Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Muri Cahyono
"Pendahuluan : Prevalensi orang dengan gangguan jiwa terutama gangguan jiwa berat atau skizofrenia setiap tahun mengalami peningkatan sedangkan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa tidak sebanding dengan jumlah orang dengan skizofrenia selain itu juga pengobatan orang dengan skizofrenia membutuhkan waktu yang lama dan berkelanjutan artinya perawatannya berlanjut di rumah hal ini membutuhkan pelaku rawat untuk merawat orang dengan skizofrenia di rumah. Tujuan : penelitian ini mengetahui gambaran dukungan emosional dan koping spiritual pelaku rawat yang merawat anggota keluarga dengan skizofrenia. Metode : penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan tehnik wawancara in-dept interview. Jumlah partisipan 12 orang dengan kriteria inklusi merawat anggota keluarga dengan skizofrenia lebih dari satu tahun, pelaku rawat berumur minimal tujuh belas tahun yang merupakan suami/istri, anak saudara kandung, orang tua Bapak/Ibu dan saudara kandung Bapak/Ibu dan mampu berbahasa Indonesia. Hasil : pada penelitian ini terdapat lima tema yaitu Kemampuan beradaptasi, Obat berperan menurunkan gejala, Strategi koping religius, Bentuk dukungan emosional, dan Beban merawat. Kesimpulan : pengobatan orang dengan skizofrenia memerlukan waktu yang lama oleh sebab itu kualitas hidup pelaku rawat juga harus diperhatikan terutama dukungan emosional dan kebutuhan spiritual agar pelaku rawat tidak mengalami kecemasan, stres, dan ketidakberdayaan.
......Introduction: The prevalence of people with mental disorders, especially severe mental disorders or schizophrenia, has increased every year, while mental health service facilities are not comparable to the number of people with schizophrenia. Besides that, the treatment of people with schizophrenia takes a long time and is sustainable, meaning that the treatment continues at home, this requires caregivers to care for people with schizophrenia at home. Purpose: this study describes the emotional support and spiritual coping of caregivers who care for family members with schizophrenia. Methods: this study used a qualitative descriptive approach with in-dept interview techniques. The number of participants was 12 people with inclusion criteria caring for family members with schizophrenia for more than one year, caregivers aged at least seventeen years who are husband/wife, children of siblings, parents of father/mother and siblings of father/mother and are able to speak Indonesian. Results: In this study there are five themes, namely adaptability, drugs play a role in reducing symptoms, religious coping strategies, forms of emotional support, and burden of care. Conclusion: the treatment of people with schizophrenia requires a long time, therefore the quality of life of caregivers must also be considered, especially emotional support and spiritual needs so that caregivers do not experience anxiety, stress, and helplessness."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Gustian Halim
"Tesis ini disusun untuk menilai hubungan tingkat disabilitas pasien stroke dengan tingkat kualitas hidup pelaku rawat informal. Desain penelitian adalah studi potong lintang dengan menilai tingkat disabilitas pasien stroke menggunakan Indeks Barthel Modifikasi Shah dan tingkat kualitas hidup pelaku rawat informal dengan SF-36. Subjek penelitian adalah 50 orang pasien stroke kronis dan 50 orang pelaku rawat informal. Wawancara dilakukan melalui tatap muka langsung (23 orang pasien stroke dan 23 orang pelaku rawat informal) dan melalui tatap muka video call (27 orang pasien stroke dan 27 orang pelaku rawat informal). Penelitian ini mendapatkan bahwa nilai tengah tingkat disabilitas pasien stroke adalah 82,5 (16 – 100) dan nilai rerata tingkat kualitas hidup pelaku rawat informal adalah 69,69 + 20,32. Nilai subskala kualitas hidup pelaku rawat informal untuk komponen fisik adalah 73,7 (20,63 – 97,5) dan komponen mental adalah 69,8 + 21,93. Dilakukan uji korelasi Spearman antara Indeks Barthel Modifikasi Shah dan SF-36 dengan hasil yang didapatkan adalah korelasi positif sedang yang signifikan (r=0,6, p<0,001). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan korelasi positif sedang yang bermakna antara tingkat disabilitas pasien stroke dengan tingkat kualitas hidup pelaku rawat informal.
