Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanifa Hanum
"Jumlah kematian ibu di Kota Depok meningkat dari 26 wanita di tahun 2020 menjadi 35 wanita di tahun 2021. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan AKI adalah melalui pemanfaatan pelayanan antenatal. Kementerian Kesehatan telah mengembangkan peraturan baru mengenai standar kunjungan pelayanan antenatal, yaitu K6. Namun, cakupan K1 dan K4 saja masih menunjukkan ketidaksesuaian angka sehingga besar kemungkinan adanya drop out pada cakupan K6 di Kota Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal pada ibu hamil di puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Pancoran Mas Depok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Besar sampel penelitian adalah 100 responden. Data dikumpulkan pada bulan Mei–Juni menggunakan kuesioner kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal K6 adalah usia (p=0.022), tingkat pendidikan (p=0.005), pengetahuan (p=0.018), sikap (p=0.031), dukungan suami (p=0.010), dan dukungan tenaga kesehatan (p=0.044). Sementara itu, faktor yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal K6 adalah pekerjaan (p=0.759), paritas (p=1.000), jarak kehamilan (p=0.616), aksesibilitas (p=1.000), dan penilaian individu (p=1.000). Puskesmas dapat meningkatkan upaya promotif tentang pentingnya pelayanan ANC pada calon pengantin dan PUS melalui sesi konseling, memanfaatkan media sosial yang dimiliki oleh puskesmas, dan meningkatkan pengetahuan suami atau keluarga melalui kelas ibu hamil.

The number of maternal deaths in Depok has increased from 26 women in 2020 to 35 women in 2021. Antenatal care utilization is one effort that can be made to reduce MMR. The Ministry of Health has developed a new regulation regarding standard antenatal care visits, namely K6 coverage. However, the K1 and K4 coverage alone still shows discrepancies in numbers so there is a high possibility of dropping out of the K6 coverage in Depok. The purpose of this study was to examine the factors related to the use of antenatal care for pregnant women at the health centers in Pancoran Mas District, Depok. This study used a quantitative method with a cross-sectional study design. The size of the research sample is 100 respondents. Data were collected in May–June using a questionnaire and then analyzed by univariate and bivariate with the chi-square test. The results showed that factors related to the utilization of K6 antenatal services were age (p=0.022), education level (p=0.005), knowledge (p=0.018), attitude (p=0.031), husband's support (p=0.010), and health workers’s support (p=0.044). Meanwhile, factors that were not related were occupation (p=0.759), parity (p=1.000), gestation interval (p=0.616), accessibility (p=1.000), and individual assessment (p=1.000). Health centers should increase health promotion regarding the importance of ANC services for prospective brides and fertile age couples through counseling, utilize social media owned by puskesmas, and increase the knowledge of husbands or families through classes on pregnant women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Djakfar Sadik R.
"ABSTRAK
Latar belakang dilakukannya penelitian ini karena dengan Antenatal Care (ANC) yang baik, akan memberikan sumbangan dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah merupakan Kecamatan yang rendah dalam hal cakupan Ibu hamil termasuk frekuensi kunjungannya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara faktor Predisposisi yang terkelompok dalam Socio Demographic dan Socio Psychologic, faktor Pemungkin (Enabling factor) dan faktor Penguat (Reinforcing factor)terhadap derajat pemanfaatan Pelayanan Antenatal di wilayah Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.
Pada peneltian ini akan dilihat hubungan beberapa variabel yang menyangkut faktor Predisposisi seperti Amur, Pendidikan responden dan Suami, Pekerjaan responden dan suami, Jumlah anak, Jarak kehamilan, Pengetahuan dan Sikap responden serta persepsi responden tentang kehamilannya, faktor Pemungkin seperti; Ketersediaan fasilitas, Jarak tempat tinggal dengan Puskesmas, Biaya transportasi dan pengobatan, Pengahasilan Keluarga dan adanya faktor resiko dan yang menyangkut faktor Penguat yaitu Perilaku Petugas Kesehatan dan Dukungan Keluarga/lingkungan.
