Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferinnadya Annisa Putri
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk menjabaran strategi komunikasi komunitas dalam meningkatkan partisipasi masyarakat membangun pariwisata lokal yang berfokus pada Kelompok Sadar Wisata Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pelibatan masyarakat dalam menciptakan iklim pariwisata yang berkelanjutan di Indonesia. Namun, kondisi di lapangan memperlihatkan bahwa partisipasi masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia masih rendah dalam kegiatan pariwisata, lebih khususnya dalam kelompok penggerak pariwisata. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses perumusan dan implementasi strategi komunikasi kelompok dalam meningkatkan partisipasi masyarakat membangun pariwisata lokal dan bagaimana strategi komunikasi tersebut berkontribusi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membangun pariwisata lokal. Penelitian ini menerapkan konsep strategi komunikasi, konsep komunikasi dalam pengangunan berkelanjutan, model komunikasi untuk perubahan sosial, dan konsep pariwisata berbasis masyarakat Community Based Tourism . Paradigma pada penelitian ini adalah post-positivistik dan menggunakan pendekatan kualitatif, serta strategi penelitian studi kasus. Penelitian ini menjelaskan bahwa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, komunitas telah menjalankan elemen-elemen dalam perumusan strategi komunikasi. Namun komunitas tersebut belum menyadari bahwa proses yang mereka jalankan merupakan bagian dari konsep strategi komunikasi. Sehingga program yang mereka jalankan sebagai strategi komunikasi belum teratur dan terukur dengan tepat.

ABSTRACT
This study is aimed for describing the communication strategy on Group in improving community participation on developing local tourism which focused on Kelompok Sadar Wisata Nglanggeran, Patuk District, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta This study is motivated by the importance of community involvement in creating sustainable tourism atmosphere in Indonesia. Since, the real condition on the field shows that the involvement of community in tourism activities at some region in Indonesia are still very inferior, especially in tourism driving group. The question of this study are how communication strategy formulation process performed by the group in improving community participation on developing local tourism and how the communication strategy contribute in improving community participation in developing local tourism. This study applied communication strategy concept, communication in sustainable development concept, communication model for social change and community based tourism. This study used post postivist paradigm and qualitative approached, also used case study strategy. This study illustrate that in improving community participation, the group performed some elements in communication strategy formulation. However, the group is still unaware that the process they performed is a part of the communication strategy concept. Therefore the program they performed as communication strategy is still not well ordered and measured."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferinnadya Annisa Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menjabaran strategi komunikasi komunitas dalam meningkatkan partisipasi masyarakat membangun pariwisata lokal yang berfokus pada Kelompok Sadar Wisata Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pelibatan masyarakat dalam menciptakan iklim pariwisata yang berkelanjutan di Indonesia. Namun, kondisi di lapangan memperlihatkan bahwa partisipasi masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia masih rendah dalam kegiatan pariwisata, lebih khususnya dalam kelompok penggerak pariwisata. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses perumusan dan implementasi strategi komunikasi kelompok dalam meningkatkan partisipasi masyarakat membangun pariwisata lokal dan bagaimana strategi komunikasi tersebut berkontribusi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membangun pariwisata lokal. Penelitian ini menerapkan konsep strategi komunikasi, konsep komunikasi dalam pengangunan berkelanjutan, model komunikasi untuk perubahan sosial, dan konsep pariwisata berbasis masyarakat Community Based Tourism . Paradigma pada penelitian ini adalah post-positivistik dan menggunakan pendekatan kualitatif, serta strategi penelitian studi kasus. Penelitian ini menjelaskan bahwa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, komunitas telah menjalankan elemen-elemen dalam perumusan strategi komunikasi. Namun komunitas tersebut belum menyadari bahwa proses yang mereka jalankan merupakan bagian dari konsep strategi komunikasi. Sehingga program yang mereka jalankan sebagai strategi komunikasi belum teratur dan terukur dengan tepat.