......This thesis is designed to determine the correlation between disability level of stroke patient and quality of life of informal caregiver. The research design is a cross sectional study using Shah Modified Barthel Index to assess the disability level of stroke patient and SF-36 to assess quality of life of informal caregiver. Subjects of this study is 50 stroke patients and 50 informal caregivers. The interview was done by direct face to face setting (for 23 stroke patients and 23 informal caregivers) and indirect face to face setting using video call (for 27 stroke patients and 27 informal caregivers). The median score of disability level of stroke patient in this study is 82,5 (16 – 100) and mean score of quality of life of informal caregiver is 69,69 + 20,32. The score for the subscales of quality of life are 73,7 (20,63 – 97,5) for physical components and 69,8 + 21,93 for mental components. Spearman correlation test was done for disability level of stroke patient and quality of life of informal caregiver which resulted moderate positive correlation (r=0,6, p<0,001). This study concluded that there is moderate positive correlation between disability level of stroke patient and quality of life of informal caregiver."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Hadi Widyastuti
"Latar belakang: Perawatan demensia dapat menimbulkan dampak negatif yang dialami oleh pelaku rawat keluarga. Intervensi keperawatan holistik pada pelaku rawat keluarga selama merawat lansia dengan demensia dapat mengurangi dampak negatif akibat merawat lansia dengan demensia. Tujuan: Penelitian bertujuan mengidentifikasi efektivitas model KASIH terhadap kualitas pengasuhan, beban pelaku rawat, salah perlakuan, dan fungsi kognitif lansia dengan demensia. Metodologi: Penelitian menggunakan penelitian operasional melibatkan 114 responden dengan pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Hasil : Hasil menunjukkan adanya perbedaan bermakna dari waktu ke waktu antara kelompok kontrol dan intervensi pada skor kualitas pengasuhan (nilai ρ .001), skor beban (nilai ρ .001), skor salah perlakuan (nilai ρ .001), dan skor fungsi kognitif (nilai ρ .001). Simpulan: Model KASIH mampu meningkatkan skor kualitas pengasuhan, menurunkan skor beban pelaku rawat keluarga dan salah perlakuan, serta memperlambat penurunan fungsi kognitif setelah evaluasi 2 bulan dan 4 bulan. Model KASIH dapat diadopsi untuk meningkatkan dampak positif pengasuhan lansia dengan demensia pada pelaku rawat keluarga dan lansia dengan demensia.
......Background: Dementia care can have a negative impact on family caregivers. Holistic nursing interventions for family caregivers while caring for the elderly with dementia can reduce the negative impact of caring for the elderly with dementia. Objectives: The study aimed to identify the effectiveness of the KASIH model on the quality of care, caregiver burden, mistreatment, and cognitive function of the elderly with dementia. Method: The study used operational research, involved 114 respondents which sampling was done by simple random sampling. Results: There were significant differences over time between the control and intervention groups on quality of care scores (ρ .001), burden scores (ρ .001), mistreatment scores (ρ .001), and cognitive function scores (ρ .001). Conclusion: The KASIH model improved caregiving quality scores, reduced family caregiver burden and mistreatment scores, and slowed cognitive function decline after 2-month and 4-month evaluations. The KASIH model can be adopted to increase the positive impact of caring for older people with dementia on family caregivers and older people with dementia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anung Ahadi Pradana
"Peningkatan penduduk lansia yang signifikan dalam suatu negara dapat berimbas pada peningkatan era penduduk menua. Negara Asia termasuk Indonesia telah memasuki era penduduk menua, dimana jumlah penduduk lanjut usianya lebih dari 7 % sejak tahun 2015. Jumlah penduduk lanjut usia di Kota Bekasi sudah mencapai 332.629 jiwa atau 12.8% dari total jumlah penduduknya. Demensia merupakan suatu kondisi yang masih dianggap normal terjadi pada lanjut usia oleh masyarakat umum. Tema yang dihasilkan di dalam penelitian ini akan disajikan secara terpisah sesuai tujuan khusus untuk memahami bagaimana pengalaman suami / istri dalam menjadi pelaku rawat pasangannya. Total didapatkan 4 tujuan khusus yang terdiri dari 12 tema : (1) Respon psikososial yang muncul selama merawat pasangan, (2) Respon merawat pasangan demensia, (3) Respon positif yang dialami pelaku rawat, (4) usaha perawatan yang dilakukan untuk kesembuhan pasangan, (5) Kegiatan yang dilakukan untuk menghindari Burnout, (6) Sumber daya yang dimiliki oleh pelaku rawat, (7) Beban fisiologis yang dialami pelaku rawat, (8) Beban psikologis yang dialami pelaku rawat, (9) Beban sosial yang dialami pelaku rawat, (10) Beban finansial yang dialami pelaku rawat, (11) Kondisi optimal yang diharapkan dari pasangan, dan (12) Perbaikan kondisi diri dan keluarga. Pengalaman yang dialami pelaku rawat dapat menjadi lebih buruk apabila tidak mendapatkan perhatian dan dukungan dari tenaga kesehatan serta kebijakan yang mendukung.
