Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sylvia D. Elvira
Jakarta: Balai Penerbit , 2008
616.852 23 SYL g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Di masa lalu , dunia memandang krisis keuangan tidak lagi terhitung berapa kali telah terjadi, penurunan ekonomi dan kehancuran pasar. panic selling didefinisikan sebagai peningkatan pemesanan yang sangat tinggi pada jenis investasi tertentu yang mendorong turunnya harga saham....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dieka Rahmad Fahdini Ediva
"ABSTRAK
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya dan dikemas dalam pemberitaan media cetak, televisi, dan media online. Kemunculan pil PCC merupakan fenomena baru yang terindikasi menimbulkan kepanikan moral pada masyarakat. Artikel ini ingin melihat gejala pemberitaan media online dari detik.com mengenai penyalahgunaan pil PCC yang borpotensi menimbulkan Moral Panic di masyarakat. Moral Panic ini ditinjau dari adanya respon masyarakat dalam bentuk kolom komentar di pemberitaan media online detik.com.

ABSTRACT
Abuse of narcotics and illegal drugs in Indonesia continues to increase every year and is packed in the media, television, and online media. The emergence of PCC pills is a new phenomenon that indicates a moral panic in society. This article would like to see the symptoms of online media coverage from detik.com about PCC abuse pills that indicates the cause of Moral Panic in the community. Moral Panic is reviewed from the public response in the form of comments in the news column online detik.com."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Peurifoy, Reneau Z.
New York: Warner Books, 2005
616.85 PEU a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Yudistira
"Tulisan ini membahas bagaimana klaim yang terbentuk dari pernyataan pejabat publik terkait perintah tembak di tempat terhadap pengedar narkoba. Perintah tersebut muncul sebagai upaya pemberantasan narkoba berdasarkan agenda prioritas nasional dan sebuah kondisi yang disebut "darurat narkoba". Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada aparat hukum untuk menembak di tempat para pengedar narkoba, perintah inipun didukung Kapolri Tito Karnavian dan Kepala BNN Budi Waseso. Melalui proses claims-making, pernyataan ketiga pejabat publik dilihat berdasarkan kondisi yang dianggap bermasalah, bagaimana klaim ditekankan kepada audiens, mendefinisikan strategi untuk mengatasi masalah, dan memobilisasi dukungan terkait klaim yang dibentuk. Ketiga pejabat publik mengklaim keberadaan pengedar narkoba sebagai penyebab kondisi darurat narkoba dengan memberi label kepada mereka. Perintah tembak di tempat merupakan tindakan yang bersifat drastis untuk mengatasi masalah narkoba yang juga dibentuk secara drastis oleh Joko Widodo, Tito Karnavian, dan Budi Waseso. Melalui pernyataan terkait perintah tembak di tempat, upaya pemberantasan narkoba dilakukan melalui pembentukan ketakutan dan efek gentar kepada para pengedar narkoba. Pernyataan tersebut juga dilihat sebagai upaya Presiden untuk mencapai tujuan yang bersifat politik.

This paper discusses how claims are made from public officials statements regarding shoot-on-sight orders againts drug dealers. The order emanates from drug-fighting effort based on a national priority agenda and a condition called "drug emergency". The Indonesian government, through The President Joko Widodo, instructed the law enforcement officers to shoot at drug dealers, which was supported by Chief of Police Tito Karnavian and Head of Anti-Narcotics National Agency Budi Waseso. Through the claims-making process, the statements of the three public officials are viewed based on the perceived problematic conditions, how the claims are presenting to the audience, defining the strategy to address the problem, and mobilizing support related to the established claims. The three public officials claim the existence of drug dealers as a cause of emergency drugs condition by labeling them. Shoot-on-sight order are drastic actions that are to takcle drug problem which also created drastically by Joko Widodo, Tito Karnavian, and Budi Waseso. Through shoot-on-sight statements, drug eradication efforts are done through creating the fear and dither effect to drug dealers. Those statements was also seen as the President rsquo;s attempt to achieve political goal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Aina Salsabila
"Sekarang ini, dalam lingkup fandom daring, berkembang kelompok yang dikenal sebagai anti-shippers atau antis. Kelompok tersebut memiliki pemahaman bahwa ketertarikan dan imajinasi fiksional mencerminkan moralitas mereka di dunia nyata. Dengan anggapan tersebut, antis melakukan kekerasan dan ancaman kekerasan pada anggota fandom yang dianggap tidak bermoral. Penelitian ini mencoba menelaaah bagaimana perilaku demikian dapat dikatakan sebagai moral panic dan bagaimana perilaku ini dilihat dalam kriminologi budaya. Sebanyak total 896 post di media sosial X dalam kurun 2020-2024 dikumpulkan dan dikode secara kualitatif menggunakan analisis konten. Penelitian ini menemukan perilaku antis ini memenuhi aspek-aspek moral panic, di mana terdapat kekhawatiran mendalam pada sesuatu yang dianggap sebagai menyimpang, pembesar-besaran masalah, persetujuan bahwa masalah tersebut nyata dan harus segera diatasi, dan rasa permusuhan pada bagian fandom yang dianggap menyimpang. Selain itu, kekhawatiran ini pasang surut, di mana terdapat perbedaan perilaku kekerasan oleh antis yang diobservasi pada penelitian ini dan penelitian sebelumnya. Menggunakan sudut pandang kriminologi budaya, dapat dikatakan antis mengkriminalisasi budaya yang telah ada dalam fandom dengan perilaku kekerasan yang sendirinya juga menjadi bagian dari budaya fandom. Antis sebagai bagian media baru memiliki konstruksi makna sendiri atas konsep kejahatan, serta menggunakan agenda political correctness. Penggunaan agenda tersebut digunakan untuk memposisikan diri sebagai pihak yang berwenang untuk menentukan moral mana yang benar dan yang tidak. Penggunaan kata-kata yang serius seperti pedofil sebagai senjata untuk membungkam konten fiksional yang dianggap menyimpang dikhawatirkan membuat maknanya berkurang dan merugikan bagi pihak yang secara keliru diberi stigma pelaku tindak kejahatan demikian.