Penelitian ini dilakukan di Kec. Gunung Sugih Lampung Tengah dengan responden Ibu-ibu hamil trimester III sebanyak 140 sampel. Analisa dilakukan dengan analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi populasi penelitian, analisa bivariat untuk melihat hubungan variabel babas dengan variabel terikatnya menggunakan tabel silang dan uji Khai kuadrat. Sedangkan analisa multivariat dengan menggunakan tabel silang dua variabel terhadap variabel terikat, juga menggunakan uji Logistik regresi.
Dari penelitian ini dihasilkan beberapa variabel yang mempunyai hubungan dengan derajat pemanfaatan pelayanan antenatal responden seperti umur, pendidikan responden, jumlah anak, jarak anak, pengetahuan responden tentang kesehatan kehamilan, sikap responden jarak tempat tinggal responden dengan Puskesmas, social support dan lain-.lain.
Responden yang berumur 30 thn ke bawah cenderung memeriksakan kehamilannya secara baik. Faktor ini erat kaitannya dengan jumlah anak yang dimiliki reponden dan jarak kehamilannya. Responden yang mempunyai anak kurang dari tiga orang pemeriksaan kehamilan dengan kategori baik lebih besar (58,9%) dari responden dengan jumlah anak tiga orang atau lebih. Sedangkan sebaliknya pada responden yang mempunyai anak tiga orang atau lebih, pemeriksaan kehamilan dengan kategori jelek lebih besar tiga kali (35,6%) dari pada responden dengan jumlah anak kurang dari tiga orang (11,6%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden dengan jumlah anak lebih sedikit cenderung akan lebih baik dalam pemeriksaan kehamilannya dari pada responden dengan jumlah anak yang lebih banyak.58% dari 93 responden yang berumur 30 thn ke bawah dan mempunyai anak kurang dari 3 orang memeriksakan kehamilannya dengan baik lebih besar dari responden yang mempunyai anak 3 orang atau lebih. Dari responden yang berumur di atas 30 thn dan memiliki anak kurang dari 3 orang, 100% (dari 2 responden) memeriksakan kehamilannya dengan baik (tabel 53). Sedangkan pada tabel 54, responden yang jarak kehamilannya lebih dari 3 thn pemeriksaan kehamilannya secara baik cenderung tinggi (49% dan 50%) pada masing-masing kelompok umur.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan ibu hamil dengan jarak kehamilan yang jarang serta dekatnya lokasi pusat pelayanan antenatal dan dengan mendapat dorongan dari keluarganya terutama suami responden maka pemanfaatan pelayanan antenatalnya cenderung baik.
Daftar bacaan : 29 (1973 - 1995).

ABSTRACT
The opinion and background of this research carried out because the adequate Antenatal Care gives contributing in order to make good Human Resources. Kecamatan Gunung Sugih has low coverage about pregnant women and their visited frequencies.
The objective of this research obtain information about relationship between Predisposing factor, Enabling factor and Reinforcing factor lead to degree of utilization Antenatal Care (ANC) in Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah.
This research intended to know relationship about several variables that consist of Predisposing factor like ages, respondents and husband's education, occupations, parity, child spacing, knowledge and attitude and also respondents perception their pregnancy; Enabling factor like facility available, house distance to Health Center, transportation, family income, pregnancy with risk factor and related to Reinforcing factor like health provider behavior and social or family support.
The respondents were pregnant women with gestational age trimester 11I amounts 140 samples. Univariate Analysis was to knew population distribution frequency. Result of this research was founded several variables has relation-ship to dependent variable, that was; age, respondents education, parity, child spacing, knowledge about health of pregnancy, attitude, house distance to Health Center. Respondent with small child (less than three years) has good Antenatal Care categories (58,4%) more than respondent with rare child spacing.
