Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmah, Andi
"Pejalan kaki adalah kelompok pengguna jalan yang paling rentan terlfbat
dalam kecelakaan lalu lintas dijalan raya.
Keglatan menyeberang ja/an yang c#/akukan sebidang pada ja/an, balk
dengan fasi/ltas penyeberangan (zebra crow) maupun Lanpa fasi/ftas
penyeberangan, memedukan keputusan yang tepat da/am menetapkan saat
untuk menyeberang ja/an. Keputusan ini marupakan laktor urama yang
menentu/ran bag/ kese/amatan peja/an kaki
Penelltian ini bertujuan mengembangkan model yang dapat
menggambarkan proses pengambllan keputusan menyeberang jalan bagi
pejalan kaki. Obyek Pene//Dian ini adalah pejalan kaki di Jalan Margonda
Depok_ Data yang dlbutuhkan diperoleh dari survey dengan menggunakan
teknlk sun/ey wawancara dan survey menggunakan kamera video. Model
Perilaku Pengambilan Keputusan Menyeberang Jalan Bagi Pejalan Kaki
dibangun menggunakan Model Pmbit balk Binomial Probit Model maupun
Ordered Probit Model.
Binomial Probit Mode! dlgunakan untuk melihat perilaku pejalan kaki
dalam memilih waktu gap yang aman atau bahaya untuk menyeberang jalan
dengan batasan waktu gap kritfs hasil observasl sebesar 3.75 detik. Variabel
yang signlflkan mempengamhi perilaku pejalan kaki pada model ini hanyalah
prosas tedadinya gap, Pmporsi pejalan kaki yang memilih untuk menyeberang
dalam keadaan aman dan bahaya temyata relatlf same.
Ordered Probit Model dlgunakan unluk mellhat perilaku pejalan kaki
dalam memilih diantara beberapa waktu gap untuk menyeberang jalan. Pada
model tanpa memperhatfkan join distribusi variabel yang signilikan
mempengaruhi perflaku pejalan kakl adalah usia, kondlsi fislk, kebebasan
gerak, keoepatan berjalan kaki dan proses terjadinya gap. Hasll yang dlperoleh
menunjukkan bahwa 61%-73% proporsi pejalan kaki memilih untuk
menyeberang pada dalam keadaan aman. Usia menjadi sangat signilikan
ketika ditinjau bersama variabel gender dan ukuran kelompok, serta ukuran
kelompok dan keaepatan berjalan kakf. Sedangkan pada model dengan
mempemalikan pengaruh join distribusi, 68%-78% proporsi pejalan kaki
memilih untuk menyeberang pada waktu gap di atas 3.75 detik_ Variabel yang
signilikan mempengaruhl perilaku pejalan kakl pada model ini adalah gender;
usia penampflan, kondlsi tisik, kebebasan geralq keoepatan berjalan kakl dan
tundaan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T6464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Dwiantoro
"Perlintasan kereta api merupakan tempat pertemuan antara moda kereta api dengan moda angkutan umum lainnya termasuk pejalan kaki yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Beberapa diantaranya adalah perlintasan Stasiun UI, Barel, Pocin dan Karet yang berada di perlintasan UI – Margonda dan sebagian besar penyeberang perlintasan tersebut adalah mahasiswa.
Penelitian ini berjudul ”Faktor-faktor yang mempengaruhi kewaspadaan mahasiswa saat menyeberang pada perlintasan UI-Margonda Tahun 2007”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor apakah yang dapat mempengaruhi kewaspadaan mahasiswa hingga mengakibatkan perilaku tidak aman mahasiswa saat menyeberang di perlintasan. Disamping itu penelitian ini juga melihat hubungan antara kewaspadaan dengan perilaku aman mahasiswa saat menyeberang.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kewaspadaan mahasiswa yang diteliti adalah beberapa faktor yang berkaitan dengan individu/ internal (pengetahuan, sikap dan kepentingan), sedangkan faktor eksternal meliputi: fasilitas penyeberangan, cuaca, struktur jalan, siang/ malam hari dan tingkat keramaian.
