Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendriaty
"Ditahun 1990 United Nation and Development Programe (UNDP) memperkenalkan Human Development Index (HDI), sebagai indikator alternatif keberhasilan pembangunan. Kelebihan HDI dibanding indikator konvensional terutama PDB dan PDB perkapita adalah lebih mampu memberikan gambaran tentang pemberdayaan (empowerment) yang dilihat dari perubahan perbaikan kapasitas dasar manusianya. Kelebihan ini memungkinkan dilakukannya analisis yang lebih holistik, kontekstual dan manusiawi tentang hubungan antara kemajuan ekonomi dengan tingkat kesejahteraan manusia. Implikasi analisis ini pemahaman yang lebih dalam tentang alokasi sumberdaya manusia yang efisien, dalam pembangunan ekonomi di negara-negara yang sedang berkembang, khususnya Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, dirasakan perlunya studi tentang keterkaitan antara kemajuan/pembangunan ekonomi dengan partisipasi kerja dan atau kesempatan kerja. Studi ini dimungkinkan karena indikator HDI telah digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Departemen DaIam Negeri yang diberi nama lndeks Pembangunan Manusia (IPM), untuk mengukur tingkatan status pembangunan manusia, 297 kabupaten/kotamadya di Indonesia tahun 1990. Jika IPM merupakan ukuran pemberdayaan, maka salah satu ukuran penting dari efektifitas pemberdayaan tersebut adalah Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK).
Karena baik IPM maupun APAK mencerminkan permintaan dan penawaran, maka hubungan antara pembangunan ekonomi dengan partisipasi kerja dapat dianalisis dengan melihat hubungan APAK-IPM.
Hasil studi menunjukkan peningkatan kapasitas dasar manusia cenderung meningkatkan keinginan (partisipasi) kerja. Terlihat perbedaan pola hubungan APAK-IPM berdasarkan kategori jenis kelamin, tempat tinggal (perkotaan-perdesaan) dan tingkat pendidikan. Perbedaan pola hubungan disebabkan karena faktor-faktor perbedaan tingkat kemajuan ekonomi antar wilayah dan atau sektoral, kelembagaan dan faktor-faktor sosial ekonomi seperti budaya, tata nilai dan pandangan hidup dalam masyarakat.
Hasil studi di atas mengindikasikan bahwa optimalisasi individu sangat holistik dan konstektual. Implikasi kebijakannya adalah reoricnlasi dan atau evaluasi kebijakan pembangunan, agar lebih mengarah kepada pemenuhan kebutuban dasar, perluasan kesempatan kerja, pengurangan kesenjangan ekonomi antar daerah, sektoral, pendidikan dan gender, pembangunan kelembagaan ekonomi dan perhatian yang lebih besar terhadap faktor-faktor non ekonomi."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Anas
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan dekomposisi pada tingkat partisipasi kerja untuk menjelaskan gender gap di Provinsi DKI Jakarta pada tiga periode yaitu 1995, 2005, dan 2015. Determinan tingkat partisipasi kerja laki-laki dan perempuan diestimasi menggunakan metode probit dan marginal efek sedangkan untuk menganalisis sumber gender gap digunakan teknik dekomposisi non linear. Hasil penelitian ini menunjukkan penyebab utama gender gap tingkat partisipasi kerja berasal dari faktor-faktor struktural di pasar tenaga kerja (diskriminasi). Nilai gender gap dalam 20 tahun semakin mengecil, pada tahun 1995, 2005, dan 2015 nilainya sebesar 40,82%; 39,17%; dan 29,34%, ini menunjukkan tingkat diskriminasi di Jakarta semakin berkurang.

ABSTRACT
This research aims to decompose the employment participation rate to explain gender gap in DKI Jakarta Province in three periods (1995, 2005, and 2015). Determinant of employment participation rate of men and women was estimated by probit and marginal effect method. Non-linear decomposition technique used to analyze the source of gender gap. The results show that the main causes of gender gap comes from structural factors in the labor market (discrimination). The value of the gender gap in 20 years has decreased, in 1995, 2005, and 2015 it was 40,82%; 39,17%; and 29,34% respectiely. It shows that the discrimnination rate in Jakarta has decreased.
"
2018
T52085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnawati Dewi
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana probabilitas perempuan dalam menentukan preferensi antara bekerja dan menikah yang dilakukan secara bersama-sama, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan data dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2012. Keputusan partisipasi kerja pada seorang perempuan sangat berkaitan erat dengan keputusannya dalam status perkawinan. Status perkawinan perempuan telah diketahui akan mempengaruhi keputusan perempuan dalam berpartisipasi di pasar kerja. Metode yang digunakan adalah model sequential probit, dimana masing-masing keputusan dilakukan secara berurutan menurut model probit biner. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan perbandingan karakteristik daerah tempat tinggal dan tingkat pendidikan, di dapatkan bahwa probabilitas terbesar seorang perempuan dalam menentukan pekerjaan dan perkawinanya adalah probabilitas perempuan bekerja dan menikah dengan pendidikan Perguruan Tinggi dan tinggal di daerah perkotaan yaitu sebesar 65.39 persen. Sedangkan probabilitas terkecil adalah probabilitas perempuan yang tidak bekerja dan tidak menikah yang tinggal didaerah perkotaan dengan pendidikan SD yaitu sebesar 0.004 persen.;