The conclusion of this research is; respondent that has well known about health pregnancy with spacing of the child rares than other, and also antenatal care service center is near to their houses, the utilization of respondent antenatal care tends are well.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afriliyanti
"Angka Kematian lbu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 262 per 100.000 kelahiran hidup. Risiko kematian ibu selama kebamilan dan persalinan dapat dilrurangi bila ibu hamil memeriksakan kehamilannya sedini mungkin dan tepat waktu yaitu I kali pada trimester !, I kali pada trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3. Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan serta mendidik dan memotivasi ibu hamil untuk merawat diri dan mempersiapkan persalinannya. Berdasarkan data SDKI 2002=2003 diketahui jenis pelayanan terbanyak yang dilakukan petugas pada saat melakukan ANC adalah pemeriksaan abdomen dan masih sedikit yang memberikan info tentang tanda bahaya kehamilan dan persiapan menghadapi persalinan. Pelayanan antenatal pada dasarnya merupakan interaksi antara pengguna jasa (ibu hamil) dan penyelenggara pelayanan, sesuai dengan teori Andersen dan Green yang menunjukkan hasil dan manfaat pelayanan yang diterima akan mendorong atau melemahkan perubahan perilaku dalam penggunaan pelayanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan keteraturan ibu hamil dalam melakukan antenatal di empat puskesmas (Simpur, Korpri. Pasar Ambon dan Kedaton) Kota Bandar Lampung tahun 2007. Penelitian ini adalah penelition kuantitatif dengan menggunakan desain studi Cross Sectional, dilalrukan pada bulan April 2008 pada 160 o!l!llg ibu yang mempunyai bayi S 6 bulan dan pemah memeriksakan kebamilannya selama bamil ke 4 puskesmas yang terpilib sebagai sampel. Variabel dependen adalah ketemtu!lUl ibu dalam melalrukan antenatal, variabel indapenden adalah kualitas pelayanan antenatal dan variabel kovariat umur, pendidikan, pengetahuan, paritas , pekeljaan, sikap, pengbasilon keluarga, dnkongan keluarga dan kebutuhan ibu untuk melalrukan antenatal. Hasil penelitian mendapaikan 65,0% responden melalrukan antenatal secara temtur, dimana sebanyak 59,4% responden menilai koelitas pelayonon antenatal yang diterimanya sudah baik.
Hasil uji statistik menunjukken ada bubungan antara kualitas pelayonon antenatal dengan keteraturan ibu hamil dalam melakokan pemeriksaan antenatal setelah dikontrol oleh umur, pendidiken dan sikap terbadap polayanan antenatal, dimana ibu bamil yang menilai koelitas antenatal baik keteraturan melakukan pemeriksaan antenatal bampir 4 kali dibandingkan ibu hamil yang menilai kualitas antenatal buruk. Berdasarkan basil tersebut maka koelitas pelayanan anten?tal perlu ditingkaikan dengan eara memberikan pelatihan teknis tentang antenatal, pelatiban penggunaan buku KlA, pelatiban KIP&K kepada petugas, disamping meningkatkan monitoring pelayanan antenatal sesuai SOP oleh Dinas Kesehatan ke Puskesmas. Selain itu pihak puskesmas harus memberikan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan.

Maternal mortality rate in Indonesia is quite high around 262 per I00,000 live births. Mother's death risk during pregnancy and delivery can be reduced by providing antenatal care as early as possible and on schedule in which mothers should get antenatal care once in the first and second semester and twice in the last one. The purpose of the examinations during pregnancy is a) to monitor mothers and their fetal conditions regularly followed by interventions needed to correct the abnormality, b) to educate and motivate the mother for taking care of her self and c) to prepare for their delivery. Based on (SDKI) in 2002-2003, most of the health services provided by health workers during antenatal care is abdominal examination. However they provide mothers with less information about the danger signs of pregnancy and delivery preparedness. Basieally antenatal care is an interaction between costumers (pregnant women) and health workers. According to Anderson and Green, the result and the benefit received by costumers will either encourage or weaken them to change their behaviors to get services.