This study is aimed for describing the communication strategy on Group in improving community participation on developing local tourism which focused on Kelompok Sadar Wisata Nglanggeran, Patuk District, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta This study is motivated by the importance of community involvement in creating sustainable tourism atmosphere in Indonesia. Since, the real condition on the field shows that the involvement of community in tourism activities at some region in Indonesia are still very inferior, especially in tourism driving group. The question of this study are how communication strategy formulation process performed by the group in improving community participation on developing local tourism and how the communication strategy contribute in improving community participation in developing local tourism. This study applied communication strategy concept, communication in sustainable development concept, communication model for social change and community based tourism. This study used post postivist paradigm and qualitative approached, also used case study strategy. This study illustrate that in improving community participation, the group performed some elements in communication strategy formulation. However, the group is still unaware that the process they performed is a part of the communication strategy concept. Therefore the program they performed as communication strategy is still not well ordered and measured."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simon Hadi Bangun
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan model pariwisata berbasis masyarakat/community based tourism (CBT) untuk pengembangan kawasan pariwisata di Desa Semangat Gunung dan Daulu. Selain itu, penelitian mengkaji persepsi dan kebutuhan masyarakat, pengusaha, dan pemerintah terhadap perkembangan pariwisata di Desa Semangat Gunung dan Daulu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Perkembangan pariwisata yang terjadi, terdapat isu di masyarakat antara lain: pungutan liar setiap pos jalur lintas Daulu-Semangat Gunung, Pemblokadean jalur oleh oknum masyarakat, dan tingginya krisis kepercayaan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Perkembangan pariwisata di analisis menggunakan analisis triangulasi data dari observasi dan wawancara yang dilakukan bersama perwakilan masyarakat, pengusaha, dan pemerintah. Data yang diperoleh di kodefikasi melalui lima dimensi model CBT dan empat tahapan pembangunan CBT dengan menggumpulkan tanggapan dan 18 partisipan mengenai pengalaman, persepsi dan kebutuhan mereka terhadap perkembangan pariwisata. Hasil analisis mengidentifikasi pariwisata di Desa Semangat Gunung dan Daulu memiliki peluang untuk dapat mengimplementasikan konsep CBT melalui dimensi ekonomi, sosial, dan budaya yang sudah berjalan. Pada dimensi lingkungan dan politik, indikator ini masih belum optimal dilaksanakan sehingga harus di evaluasi dan dikembangkan karena merupakan hal yang baru bagi kawasan tersebut dan pentingnya peran tenaga ahli yang profesional dan keputusan politik yang kuat di masyarakar untuk dapat mengimplementasikan setiap kebijakan. Pada tahap pembangunan pariwisata, hasil analisis menghasilkan masyarakat memiliki kesiapan untuk pariwisata, memiliki kemampuan dan persiapan komunitas, serta adanya kesiapan dan pengembangan organisasi yang dilakukan oleh masyarakat. Temuan ini menekankan perlunya peran pemerintah pusat untuk saling sinkronisasi dengan pemerintah daerah hingga desa untuk dapat saling merealisasikan kebijakan dan progam kerja.

This research aims to examine the application of the community-based tourism (CBT) model for developing tourism areas in the villages of Semangat Gunung and Daulu. In addition, the research examines the perceptions and needs of the community, entrepreneurs and government regarding tourism development in the villages of Semangat Gunung and Daulu. This study uses a qualitative method. The development of tourism that occurs, there are issues in the community, including: illegal levies at each post on the Daulu-Semangat Gunung route, blockades of the route by members of the community, and a high crisis of trust that is developing among the community. Tourism development was analyzed using triangulation analysis of data from observations and interviews conducted with representatives of the community, entrepreneurs and government. The data obtained was coded through the five dimensions of the CBT model and four stages of CBT development by collecting responses from 18 participants regarding their experiences, perceptions and needs for tourism development. The results of the analysis identify that tourism in the villages of Semangat Gunung and Daulu have the opportunity to implement the CBT concept through economic, social and cultural dimensions that are already underway. In the environmental and political dimensions, this indicator is still not optimally implemented so it must be evaluated and developed because it is something new for the region and the role of professional experts and strong political decisions in society is important to be able to implement each policy. At the tourism development stage, the results of the analysis produce that the community is ready for tourism, has community capabilities and preparation, as well as readiness and organizational development carried out by the community. These findings emphasize the need for the role of the central government to synchronize with regional and village governments to be able to mutually realize policies and work programs"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Pratama Saputra
