channel optimization.
The performance of PRMA in the LEO satellite system is analyzed by using computer simulation. The performances are effect of permission probability to the number of optimum user, channel efficiency in the integrated voice and data, and channel optimization by applying movable boundary method. Permission probability (p) is one of the system design parameter and is generated at each contending terminal by pseudo random generator with a fixed probability. The value of p is 0"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhaka Naufan Azmi
"Virtual Private Network adalah sebuah teknologi yang memungkinkan seseorang terkoneksi ke jaringan lokal melalui jaringan komputer publik dan membentuk suatu jaringan pribadi. Teknologi VPN dapat dibentuk dengan menggunakan tunneling. Ada beberapa teknologi tunneling yaitu GRE dan IPSecurity. Untuk mengetahui performansi tunneling yang terbaik maka akan dilakukan analisis dengan mengukur beberapa parameter QoS seperti throughput, packet loss dan delay.
Jaringan yang digunakan pada tesis ini menggunakan aplikasi video streaming. Pengujian akan dilakukan dengan cara memutar video dengan format .mpg dan .mp4. Pengukuran performansi dilakukan pada saat video streaming berjalan dari server ke client.
Dari hasil pengukuran QoS, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan performansi tunneling GRE lebih baik dibandingkan dengan performansi tunneling IPSecurity. Namun secara kehandalan tunneling IPSecurity lebih baik daripada tunneling GRE. Selisih performansi untuk tunneling GRE dan tunneling IPSecurity untuk parameter throughput,packet loss dan delay adalah 0.54%, 13.30%, dan 0.0015% untuk format video .mpg dan 3.17%, 7.06%, dan 0.032% untuk format video mp4.
......Virtual Private Network is a technology that allows one to connect to the local network via a public computer networks and form a private network. VPN technology can be formed by using tunneling. There are several technologies that GRE tunneling and IPSecurity. To determine the performance of the best tunneling then be analyzed by measuring some QoS parameters such as throughput, packet loss and delay.
Network used in this tesis using a streaming video application. Testing will be done by rotating the video format. Mpg and. Mp4. Performance measurements made at the time the video stream running from the server to the client.
From QoS measurements, it can be seen that the overall performance is better than the GRE tunneling with tunneling IPSecurity performance. But the realibility of tunneling IPSecurity better than GRE tunneling Difference in performance for GRE tunneling and tunneling parameters IPSecurity for throughput, packet loss and delay is 0:54%, 13.30%, and 0.0015% for the video format. Mpg and 3:17%, 7.06%, and 0.032% to mp4 video format."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Putri Ratna
"ABSTRAK
Pelayanan komunikasi yang berkembang dengan pesat, mendorong pemakaian suatu sistem pengiriman data yang cepat dan ierpadu. Fasitas pelayanan Integrated Sevice Digital Network (ISDN) menyediakan sarana penggabungan pelayanan-pelayanan yang berbeda untuk dapat menggunakan saluran yang sama. Fast Packet Switching (FPS) yang berbasis Asynchronous Transfer Mode (ATM) dipilih untuk dapat menangani berbagai macam aliran data dari sumber-sumber yang berbeda. Karena sistem beroperasi pada kecepatan dan kompleksitas pelayanan yang tinggi, maka diperlukan sistem antrian untuk paket yang datang. Untuk menjamin kelancaran pelayanan tiap paket, dipergunakan sistem antrian output. Pada penelitian ini akan dianalisa unjuk kerja dari antrian output dengan menggunakan model antrian M/D/I. Paket yang datang mengikuti pola eksponensial dengan pelayanan yang konstan. Dengan melakukan analisa menggunakan notasi sistem antrian yang umum, maka dapat diketahui unjuk kerja dari sitem antrian ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Saat ini dua teknik routing dasar yang biasa diterapkan dalam sistem komunikasi packetswitched
adalah hop-by-hop routing dan source routing, namun kedua sistem routing ini masih
ada kekurangan dari segi kecepatan konvergensi yang lambat serta membutuhkan utilitas kerja
yang besar.