The purpose of this research is to know the correlation between the quality of antenatal care and the pregnant women?s regularity to attend antenatal care in four public health centers (Simpur, Korpri, Pasar Ambon, Kedaton) in Bandar Lampung City, Lampung Province 2007. This quantitative research used cross-sectional study conducted on April 2008. The samples were 160 mothres having babies below 6 months and never attended the antenatal care in four public health centers afore mentioned above. The dependent variable is the pregnant women's regularity to attend antenatal care while the independent variable is the quality of antenatal care. The co-variant variables are age, education, knowledge. parity, work, attitude, llunily's income, fiunily's suppert and mother's need to attend antenatal care.
The result of this research showed that 65 % respondents attended the antenatal care regularly in which 59.4 % respondents said that the quality of antenatal care was goed. The statistics test showed that there was correlation between the quality of antenatal care and the pregnant women's regularity to attend antenatal care after controHed by age, education and attitude. Pregnant women attending regular antenatal care programs assumed that the quality of antenatal care was good while those atteoding irregular ones didn't Based on the results above, the writer suggests that quality of antenatal care should be hnproved by giving technical trainings on antenatal, use of mother and children's hook, inter-personal communication & counseling and also monitoring antenatal care based on standerdized operational guidelines by the health office to public health centers. Heallh centers should also provide standerdized hsaith services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11531
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Martha Adelina
"Pelayanan antenatal merupakan strategi kunci untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi, karena pemanfaatan ANC yang memadai, dihubungkan dengan peningkatan kesehatan maternal dan neonatal. Tujuan penelitian, mengetahui proporsi pemanfaatan dan faktor yang berhubungan dengan pelayanan antenatal K4 di Kota Pematangsiantar tahun 2013. Desain potong lintang, pengumpulan data dengan wawancara kepada 200 ibu yang telah melahirkan 6 bulan. Analisis data : univariat, bivariat dan multivariate. Proporsi yang memanfaatkan pelayanan antenatal sesuai standar K4, 65%. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan antenatal K4 adalah dukungan suami, pengetahuan, sikap, sumber informasi dan status bekerja. Dukungan suami selama kehamilan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kunjungan antenatal K4.

Antenatal care is a key strategy for reducing maternal and neonatal morbidity and mortality rate because adequate utilization of ANC services is associated with improved maternal and neonatal health outcomes. The objective of study was to determine the proportion of ANC utilization and factor associated with utilization of antenatal care in Pematangsiantar City at 2013. A cross-sectional design, data collection by interviewing 200 mothers who gave birth to 6 months. Data Analysis: Univariate, bivariate and multivariate analyzes. The proportion of antenatal care that utilizes standardized K4, 65%. Factors related to the utilization of antenatal K4 is the husband's support, knowledge, attitudes, resources and work status. Husband's support during pregnancy is an important factor to improving antenatal visits K4."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Reza Prabowo
"Salah satu cara menurunkan angka kematian ibu adalah meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. Penelitian ini mencari hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil mengenai pemeriksaan kehamilan. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Koja pada Maret 2013. Sampel diambil sebanyak 109 orang dengan metode konsekutif. Kualitas pelayanan antenatal dinilai melalui daftar tilik. Sedangkan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalu kuesioner. Data dianalisis dengan uji chi-square. Mayoritas ibu hamil dalam golongan tidak berisiko, berpendidikan lebih tinggi, tidak bekerja, beban finansial keluarga di bawah rata-rata, paritas tidak lebih dari dua, dalam trimester ketiga, memiliki kunjungan yang lebih, ditemani saat berkunjung, dan tidak memiliki pengalaman pemeriksaan kehamilan. Kualitas pelayanan antenatal yang baik 42,2% dan tenaga kesehatan belum mencuci tangan, menggunakan sarung tangan, dan memberi edukasi menyusui. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil baik. Ada hubungan kualitas pelayanan antenatal (p=0,010) dan pendidikan (p=0,020) serta pekerjaan (p=0,039) ibu hamil terhadap pengetahuan mengenai pemeriksaan kehamilan. Ditambah, ada hubungan antara pendidikan (p=0,017) ibu hamil dengan perilaku mengenai pemeriksaan kehamilan. Kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Kecamatan Koja perlu ditingkatkan dengan memperketat aturan mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan serta edukasi menyusui untuk meningkatkan keamanan dan wawasan pasien.

