Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tutty Aprianti M.
Abstrak :

Menarche merupakan tanda seorang remaja putri sudah mengalami pubertas. Kesiapan remaja putri untuk menerima menarche tergantung beberapa hat, salah satunya dipengaruhi oleh faktor perilaku orang tua. Masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya perilaku orang tua di Kabupaten Purwakarta terhadap putrinya yang mengalami menarche, dengan ruang lingkup penelitian yaitu menggali perilaku orang tua siswa SMPN I yang terletak di daerah perkotaan dan orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah Al Huda I yang terletak di daerah pedesaan di kabupaten Purwakarta Desain pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan analisa data yang digunakan yaitu analisa isi dari hasil diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam.

Basil penelitian ini mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan menarche pada sebagian besar ibu dari siswa SMPN I Purwakarta sudah baik. Sikap informan terhadap menarche postif Pantangan makanan pada saat menarche yaitu tidak boleh makan nenas, pepaya dan mentimun serta larangan tidur pada siang hari, disamping hal tersebut terdapat juga ketentuan-ketentuan yang lain seperti bila menggunting kuku maka guntingan kukunya harus dikumpulkan dan dicuci pada saat berakhirnya menarche.

Budaya informan terhadap menarche dilakukan dengan berdo'a bersama seperti pengajian atau berdoa sendiri-sendiri. informan tidak membedakan perlakuan terhadap putrinya ketika sedang menarche dengan ketika tidak menarche dan membedakan perlakuan ketika sebelum mendapatkan menarche dengan setelah menarche. Cara mencuci alat kelamin saat menarche dengan menggunakan air dan sabun rmandi.

Hasil penelitian pada ibu dari siswa Mts Al Ruda I desa Cilegong kecamatan Jatiluhur kabupaten Purwakarta diperoleh bahwa pengetahuan yang berkaitan dengan menarche pads sebagian besar informan masih kurang. Sikap informan terhadap menarche masih negatif. Pantangan makanan saat menarche yaitu tidak boleh makan nenas, pepaya, mentimun dan ikan serta larangan tidur pada siang hari , larangan untuk menggunting kuku saat menarche. Budaya informan terhadap menarche yaitu dengan cara berdoa yang dilakukan oleh sesepuh. Informan tidak membedakan perlakuan terhadap putrinya ketika sedang menarche dengan ketika tidak menarche dan membedakan perlakuan ketika sebelum mendapatkan menarche dengan setelah menarche. Cara mencuci alat kelamin saat menarche dengan menggunakan pencuci vagina tradisional, seperti air rebusan daun sirih.

Pada saat divalidasi ke putri informan ternyata informasi yang dikemukakan putri informan dengan informan pada umumnya sama, sedangkan menurut pandangan agama Islam bahwa wanita yang sudah menarche berarti ia sudah mempunyai kewajiban melaksanakan ajaran agama dan Islam tidak menganut faham menstrual tabu. Saran pada penelitian ini ditujukan kepada Departemen Kesehatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Sekolah Menengah Pertama dan peneliti lainnya.

Kepustakaan 43 (1980 -- 2000).


Parent's behavior of the student from Government Junior High School and Private Madrasah Tsanawiyah towards their daughters having menarche in Purwakarta District, 2001.Menarche is puberty sign of young girl. Their readiness to accept it depends on many things, one of them is the behavior of their parents. The problem of this tesis is the unknown parent behavor towards their daughter having menarche in Purwakarta district. The stoup of this tesis is to dig the parent behavior of I Junior high school students in the city and the parent behavior of the Madrasah Tsanawiyah Al Buda i in the rural area of Purwakarta district. The design of the tesis is qualitative design and data analysis used is content analysis and focus group discussion and indepth interview.

The result of this tesis is the better knowledge that related to the menarche in most of the mother of I Junior high school Purwakarta students. The informers' attitudes toward the menarche are positive. The forbidden food during the menarche is pineapple, papaya and cucumber and forbidden to take a nap in the afternoon and also there are some other rules such as when they cut their nails, they must collect and wash them after the end of the menarche.

The culture of the informers toward the menarche is praying either done together or alone, such as pengajian The informers did not differ their attitude to their daughters during and the absence of the menarche and differ the attitude while during and after the menarche. The way of washing the genital area during menarche is by using water and soap. The result of the mothers of Madrasah Tsanawiyah Al-Huda I students in Cilegong village, Jatuluhur country, Purwakarta district towards the menarche knowledge is less. The informers' attitudes are still negative. The forbidden food during the menarche is pineapple, papaya, cucumber and fish and forbidden to take a nap in the afternoon and to cut their nails during menarche. The informers' culture is praying which is done by the elder of the village. The informers did not differ their attitudes to their daughters during and the absence of the menarche and differ the attitude while during and after the menarche. The way of washing the genital area during menarche is by using the tradisional vaginal douching, such of boiling water from sirih leaves. When the validation to the informers' daugters is done, the informations found was the same, while to the Islam point of view says that women who had their menarche means they have the obligation to do the rules of the religion and Islam doesn't recognize the menstrual taboo. Suggestion to this research is directed to Health Department, LSM, Junior High School and other researcher.