Recently in online fandom space, there is an emerging group which contends that fictional interests and imaginations are indications of their morality in real life, known as anti-shippers or antis. With that belief, antis use violence and violent threats to those deemed immoral in the larger fandom space. This thesis examine how those behavior can be identified as a moral panic and how this behavior can be seen from cultural criminological lens. A total of 896 posts in social media X from 2020-2024 were evaluated and coded, utilizing content analysis. This thesis shows that the anti behavior fulfills aspects of moral panic, in which a deep concern of something deemed as a problem results in exaggeration of the problem itself, a consensus that the problem is real and something should be done, and hostility to those deemed as the problem. From cultural criminological lens, antis criminalize the fandom culture using violence, which in itself inevitably a part of fandom culture. As a part of new media, antis has their own construction of crime, using politically correct agendas to position themselves as morally pure people who has the authority to decide who is evil and who is not. Usage of heavy words such as “pedophile” as a weapon to silence fictional content regarded as deviant could result in the reduction of the meaning and could harm people who were wrongfully stigmatized as such."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Tri Widyanto
"ABSTRAK<>br>
Tulisan ini mencoba menganalisis bagaimana moral panic dapat terjadi pada kasus begal di Indonesia. Analisis ini menggunakan lima elemen dari moral panic dari Goodde dan Ben-Yehuda yaitu concern, consensus, hostility, disproportion, dan juga volatility dengan memberikan contoh pada masing-masing elemen tersebut. Penulis melakukan analisis terhadap pemberitaan kasus begal dalam media di Indonesia dan bagaimana media melakukan konstruksi tentang kejahatan begal melalui berita-beritanya. Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa media mengkonstruksikan begal sebagai kejahatan yang serius dan berbahaya. Melalui judul dan konten berita, media membuat masyarakat khawatir secara berlebihan. Hal inilah yang memicu moral panic dan fear of crime.

ABSTRACT<>br>
This article tries to analyze how moral panic can occur in begal case in Indonesia. This analysis uses five elements of moral panic from Goode and Ben Yehuda which are concern, consensus, hostility, disproportion, and volatility with examples given on each elements. The author analyze news regarding begal cases in Indonesia and how media develops construction on begal through its news. The results of this article shows that media constructs begal as a serious and dangerous crime. Through title and content of its news, media exaggerately creates anxiety and fear. this what triggers moral panic."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Saputra
"Sebagai kelompok minoritas di Indonesia, kelompok LGBT Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender menjadi kelompok yang rentan untuk ditampilkan oleh media massa arus utama dengan cara yang tidak berimbang. Akibatnya, kelompok LGBT mengalami marginalisasi atas penggambaran tersebut. Dewasa ini, dunia maya memungkinkan kelompok LGBT untuk memiliki media komunitas mereka sendiri. Hadirnya media komunitas dianggap penting bagi kelompok LGBT sebagai corong untuk berbicara dan mengekspresikan diri. Makalah ini akan membahas mengenai pembungkaman media komunitas LGBT di dunia maya akibat dari kepanikan moral yang terjadi di Indonesia karena isu LGBT. Melalui studi dokumen serta wawancara yang dilakukan dengan beberapa media komunitas, penulis mendapatkan bahwa pembungkaman terjadi pada beberapa media komunitas dan tidak dirasakan oleh media komunitas lain. Media komunitas yang menjadi pembahasan dalam makalah ini yaitu, CONQ Webseries, KabarLGBT.org dan Melela.org. Terakhir, disimpulkan dalam makalah ini bahwa kepanikan moral akibat isu LGBT yang dibawa oleh media massa tidak serta-merta membuat semua aktivitas bermedia dari kelompok LGBT menjadi terhenti.