One way to reduce maternal mortality rate is to improve antenatal care (ANC) quality. This research finds association between quality of ANC with knowledge, attitude, and practice about pregnancy assessment. Research design is cross-sectional. Data collection was performed at Puskesmas Kecamatan Koja on March 2013 and 109 subjects taken with consecutive sampling method. Quality of ANC is valued in checklist, while knowledge, attitude, and practice is valued by questionnaire. Data was analyzed with chi-square test. The majority of pregnant women there are in unrisk, higher education level, unemployed, below average finance, not more than two parities, in third trimester, have more visits, accompanied while visiting ANC, and no pregnancy assessment?s experience. Good quality of ANC is 42,2% and healthcare giver haven?t washed their hands, wore gloves, and given lactacy education. Knowledge, attitude, and practices is good. There is significant difference between quality of ANC (p=0,010), education level (p=0,020), and occupation (p=0,039) with knowledge about pregnancy assessment. In addition, there is siginificant differences between education level and pregnant women?s knowledge (p=0,017). Quality of ANC at Puskesmas Kecamatan Koja needs improving by strict policy in washing hands, wearing gloves, and lactacy education in order to increase patient safety and knowledge."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Damarwati
"Di Kabupaten Tangerang cakupan kunjungan pertama antenatal (K1) pada tahun 2012 sebesar 103%, dan cakupan kunjungan keempat antenatal (K4) sebesar 82% pada tahun 2012. Terdapat selisih pada hasil cakupan K1 dan K4 karena terjadi kesenjangan potensial atas kualitas layanan antenatal sehingga perlu diperbaiki.
Kasus komplikasi yang tertangani 6906 kasus (59%), hanya 1268 kasus (18,3%) yang ditangani di puskesmas PONED. Hasil tersebut diatas belum sesuai dengan target dari Kementerian Kesehatan yaitu 67% komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas dapat ditangani pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan pemanfaatan Puskesmas Curug dan Puskesmas Mauk sebagai Puskesmas mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di Kabupaten Tangerang Tahun 2013, dengan desain penelitian cross sectional.
Diperoleh hasil variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas PONED adalah pendidikan ibu (OR=3,7; 95% CI: 1,552-8.636) dan waktu tempuh ke puskesmas (OR=0,2; 95% CI: 0,039-0,841) sedangkan kualitas pelayanan antenatal tidak berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas PONED (OR=1,233; 95% CI: 0,608-2,502; p value: 0,560). Sehingga perlu meningkatkan pengetahuan dan informasi kepada ibu hamil agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam membuat pilihan pelayanan mana yang diinginkan dan akan diambil terutama dalam menghadapi masalah kegawat daruratan obstetri.

At Tangerang District coverage first antenatal visit (K1) in 2012 amounted to 103%, and coverage of four antenatal visits (K4) by 82% in 2012. There is a difference in the results of K1 and K4 scope due to the potential gap on the quality of antenatal services so that needs to be fixed.
Cases handled 6906 cases of complications (59%), only 1268 cases (18.3%) were treated in the clinic PONED. Results above are in accordance with the targets of the Ministry of Health that 67% of complications of pregnancy, childbirth and postpartum can be handled in 2012. This study aims to determine the relationship between the quality of antenatal care with the use of Curug health centers and Mauk health centers as able health centers Basic Emergency Obstetric Neonatal Care at Tangerang District in 2013, with a cross-sectional study design.
Obtained variable results related to the utilization of maternal health clinic PONED is education (OR = 3.7, 95% CI: 1.552-8636) and the travel time to the clinic (OR = 0.2, 95% CI: 0.039-0.841), while the quality of service antenatal not related to the utilization of clinic PONED (OR = 1.233, 95% CI: 0.608- 2.502, p value: 0.560). So the need to increase knowledge and information to pregnant women in order to improve its ability to make a choice where the desired service and will be taken, especially in dealing with obstetric emergencies problem.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhaniah Suryani
"ABSTRAK
Kabupaten Bekasi menurut sensus tahun 1990 dinyatakan mempunyai IMR 93,68 perseribu kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dari IMR Jawa Barat (89,13) perseribu kelahiran hidup dan lebih tinggi dari IMR Nasional (74) perseribu kelahiran hidup.
