Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Dewa K.S.
"Perkembangan industri peternakan yang sangat pesat telah meningkatkan kebutuhan pakan pabrikan yang menggunakan jagung sebagai komponen utamanya. Permasalahannya ialah pabrik pakan lebih menyukai jagung impor karena jagung dalam negeri kurang memenuhi standar mutu. Mengandalkan pasokan jagung dari impor mempunyai risiko ketergantungan pada negara lain yang berdampak negatif terhadap stabilitas industri peternakan dalam negeri. Oleh karena itu, selain mening-katkan produksi, kualitas jagung dalam negeri perlu diperbaiki dengan menerapkan penanganan pascapanen yang tepat. Tulisan ini membahas kinerja penerapan pascapanen jagung di tingkat petani dan kebijakan pendukungnya. Sampai saat ini, program pembangunan pertanian masih terkonsentrasi pada upaya peningkatan produksi. Perhatian terhadap pascapanen sangat kecil, yang tercermin dari sangat kecilnya anggaran untuk meningkatkan kinerja pascapanen jagung. Akibatnya, kehilangan hasil masih tinggi dan kualitas produk rendah. Pengetahuan petani tentang pascapanen yang terbatas dan kurangnya dukungan alsintan pascapanen menjadi kendala bagi petani dalam menerapkan teknologi pascapanen. Ironisnya, pemerintah selama periode 2006-2010 cenderung memberi bantuan mesin-mesin besar berteknologi tinggi bernilai miliaran rupiah, seperti silo yang sebenarnya belum dibutuhkan petani. Bantuan alat pemipil jagung yang sangat dibutuhkan petani justru sangat kecil. Ke depan, diperlukan perbaikan kebijakan yang berorientasi pada bantuan yang benar-benar dibutuhkan petani. Selain itu, harus ada perjanjian antara pemberi dan penerima bantuan agar alsintan bantuan dimanfaatkan sesuai perjanjian disertai sanksi yang jelas dan tegas."
Kementerian Kementerian RI, {s.a.}
630 PIP 7:1 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Suarni
"Diversifikasi pangan melalui pemanfaatan jagung dapat me-ningkatkan citra jagung sebagai pangan lokal yang selama ini dinilai kurang bergengsi (inferior food). Oleh karena itu diperlukan inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing, kuantitas, kualitas, dan keamanan produk olahan jagung agar dapat disejajarkan dengan produk pangan impor (superior food). Karakterisasi sifat fisik, fisikokimia, dan fungsional jagung dalam bentuk panen muda, pipilan kering, jagung sosoh, tepung, dan pati dari setiap varietas sangat diperlukan sebagai dasar dalam menentukan produk yang akan dihasilkan. Pemahaman terhadap karakteristik tersebut merupakan kunci utama dalam memanfaatkan jagung sebagai bahan diversifikasi pangan. Arah dan strategi pengembangan inovasi teknologi diversifikasi pangan jagung berdasarkan sifat fisikokimia dan komponen fungsional difokuskan pada peningkatan produksi, ragam varietas, dan aneka produk olahan unggulan untuk mendukung industri pangan skala kecil, menengah, dan besar."
Kementerian Kementerian RI, 2014
630 PIP 7:1 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Jakarta: Balai besar riset pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan,
639 SQU
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
R. Eviyati
"Desa Pajambon adalah pusat budidaya buah jambu biji di kabupaten Kuningan. Teknik budidaya dan penanganan pasca panen disana tidak berdasarkan Standar Operasi Prosedur (SOP) dan penanganan pascapanen yang baik (Good Handling Practices/GHP) seperti penggunaan pupuk yang kurang tepat, kesuburan tanah yang tidak optimal, pengendalian hama yang tidak tepat, dan penanganan pascapanen yang tidak terlaksana dengan baik. Sekarang ini penerapan SOP dan GHP pada teknik budidaya buah jambu biji yang akan menyebabkan produksi dan kualitas hasil panen yang optimal ini sangatlah rendah. Pengetahuan petani mengenai teknik budidaya dan penanganan pascapanen harus ditingkatkan. Metode yang digunakan dalam program ini melingkungi konseling, pelatihan, dan pendampingan. Hasil dari program ini diantaranya adalah petani memahami teknik pembudidayaan dan penanganan pascapanen sesuai dengan SOP dan GHP, hasil panen dari buah jambu biji mengalami peningkatan kualitas menjadi A (≥250 g), serta penurunan hasil panen buah jambu biji yang berkualifikasi C (149 g."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library