ABSTRACT
This study aims to determine how the probability of women in determining her preferences between work and married and the factors that influence it, using data from the National Socioeconomic Survey (Susenas) in 2012. Decisions on a female labor forcr participation is closely related to the decision in marital status. Marital status would influence a woman's decision to participate in the labor market. The method used is sequential probit models, where each decision made in sequence according to a binary probit model. The results showed that by comparison the characteristic of the residence and level of education, found that the greatest probability is the probability of working and married women with education Universities and live in urban areas in the amount of 65.39 percent. While the smallest probability is the probability of women who do not work and are not married who live in urban areas with primary education that is equal to 0.004 percent.;This study aims to determine how the probability of women in determining her preferences between work and married and the factors that influence it, using data from the National Socioeconomic Survey (Susenas) in 2012. Decisions on a female labor forcr participation is closely related to the decision in marital status. Marital status would influence a woman's decision to participate in the labor market. The method used is sequential probit models, where each decision made in sequence according to a binary probit model. The results showed that by comparison the characteristic of the residence and level of education, found that the greatest probability is the probability of working and married women with education Universities and live in urban areas in the amount of 65.39 percent. While the smallest probability is the probability of women who do not work and are not married who live in urban areas with primary education that is equal to 0.004 percent., This study aims to determine how the probability of women in determining her preferences between work and married and the factors that influence it, using data from the National Socioeconomic Survey (Susenas) in 2012. Decisions on a female labor forcr participation is closely related to the decision in marital status. Marital status would influence a woman's decision to participate in the labor market. The method used is sequential probit models, where each decision made in sequence according to a binary probit model. The results showed that by comparison the characteristic of the residence and level of education, found that the greatest probability is the probability of working and married women with education Universities and live in urban areas in the amount of 65.39 percent. While the smallest probability is the probability of women who do not work and are not married who live in urban areas with primary education that is equal to 0.004 percent.]"
2015
T42877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olga Stephiana
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh partisipasi kerja ibu terhadap perkembangan kognitif anak menggunakan data IFLS anak berusia antara 7-10 tahun. Hasil penelitian mengindikasi adanya pengaruh negatif partisipasi kerja ibu saat anak berusia antara 0-3. Namun, partisipasi kerja ibu pada anak berusia antara 7-10 tahun berasosiasi positif terhadap kognitif anak. Akumulasi penambahan jam kerja ibu setelah anak berusia antara 0-3 tahun juga berpengaruh terhadap kognitif anak. Selain partisipasi kerja ibu, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh input-input lain, seperti input anak, input ibu, dan input keluarga.

This research discussed effect of maternal employment on child cognitive development using IFLS rsquo s data of children aged between 7 10 years old. The results indicated negative effect of maternal employment when child was 0 3 years old. Yet, maternal employment on children age 7 10 years old is positively associated with children rsquo s cognition. Accumulated additional hours of working mothers after child aged 0 3 years old also affect children rsquo s cognition positively. Furthermore, development is also affected by other inputs, such as children inputs, mother inputs, and family inputs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puji Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari sandwich generation terhadap keputusan perempuan menikah dalam pasar kerja dengan menggunakan data IFLS5. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan menikah yang berada dalam kondisi sandwich generation memiliki kecenderungan untuk tidak bekerja. Perempuan sandwich generation memiliki kemungkinan sebesar 4,7 persen untuk tidak bekerja. Di antara kedua elemen sandwich generation, yaitu anak dan orang tua, keberadaan anak khususnya anak usia balita masih menjadi pertimbangan utama bagi sandwich generation dalam pengambilan keputusan dalam pasar kerja. Selain itu, kondisi kesehatan orang tua yang tidak baik juga turut membuat perempuan memilih untuk tidak bekerja meskipun tidak signifikan secara statistik.