Penelitian merupakan Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk melihat hubungan antara karakteristik sosiodemografi (umur, pendidikan,pekerjaan, paritas ), pengetahuan dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan antenatal. Populasi studi adalah seluruh ibu-ibu hamil dan ibu-ibu balita di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Analisis statistik dengan uji Kai Kuadrat dan uji Odds Ratio.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal adalah faktor pendidikan.
yang diajukan perlu dilakukan K I E dengan memasang poster untuk mengingatkan masyarakat cara meningkatkan kesehatan ibu hamil, cara pencegahan penyakit dan bahaya-bahaya bila tidak melakukan perawatan kehamilan, perlu keterlibatan masyarakat yang lebih aktif dengan melibatkan kader-kader untuk memberikan penyuluhan dipabrik/perusahaan/tempat-tempat ibu-ibu bekerja, dan perlu meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk melibatkan lebih aktif PKK untuk memberikan penyuluhan bagi ibu-ibu yang tidak sekolah tentang pelayanan antenatal untuk meningkatkan pengetahuannya.

ABSTRACT
Based upon a cencus by 1990, Bekasi country was stated to have 93,68 per mill of Infant Mortality Rate (IMR) of unstill birth, this figures is higher than rate of 1MR at West Java (89,13) per mill of unstill birth and higher than National IMR (74) per mill there of.
Research constituted an Analytic Survey by having Cross Sectional approach to find out relationship between sociodemography (age, education, occupation, parity) knowledge and the use of antenatal service facility. The study population object were all pregnancy mothers and mother of under five years old children at Bekasi country, West Java. Statistic analysis was employed with chain quadrate and Odds Ratio test.
The result of this research showed that affecting factors against the use of antenatal service is educational factor.
The proposes suggestions is to conduct Health of Mother and Child by spreading out posters to remind public how to improve pregnancy mothers health, diseases preventive and risks when the health is not treated well, public involvement is required by involving cadres to provide extension at factory/company/places where most of mothers work, and it is necessary to improve cross-sectoral cooperation to get involve Program at Village level to educate women on various aspects of family welfare more active to provide extension for uneducated mothers regarding antenatal service in improving their knowledge.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ely Afriani
"ABSTRAK
Kepatuhan bidan menerapkan standar pelayanan antenatal menentukan
kualitas pelayanan. Tingkat kepatuhan bidan dalam menerapkan standar
pelayanan antenatal berdasarkan survey awal adalah rendah (58,3%) di Kota
Padangsidimpuan membuat penelitian ini menjadi penting.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya kepatuhan bidan
dalam menerapkan standar pelayanan antenatal di Kota
Padangsidimpuan.Disamping itu juga untuk membuktikan adanya hubungan
motivasi, supervisi, pelatihan dan beban kerjadengan kepatuhan bidan
menerapkan standar pelayanan antenatal.
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan pendekatan
kuantitatif dan jumlah sampel 112 dari total populasi 222 orang bidan praktek
swasta. Data diperoleh dengan pengisian kuesioner pada bidan dan pengamatan
langsung terhadap bidan praktek, yang dilaksanakan pada akhir bulan februari
sampai dengan Meitahun 2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bidan patuh
menerapkan standar pelayanan antenatal (58,9%). Terdapat empat variabel yang
memiliki hubungan bermakna dengan kepatuhan bidan menerapkan standar
pelayanan antenatalyaitumotivasi, supervisi, pelatihandan beban kerja.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan untuk
menciptakan kebijakan tentang sistem reward & punishment yang sesuai
kondisidaerah Kota Padangsidimpuan, wajib uji kompetensi dan menandatangani
surat komitmen patuh menerapkan standar dalam memberikan pelayanan sebagai
syarat penerbitan surat izin praktek bidan (SIPB), melakukan perbaikan cara
pendekatan supervisi agar supervisor dapat memenuhi tugasnya sebagai
fasilitator, komunikator dan motivator serta pentingnya memperbesar peluang
mengikuti seminar-seminar dan pelatihan berkaitan kompetensi bagi bidan. Untuk
permasalahan beban kerja, dinas kesehatan melalui kepala puskesmas dapat
mengkaji ulang pembagian tugas seorang bidan baik dipuskesmas maupun di
tempat prakteknya dan melakukan rotasi penempatan bidan agar tidak terjadi
tugas rangkap dan kejenuhan kerja.

