Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Jacinda Yasmin Purnama Putri
"Penggunaan obat yang tidak rasional menjadi salah satu tantangan bagi negara berkembang karena tingginya jumlah kasus yang terjadi jika dibandingkan negara maju. Hal ini dapat berdampak negatif pada aspek ekonomi maupun kesehatan bagi masyarakat. WHO telah merancang indikator pelayanan pasien untuk mengidentifikasi resep dan pelayanan oleh tenaga kesehatan melalui pengadaan nilai optimum sebagai upaya untuk menjaga kerasionalan penggunaan obat. Evaluasi pelayanan obat menggunakan indikator pelayanan pasien masih jarang dilakukan di rumah sakit wilayah Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan obat menggunakan indikator pelayanan pasien di Klinik Umum Rumah Sakit Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan secara prospektif dengan metode observasi untuk waktu konsultasi medis dan penyiapan obat, pelabelan dan kesesuaian penyerahan obat serta melakukan wawancara untuk mengetahui pengetahuan pasien. Sampel diambil secara consecutive sampling yaitu 100 untuk waktu konsultasi medis dan 99 untuk aspek lainnya. Analisis data univariat menunjukkan hasil waktu konsultasi medis 12,44 ± 8,1 menit; waktu penyiapan obat 2738,79 ± 1729,3 detik;  kesesuaian penyerahan obat (96,25%); pelabelan obat memadai (100%); dan pengetahuan pasien (78,78%). Kemudian, dilakukan analisis bivariat terhadap pengetahuan pasien. Uji Korelasi Spearman menunjukkan nilai p=0,111, r=0,161 (usia); uji Mann-whitney U test nilai p=0,014 (tingkat pendidikan), nilai p=0,075 (jenis kelamin). Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa tidak semua aspek indikator memenuhi nilai optimum dan adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan pasien, maka dari itu pelayanan pasien di Rumah Sakit Universitas Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Irrational use of drugs is one of the challenges in developing countries because of the high number of cases that occur when compared to developed countries. It can have a negative impact on economic and public health aspects. WHO has designed patient care indicators to identify prescriptions and services by health workers through the provision of optimum values in an effort to maintain rational drug use. Evaluation of drug services using patient care indicators is slightly done in Indonesia, especially in hospitals. This research was conducted to evaluate drug services using patient care indicators in the general outpatient at The University of Indonesia Hospital. It was conducted prospectively with observation for consultation and dispensing time, adequately labeled, and drugs actually dispensed also using the interview to determine patient's knowledge. Samples were taken consecutively with 100 samples for consultation time and 99 samples for other aspects. The univariate data analysis shows results for consultation time is 12,44 ± 8,1 minutes; drugs dispensing time is 2738,79 ± 1729,3 seconds; drugs actually dispensed is (96,25%); adequately labeled (100%); and patient's knowledge is (78,78%). Then, conducted bivariate analysis of patient’s knowledge. Spearman Correlation test analysis showed p=0,111, r=0,161 (age); Mann-whitney U Test showed p=0,014 (educational), p=0,075 (gender). Based on the results, it is concluded that not all aspects of indicators meet the optimum values and there was a relationship between educational level with patient's knowledge, therefore patient care at The University of Indonesia Hospital still needs to be improved."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Luthfiya Azzahrini
"Saat ini diperkirakan setengah dari seluruh obat di dunia diresepkan, dibagikan, atau dijual dengan cara yang tidak tepat. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional. World Health Organization (WHO) merekomendasikan tiga indikator utama dalam penilaian standar kerasionalan penggunaan obat yaitu peresepan, pelayanan, dan fasilitas. Hasil penelitian sebelumnya pada tahun 2017 menunjukkan bahwa puskesmas kecamatan kota Depok belum memenuhi rekomendasi standar kerasionalan penggunaan obat dari WHO.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penggunaan obat rasional berdasarkan indikator pelayanan pasien dari WHO. Penelitian merupakan deskriptif-analitik dengan desain potong-lintang secara prospektif yang dilakukan di Puskesmas Mekarsari, Kota Depok pada 2020 setelah proses akreditasi yang dilakukan pada tahun 2019. Sampel penelitian merupakan pasien poli umum yang masuk ke dalam kategori inklusi. Responden berjumlah 30 orang dengan 30 resep. Menurut hasil observasi, dari seluruh parameter yang dinilai hanya parameter kesesuaian penyerahan obat serta persentase pelabelan obat yang memenuhi rekomendasi WHO.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu konsultasi 3,87 menit rata-rata waktu penyiapan dan penyerahan obat 271,8 detik kesesuaian penyerahan obat 100,00% pelabelan obat cukup 100,00% serta pengetahuan pasien mengenai obat yang benar 41,71%. Analisis uji korelasi spearman menggunakan SPSS menunjukkan hasil terdapat korelasi negatif antara umur pasien dengan pengetahuan pasien terhadap obat yang benar serta korelasi positif antara umur pasien dengan pengetahuan pasien terhadap obat yang benar. Berdasarkan hasil dapat ditarik kesimpulan bahwa pengunaan obat di Puskesmas Mekarsari, Kota Depok belum rasional dilihat dari indikator pelayanan pasien WHO.

It is estimated that half of all drugs in the world are prescribed, distributed or sold in an inappropriate manner. This can lead to irrational use of drugs. The World Health Organization (WHO) recommends three main indicators in assessing the rationality of drug use, namely prescribing, patient care, and facilities. The results of previous studies in 2017 showed that the Puskesmas in the sub-district of Depok have not met the recommendations for the rational drugs use base on WHO.
This research was conducted to analyze rationality of drugs use based on WHOs patient care indicators. The research was conducted as descriptive-analytic study with a prospective cross-sectional design whis was conducted at Mekarsari Health Center, Depok City in 2020 after accreditation. The samples are patients whos suitable with inclusion criteria. There are 30 respondents with 30 prescriptions. According to observations, there are three parameters, which is the average drugs dispensing time, percentage of medicines that is actually dispensed and the percentage of drug which adequately labelled that meet WHO recommendations.
Results showed the average of consultation time is 3.87 minutes average drugs dispensing time is 271.8 seconds average percentage of medicines actually dispensed 100% average percentage of medicine that is adequately labeled 100% average percentage of patients with knowledge of correct doses 41.71%. Spearman correlation test analysis showed there is a negative correlation between the age of the patients with patients knowledge of correct doses and a positive correlation between the age of the patients with patients knowledge of correct doses. Based on the results it can be concluded that the use of drugs in the Mekarsari Health Center, Depok City has not been rational in terms of WHO patient care indicators.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library