"ABSTRAK
Kelompok Sadar Wisata Pokdarwis dibentuk untuk meningkatkan komunikasi antar pemerintah danmasyarakat, peran masyarakat dalam menjaga pariwisata, Pendapatan Asli Daerah PAD , dan jumlahwisatawan di Lampung Selatan. Akan tetapi, setelah terbentuknya Pokdarwis jumlah wisatawan dan PADLampung Selatan bersifat fluktuatif dan belum sepenuhnya tercipta Sapta Pesona.Penelitian in menganalisis implementasi Pokdarwis di Rajabasa. Metode penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Lokus penelitian ini ialahKecamatan Rajabasa. Informan penelitian ialah pemerintah Dinas Pariwisata Lampung Selatan, masyarakatRajabasa, dan pengunjung wisata. Teori yang digunakan ialah teori Elmore 1979 yang terdiri dari aktoryang terlibat, partisipasi masyarakat, pola kontak antar aktor, dan kesesuaian harapan nilai kebijakan danharapan dari masyarakat dan teori Mazmanian san Sabatier 1983 yang terdiri dari karakteristik masalah,karakteristik kebijakan, dan lingkungan kebijakan.Hasil penelitian yaitu peran aktor yang terlibat disetiap desa bukan hanya keterlibatan diantarapengurus/anggota Pokdarwis saja tetapi masyarakat maupun pemerintah ikut terlibat langsung dalamkegiatan. Peran pemerintah adalah memberikan informasi terkait arti pentingnya kegiatan Pokdarwis sertapemahaman mengenai potensi desa. Peran masyarakat adalah menjalankan kegiatan sesuai dengan potensimasing-masing. Partisipasi masyarakat hanya pada tingkatan informing yaitu berpartisipasi dengan ciri khasmasing-masing ketika ada perintah dari pemerintah dan belum berpartisipasi pada tingkatan mempengaruhikebijakan. Pola kontak antara aktor kebijakan kurang maksimal karena kegiatan musyawarah yang tidakrutin dan bersifat top-down . Tingkat kesesuaian implementasi kebijakan dengan keinginan masing-masingaktor prinsip kebijakan dalam kegiatan Pokdarwis sudah sesuai dengan apa yang menjadi keinginanmasing-masing aktor yaitu dengan menerapkan kegiatan penerapan 7 tujuh Sapta Pesona. Namun, adanilai dari masyarakat yang belum bisa ditangkap oleh pemerintah yaitu nilai kebersamaan dalamberkomunikasi, nilai ini yang disebut sebagai informality culture . Faktor penghambat adalah kurangnyadana bantuan pemerintah terhadap kegiatan Pokdarwis, kualitas dan kuantitas anggota, tingkat pengetahuanmasyarakat terhadap kebijakan masih rendah, ekonomi masyarakat di desa yang ekonominya menengahkebawah serta masalah mengenai unsur bersih dan kenangan, kesadaran masyarakat dalam menjagakebersihan masih rendah, dan adanya gap komunikasi.

ABSTRACT
Conscious group tourism Pokdarwis formed to develop communication between the government andsociety, the role of the community in maintaining the tourism , local revenue , the number of tourists insouth of Lampung. But, the number of tourists and local revenue south Lampung has been fluctuating innature and has not fully Sapta Pesona created. The research in analyzing how the implementation ofPokdarwis in rajabasa.This method research is qualitative research with the approach descriptive. The locus of this research isRajabasa. This informant Research is South Lampung governments, Rajabasa societies, tourists andvisitors. This theory research is the Elmore theory 1979 consisting of actors are involved, societiesparticipation, a pattern of contact between actor, and conformity hope the policy value and hope of societiesand Mazmanian Sabatier theory 1983 that consisting of the problem characteristics, policy characteristics,and policy environments.This research results present that the role of actors involved every village is not only involvement of themembers pokdarwis but the community and the government involved directly. The government roles areto provide information regarding the importance of Pokdarwis activities and to understand of potentialvillage. Society roles are running activities in accordance potentials. Public participations are only ininforming level the participating that to participate with characteristics when there is an order of governmentand have not yet participated in influence policy level. The contact between policy actor less than maximumbecause the consultation who do not routinely and ldquo top down . The suitability of implementation policylevel with actor principal in the pokdarwis is in line with actor hopes namely by 7 seven Sapta Pesonaapplication. But, there is value who could not arrested by the government in communications value, thisvalue called as informality culture. The barrier is a lack of funds government assistance to the activitiespokdarwis, the quality and quantity of members, the community knowledge against its policies is low, thesociety economy in the village is medium level and policy knowledge level is low, society awareness inmaintaining environment tours is low, and there is communication gap."
2018
T50926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library