ABSTRACT
The midwife to apply compliance standard antenatal care. Low levels of
compliance with antenatal care midwives applying standards based on the initial
survey (58.3%) in the City Padangsidimpuan makes this study important.
The purpose of this study was to obtain a picture of the level of
compliance with antenatal midwife to implement standards in the City
Padangsidimpuan, what are the factors that influence adherence midwives, and
how these factors apply to the compliance standards of antenatal care midwives.
This study uses a cross-sectional design with quantitative approaches and
the number of samples of the total population of 222 112 midwives in private
practice. Data obtained by filling out the questionnaire on direct observation of
midwives and midwifery practice, which was held in late February to May 2012.
The results showed that of the majority of midwives dutifully applying
standard antenatal care (58.9%). Of the five variables studied then there are four
variables that have a meaningful relationship with midwives compliance with
antenatal care standards that apply motivation, supervision, training and workload.
Noting the results of these studies, it can be recommended to the Health
Department to make improvements Padangsidimpuan supervisory approach to
supervision in accordance with the guidelines for reporting health departments,
creating a system of reward and punishment to the midwife adapted to local
conditions Padangsidimpuan and the importance to improve training opportunities
related to improving the competence midwifery in the midwife. In addition,
establishing policies that take care of every midwife SIPB must follow the
competency test and be willing to sign a letter of adherence to implement
standards in providing services as a condition of issuing a license to practice
midwifery (SIPB). To workload issues, the health department through the chief
centers may review the job description of a good midwife dipuskesmas and in his
practice and to rotate the placement of midwives in order to avoid duplicate work
and job burnout.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S1916
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno B.S. Pudjono
"Kematian ibu masih mengambil porsi yang besar di antara kematian seluruh kelompok penduduk. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga 1986, diperkirakan angka kematian ibu di Indonesia adalah 450 per 100.000 kelahiran hidup. Di samping itu lebih dari 50% kematian perinatal berasal dari bayi-bayi yang lahir dari ibu-ibu dengan kehamilan risiko tinggi, dan 75% sampai 85% dari kematian ibu di Indonesia berhubungan dengan perdarahan, infeksi dan eklamsi. Dalam GBHN 1988 disebutkan bahwa peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas pada Repelita V. Banyaknya kematian seperti tersebut merupakan sebagian dari masalah kesehatan ibu, yang umumnya berhubungan dengan masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia. Sedangkan penyebab kematian tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan pemeliharaan dan pengawasan antenatal sedini mungkin dan secara teratur oleh tenaga kesehatan.
Penelitian ini menggali lnformasi mengenai sejauh mana pengetahuan dan perilaku ibu-ibu pasangan usia subur (PUS) terhadap kebutuhan dan keinginan dalam penggunaan pelayanan antenatal di tempat pelayanan kesehatan yang tersedia. Penelitian ini ditujukan sebagai dasar untuk studi intervensi pada tahap selanjutnya, yaitu mobilisasi peran serta masyarakat dalam upaya penurunan angka kematian ibu khususnya ibu hamil. Penelitian dimulai pada bulan Juli 1993 dan berakhir bulan Oktober 1993, di Kecamatan Cimanggis dan Kecamatan Sawangan. Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jumlah responden adalah 100 yang diambil secara purposif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur terhadap ibu-ibu PUS dan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap petugas pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), kemudian dianalisis secara deskriptif.