Pada tugas akhir ini telah dilakukan sebuah simulasi untuk mendapatkan optimasi dari routing
pada komunikasi packet switched (VoIP) yaitu dengan mendapatkan shortes path agar
didapatkan nilai QoS terbaik . Pencarian shortest path tidak menggunakan metode konvensional
namun dengan metode heuristic yang lebih variatif, akurat serta cepat, dan metode heuristic
yang akan dipakai adalah AntNet Algorithm.
Antnet Algorithm adalah algoritma yang diadopsi dari perilaku koloni semut yang secara alamiah
mampu menemukan rute terpendek dalam perjalanan dari sarang ke tempat-tempat sumber
makanan, sedangkan tujuan dari tugas akhir ini yaitu untuk merancang dan mensimulasikan
antnet algorithm serta mengetahui performansi dari algoritma ini dengan melihat Quality of
Service (QoS).
Dari simulasi dan analisis yang dilakukan, didapat bahwa hasil panggilan layanan VoIP pada
Antnet Algorihm memiliki nilai rata-rata terbaik untuk throughput sebesar 25,86 kbps, packet
loss sebesar 3,41 %, one way delay rata-rata sebesar 107,97 ms, jitter sebesar 3,07 ms ,sedangkan
dengan OSPF memiliki nilai rata-rata terbaik untuk throughput sebesar 25,91 kbps, packet loss
sebesar 3,19 %, one way delay rata-rata sebesar 106,19 ms, jitter sebesar 3,03 ms dan tentu saja
hal ini memenuhi standar international untuk layanan VoIP."
620 JURTEL 15:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sanmorino
"In this study we discuss how to handle DDoS attack that coming from the attacker by using detection method and handling mechanism. Detection perform by comparing number of packets and number of flow. Whereas handling mechanism perform by limiting or drop the packets that detected as a DDoS attack. The study begins with simulation on real network, which aims to get the real traffic data. Then, dump traffic data obtained from the simulation used for detection method on our prototype system called DASHM (DDoS Attack Simulation and Handling Mechanism). From the result of experiment that has been conducted, the proposed method successfully detect DDoS attack and handle the incoming packet sent by attacker.
Dalam paper ini dibahas bagaimana menangani serangan DDoS yang datang dari penyerang dengan menggunakan metode deteksi dan mekanisme penanganan tertentu. Deteksi dilakukan dengan membandingkan jumlah paket dan jumlah aliran. Sedangkan mekanisme penanganan dilakukan dengan membatasi atau menjatuhkan paket yang terdeteksi sebagai serangan DDoS. Penelitian diawali dengan simulasi pada jaringan yang nyata, yang bertujuan untuk mendapatkan data lalu lintas real. Kemudian, dump data lalu lintas yang diperoleh dari simulasi yang digunakan untuk metode deteksi pada sistem prototipe kami disebut DASHM (DDoS Attack Simulation and Handling Mechanism). Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, metode yang diusulkan berhasil mendeteksi serangan DDoS dan menangani paket masuk yang dikirim oleh penyerang."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ardy Thiotrisno
"Skripsi ini membahas mengenai implementasi Quality of Service di jaringan IMS. IMS memiliki mekanisme Quality of Service yang dapat menjamin layanan IMS untuk beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Implementasi Quality of Service dilakukan dengan memodelkan suatu jaringan IMS yang memberikan prioritas paket terhadap aplikasi VoIP dibanding VoD dengan menggunakan open source router.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan program Wireshark untuk mengamati parameter Quality of Service seperti delay, jitter, dan packet loss. Setelah dilakukan implementasi Quality of Service, parameter-parameter QoS aplikasi VoD menunjukkan peningkatan delay sebesar 42 ms, jitter sebesar 47 ms, dan packet loss 39 % dibandingkan tidak dilakukan implementasi QoS untuk bandwidth 384 kbps. Aplikasi VoIP menunjukkan penurunan delay 42 ms, jitter 75 ms, dan packet loss 5% untuk bandwidth 16 kbps ketika dilakukan implementasi QoS dibandingkan dengan tidak adanya QoS di jaringan. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi QoS di jaringan IMS telah berjalan sesuai teori.