Penelitian ini menggunakan desain studi bersifat deskriptif analitik. Deskriptif disini yaitu dengan menggambarkan faktor yang mempengaruhi kewaspadaan dan perilaku mahasiswa terhadap risiko keselamatan saat menyeberang, sedangkan analitik yaitu untuk melihat secara analitik hubungan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kewaspadaan mahasiswa.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pada analisis univariat, pengetahuan dan sikap mahasiswa secara umum baik, kemudian sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju kepentingan menjadi salah satu penyebab kurang waspada. Sedangkan pada faktor eksternal, seperti: fasilitas penyeberangan yang tidak mendukung, mahasiswa memilih cuaca hujan lebat sebagai faktor yang dapat mempengaruhi, 98% responden menyatakan struktur jalan beresiko, malam hari menjadi pilihan mahasiswa dalam kondisi aman saat menyeberang dan keramaian dapat mempengaruhi kewaspadaan mahasiswa.
Dari analisis hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kewaspadaan mahasiswa ternyata tidak terlihat adanya hubungan pada beberapa variabel yang diteliti yaitu : struktur jalan dan tingkat keramaian kecuali pada variabel pengetahuan sikap, kepentingan mahasiswa, fasilitas penyeberangan, cuaca hujan lebat dan kondisi malam hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kondisi lingkungan yang memang tidak mendukung.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor kewaspadaan mahasiswa dapat mencerminkan perilaku aman saat menyeberang di perlintasan karena dari 121 responden yang memiliki kewaspadan baik, terdapat 98 (81%) responden yang berperilaku aman dan dari 79 responden yang memiliki kewaspadaan kurang baik terdapat 26 (32%) responden yang berperilaku tidak aman. Sehingga mahasiswa yang memiliki kewaspadaan baik cenderung memiliki peluang untuk berperilaku aman.
"
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rohilfa Riza
"Jalan merupakan suatu ruang publik yang semua orang mempunyai hak yang sama untuk menggunakannya, baik pengguna kendaraan, pedestrian pada semua umur dan pedestrian penyandang cacat. Tetapi pada kenyataannya, secara umum keadaan jalan di kota besar di Indonesia tidak memberikan rasa aman kepada pedestrian, baik dalam menyeberang jalan maupun berjalan di trotoar. Tulisan ini memaparkan bagaimana suatu desain jalan raya dapat mengatur segala aktivitas diatasnya sehingga memberikan rasa aman kepada pedestrian, yaitu berkenaan dengan pengontrolan kecepatan kendaraan di titik fasilitas penyeberangan, penataan fisik untuk mengatur aktivitas pedestrian dan penyandang cacat. Pada kesimpulan terdapat banyak faktor yang memengaruhi penataan fisik ini, diantaranya pemilihan penataan fisik untuk salah satu pengguna jalan dapat member hambatan kepada pedestrian yang lain, oleh karena itu harus mempertimbangkan pengguna yang dominan beraktivitas di jalan tersebut. Selain itu, kebudayaan dan kebiasaan manusia yang beraktivitas juga berpengaruh dalam pemutusan penataan fisik jalan.

Street is a kind of public space where everybody has the same right to do any activities on it, whether it is for the vehicles, any age?s pedestrian or the difables. But in fact, generally the streets condition at Indonesia could not make pedestrians feel safe to do activities on it, such as cross the street and walking on the sidewalk. This paper explain how a street design could give feel safe to pedestrians to do activities on the street, involved to control vehicles speed where pedestrian crossing street, to control pedestrian activities, and physical street design for difables. In conclusion, many factors influence it, such as choice a street design for one pedestrian would create obstacle for others, for that reason, it should considers dominant user who do activities on it. Furthermore, culture and habit of human doing activities on it, also influence the choice of a physical street design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48628
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oman
"Pejalan kaki merupakan bagian dari unsur lalu lintas yang rentan terhadap kecelakaan (vulneareable road user), dengan demikian harus memperoleh hak dan perlakuan yang sama dengan arus lalu lintas kendaraan bermotor. Pejalan kaki dapat melakukan aktivitasnya pada sisi sepanjang jalan atau melintasi lajur kendaraan bermotor. Pada lokasi yang digunakan untuk menyeberangi Jalan, penyeberangan sebidang lebih disukai daripada melalui jembatan penyeberangan. Oleh karena itu penyediaan fasilitas penyeberangan yang akomodatif terhadap tuntutan keamanan dan keselematan pejalan kaki sangatlah signifikan. Studi dilakukan pada segmen Jalan Margonda dimana terdapat banyak mobilisasi pejalan kaki dalam melakukan aktivitasnya. Dari pengumpulan data, pengolahan data, dan dilakukan analisa untuk mengetahui proporsi volume dan perbandingan waktu penyeberangan at grade dan over grade . Hasil yang diperoleh dapat dijadikan saran untuk meningkatkan pengembangan fasilitas penyeberangan pada lokasi setempat, maupun pada lokasi lain yang sejenis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Talitha Rachma Suhendro
"Trotoar berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pejalan kaki. Pada setiap trotoar, terdapat elemen-elemen ruang yang memiliki peran berbeda sebagai stimulus, seperti; furnitur jalan, pedagang kaki lima, hingga pejalan kaki dari arah lain. Setiap elemen ruang ini memiliki peran tersendiri dalam mengubah alur pergerakan pejalan kaki. Pengambilan data dilakukan di kawasan Sudirman ndash; Bundaran HI dengan mengambil beberapa foto untuk menganalisis alur pergerakan pejalan kaki yang melewati trotoar. Dari analisis yang dilakukan, perubahan alur gerak terjadi karena elemen ruang, kondisi trotoar, dan pengguna trotoar tersebut.

