Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dendy Arif
"Wood Polymer Composite (WPCs) adalah material komposit yang terdiri atas polimer sebagai matriks dan kayu sebagai bahan penguat (reinforcement). WPCs terus menerus dikembangkan dan disempurnakan sifat-sifatnya sebagai building material sehingga dapat dijadikan material alternatif pengganti kayu.
Peneltian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ukuran bahan pengisi terhadap karakterikstik komposit polipropilena serbuk kayu. Material yang digunakan adalah resin polipropilena dan serbuk kayu karet yang masingmasing bertindak sebagai matriks dan bahan pengisi, dan PPMA (Polipropilena Maleat Anhidrat) sebagai coupling agent. Ukuran serbuk kayu yang digunakan adalah tanpa bahan pengisi, 1410 µm, 100 µm, 365 µm, 250 µm. Proses pembuatan WPCs menggunakan metode palletizing dan injecton molding dengan temperatur sebesar 190°C. Komposit yang dihasilkan diuji untuk menegetahui nilai MFR (Melt Flow Rate), sifat termal (temperatur leleh dan temperatur kristalisasi) sifat mekanis (tensile strength at yield, fleksural, izod impact energy dan kekerasan).
Hasil penelitian menunjukkan semakin kecil ukuran bahan pengisi maka MFR, temperatur melting, temperatur kristalisasi, tensile strength at yield, fleksural, dan kekerasan semakin meningkat. Sebaliknya, cenderung terjadi penurunan nilai izod impact energy dengan semakin kecilnya ukuran bahan pengisi.

Wood Polymer Composite (WPCs) is consisted of two elements that different in nature, polymer as matrix and wood as filler (reinforcement). WPCs have been continually improved in order to get better properties as building material and alternative wood substitute.
The aim is to study the effect of filler size on characteristics WPCs. Resin polypropylene and rubber wood powder are used in this research as a matrix and filler respectively, and PPMA (Polypropylene Maleate Anhydrate is also used as a coupling agent. Filler size that used in this study are without filler, 1410 µm, 100 µm, 365 µm, 250 µm. The process of making PCs through palletizing and injection molding method at temperature 190°C. Then, the composite products are analyzed in order to know the effect properties of this composite such as MFR (Melt Flow rate), thermal properties (melting temperature and crystallization temperature), mechanical properties (tensile strength at yield, flexural, izod impact energy and hardness), fracture type and chemical composition.
The result shows that MFR (Melt Flow rate), thermal properties (melting temperature and crystallization temperature) and mechanical properties (tensile strength at yield, flexural, izod impact energy and hardness) have a tendency to increase as decreasing of filler size. In the other hand, izod impact energy decreased.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Diniati
"ABSTRAK
Karbon aktif dari batubara bituminus dengan ukuran submikrometer dan nanometer dikembangkan untuk material penyimpan hidrogen. Pada penelitian ini dilakukan peningkatan keefektifan proses mekanokimia pada sampel karbon aktif batubara dengan menggunakan penggilingan mekanik planetary ball mill dengan rasio karbon dan KOH sebesar 1:1 dan aktivasi termal tidak perlu dilakukan.
Karbon aktif hasil proses mekanokimia dibuat dalam bentuk pelet dengan penambahan pengikat yang mengandung fruktosa, sukrosa dan oligo dengan cara kompaksi. Hasil proses penggilingan mekanik didapatkan karbon aktif batubara dengan ukuran 414,7 nm dimana mengalami peningkatan sebesar 98,9%. Peningkatan keefektifan dari material penyimpan hidrogen dapat dilihat dari meningkatnya kapasitas adsorpsi hidrogen dimana pada suhu -5 oC terjadi peningkatan sebesar ±386,5 kali dan pada suhu 25 oC terjadi peningkatan sebesar ±398,6 kali dibandingkan dengan sampel sebelum dilakukan perlakuan mekanokimia.

ABSTRACT
Activated carbon from bituminous coal with submicrometer and nanometer size was developed for hydrogen storage materials. The purpose of this research is to increase the effectiveness of mechanochemical process on coal-based activated carbon sample used a planetary ball mill with ratio of carbon and KOH 1:1 and thermal activation process is not necessary. Activated carbon results from
mechanochemical process will be made in the form of pellets with the addition of binder which is containing fructose, sucrose and oligo of by compacting. After mechanical milling process coal activated carbon obtained by the size of 414.7 nm which increased by 98.9%. Increasing the effectiveness of the hydrogen storage material can be seen from the increased capacity of adsorption of hydrogen at antemperature of-5 oC where there was an increase of ± 386.48 times and at a
temperature of -25 oC there was an increase of ± 398.56 times compared with the nuntreated sample.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1370
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanno Widy Yunior
"ABSTRAK
Penyimpanan hidrogen pada media padat adalah yang teraman dan termurah dibanding metode penyimpanan dengan hidrogen cair atau hidrogen bertekanan tinggi pada tabung. Karbon aktif merupakan media padat penyimpanan hidrogen yang murah, mudah didapatkan, dan memiliki kemampuan penyerapan yang baik karena adanya pori-pori pada permukaannya. Pada penelitian ini diuji efek dari proses mekanokimia dan peletisasi terhadap kemampuan penyerapan H2 pada karbon aktif arang batok kelapa. Proses penggilingan menggunakan planetary ball mill (PBM) selama 30 jam, proses mekanokimia menggunakan activating agent KOH dengan rasio karbon dan KOH sebesar 1:1 kemudian diperlakukan mekanik pada PBM selama 1 jam, lalu proses peletisasi dilakukan dengan binder. Sampel mengalami penurunan luas permukaan setelah proses mekanokimia dan peletisasi, dari 393,5 m2/g menjadi 126,2 m2/g dan diameter rata-rata pori naik dari 2,5 nm menjadi 2,7 nm. Kemampuan adsorpsi H2 pada sampel juga mengalami penurunan setelah perlakuan mekanokimia, dan peletisasi. Kapasitas adsorpsi H2 pada sampel awal yaitu 0.204 wt% (4000 kPa | -5oC) dan 0.197 wt% (4000 kPa | 25oC), sedangkan kapasitas adsorpsi H2 pada sampel setelah 3 perlakuan (penggilingan, mekanokimia, dan peletisasi) yaitu 0.194 wt% (4000 kPa | -5oC) dan 0.179 wt% (4000 kPa | 25oC).

ABSTRACT
Hydrogen storage at solid media is more secure and cheaper than hydrogen storage in a tank (liquid phase or hydrogen compression). Activated carbon can be the best for the solid media because of cheap, good availability, and good adsorption capacity because of many pores on its surface. In this research, it was examined the effect from mechanochemical process and pelletizing to H2 volume adsorption of coconut charcoal-based activated carbon. Planetary ball mill (PBM) was used in 30 hours, with addition of KOH as activating agent with ratio of carbon:KOH was 1:1, then treated mechanically by PBM in 1 hour, further more pelletizing was done by added binder. Sample‟s surface area decreased after mechanochemical process and pelletizing process, from 393,5 m2/g to 126,2 m2/g, with average pore diameter increase from 2,5 nm to 2,7 nm. Adsorption capacity H2 decreased after mechanochemical and pelletizing. H2 Adsorption capacity for sample before treatment (granule sample) was 0.204 wt% (4000 kPa | -5oC) and 0.197 wt% (4000 kPa | 25oC), while H2 adsorption capacity for sample after mechanochemical, and pelletizing was 0.194 wt% (4000 kPa | -5oC) and 0. 179 wt% (4000 kPa | 25oC)."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42192
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library