......
A significant increase of the elderly population in some state can affect the improving of an aging population. Asian countries including Indonesia have entered an age of aging population, where the number of advanced population is more than 7% since 2015. The number of elderly population in Bekasi has reached 332,629 or 12.8% of the total population. Dementia is a condition that is still considered normal by the most population in Indonesia. The themes founded in this study will be presented separately according to specific objectives to discuss how the spouse’s experiences caring for their partner with dementia. 4 specific objectives obtained consisting of 12 themes: (1) Psychosocial responses that arise during caring for a partner, (2) Response to caring for dementia partners, (3) Positive responses experienced by caregiver, (4) care efforts taken to cure partners, (5) activities to avoid Burnout, (6) The resources belonged to the caregiver, (7) The physiological burden experienced by the caregiver, (8) The psychological burden experienced by the caregiver, (9) The social burden experienced by the caregiver, (10) The financial burden experienced by the caregiver , (11) The optimal conditions expected from spouse with dementia, and (12) Improving the condition of self and family. Experience that caregiver had could becoming worse if they are not get attentions and supports from health provider and supportive policies."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Prihadi Aulia Erlando
"ABSTRAK
Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa dengan tugas perkembangan mencari identitas diri. Remaja mengalami perubahan seiring dengan prosesnya menuju ke dewasa. Masa remaja adalah masa yang untuk sebagian individu akan mulai kesulitan mengatur arah dan tujuan dirinya sehingga menyebabkan remaja mudah sekali terkena pengaruh dari lingkungan dan memunculkan perilaku menyimpang. Prevalensi penyalahgunaan NAPZA di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 3,2 persen atau setara dengan 2,29 juta orang pelajar. Kesiapan keluarga dalam merawat remaja yang telah menjalani proses rehabilitasi perlu diperhatikan. Tantangan pada keluarga seperti kehilangan kepercayaan dari orang lain, kehilangan keluarga dan mengalami proses berduka keluarga, penderitaan yang dialami keluarga, kewajiban dalam memenuhi kebutuhan untuk pengobatan dan lainnya menjadi masalah yang mungkin dialami oleh
keluarga dalam merawat remaja setelah kembali dari rehabilitasi. Tujuan: mengidentifikasi bentuk dukungan social dan informasi yang didapat oleh orang tua untuk merawat anak remaja penyalahguna napza. Metode: kualitatif deskriptif dengan menggunakan wawancara mendalam. Hasil utama dari penelitian ini adalah didapatkan empat tema yaitu Upaya yang telah dan akan dilakukan pelaku rawat dalam proses penyembuhan anak, Perjalanan remaja menyalahgunakan napza, Keadaan psikologis pelaku rawat dalam merawat remaja, dukungan dan hambatan dari lingkungan.

ABSTRACT
Adolescence is a transitional period from childhood to adulthood with the task of developing self-identity. Teens experience changes along with the process towards adulthood. Adolescence is a time when for some individuals it will be difficult to set the direction and goals of themselves, causing adolescents to be easily exposed to the influence
of the environment and lead to deviant behavior. The prevalence of drug abuse in Indonesia in 2018 was 3.2 percent, equivalent to 2.29 million students. Family readiness in caring for adolescents who have undergone the rehabilitation process needs to be considered. Challenges in the family such as losing the trust of others, losing the family and experiencing the family grieving process, the suffering experienced by the family, the obligation to meet the need for treatment and others are problems that may be experienced by families in caring for adolescents after returning from rehabilitation. Objective: to identify forms of social support and information obtained by parents for caring for adolescent drug users. Method: descriptive qualitative using in-depth interviews. The main results of this research are four themes are obtained, namely the efforts that have been and will be carried out by care givers in the process of healing children, the journey of adolescents who abuse drugs, the psychological state of care givers in caring for adolescents, support and obstacles from the environment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Herawati
"Masalah fisik dan emosional masih dialami pasien Sindrom Koroner Akut pascatindakan reperfusi. Ketidakpatuhan dan rasa frustasi dalam menjalankan program prevensi sekunder, berdampak pada tingginya tingkat restenosis dan readmission yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efektivitas model asuhan keperawatan mandiri berkelanjutan pada pasien SKA dan pelaku rawat keluarganya terhadap kemampuan perawatan mandiri dan kualitas hidup pasien SKA. Penelitian didesain dalam riset operasional yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu tahap studi eksplorasi dengan pendekatan kualitatif, tahap pengembangan model dan tahap uji efektivitas model dengan pendekatan kuantitatif quasy experiment pre-post test with control group pada pasien SKA. Hasil penelitian tahap eksploratif didapatkan tema respons terhadap SKA, faktor risiko dan pendukung perawatan mandiri pasien SKA, dukungan perawatan mandiri pasien SKA, perilaku perawatan mandiri pasien SKA, masalah dukungan upaya perawatan mandiri pasien SKA, kondisi kesehatan pasien SKA pascarawat. Intervensi model efektif meningkatkan kemampuan pelaku rawat keluarga dan kemampuan perawatan mandiri  pasien SKA. Rekomendasi bagi pelayanan keperawatan agar model asuhan keperawatan mandiri berkelanjutan pada pasien SKA dan pelaku rawat keluarganya dapat diimplementasikan sebagai pendekatan asuhan keperawatan pada pasien SKA.