Sidewalks has important roles for pedestrians. On each sidewalk, there exist spatial elements with different effects on pedestrians, as stimulus street furniture, hawkers, and other pedestrians. Each of these elements has their own effect on changing pedestrians 39 path. This phenomenon is further inspected in Sudirman Bundaran HI by taking multiple pictures to analyze pedestrians 39 path on sidewalks. Based on the case study, pedestrians 39 path changes due to spatial elements, condition, and the users of the sidewalks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Yuliani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat layanan fasilitas pejalan kaki di Pasar Matin Jatinegara. Metode penelitian pertama digunakan untuk mencatat pergerakan pejalan kaki untuk mendapatkan arus, kecepatan, kepadatan dan ruang pejalan kaki. Yang kedua adalah wawancara tentang karakteristik perjalanan pejalan kaki untuk mendapatkan tujuan dan jarak perjalanan serta wawancara terkait tingkat layanan fasilitas pejalan kaki. Karakteristik arus pejalan kaki menunjukkan bahwa bagian dari timur ke pasar padat dengan LOS E dan akses ke sisi barat pasar LOS D sedangkan untuk bagian lain berada di LOS C. Tujuan perjalanan mayoritas pejalan kaki adalah berbelanja untuk kebutuhan pribadi selain belanja porsi kecil untuk dijual kembali. Moda transportasi yang paling banyak digunakan adalah transportasi umum, sepeda motor dan mobil dengan mayoritas jarak berjalan kaki berkisar antara 100-200 meter. Penilaian responden tentang kelayakan fasilitas pejalan kaki di sejumlah faktor dianggap masih jauh dari nilai yang baik. Ini berarti bahwa fasilitas pejalan kaki di Pasar Mester Jatinegara masih perlu diperbaiki. Perbaikan dilakukan dengan memfungsikan kembali trotoar yang digunakan oleh pedagang kaki lima untuk menjual, membuat zebracross dan memperbaiki trotoar dan jembatan penyeberangan lainnya.

This study aims to analyze the service level of pedestrian facilities in the Matin Market in Jatinegara. The first research method is used to record the movement of pedestrians to get current, speed, density and pedestrian space. The second is an interview about the characteristics of pedestrian travel to get the destination and distance of the trip as well as interviews related to the service level of pedestrian facilities. The pedestrian flow characteristics show that the eastern part is dense with LOS E and access to the western side of the LOS D market while the other part is LOS C. The majority of pedestrian travel destinations are shopping for personal needs in addition to shopping for small portions for resale. The most widely used modes of transportation are public transportation, motorbikes and cars with the majority walking distance ranging from 100-200 meters. Respondents assessment of the feasibility of pedestrian facilities on a number of factors was considered to be far from good value. This means that pedestrian facilities in the Matin Jatinegara Market still need to be improved. Repairs were made by re-functioning the sidewalks used by street vendors to sell, make zebracross and repair sidewalks and other pedestrian bridges."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Chandra
"Berjalan kaki merupakan salah satu cara berpindah tempat yang dilakukan oleh manusia setiap saatnya, baik berjalan di dalam suatu ruangan (misalnya di dalam kamar tidur) sampai berjalan untuk mencapai suatu tujuan, dari tempat asal ke tempat yang ingin dicapai. Untuk memfasilitasi kegiatan ini, maka perlu disediakan jalur untuk pejalan kaki/ jalur pedestrian yang layak supaya pejalan kaki dapat berjalan dengan nyaman. Selain jalur pedestrian yang layak, pejalan kaki juga membutuhkan akses transportasi umum yang baik supaya dapat berpindah tempat yang lebih jauh dan mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi.