This study aims to examine the effect of sandwich generation on married women 39 s decisions in the labor market using IFLS5 data. The results of this study indicate that women who are in sandwich generation conditions have a tendency to not work. Female sandwich generation has a 4.7 percent chance of not working. Among the two elements of sandwich generation, children and parents, the existence of children, especially children under five years old is still a major consideration for sandwich generation women in decision making in the labor market. In addition, poor health conditions of parents also make women choose not to work even though not statistically significant."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S70082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabet Kartika Elysia
"Karya akhir ini membahas pengaruh partisipasi kerja ibu terhadap partisipasi kerja anak perempuannya setelah menikah, menggunakan data IFLS 3 dan 5. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode regresi logistik parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Indonesia terjadi transmisi intergenerasional mengenai partisipasi kerja dari ibu kepada anak perempuannya, yang memengaruhi keputusan anak perempuan tersebut untuk bekerja, bahkan setelah menikah. Umumnya keputusan kerja perempuan menikah dipengaruhi oleh pendidikan dan ekonomi keluarga, namun melalui penelitian ini penulis ingin menyajikan perspektif baru mengenai faktor pendorong partisipasi kerja perempuan menikah di Indonesia, yaitu faktor partisipasi kerja ibu kandung perempuan menikah dalam lapangan kerja.

This thesis focuses on the effect of mother rsquo s work participation on her daughters work participation after marriage, using the IFLS 3 and 5 data. Quantitative method used in this research using logistic parametric regression. Results showed that in Indonesia, intergenerational transmission exists from working mother to her daughter, which affects daughtes decision to work, even after she has married. Commonly, a married womans decision to work is affected by her education attainment and familys economic condition, but through this study, author wanted to present another possible cause of married womens decision to work in Indonesia, that is her mothers work decision.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifaturrahmi
"Terjadinya penurunan partisipasi kerja perempuan pada kelompok umur 25-34 tahun terutama di kawasan perkotaan dikarenakan ibu cenderung keluar dari pekerjaan ketika menikah dan memiliki anak. Sedangkan keberadaan anak yang masih kecil membatasi ibu untuk masuk ke pasar kerja, oleh karena itu bantuan pengasuhan dalam bentuk penambahan fasilitas pengasuhan publik dapat meningkatkan partisipasi kerja ibu terutama di sektor informal (Halim et al., 2021). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh akses fasilitas prasekolah penuh waktu (TPA) dan pendaftaran prasekolah terhadap partisipasi kerja ibu. Penelitian ini menggunakan data administrative prasekolah dan Susenas Maret 2021 dengan menggunakan metode regresi logistik multinomial multilevel dengan unit analisis perempuan menikah berusia 15 tahun ke atas yang memiliki anak terakhir usia 0-6 tahun yang tinggal bersama pasangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akses fasilitas Pendidikan prasekolah berpengaruh positif terhadap partisipasi kerja informal ibu dibandingkan ibu tidak bekerja. Namun disisi lain pendaftaran anak di prasekolah meningkatkan kecenderungan ibu tidak bekerja, dan meskipun bekerja lebih ke sektor formal. Sedangkan pendaftaran anak di penitipan meningkatkan kecenderungan ibu bekerja terutama sektor formal karena jam layanan yang lebih panjang sehingga meningkatkan peluang ibu bekerja formal.

There is a decrease in women's work participation in the age group of 25-34 years, especially in urban areas because mothers tend to leave work when they marry and have children. Whereas the presence of young children limits mothers from entering the labor market, therefore care assistance in the form of additional public care facilities can increase mothers' work participation, especially in the informal sector (Halim et al., 2021). This study aims to see the effect of access to full-time preschool facilities (TPA) and preschool enrollment on mothers' work participation. This study used preschool administrative data and the March 2021 Susenas using the multinomial multilevel logistic regression method with a unit of analysis for married women aged 15 years and over who have the last children aged 0-6 years who live with their partners. The results showed that access to preschool education facilities had a positive effect on mothers' informal work participation compared to mothers who did not work. But on the other hand enrolling children in preschool increases the tendency for mothers not to work, and even though they work more in the formal sector. Meanwhile, enrolling children in daycare increases the tendency for mothers to work, especially in the formal sector because the service hours are longer, thereby increasing the chances for mothers to work formally."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keisha Karinna Avioza
"Penelitian ini menggunakan data dari Sakernas Agustus 2021 untuk menganalisis pengaruh pelatihan dan partisipasi kerja perempuan dengan disabilitas di Indonesia. Dengan menggunakan regresi logistik biner, dapat diketahui terdapat pengaruh pelatihan terhadap partisipasi kerja perempuan dengan disabilitas. Probabilitas perempuan dengan disabilitas untuk memasuki pasar tenaga kerja pun akan semakin besar ketika mengikuti pelatihan yang bersertifikat. Namun, partisipasi kerja akan bervariasi berdasarkan jenis dan tingkat keparahan disabilitas yang dialami. Perempuan dengan disabilitas penglihatan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk bekerja. Sedangkan, perempuan dengan disabilitas fisik (mobilitas dan jari/tangan) dan mental mengalami kemungkinan yang paling kecil untuk bekerja. Kemudian, probabilitas perempuan dengan disabilitas untuk bekerja pada jenis pekerjaan apapun akan berkurang dengan meningkatnya tingkat keparahan yang dialami. Terlepas dari status disabilitasnya, perempuan dengan disabilitas yang berada dalam kelompok usia produktif (35 – 45 tahun), berpendidikan >=SMA/sederajat, bertempat tinggal di pedesaan, berstatus pernah menikah memiliki probabilitas bekerja yang lebih tinggi.