References 43 (1980-2000)

Universitas Indonesia, 2001
T142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuce Sariningsih
Abstrak :
Tesis ini meneliti tentang perilaku orang tua miskin dalam memenuhi kebutuhan gizi balitanya. Kriteria kemiskinan pada penelitian ini adalah kriteria yang mengacu pada BKKBN, dimana kondisi keluarga miskin diidentikan sebagai keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I. Balita adalah anggota keluarga yang rentan apabila kebutuhan akan pangannya tidak terpenuni, khususnya kebutuhan akan makanan yang bergizi. Dipandang dari segi dietetik, anak-anak usia 1 - 5 tahun (pra sekolah) merupakan konsumen pasif. Mereka belum dapat mengambil dan memilih makanan sendiri, sukar diberi pengertian tentang makanan, serta kemampuan untuk menerima jenis-jenis makanan masih terbatas. Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah gizi adalah faktor ekonomi, sosial dan budaya. Hal yang menarik adalah bahwa terdapat balita miskin yang memiliki kondisi gizi baik, di samping sebagian besar balita miskin yang mengalami gizi kurang. Pertanyaan penelitian yang mendasar dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku orang tua miskin dalam memenuhi kebutuhan gizi balita ? Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara tidak berstruktur secara mendalam dan observasi langsung dengan kapasitas peneliti sebagai outsider. Informasi dipilih dengan menggunakan teknik purposive. Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhan gizi balitanya. Asumsi yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bahwa perilaku orang tua yang menentukan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan gizi balita miskin adalah perilaku dalam dimensi ekonomi dan sosial. Bagian dari dimensi ekonomi yang terpenting dalam pemenuhan kebutuhan gizi balita adalah ketrampilan dari keluarga miskin dalam mengelola pendapatan yang rendah. Aspek yang penting dalam dimensi sosial adalah penerapan pengetahuan mengenai gizi balita secara praktis dalam kehidupan sehari - hari. Sedangkan dimensi budaya yang terdiri dari komponen perilaku tabu/pantangan akan makanan tertentu dan perilaku mengutamakan makanan bagi kepala keluarga tidak memberikan kontribusi terhadap perilaku orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi balita pada keluarga informan. Keempat keluarga miskin sebagai informan dalam penelitian ini memiliki pendapatan yang rendah dan tidak menentu, perekonomian mereka sehari-hari ditandai dengan aktifitas perekonomian gali lubung tutup lubang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, terutama kebutuhan pangan, keadaan ini merupakan indikator dari kemiskinan yang mereka alami. Tetapi dua balita miskin lainnya dapat terpenuhi kebutuhan gizinya. Pada dua keluarga miskin yang memiliki balita dengan gizi baik, ibu dari balita mempunyai kreatifitas untuk mengolah makanan, toleransi yang rendah terhadap pemenuhan keinginan jajan makanan, memiliki ketelatenan yang tinggi untuk memberi makan anak balitanya, dan tidak berhenti berupaya jika balita tidak mau makan. Temuan lainnya adalah ibu berusaha memanfaatkan keberadaan Posyandu semaksimal mungkin. Di lain pihak, perilaku ayah adalah mengurangi anggaran untuk membeli rokok. Pengeluaran untuk rokok dialokasikan untuk kepentingan membeli makanan yang bergizi bagi balita. Pengetahuan mengenai gizi dan pentingnya bagi tumbuh kembang balita diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada dua keluarga miskin lainnya yang memiliki balita dengan gizi kurang bahkan buruk, ibu dari balita memiliki kreatifitas yang rendah dalam mengolah makanan, pengeluaran untuk jajan makanan cukup tinggi serta kurang telaten merawat balita. Di samping itu, ibu dari balita belum memanfaatkan Posyandu dengan baik, Perilaku ayah pada keluarga miskin yang tidak menunjang kondisi gizi balitanya adalah perilaku merokok. Konsumsi rokok dalam sehari mencapai satu sampai dua bungkus. Meskipun mereka telah mengetahui tentang gizi dan pentingnya gizi bagi tumbuh kembang balita, namun pengetahuan tersebut belum diaplikasikan pada perilakunya untuk memenuhi kebutuhan gizi balita. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, dipandang perlu bagi semua pihak terutama pemeriutah dan lembaga-lembaga pemberdaya lainnya termasuk LSM untuk memperkuat komitmennya dalam membantu memecahkan masalah gizi yang dialami oleh balita miskin. Upaya yang dilakukan dapat berbentuk pemberdayaan dalam bidang ekonomi dan pemberian motivasi pada keluarga miskin agar mereka dapat memenuhi kebutuhan gizi balitanya.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library