Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edward Iswardy
"Telah dibuat suatu prototipe untuk memantau dan mengukur aktivitas fisik tubuh manusia secara nirkabel menggunakan sensor akselerometer berbasiskan mikrokontroler dan komputer, yang dinamakan SPAFT-NA (Sistem Pemantau Aktivitas Fisik Tubuh Nirkabel berbasis Akselerometer). Prototipe menggunakan catu daya tunggal +3V. Sistem perangkat mempunyai kinerja yang baik dimana kesalahan pengukuran dalam besaran g (gravitasi) di bawah 5.1% dan koefisien korelasi antara pengukuran sudut kemiringan dengan tegangan keluaran lebih besar dari 0.99. Sistem dapat mendeteksi perbedaan jenis aktivitas fisik tubuh manusia seperti berdiri, duduk, tidur, berjalan, berlari, dan naik tangga, secara realtime dan simultan pada sumbu XYZ. Di samping itu, prototipe juga dapat berfungsi sebagai pedometer untuk mengukur data aktivitas dinamis seperti jumlah langkah, jarak tempuh, lama aktivitas, dan energi yang dipakai selama aktivitas. Sistem peralatan menunjukkan hasil pengukuran yang sama baiknya dengan produk pedometer komersial (Omron HJ-113). Bahkan, prototipe memperlihatkan kinerja yang lebih baik karena dapat mengukur pemakaian energi untuk aktivitas yang berbeda.

Body has been made using accelerometers based on microcontroller and computer named as SAFT-NA (Sistem Pemantau Aktivitas Fisik Tubuh Nirkabel berbasis Akselerometer). The prototype has had low power system using +3V single supply. It shown that error range in term of g (gravitation) was below 5.1% and the coefficient of correlation between measure tilt and output voltage was greater 0.99. The system could detect different human body?s activities such as standing, sitting, lying, walking, running, and stepping up the stair, in realtime and simultaneously on XYZ-axis. Moreover, it acted as a pedometer for measuring dynamic activities, such as number of step, distances, time span, and energy expenditure. It shown that the system had a good correlation with a commercial product (Omron HJ-113). However, it shown that the system had better performance as it could calculate energy expenditure for different activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21389
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Dwiyani
"Kanker payudara merupakan jenis keganasan tersering pada wanita di Indonesia. Kemoterapi dan inaktivitas fisik selama pengobatan kanker menyebabkan penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup. Rehabilitasi preventif dengan latihan aerobik terbukti bermanfaat meningkatkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup pada populasi ini, namun studi mengenai aktivitas berjalan kaki terukur pedometer masih belum diteliti di Indonesia. Studi ini bertujuan menilai efek aktivitas berjalan kaki harian 4000 langkah selama 8 minggu terhadap kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien kanker payudara stadium II-III yang menjalani kemoterapi. Studi ini adalah one group pre and post test design, dilakukan pada 15 subjek, berusia 25-59 tahun, di poliklinik Rumah Sakit Kanker Dharmais. Kapasitas fungsional ditentukan dari jarak tempuh uji jalan enam menit protokol Nury dan kualitas hidup dengan EORTC-QLQ-C30 versi Bahasa Indonesia, yang dinilai sebelum dan setelah rehabilitasi preventif. Rerata capaian jumlah langkah harian adalah 5005,26+1574 langkah. Tidak ditemukan perbedaan kapasitas fungsional sebelum dan setelah rehabilitasi (436,84±47,87 dan 449,64±51,84, p=0,0143). Terjadi peningkatan kualitas hidup global EORTC QLQ-C30 setelah penerapan aktivitas berjalan kaki terukur (63,89±30,97 dan 82,78±14,24, p=0,011). Aktivitas berjalan kaki terukur pedometer selama 8 minggu mempertahankan kapasitas fungsional dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien kanker payudara stadium II-III yang menjalani kemoterapi.

Breast cancer is the most common cancer amongst Indonesian women. Chemotherapy and physical inactivity during cancer treatment lead to decreased functional capacity and quality of life, which could be prevented by doing aerobic exercise. However, studies on pedometer-based walking activity programs have not been studied in Indonesia. This study aimed to assess the effects of eight weeks of 4000-steps of the pedometer-based walking activity program on functional capacity and quality of life in stage II-III breast cancer patients receiving chemotherapy. This study was a one-group pre-and post-test design with 15 subjects, aged 25-59 years, in the outpatient of Rumah Sakit Kanker Dharmais. The functional capacity was determined from the six-minute walk test distances of the Nury's protocol and quality of life with the EORTC-QLQ-C30 Indonesian version, which were assessed before and after rehabilitation. The average daily step count was 5005.26+1574 steps. There was no difference in functional capacity before and after rehabilitation (436.84±47.87 and 449.64±51.84, p=0.0143). There was an increase in the global quality of life of the EORTC QLQ-C30 after the implementation of measured walking activities (63.89±30.97 and 82.78±14.24, p=0.011). Eight weeks of pedometer-based walking activity program maintains functional capacity and improves the quality of life in stage II-III breast cancer patients receiving chemotherapy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andes Goutama
"Pada penelitian ini digunakan akselerometer sebagai pemantauan aktivitas fisik langkah kaki telah dilakukan dengan mengaplikasikan sebagai pedometer. WiTilt V 2.5 merupakan akselerometer MEMS berbasis Bluetooth dengan tiga sumbu MMA 7260Q yang berfungsi untuk mendeteksi aktivitas fisik pasien saat berjalan dan berlari dengan mengukur jumlah langkah dan pengukuran konsumsi energi (energy axpenditure). Selain itu, alat tersebut digunakan sebagai pendeteksi ketika pasien terjatuh. Pengukuran jumlah langkah dilakukan dengan menggunakan metode peak detection, sedangkan pengukuran konsumsi energi dilakukan dengan menggunakan nilai metabolic equivalent (MET) yang bernilai 3,3 untuk aktivitas berjalan dengan langkah sedang pada permukaan datar, dan 5 untuk aktivitas berlari sedang dengan kecepatan konstan. Untuk pendeteksian pasien yang mengalami peristiwa terjatuh dengan menggunakan metode analisa pembanding pada peak yang terukur. Dari hasil pengamatan sinyal MMA 7260Q yang digunakan sebagai pengukuran aktivitas berjalan dan berlari ditemukan adanya penyimpangan nilai periode output yang diperoleh terhadap nilai periode standard namun masih berada dalam kisaran normal. Namun demikian, untuk dapat merancang monitor portabel aktivitas pasien dengan akurasi tinggi masih diperlukan studi lebih lanjut dengan menggunakan metode yang lain.