......Physical and emotional problems are experienced by patients with Acute Coronary Syndrome after reperfusion. Non-compliance and frustration in carrying out secondary prevention programs, have an impact on high rates of restenosis and unwanted readmission. This study aims to identify the effectiveness of the continuous independent nursing care model for ACS patients and their family caregivers on the ability of self-care and the quality of life of ACS patients. The research was designed in operational research which consisted of 3 stages, namely the exploratory study phase with a qualitative approach, the model development phase and the model effectiveness test phase with a quasi-experimental quantitative approach pre-post test with control group in ACS patients. The results of the exploratory stage of the study found that the theme of response to ACS, risk factors and support for self-care for ACS patients, support for self-care for ACS patients, self-care behavior of ACS patients, problems with supporting efforts to self-care ACS patients, health conditions of post-treatment ACS patients. The intervention model affects the ability of family caregivers, depression scores, self-care abilities and quality of life of ACS patients. Recommendations for nursing services so that the sustainable independent nursing care model for ACS patients and their family caregivers can be implemented as an approach to nursing care for ACS patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruri Virdiyanti
"Stroke merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan penyakit kedua penyebab kematian di Indonesia yang berpengaruh terhadap meningkatnya beban biaya kesehatan negara termasuk rehabilitasi paska stroke serta meningkatnya beban dan stress pelaku rawat. Fenomena ini semakin kompleks karena disebabkan multifaktor. Pencegahan stoke dapat dilakukan dengan mengontrol faktor resiko, peningkatan koping dan efikasi melalui peran dan dukungan keluarga dan komunitas. Tujuan   penulisan   ini   adalah   untuk   memberikan   gambaran penerapan program GPS Lansia dalam asuhan keperawatan keluarga dan komunitas. Sampel sebanyak 32 pelaku rawat dan 10 keluarga binaan di Kelurahan Curug Kota Depok. Inovasi program GPS Lansia merupakan integrasi dari intervensi keperawatan pendidikan kesehatan mengenai stroke, pemantauan nilai tekanan darah, gula darah dan kolesterol sebagai kontrol faktor resiko; latihan rentang gerak dan aktivitas berorientasi pada tugas yang pelaksanaan oleh lansia pasca stroke diawasi oleh pelaku rawat, pembentukan self help group dan support group bersama kader. Program GPS Lansia terdiri dari 12 sesi (1 sesi setiap minggu) dengan kunjungan rumah sebagai evaluasi program pada lansia paska stroke. Hasil penerapan program menunjukan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengenai stroke, faktor resiko (TD, GDS dan kolesterol) terkontrol, peningkatan tingkat kemandiran keluarga merawat lansia dan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas serta peningkatan koping dan efikasi pelaku rawat. Hasil tersebut merekomendasikan agar perawat komunitas dapat melakukan pengembangan program yang inovatif dengan menggunakan strategi intervensi GPS Lansia sebagai intervensi yang komprehensif dalam mencegah stroke berulang pada tatatan komunitas dan keluarga.