This study utilizes data from Sakernas Augustus 2021 to analyze the effect between training and work participation of women with disabilities in Indonesia. Using binary logistic regression, this study discovered that training has an impact on how many women with disabilities participate in the workforce. When they enroll in certified training, the likelihood of disabled women entering the workforce will increase even more. However, work participation will vary based on the type and degree of disabilities, where women with vision disabilities face the highest likelihood of working participation. Meanwhile, women with mental and physical disabilities (mobility and finger/hand) face the lowest likelihood of working participation. In addition, as the degree of disability increases, it becomes less likely that she will work in any sector of economic activity. Regardless of their disability status, those in the productive age group (35 – 45), have completed at least a high school education, live in rural areas, and have been married are more likely to work."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Althof Endawansa
"Partisipasi kerja penyandang disabilitas di Indonesia masih mengalami tantangan yang signifikan dibandingkan dengan bukan penyandang disabilitas. Pelatihan kerja dianggap sebagai salah satu strategi yang efektif untuk meningkatkan keterampilan dan peluang kerja mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pelatihan terhadap partisipasi kerja penyandang disabilitas di Indonesia dengan menggunakan data SAKERNAS tahun 2021. Metode regresi logistik digunakan dalam penelitian ini untuk menguji hubungan antara pelatihan dan partisipasi kerja penyandang disabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berhubungan positif dan signifikan sebesar 6,8% terhadap kecenderungan peningkatan probabilitas bekerja penyandang disabilitas. Penelitian ini mendorong pihak pemerintah maupun non-pemerintah untuk meningkatkan akses pelatihan bagi penyandang disabilitas di Indonesia.

The employment participation of people with disabilities in Indonesia still faces significant challenges compared to those without disabilities. Job training is considered one effective strategy to enhance their skills and employment opportunities. This research aims to analyze the relationship between training and the employment participation of people with disabilities in Indonesia using data from the 2021 SAKERNAS (National Labor Force Survey). Logistic regression method is employed in this study to examine the association between training and the employment participation of people with disabilities. The research findings indicate that training is positively and significantly related, with a 6.8% increase in the likelihood of employment for people with disabilities. This study encourages both governmental and non-governmental entities to improve access to training for people with disabilities in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alhanuna Alifa
"Kepala rumah tangga perempuan seringkali dianggap sebagai kelompok yang rentan terhadap kemiskinan. Beberapa literatur menunjukkan bahwa terdapat bias dalam pernyataan ini, dan perlu dilakukan pemisahan subkelompok untuk melihat tantangan yang dialami tiap jenis kepala rumah tangga perempuan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola dan perbedaan partisipasi kerja kepala rumah tangga perempuan di Indonesia dan pengaruh status perkawinan kepala rumah tangga perempuan (de facto dan de jure) di Indonesia terhadap partisipasi kerja mereka setelah dikontrol terhadap pengaruh faktor sosial ekonomi tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018. Metode yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah analisis regresi logistik multinomial. Analisis dilakukan terhadap kepala rumah tangga perempuan usia produktif (15-64 tahun). Ditemukan bahwa kepala rumah tangga perempuan yang berstatus kawin (de facto) lebih cenderung menghabiskan waktunya pada pekerjaan berbayar dan tidak berbayar (mengurus rumah tangga) dibandingkan kepala rumah tangga perempuan yang tidak berstatus kawin (de jure). Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi pemangku kepentingan terkait dalam menentukan intervensi kebijakan terhadap berbagai subkelompok kepala rumah tangga perempuan di Indonesia.

Female household heads are often seen as a vulnerable group to poverty. Some literature suggests bias in this statement, and it is necessary to disaggregate the subgroups to see the challenges faced by each type of female household head. Therefore, this study aims to explain the patterns and differences in the work participation of female household heads in Indonesia and the effect of the marital status of female household heads (de facto and de jure) in Indonesia on their work participation after controlling for the effects of socio-economic factors. This study uses a quantitative approach with secondary data from the March 2018 National Socio-Economic Survey (Susenas). The method used to analyze this data is the multinomial logistic regression. The analysis is conducted on female household heads in their productive age (15-64 years old). It is found that female household heads who are married (de facto) are more likely to spend their time in paid and unpaid work (domestic work) than female household heads who are not married (de jure). This study’s findings can be used as recommendations for relevant stakeholders in determining policy interventions for various subgroups of female household heads in Indonesia"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>