Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hilmy Fauzan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan file log 20-Hz dengan Analytical Anisotropic Algorithm (AAA) dalam perhitungan dosis, dengan tujuan mengurangi beban kerja untuk Patient specific quality assurance (PSQA) dalam rutinitas klinis. Dalam penelitian ini, 19 rencana klinis kepala dan leher menggunakan VMAT dan 15 rencana klinis kepala dan leher menggunakan IMRT dipilih secara acak. Perangkat lunak perhitungan dosis yang digunakan adalah Eclipse, yang menggunakan AAA sebagai algoritma perhitungan dosis sekunder. Selain itu, perangkat lunak TPS Monaco juga digunakan dengan algoritma XVMC sebagai algoritma perhitungan dosis sekunder. File log 20-Hz diubah menjadi paket DICOM RT Plan dan dievaluasi menggunakan Eclipse dan Monaco sebagai sumber untuk on-treatment quality assurance. Evaluasi dilakukan terhadap beberapa metrik PTV (Dmean, D95%, dan D2%) antara RT Plan dan Log-file yang dievaluasi menggunakan kedua algoritma. Namun, untuk rencana IMRT, evaluasi hanya dilakukan menggunakan algoritma AAA. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang kuat pada ketiga metrik PTV antara RT Plan dan Log-file Plan baik pada kasus IMRT maupun VMAT yang dievaluasi menggunakan algoritma AAA. Ketika menggunakan algoritma XVMC, korelasi pada metrik PTV menunjukkan hasil yang kuat namun dengan dua data pencilan . Analisis gamma dilakukan dengan parameter (2%/2mm/30%), (1%/1mm/30%), dan (3%/2mm/10%). Hasil evaluasi GPR pada IMRT menunjukkan hasil yang konsisten dan memenuhi semua kriteria. Hal ini didukung oleh analisis varians yang menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara nilai GPR pada ketiga kriteria. Namun, pada hasil evaluasi GPR VMAT, uji t menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada satu kriteria, yaitu (1%/1mm/30%). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan file log 20-Hz dan algoritma AAA memiliki potensi untuk mengurangi pengukuran berbasis phantom sebagai metode Patient specific quality assurance (PSQA).

This study aims to evaluate the use of 20-Hz log-files with the Analytical Anisotropic Algorithm (AAA) for dose calculations, with the goal of reducing the workload for Patient specific quality assurance (PSQA) in clinical routines. For this purpose, a total of 19 clinical head and neck VMAT plans and 15 clinical head and neck IMRT plans were randomly selected. The treatment planning system (TPS) used was Eclipse, which also served as the software for secondary dose calculation using AAA. In addition to Eclipse, the TPS Monaco was also used as software for secondary dose calculation using the XVMC algorithm. The 20-Hz log-files were converted into DICOM RT Plan packages and evaluated in Eclipse and Monaco as sources for on-treatment quality assurance. The evaluation involved comparing several PTV metrics (Dmean, D95%, and D2%) between the RT Plan and the Log-file evaluated with both algorithms. However, for the IMRT plans, the evaluation could only be performed with the AAA algorithm. The results showed a strong correlation in all three PTV metrics between the RT Plan and the Log-file Plan, both for IMRT and VMAT cases evaluated using the AAA algorithm. However, when comparing the PTV metrics using the XVMC algorithm, the results showed a strong correlation, except for two outlier data. Gamma analysis was performed using criteria of (2%/2mm/30%), (1%/1mm/30%), and (3%/2mm/10%). The GPR evaluation results for IMRT showed consistent passing rates for all criteria. This was supported by the analysis of variance, which indicated no significant differences between the GPR values for the three criteria. However, in the GPR evaluation of VMAT, the t-test indicated a significant difference in one criterion, namely (1%/1mm/30%). Therefore, the use of 20-Hz log-files and the AAA algorithm has the potential to reduce phantom-based measurements as part of Patient specific quality assurance (PSQA).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Dandi Sugandi