......Stroke is the leading cause of death worldwide and the second leading cause of death in Indonesia which affects the increasing burden of state health costs, including post-stroke rehabilitation and the increasing burden and stress of caregivers. This phenomenon is increasingly complex because it is caused by multiple factors. Stroke prevention can be done by controlling risk factors, increasing coping and efficacy through the role and support of families and communities. The purpose of this paper is to provide an overview of the application of the GPS Lansia program in family and community nursing care. The sample consisted of 32 caregivers and 10 assisted families in Curug Village, Depok City. The innovation of the GPS Lansia program is an integration of nursing interventions for health education regarding stroke, monitoring blood pressure, blood sugar and cholesterol values ​​as risk factor controls; range of motion exercises and task-oriented activities carried out by the elderly after stroke supervised by caregivers, the formation of self-help groups and support groups with cadres. The GPS Lansia program consists of 12 sessions (1 session per week) with home visits as a program evaluation for the elderly after stroke. The results of the program implementation showed an increase in knowledge and skills regarding stroke, controlled risk factors (BP, GDS and cholesterol), an increase in the level of family independence in caring for the elderly and the independence of the elderly in carrying out activities as well as an increase in the coping and efficacy of caregivers. These results recommend that community nurses can develop innovative programs using the GPS Lansia intervention strategy as a comprehensive intervention in preventing recurrent stroke in community and family settings."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Barnis Lady Mentari Alamdani
"ABSTRAK
Pelaku rawat informal berisiko untuk mengalami stres berlebih dan koping maladaptif dalam merawat klien diabetes pada perawatan paliatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres dan strategi koping pelaku rawat informal dalam perawatan paliatif. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan melibatkan sebanyak adalah 40 pelaku rawat sebagai responden. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner PSS 14 items dan CSI-SF 32 items. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pelaku rawat mengalami stres sedang (95%) dan koping yang sering digunakan adalah koping adaptif. Tidak ada hubungan antara tingkat stres dan karakeristik pelaku rawat informal (95% CI; p >0.05). Penelitian ini merekomendasikan penyedia jasa pelayanan paliatif untuk mengevaluasi pelayanan yang ada sehingga mengurangi stres dari para pelaku rawat informal dalam perawatan paliatif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Barnis Lady Mentari Alamdani
"ABSTRAK
Pelaku rawat informal berisiko untuk mengalami stres berlebih dan koping maladaptif dalam merawat klien diabetes pada perawatan paliatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stres dan strategi koping pelaku rawat informal dalam perawatan paliatif. Desain penelitian menggunakan desain cross sectional. Jumlah total sampel adalah 40 pelaku rawat. Instrumen penelitian adalah kuesioner PSS 14 items dan CSI-SF 32 items. Hasil dari penelitian menunjukkan mayoritas pelaku rawat mengalami stres sedang (95%) dan koping yang sering digunakan adalah koping adaptif. Tidak ada hubungan signifikan antara tingkat stres dan karakeristik pelaku rawat informal (95% CI; p >0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan penyedia jasa pelayanan paliatif untuk mengevaluasi pelayanan yang ada untuk mengurangi stres dari para pelaku rawat informal dalam perawatan paliatif.

ABSTRACT
Informal caregivers have risks to be through excessive stress and maladaptive coping for caring patient with diabetes in palliative care. This study conducted to describe stress and coping strategies of informal caregivers in palliative care with cross sectional design. The samples was amounted to 40 caregivers. The instrument of this study was a questionnaire PSS 14 items and CSI-SF 32 items. The results showed that most of caregivers had been through moderate stress (95%) and often used adaptive coping. These result also showed that no significant association between level of stress and characteristic of informal caregivers (95% CI; p >0,05). Based on these result, the institution that provide palliative care suggested to evaluate their services to minimalize stress of informal caregivers in palliative care.
"
2015
S59255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Karuniati
"Depresi pada lansia yang tidak ditangani secara optimal dapat menurunkan kualitas hidup lansia dan menambah beban bagi keluarga yang merawat lansia. Strategi koping keluarga merupakan perilaku keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran strategi koping keluarga dalam merawat lansia depresi. Sampel penelitian adalah 55 pelaku rawat utama lansia depresi yang berada di Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan metode purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan 50,9% pelaku rawat lansia depresi menggunakan strategi koping keluarga dengan efektif. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan ilmu keperawatan ke depannya terkait intervensi self help group bagi pelaku rawat lansia depresi. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan mampu melihat hubungan antara strategi koping dengan karakteristik keluarga.

Depression in the elderly is not handled optimally can reduce the quality of life of the elderly and increase the burden for families who care for the elderly. Family coping strategy is the behavior of the family in addressing the health problems of family members.
The purpose of this study is to describe the family coping strategies in treating elderly depression. Samples are 55 primary caregivers of elderly depression are located in the Village Mekarjaya Sukmajaya District of Depok. This type of research is cross sectional with purposive sampling method.
The results showed 50.9% of elderly depressed caregivers use family coping strategies effectively. This research is expected to be useful for the future development of nursing interventions related self help group for caregivers of elderly depression. In addition, further research is expected to look at the relationship between coping strategies with family characteristics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library