Skripsi ini membahas mengenai adaptasi jalur pedestrian secara fisik yang diadopsi oleh Jakarta dan Singapura, supaya kegiatan berjalan kaki dapat dilakukan dengan nyaman juga di negara yang mempunyai suhu rata-rata tahunan yang cukup tinggi dan terekspos sinar matahari sepanjang tahunnya. Ruang lingkup yang dibahas dalam skripsi ini adalah di pusat kota atau CBD (Central Business District) Jakarta dan Singapura yang menerapkan atau berencana menerapkan sistem Transit Oriented Development dan mempunyai iklim tropis sepanjang tahunnya.

Walking is one of human’s way to mobilize themselves anytime, such as moving inside a space/ room (e.g. inside a bedroom), moving inside a building (from room to room) or even in bigger context, like moving from starting point to the destination point, from one building to another, and etc. Facilitating this activity needs a descent pedestrian lane in order to achieve the maximum convenient for user. Apart from pedestrian lane, pedestrians also need accessible public transport to move farther and reduce dependence on private automobile.
This undergraduate thesis will be about adaptation of pedestrian lane in Jakarta and Singapore so that walking activity can also be convenient at tropical countries with high annual temperature and high exposure of sunlight all year round. The scope of this thesis is the downtown or Central Business District at Jakarta and Singapore that apply or try to apply Transit Oriented Development and have tropical climate all year round.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fakhri Aulia
"TransJakarta adalah satu fenomena yang muncul di kalangan masyarakat Jakarta sejak awal tahun 2004. Sejak awal kemunculannya, TransJakarta atau Tije sudah menarik perhatian karena sistem pengoperasian yang baru. Tije merupakan penerapanan dari sistem bus rapid transit (BRT) yang sudah lebih dulu diterapkan di Bogota, Kolombia. Sistem ini menimbulkan banyak perubahan dalam pola transportasi masyarakat Jakarta, dan mendorong kebutuhan akan kondisi jalur pedestrian yang baik, terutama di sepanjang koridor TransJakarta. Skripsi ini akan menganalisis kedua hal tersebut: yaitu bagaimana kondisi riil TransJakarta dibandingkan dengan kondisi ideal sistem BRT dan bagaimana kondisi fisik jalur pedestrian di sepanjang koridor TransJakarta.
Dasar pemikiran yang digunakan untuk menganalisis adalah konsep-konsep mengenai transportasi publik, bus rapid transit, transit-oriented development, dan pedestrian. Unit analisis pada skripsi ini adalah jalur TransJakarta pada koridor I (Blok M ? Kota) dan koridor VI (Ragunan ? Dukuh Atas); serta jalur pedestrian pada kedua koridor tersebut, yaitu antara halte Patra Kuningan ? Depkes dan antara halte Bunderan Senayan ? Gelora Bung Karno.
Berdasarkan studi kasus pada unit analisis di atas dapat dilihat bahwa kondisi TransJakarta masih berada cukup jauh di bawah kondisi ideal sistem BRT dan bahwa kondisi fisik jalur pedestrian di sepanjang koridor TransJakarta juga belum maksimal. Lebih jauh lagi, keberadaan TransJakarta ternyata belum mampu mendorong peningkatan kondisi fisik jalur pedestrian ? walaupun di pihak lain ia menuntut pedestrian untuk melakukan lebih banyak aktivitas berjalan kaki.

TransJakarta is a phenomenon which started taking the Jakartans attention since early 2004. From the beginning of its operation, TransJakarta or Tije has attracted people?s attention because of its novelty in the operation system. Tije is an application of a bus-rapid transit (BRT) system which has already been used first in Bogota, Columbia. This system caused many changes in the travel patterns of Jakartans, and encouraged further the need of a good condition for pedestrian way, especially along the busway corridor. This thesis will analyse both issues: about how is the real condition of TransJakarta in comparison to the ideal condition of a BRT system and how is the physical condition of pedestrian way along the busway corridor.