This experiment uses accelerometer as a physical monitoring activity of foot steps which has been done with applying it as a pedometer. WiTilt V 2.5 is an accelerometer MEMS which is based on Bluetooth with three axis MMA 7260Q which functions to detect the physical activity of the patients when they are walking and running with measuring the amount of the steps and the energy axpenditure. Moreover, it also has been used to detect the accident when the patients fall. The measuring the amount of the steps has been done using the peak detection method, whereas the measuring of the consumption of the energy has been done using the metabolic equvalent (MET). while the energy expenditure measurement was based on the amount of detected steps and using a MET (metabolic equivalent) values of 3,3 for walking activity with moderate pace on level surface and 5 for the running activity with a medium constant velocity . For the detection of the patients who fall is done by using contrast analysis method on the peak. From the monitoring the signal of the MMA7260Q which is used as the measurement of the running and walking activities has been found a foul that some errors in measured period compared to standard period but still in the normal range. Nevertheless, to build a portable monitor for the activity of the patients with a high accuracy is still needed with a thorough research by using other methods."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S29004
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zenik Kusrini
"Latar belakang: Peningkatan populasi usia lanjut diikuti dengan meningkatnya masalah kesehatan terkait penurunan kapasitas fungsional. Gangguan kognitif ringan sering dijumpai pada usia lanjut, yang merupakan fase transisi sebelum berkembang menjadi demensia. Aktivitas fisik yang bersifat aerobik terbukti bermanfaat mempertahankan fungsi kognitif usia lanjut dan mencegah terjadinya demensia pada populasi ini, namun studi berjalan kaki terukur menggunakan pedometer belum diteliti di Indonesia.
Metode: Studi ini bertujuan menilai efek aktivitas berjalan kaki terukur minimal 4000 langkah setiap hari selama 12 minggu terhadap fungsi kognitif usia lanjut dengan gangguan kognitif ringan. Studi ini adalah studi intervensi mixed method, quantitative and qualitative research, dilakukan pada 12 subjek, berusia 60-74 tahun, di Poliklinik Rumah Sakit Ciptomangukusumo. Penilaian fungsi kognitif menggunakan kuesioner MoCa-Ina berbahasa Indonesia, yang dinilai sebelum dan setelah intervensi.
Hasil: Rerata capaian jumlah langkah harian adalah 5689 ± 505,59 langkah. Terjadi peningkatan rerata nilai MoCa-Ina sebelum dan setelah intervensi (26,0 ± 3,16 dan 27,29 ± 1,49, p=0,175). Pada akhir intervensi, dilakukan wawancara kepada seluruh subjek yang berhasil menyelesaikan program, didapatkan bahwa seluruh subjek merasakan peningkatan kebugaran fisik dan tidak ada efek samping yang terjadi selama intervensi.
Simpulan: Aktivitas berjalan kaki terukur minimal 4000 langkah setiap hari selama 12 minggu dapat mempertahankan fungsi kognitif usia lanjut dengan gangguan kognitif ringan.

Background: The increasing of elderly population followed by increasing health problems due to decreased functional capacity. Mild cognitive impairment commonly found in the elderly, which is a transitional phase before developing into dementia. Aerobic physical activity has been shown to be beneficial in maintaining cognitive function in the elderly and preventing dementia in this population, however, studies of walking-based pedometer have not been studied in Indonesia.
Methods: This study aims to assess the effect of 12 week of 4000-daily steps of the pedometer-home based walking activity on cognitive function in elderly with mild cognitive impairment. This study is a mixed method, quantitative and qualitative research intervention study, conducted on twelve subjects, aged 60-74 years, at the outpatient Ciptomangukusumo Hospital. Evaluation of cognitive function using the MoCa-Ina questionnaire Indonesian version, which was assessed before and after the intervention.
Results: The average number of daily steps count was 5689 ± 505.59 steps. There was an increase in the mean value of MoCa-Ina before and after the intervention (26.0 ± 3.16 and 27.29 ± 1.49, p=0.175). Interviews were conducted with all subjects who successfully completed the program, it was found that all subjects felt an increase in physical fitness and no side effects occurred during the intervention.
Conclusion: Twelve weeks of 4000 daily steps maintain cognitive function in the elderly with mild cognitive impairment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library