As a minority group in Indonesia, LGBT Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender becomes vulnerable to be depicted in an unbalance way by mainstream media. As a result, LGBT groups are marginalized. Nowadays, cyberspace allows LGBT to have their own community media. The presence of this community media is important for LGBT to talk and express themselves. This paper will discuss about the silence of Indonesian LGBT rsquo s community media in cyberspace due to the moral panic that occurred in Indonesia. The moral panic happened because of LGBT issues which are triggered by Indonesia rsquo s mainstream media. Through document studies as well as an interview conducted with a community media, author found that silencing occurred only in some community media and not perceived by others. The community media discussed in this paper are CONQ Webseries, KabarLGBT.org and Melela.org. Finally, it is concluded that the moral panic caused by LGBT issues brought by the mainstream mass media does not necessarily make all media activites of LGBT groups stalled."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Paramitha
"ABSTRAK
Pada lingkungan perumahan yang terdiri atas banyak penduduk, keadaan darurat mungkin saja terjadi. Keadaan darurat merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan segera guna mengantisipasi terjadinya keadaan yang tidak diinginkan, khususnya berkaitan dengan keamanan, keselamatan, dan keselamatan. Oleh karena itu, dibutuhan suatu sistem yang dapat mengirim informasi secara efektif kepada pihak keamanan guna meminta pertolongan segera. Seiring dengan perkembangan Internet of Things, dapat dibuat suatu sistem panic button berbasis teknologi IoT, yakni teknologi LPWAN. LoRa merupakan salah satu teknologi LPWAN yang memiliki kemampuan jarak jangkau jauh, konsumsi energi rendah, dan biaya rendah sehingga cocok digunakan pada implementasi sistem. Pada penelitian ini digunakan LoRa 915 MHz dengan topologi jaringan Star. Sistem panic button dilengkapi dengan buzzer dan lampu strobo LED pada sisi pengirim sebagai pengkondisian keadaan darurat pada lingkungan sekitar lokasi. Selain itu, sistem dilengkapi dengan Web PC Server pada sisi penerima agar informasi dapat ditampilkan saat terjadi keadaan darurat. Kinerja sistem dapat diukur dengan menguji fungsionalitas sistem, yakni realibilitas waktu penekanan tombol, jeda waktu pengiriman data, jangkauan jarak LoRa. Berdasarkan uji coba penelitian didapatkan realibilitas waktu penekanan maksimum selama 20.12 menit, jeda waktu pengiriman data rata-rata sebesar 12.37 detik, rata-rata PDR 87.69, dan tingkat keberhasilan 82.18. Sedangkan, jarak jangkau maksimum LoRa sejauh 1200 meter urban area dengan nilai minimum (Received Signal Strength) RSSI sebesar-133 dBm dan sejauh 2000 meter pada rural area dengan nilai maksimum (Received Signal Strength) RSSI sebesar-137 dBm.

ABSTRACT
In a residential environment consisting of many residents, emergencies may occur. An emergency is a condition that requires immediate handling to anticipate the occurrence of undesirable conditions, especially related to security, safety and safety. Therefore, a system is needed that can send information effectively to security forces to request immediate assistance. Along with the development of the Internet of Things, a panic button system based on IoT technology can be created, namely LPWAN technology. LoRa is one of the LPWAN technologies that has the capability of long range, low energy consumption, and low cost so it is suitable for use in system implementation. In this study used LoRa 915 MHz with Star network topology. The panic button system is equipped with a buzzer and LED strobe lights on the sending side as emergency conditioning in the surrounding environment. In addition, the system is equipped with a Web PC Server on the recipients side so that information can be displayed during an emergency. System performance can be measured by testing the systems functionality, namely the reliability of button press time, data transmission time lag, LoRa distance range. Based on the research trials, the maximum suppression time was obtained for 20.12 minutes, the average data transmission time lag was 12.37 seconds, the average PDR was 87.69, and the success rate was 82.18. Meanwhile, the maximum distance of LoRa is 1200 meters urban area with a minimum value of Received Signal Strength of-133 dBm and as far as 2000 meters in the rural area with the Received Signal Strength RSSI of-137 dBm."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Shidiq Ramdani
"Reaksi sosial yang diberikan terhadap suatu kenakalan anak sangat menarik untuk dibahas. Adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ada tidak hanya merubah bentuk dari kenakalan atau bahkan kejahatan itu sendiri, melainkan juga bentuk reaksi sosial yang diberikan kepadanya. Penelitian ini secara kualitatif membahas virtual moral panic dan digital vigilantism yang diberikan sebagai reaksi terhadap juvenile cyber delinquency yang dilakukan oleh seorang anak di dalam sosial media. Berdasarkan data yang telah diperoleh, penelitian ini menemukan bahwa (1) tindakan yang dilakukan ditujukan untuk memberikan efek jera kepada anak, (2) memberikan rasa aman terhadap komunitas, serta (3) terdapat penjelasan hubungan virtual moral panic yang dapat menyebabkan digital vigilantism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>