Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elvin Rommel
"Penyelenggaraan kesehatan pada sarana kesehatan harus memperhatikan mutu dari pelayanan yang diberikan, demikian juga rumah sakit. Pengelola rumah sakit harus dapat memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki guna memenuhi kebutuhan dan harapan pasien. Untuk memperoleh hasil yang baik, diperlukan sistem keuangan yang baik, kepuasan pelanggan, melaksanakan bisnis dengan profesional dan meningkatkan sumberdaya manusia. Pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja keempat aspek tersebut adalah dengan menggunakan balance scorecard. Rumah sakit ABC ingin mengetahui kinerja dengan menggunakan balanced scorecard.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kinerja rumah sakit ABC dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard. Data primer yang diperoleh dari responden dan data sekunder diperoleh dari laporan rumah sakit dianalisa dengan analisa deskriptif.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa :
1). Aspek keuangan, pertumbuhan pendapatan rumah sakit ABC tahun 2005 adalah 112,5 %. Pertumbuhan pengeluaran tahun 2005 adalah 109,9 %. Perbandingan pendapatan dengan pengeluaran tahun 2005 adalah 102,4 %, dan memiliki keuntungan.
2). Aspek pelanggan, dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan pelanggan adalah sebesar 97,8 %. Retensi pelanggan sebesar 69,12 %. Pangsa pasar tahun 2005 sebesar 128,9 %.
3). Aspek proses bisnis internal, dimana jumlah pasien lebih dari 43.000 tahun 2005. BOR sebesar 43,46 %. BTO sebesar 30,1 kali. NDR dan GDR masih kurang dari 45 orang dan 25 orang.
4). Aspek pertumbuhan dan pembelajaran, tingkat kepuasan pegawai adalah sebesar 49,8 %. Tingkat turn over pegawai sebesar 8,22 %. Pendapatan perusahaan per pegawai sebesar Rp 45.691316. Kemampuan sistem informasi rumah sakit kurang baik. Jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan tahun 2005 adalah 48 orang.
Dan hasil penelitian keempat aspek dengan pendekatan balanced scorecard diperoleh kesimpulan bahwa kinerja rumah sakit ABC sudah cukup.

The Health of implementation at means of health has to watch a service quality, include a hospital. Hospital management must exploit its resources to meet patient needs and expectation. To meet a good result it needs a good financial system, able to satisfy customer, do business professionally and upgrade human resource. To increase these aspecs, it can be use balanced scorecard approach. ABC hospital whiles to present its performance by using the balanced scorecard.
This research goal is detecting ABC hospital performance with balanced scorecard approach. The primer data from respondents and secondary data from hospital report analyzed with descriptive analysis.
From the research we can see that
1) financial aspect, increase of income for 2005 was realized 112,5 %. Increase of outcome for 2005 was 109,9 %. Income and outcome ratio for 2005 was 102,4 % and there was a positive balance.
2) Customer aspect, it can be said that the average customer satisfaction was 97,8 %. Customer retention was 69,12 %. Market segmentation for 2005 was 128,9 %.
3) Internal business aspect, there were more than 43.000 visits made by patients in 2005. The BOR for 2005 was 43,46 %. BTO was 30,1 times. The NDR and GDR were lower than 45 persons and 25 persons.
4) Growth and learn aspect, employee satisfaction was 49,8 %. Employee turn over was 8,22 %. Productivity in 2005 was Rp. 45.691.316. Hospital information system was not capable. There were 48 persons have a training for 2005.
From the research, it can be conclude that the four aspect which using balanced scorecard approach were quite satisfaction."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deavibia Salsabila
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dokter di Indonesia dalam meresepkan obat yang mengandung bahan halal. Hal ini penting mengingat mayoritas populasi Indonesia beragama Islam, di mana konsumsi produk halal menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang kesehatan. Penelitian lain telah banyak berfokus pada sisi konsumen atau pasien, namun sedikit sekali yang mengkaji penelitian dari perspektif dokter dalam konteks farmasi. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang melibatkan 286 dokter, baik dokter umum, dokter spesialis, dokter subspesialis, maupun doktor dari 20 provinsi di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang dirancang berdasarkan kombinasi antara Teori KAP (Knowledge, Attitude, Practice) dan TPB (Theory of Planned Behavior), dengan menambahkan variabel religiusitas, faktor produk, faktor pasien, persepsi, dan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa sikap, faktor produk, persepsi, dan norma subjektif berpengaruh signifikan terhadap intensi seorang dokter dalam meresepkan obat halal. Hal ini ditemukan serupa pada 3 model, baik model KAP, TPB, maupun teori gabungan antara KAP & TPB. Namun, faktor pasien dan kontrol perilaku yang dirasakan ternyata tidak berpengaruh terhadap intensi dokter dalam meresepkan obat halal pada teori gabungan dan TPB. Teori KAP dan TPB sendiri dinyatakan memperkuat teori gabungan antara Teori KAP dan TPB dalam uji analisisnya karena hasil dari ketiga model telah sama. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat keinginan yang kuat dari para dokter untuk meresepkan obat yang mengandung bahan halal, terutama ketika mereka memahami pentingnya aspek halal bagi pasien mereka, namun belum terealisasi dengan baik dikarenakan adanya keterbatasan pada ketersediaan obat halal. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya peningkatan edukasi dan sosialisasi mengenai obat halal di kalangan tenaga medis, serta penyediaan informasi yang memadai tentang ketersediaan obat halal di pasaran. Hal ini diharapkan dapat mendukung keputusan klinis yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan pasien, serta mendorong industri farmasi untuk lebih aktif dalam memproduksi obat-obatan yang memenuhi standar halal.
......This study aims to analyze the factors that affect doctors' decisions in Indonesia in prescribing drugs containing halal ingredients. This is important considering that the majority of Indonesia's population is Muslim, where the consumption of halal products is one of the important aspects of daily life, including in the health sector. Other studies have focused heavily on the consumer or patient side, but very few have examined research from a physician's perspective in the pharmaceutical context. This study uses a quantitative approach with a survey method involving 286 doctors, both general practitioners, specialist doctors, subspecialist doctors, and doctors from 20 provinces in Indonesia. Data collection was carried out through a questionnaire designed based on a combination of KAP (Knowledge, Attitude, Practice) and TPB (Theory of Planned Behavior) Theory, by adding variables of religiosity, product related factors, patient related factors, perception, and behavior. The results of the study show that attitudes, product factors, perceptions, and subjective norms have a significant effect on a doctor's intention in prescribing halal drugs. This was found to be similar in 3 models, both the KAP and TPB models, as well as the combined theory between KAP & TPB. However, the patient factor and perceived behavior control did not affect the doctor's intention in prescribing halal drugs on the combined theory and TPB. The KAP and TPB theories themselves are stated to strengthen the combined theory between the KAP and TPB Theories in their analysis tests because the results of the three models are the same. This study concludes that there is a strong desire from doctors to prescribe drugs containing halal ingredients, especially when they understand the importance of halal aspects for their patients, but it has not been well realized due to the limitations of the availability of halal drugs. The recommendations of this study are the need to increase education and socialization about halal drugs among medical personnel, as well as the provision of adequate information about the availability of halal drugs on the market. This is expected to support clinical decisions that are more in line with patient needs and beliefs, as well as encourage the pharmaceutical industry to be more active in producing medicines that meet halal standards."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library