"Radioterapi merupakan pengobatan kanker yang menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel kanker tanpa akibat fatal pada jaringan sehat di sekitarnya untuk tujuan kuratif maupun paliatif. 3D-CRT menjadi salah satu teknik yang digunakan untuk penyinaran kanker dengan IMRT dan VMAT sebagai pengembangan teknik radiasi dengan memvariasikan modulasi lapangan dan gantry. Oleh karena itu, prosedur patient-specific quality assurance (PSQA) dibutuhkan untuk memverifikasi dosis perencanaan dengan dosis yang disampaikan ke pasien. PRIMO adalah program simulasi Monte Carlo yang dapat digunakan dalam verifikasi dosimetri plan treatment (TPS) radioterapi dengan cara menghitung distribusi dosis radiasi dan membandingkannya dengan hasil pengukuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa TPS dan membandingkan hasil perhitungan distribusi dosis TPS dengan simulasi PRIMO Monte Carlo. Perencanaan 3D-CRT, IMRT, dan VMAT dilakukan menggunakan Rando breast phantom pada TPS, kemudian distribusi dosis dibandingkan dengan hasil simulasi PRIMO untuk mendapatkan nilai HI dan CI, serta dapat mengevaluasi dose constraint pada OAR. Evaluasi dosimetrik dosis dari simulasi rekonstruksi pada volume target menghasilkan nilai HI sebesar 0,16 hingga 0,20 untuk perencanaan 3D, 0,08 hingga 0,40 untuk perencanaan IMRT dan 0,14 hingga 0,82 untuk perencanaan VMAT. Serta nilai CI sebesar 0,93 hingga 0,95 untuk perencanaan 3D, 0,81 hingga 0,99 untuk perencanaan IMRT dan 0,67 hingga 0,95 untuk perencanaan VMAT. Perbandingan antara TPS dan Monte Carlo menunjukkan bahwa PSQA yang dilakukan pada 3D-CRT memiliki deviasi HI dan CI yang lebih kecil daripada IMRT dan VMAT. Namun, terdapat penurunan HI dan CI yang signifikan pada simulasi perencanaan IMRT dan simulasi berkas Dynalog VMAT. Dosis yang diterima pada OAR masih berada dalam ambang batas penerimaan yang menandakan sparing yang baik pada jaringan sekitar. Untuk prosedur PSQA, teknik 3D-CRT masih menjadi yang paling aman karena tingkat kompleksitasnya yang lebih rendah dibandingkan dengan IMRT dan VMAT, namun tidak menutup kemungkinan bahwa distribusi dosis yang dihasilkan lebih merata.

Radiotherapy is a cancer treatment that uses ionizing radiation to kill cancer cells without fatal consequences to surrounding healthy tissue for curative and palliative purposes. The 3D-CRT is one of the techniques used for irradiation with IMRT and VMAT as an advanced radiation technique, where radiation doses are administered using variated beam modulation and gantry. Therefore, a patient-specific quality assurance (PSQA) procedure is needed to ensure the accuracy of the treatment plan. PRIMO is a Monte Carlo simulation program that can be used in the verification of radiotherapy treatment plan (TPS) by calculating and comparing the dose distribution with the measurement. This study aims to evaluate the performance of the TPS and compare the results of the TPS dose distribution calculation with the PRIMO Monte Carlo simulation. The planning of 3D-CRT, IMRT, and VMAT was carried out using Rando breast phantom at TPS, and then the dose distribution was compared with the results of PRIMO simulation to obtain HI and CI values and evaluate the dose constraint on OAR. Dosimetric evaluation of the dose from the reconstruction simulation at the target volume resulted in an HI value of 0.16 to 0.20 for 3D planning, 0.08 to 0.40 for IMRT planning, and 0.14 to 0.82 for VMAT planning. As well as a CI value of 0.93 to 0.95 for 3D planning, 0.81 to 0.99 for IMRT planning, and 0.67 to 0.95 for VMAT planning. The TPS and Monte Carlo comparison shows that the PSQA conducted on 3D-CRT has a smaller HI and CI deviation than IMRT and VMAT. However, there was a significant decrease in HI and CI in IMRT planning simulations and Dynalog VMAT file simulations. The dose received at OAR is still within the dose threshold tolerances, indicating good sparring in the surrounding tissues. For the PSQA procedure, the 3D-CRT technique is still the safest due to its lower level of complexity compared to IMRT and VMAT, but the resulting dose distribution may be more even."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Robby Fairuzzihab Qodarul