Selain itu, dilakukan sebuah percobaan tambahan yang mengvariasikan durasi gangguan dari VoIP terhadap VoD. Hasil yang diperoleh menunjukkan performa VoD yang terpengaruh oleh variabel durasi gangguan sedangkan performa VoIP tidak terganggu oleh gangguan dari VoD baik dengan variasi durasi 45 detik dan 2 menit dimana delay VoIP bernilai tetap di angka 20 ms.
......This thesis described the implementation of Quality of Service in IMS network. IMS has Quality of Service mechanism which can guarantee the IMS services to operate as expected. Quality of Service is implemented by modeling an IMS network that gives packet priority VoIP application better than VoD with open source routers.
Data of this experiment was taken using Wireshark program to analyze Quality of Service parameters such as delay, jitter and packet loss. After impelementing Quality of Service, VoD's QoS parameters increase 42 ms in delay, 47 ms in jitter, and 39 % in packet loss compare with no QoS implementation for 384 kbps bandwidth usage. VoIP application show decreasing trend, 42 ms in delay, 75 ms in jitter, and 5 % in packet loss compare with no QoS implementation for 16 kbps bandwidth usage. It shows that the implementation of QoS in IMS network has suited with the theory.
Besides, there's an additional experiment with VoIP interruption duration variable. The results of this experiment show that VoD is affected by this duration variable while VoIP is not affected by this durational variable, VoIP delay is constant at 20 ms delay."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1001
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S39041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemasaran fitur GPRS di Indonesia pada awal tahun 2002 bukan merupakan hal yang mudah. GPRS mendasari beban pembayarannya berdasarkan jumlah paket data terkirim/diterima sehingga lebih cocok dipasangkan atas sistem pembayaran pascabayar. Kenyataan yang terjadi di pasar komunikasi seluler di mana sistem pembayaran prabayar lebih mendominasi pasar jasa ini menimbulkan tantangan tersendiri untuk dapat memasyarakatkan layanan GPRS. Permasalahan ini dicoba dipecahkan melalui penelitian pemasaran atas faktor-faktor yang menjadi alasan konsumen lebih memilih salah satu sistem pembayaran. Lalu penelitian ini juga mencoba mengetahui bagaimana tingkat kesadaran konsumen atas eksistensi fitur GPRS berikut berbagai keunggulannya yang dioperasikan oleh salah satu operator jasa komunikasi seluler di Indonesia. Kemudian penelitian juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan konsumen atas segenap kelebihan sistem pembayaran pascabayar, kelemahan sistem pembayaran prabayar, dan mencoba mengetahui bagaimana tingkat keinginan konsumen bermigrasi dari sistem prabayar ke sistem pascabayar. Perancangan instrumen riset berupa kuisioner menjadi basis pengumpulan data primer di pasar pengguna telepon seluler. Di samping itu, penerapan ilmu statistik berupa rangkaian analisis data yang meliputi uji hipotesis dan analisis skala prioritas ikut menunjang pengolahan data yang diperoleh. Atas landasan teori manajemen pemasaran dan hasil pengolahan data yang dilakukan, langkah-langkah pemasaran disusun untuk meningkatkan pangsa pasar pengguna fitur GPRS. Penulis mendapati bahwa pemilihan sistem pembayaran prabayar tidak selalu diidentikkan dengan potensial-ekonomi/kemampuan-bayar yang lemah dari konsumen. Konsumen jasa komunikasi seluler adalah golongan ekonomi menengah ke atas. Perbedaan pemilihan sistem pembayaran lebih disebabkan oleh tingkatan frekuensi pemakaian pulsa yang berbeda. Meskipun penekanan penelitian ini pada manajemen pemasaran, namun pembaca dapat menemukan banyak hal yang mengulas apa sistem teknologi yang mendasari fitur GPRS dan segenap keuntungannya jika teknologi tersebut diterapkan untuk layanan fitur komunikasi data nirkabel lainnya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>