"Pekerja Musik Café pada Industri Pariwisata di Bali menerangkan dua hal penting: iterseksi yang terjadi pada pembacaan mikro pekerja kreatif dan rasionalitas yang terbangun melalui catatan sejarah panjang dari turbulensi yang hadir dan menerpa Industri Pariwisata tersebut. Relasi yang telah tumbuh secara organik jauh sebelum perbincangan Ekonomi Kreatif mencuat melalui kajian akademik. Membaca Pekerja Musik Café dalam konteks Bali tidak sesederhana merentangkan narasi optimalitas kreatif, struktur ekonomi, dan penempuhan risiko. Tulisan ini berargumen bahwa pariwisata dalam kacamata industri dapat menjadi arena relasional, yang didalamnya terdapat Pekerja Musik Café, sub-sektor Hiburan dan Rekreasi, sub-sektor Akomodasi, dan Wisatawan yang berjalan dalam konstruksi strategis pada andil kepentingan masing-masing. Relasi timbal balik demikian memberikan semacam normalitas pada peristiwa kerentanan yang dalam, dialami, serta direkonfigurasi melalui catatan turbulensi pada Industri Pariwisata. Data diperoleh melalui studi etnografi, studi literatur, dan pembacaan pada teks kultural yang diproduksi legal melalui organ pemerintah.
......Café Musician on the Tourism Industry in Bali explains two important things: the intersection that occurs in the micro-reading of creative labour and the rationality that is awakened through the long historical record of turbulence that is present and hits the Tourism Industry. Relationships that have grown organically long before the discussion of Creative Economy emerged through academic studies, making context is not as simple as stretching out a narrative of creative optimality, economic structure, and risk-taking. This thesis argues that the Tourism Industry can be a relational arena, in which there are Café Musicians, Entertainment and Recreation sector, the Accommodation sector, the F&B sector, and Tourists who are running in strategic construction on their respective interests. Such reciprocal relations provide normality to deep vulnerability and precarity events, experienced and reconfigured through turbulence records. Data were obtained through fieldwork, literature studies, and readings on legally produced texts or documents through government agencies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022