"Intensity modulated radiotherapy (IMRT) dan volumetric modulated arc therapy (VMAT) merupakan teknik radioterapi yang sering digunakan karena kompleksitasnya yang tinggi memungkinkan pemberian dosis yang maksimal pada target dengan meminimalkan dampak terhadap jaringan sekitar. Prosedur patient-specific quality assurance (PSQA) dibutuhkan untuk memastikan kesesuaian yang baik antara dosis perencanaan pada TPS dan dosis yang diterima saat pemberian pengobatan. PRIMO adalah perangkat lunak yang dapat melakukan PSQA dengan simulasi rekonstruksi berkas dynalog. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan verifikasi dosis perencanaan awal dan hasil simulasi untuk memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan yang direncanakan, serta mengevaluasi kriteria penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebanyak 5 data perencanaan dan berkas dynalog IMRT dan VMAT pasien kanker head and neck disimulasikan menggunakan PRIMO untuk mendapatkan distribusi dosis, kemudian dibandingkan dengan hasil perencanaan TPS untuk mendapatkan nilai gamma pass rate (GPR), percentage of agreement (PA) dan root-mean-square error (RMS) sehingga dapat dievaluasi. Perbandingan menunjukkan bahwa GPR 3%/3 mm dan 2%/2 mm memiliki hasil yang baik, dengan nilai rata-rata lebih besar dari 95% dan standar deviasi yang cukup kecil. Namun, evaluasi PA yang dilakukan menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, banyak perbandingan struktur pada DVH yang menunjukkan nilai kurang dari 99% yang menjadi batas kelulusan verifikasi. Sedangkan RMS hampir tidak memiliki dampak langsung terhadap penyimpangan distribusi dosis yang dihasilkan dan memiliki nilai yang jauh lebih baik dari batas yang ditentukan. Metode verifikasi dosis menggunakan GPR dan RMS masih menjadi relevan karena mendapatkan hasil yang sesuai dengan rekomendasi, bahkan dapat menerapkan batas yang lebih ketat menggunakan kriteria GPR 2%/2 mm ≥95% dan RMS <1 mm. PA masih belum dapat menjadi evaluator tunggal, namun bisa menjadi pendukung dari parameter lainnya.

Intensity-modulated radiotherapy (IMRT) and volumetric modulated arc therapy (VMAT) allow the delivery of maximum possible dose to the target while minimizing the influence on surrounding tissues. Patient-specific quality assurance (PSQA) is required to ensure good agreement between the planning dose by TPS and the dose received during treatment delivery. PRIMO can perform PSQA using dynalog files reconstruction simulation. This study aims to verify the simulation dose to ensure the dose delivered is in accordance with the planning dose, and to evaluate the previously established acceptance criteria. A total of 5 planning data and dynalog files for IMRT and VMAT head and neck cancer patients were simulated in PRIMO to obtain dose distribution, their results were compared to TPS planning results to obtain gamma pass rate (GPR), percentage of agreement (PA), and root-mean-square error (RMS) for evaluation. The comparison showed the 3%/3 mm and 2%/2 mm GPRs had good results, with average values greater than 95% and relatively narrow standard deviations. PA evaluation showed unsatisfactory results, with many comparisons on dose-volume histogram (DVH) having values less than 99% as the verification pass limit. Root-mean-square error (RMS) affected almost nothing in the deviation of simulated dose distribution and had better values than the specified limit. The dose verification method using GPRs and RMS was relevant because the evaluation results produced within the recommendations, stricter limits of GPR 2%/2 mm ≥95% and RMS <1 mm could be applied. The PA could not be the sole evaluator but complement other parameters for verification."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library