Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
PATRA 6(3-4) 2005 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ngabehi Yasa Widagda
"Buku ini terdiri dari 9 bagian, yaitu:
1. sangkan; 2. paran; 3. geger Trunajaya; 4. Rara sunyi; 5. Sangkan kaliyan paran; 6. tetepipun dados mitra darma; 7. wonten samadyaning paprangan; 8. lalabetanipun tiyang ingkang nunggil bumi; 9. wekasan"
Weltevreden: Bale Pustaka, 1923
BKL.1153-PW 179
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Nur Sakti
"Pengertian hidup manusia diartikan hidup dan mati, di mana setiap yang bernyawa pasti mati. Namun, dalam proses menjalani hidupnya manusia seringkali meninggalkan pengertiannya tentang asal hidupnya (Sangkan Paran Dumadi). Setiap budaya memiliki pandangan berbeda-beda mengenai definisi sangkan paran. Tujuan hidup dalam masyarakat Jawa merupakan suatu pencapaian hidup mengerti asal manusia, dan kembali manunggal dengan Sang Pencipta. Konsep tersebut terdapat dalam karya-karya sastra, seperti lagu Ngelmu Kyai Petruk. Penelitian ini ditunjukkan untuk menjelaskan pesan moral yang terdapat pada lirik lagu tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan mimetik dan dikaji dengan teori semiotik De Saussure. Berdasarkan pembahasan ditemukan ajaran moral untuk berperilaku yang baik, berkepribadian baik, hati suci, serta selalu berusaha untuk dekat juga manembah pada Gusti. Dengan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia yang telah mengenal asal hidup (sangkan paran) senantiasa memelihara cinta dan kasihnya terhadap sesama makhluk, dan kepada Tuhan. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan baru untuk masyarakat mengenai aspek-aspek kesempurnaan hidup dalam budaya Jawa.
The definition of human life is defined as life and death, where every living thing must die. However, in the process of living life humans often leave their understanding of the origin of their life (Sangkan Paran Dumadi). Every culture has different views on the definition of sangkan paran. The purpose of life in Javanese society is an achievement in life, understanding the origin of man, and returning to oneness with the Creator. This concept is found in literary works, such as the song Ngelmu Kyai Petruk. This research is shown to explain the message contained in the lyrics of the song. This study uses a qualitative method with a mimetic approach and is studied with De Saussure's semiotic theory. Based on the discussion, it was found that there are moral teachings for good behavior, good personality, pure heart, and always trying to be close and also worshiping Gusti. With these findings, it can be concluded that humans who have known the origin of life (sangkan paran) always maintain their love and affection for fellow creatures, and for God. It is hoped that this research can add new insights to the community regarding aspects of the perfection of life in Javanese culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ravendra Pratama
"Kritik sosial yang terdapat dalam cerkak Pasa Ing Paran (2020) (PIP) karya Impian Nopitasari adalah kritik terhadap pemerintah Indonesia. Hal ini menjadi salah satu alasan mendasar mengapa PIP menarik diteliti. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan kritik sosial dalam PIP melalui teori sosiologi sastra, serta kaitannya dengan kejadian di dunia nyata yang memicu munculnya kritik tersebut. Dalam penelitian ini diterapkan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kritik sosial yang terkandung dalam PIP ditujukan kepada pemerintah Indonesia, yaitu kritik terhadap kebijakan pemerintah Indonesia yang dianggap tidak membantu kondisi ekonomi rakyat di masa pandemi Covid-19. Kritik sosial tersebut ditunjukkan oleh tokoh Puguh yang menyesali tindakannya mengikuti anjuran pemerintah Indonesia, yaitu memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan tidak pulang kampung, namun pemerintah Indonesia tidak memberikannya bantuan ekonomi walaupun ia telah mengikuti anjuran tersebut. Kritik tersebut merupakan tanggapan dari pengarang PIP terhadap kurangnya efektivitas bantuan ekonomi dari pemerintah Indonesia di masa pandemi Covid-19, serta kritik tersebut berkontribusi pada budaya kritik dalam karya sastra Jawa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kritik sosial dalam PIP ditujukan kepada pemerintah Indonesia, berkontribusi kepada budaya kritik dalam kesusastraan Jawa, dan merupakan tanggapan dari masalah di lingkungan tempat hidup pengarangnya, yaitu pandemi Covid-19 di Indonesia.

Social commentary within Pasa Ing Paran (2020) (shortened as PIP) by Impian Nopitasari is a critic towards Indonesian government. It is one of the reasons why PIP is interesting to be researched. The purpose of this research is to reveal the social commentary within PIP by using literary sociology theory, as well as the relationship with real life events which inspired that criticism in PIP. This research uses the descriptive qualitative method. Result of this research shows that the social commentary within PIP is addressed towards the Indonesian government, which is a criticism toward the policies of the Indonesian government during the Covid-19 pandemic that is considered unhelpful for the economic situation of Indonesian people. The social commentary within PIP is shown through Puguh, who regretted his choice of following the suggestion of the Indonesian government to not return to his village in order to stop the spread of Covid-19, as the Indonesian government doesn’t give him economic help despite him following their suggestion. That criticism is a response from the author of PIP towards the ineffective economic assistance from the Indonesian Government during the Covid-19 pandemic, as well as the criticism within PIP being a contribution towards criticism within Javanese literature. The conclusion of this research is social commentary within PIP is addressed towards the Indonesian government, contributes towards criticism within Javanese literature, and a response from the author regarding problems within her living environment, which is the Covid-19 Pandemic in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library