The basic concepts used to analyse and answer the questions are: concepts about public transportation, bus rapid transit, transit-oriented development, and pedestrian. The analysis unit on this thesis is the busway runway on corrido I (Blok M ? Kota) and corridor 6 (Ragunan ? Kuningan); and the pedestrian ways on each of the corridor, i.e. between the busstop Patra Kuningan ? Depkes and between the busstop Bunderan Senayan ? Gelora Bung Karno.
Based on the case study on the aforementioned analysis unit, we can see that the condition of TransJakarta is still below the ideal condition of a BRT system and that the physical condition of the pedestrian way along the busway corridor is not yet optimal. Furthermore, the existence of TransJakarta has not been able to encourage the improvement of the physical condition of the pedestrian way ? eventhough on the other hand it demands pedestrians to walk more towards the busstops."
2008
S48432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Elia Purwanto
"Pejalan kaki adalah salah satu bagian dari sistem transportasi yang keberadaan serta kepentingannya tidak dapat diabaikan, khususnya di dalam proses perencanaan sistem transportasi. Fasilitas penyeberangan pada persimpangan yang tidak dilengkapi dengan sinyal lalu lintas adalah area yang memiliki risiko tinggi bagi para pejalan kaki. Skripsi ini membahas mengenai gap yang dapat diterima oleh pejalan kaki saat mereka akan melakukan penyeberangan jalan dengan menganalisis pergerakan kendaraan di dalam arus lalu lintas. Pengambilan data dilakukan dengan perekaman video dan pengamatan langsung pada persimpangan. Penulis mempelajari dan menggunakan beberapa metode yang telah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya: metode Raff, metode Greenshield, metode Harder, dan metode Wu. Penulis menganalisis dan membandingkan hasil dari masing-masing metode tersebut untuk menentukan metode manakah yang paling sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai dari gap kritis beserta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Pedestrian is one part of transportation system that its existence and importance should not be ignored in the transportation system planning process. Crossing facility at intersection which not equipped with traffic signal are high risk area for pedestrians. This paper discuss about gap that can be received by pedestrians when they will cross the road by analyzing the movement of vehicles in the traffic flow. Data are taken by video recording and direct observation on the intersection. The authors study and use several methods that have been used in previous literatures Raff's method, Greenshield, Harder's method, and Wu's method. The authors analyze and compare the results of those method to find which one is the most appropriate to the actual condition. The results show the value of critical gap along with factors that affect it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Widyaningrum
"Setiap negara memiliki permasalahan sistem transportasi yang dapat diselesaikan dengan berbagai cara berbeda. Namun sering kali, penanganan sistem transportasi tidak disertai dengan pengingkatan fasilitas jalan bagi pengguna jalan yang rentan. Salah satunya dan yang paling sering diabaikan adalah penyediaan fasilitas yang memadai bagi pejalan kaki. Terlebih bagi kota-kota besar yang sedang berkembang di Indonesia, seperti kota-kota satelit yang berada di sekitar Jakarta. Depok sebagai kota satelit di Jakarta pun memiliki masalah yang sama. Akibatnya, pertumbuhan penduduk yang diikuti pertumbuhan kendaraan dan tidak disertai dengan perencanaan tata wilayah yang baik dapat merugikan masyarakat khususnya pejalan kaki.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab tingkat keparahan pejalan kaki pada kecelakaan lalu lintas di Kota Depok. Tingkat keparahan korban kecelakaan pejalan kaki yang diamati adalahluka ringan, luka berat dan meninggal dunia. Analisis yang dilakukan menggunakan metode regresi multinomial logistik sehingga nantinya akan dihasilkan model peluang terjadinya keparahan kecelakaan lalu lintas berdasarkan variabel prediksi yang telah diuji. Hasilnya, faktor yang signifikan secara statistik mempengaruhi tingkat keparahan korban kecelakaan pejalan kaki adalah usia pejalan kakidanjenis kendaraan. Faktor lainnya yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi resiko luka berat dan meninggal dunia adalah adalahkecelakaan di siang hari, kondisi cahaya redup/ gelap, cuaca cerah, kendaraan sepeda motordan mobil kecil, pengendara tidak memiliki SIM, pejalan kaki perempuan, usia diatas 55 tahun, tipe jalan tidak terbagi, dan terjadi pada fungsi jalan lokalserta kolektor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>