Hasil panelitian menunjukkan, bahwa secara umum pengetahuan responden terhadap kebutuhan ibu hamil dalam penggunaan pelayanan antenatal dan keinginan dalam penggunaan pelayanan antenatal cukup memadai hampir seluruh responden (83%) mengetahui bahwa pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil perlu dilakukan selama kehamilannya, walau untuk jenis pelayanan seperti timbang badan, pemeriksaan tekanan darah, pemberian tablet hasil vitamin dan imunisasi, persentasenya untuk masing-masing tersebut masih di bawah 50%. Sehingga program penyuluhan tentang KIA (Kesehatan Ibu & Anak) dan Imunisasi TT perlu dilakukan dalam upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pelayanan antenatal. Dengan demikian, pemeriksaan antenatal bagi ibu hamil sangat penting dalam menurunkan angka kematian ibu, yang mana hal ini sangat tergantung dari pelayanan kesehatan ibu hamil yang baik serta partisipasi masyarakat dalam penggunaan pelayanan antenatal yang tersedia."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Idau
"Menurut SKRT tahun 1995, Angka kematian ibu di Indonesia adalah 373/100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor yang menyebabkan adalah rendahnya akses ibu hamil ke pelayanan kesehatan. Rendahnya akses ibu hamil tersebut akan menyebabkan mereka yang memiliki kehamilan berisiko tidak terdeteksi secara lebih dini. Proporsi kehamilan risiko tinggi di suatu wilayah diperkirakan sekitar 15-20% dari jumlah seluruh ibu hamil, sementara kehamilan yang memiliki faktor risiko belum diketahui. Di Jakarta Selatan hanya 11,75% kehamilan risiko tinggi clan kehamilan yang memiliki faktor risiko yang terdeteksi, sementara di Kecamatan Pesanggrahan hanya berjumlah 5,53%.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor predisposing, enabling dan need dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil yang memiliki faktor risiko dengan umur kehamilan minimal 3 bulan, di Kecamatan Pesanggrahan. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel adalah 132 orang dan dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2001.
Berdasarkan basil analisis univariat diketahui bahwa proporsi responden dengan faktor risiko terbanyak yaitu jarak kehamilan < 2 tahun (33,1%). Responden yang memanfaatkan pelayanan antenatal tidak sesuai standar 40,2% dan tidak pernah memanfaatkan 11,4%. Hanya 11,1% responden yang memanfaatkan puskesmas sebagai tempat pemeriksaan kehamilannya.
Hasil analisis multivariat, menunjukkan tiga variabel yang ada hubungan bermakna dengan pemanfaatan pelayanan antenatal yaitu pekerjaan ibu, jumlah anak dan pengambil keputusan.
Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, sebagai upaya untuk meningkatkan pemanfaatkan pelayanan antenatal, disarankan kepada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan untuk mengadakan pertemuan rutin dengan petugas pelayanan MA di wilayah Kecamatan Pesanggrahan untuk membicarakan upaya peningkatan deteksi kehamilan berisiko. Hendaknya puskesrnas di Kecamatan Pesanggrahan dilengkapi dengan fasilitas tempat bersalin agar minat masyarakat untuk memanfaatkan puskesmas tersebut meningkat. Bagi petugas puskesmas di Kecamatan Pesanggrahan sebaiknya melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan kepada wanita usia subur / ibu hamil tentang kehamilan dengan faktor risiko dan pemanfaatan pelayanan antenatal, pengaturan jarak kelahiran dan makanan bergizi. Informasi kesehatan juga perlu diberikan kepada ibu yang memiliki banyak anak dan ibu yang tidak bekerja atau bekerja tidak di sektor formal. Semua ibu hamil dianjurkan untuk masuk kelompok peminat kesehatan ibu dan anak (KP-KIA). Bagi para peneliti agar melanjutkan penelitian dengan waktu yang lebih lama dan variabel yang berbeda."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>