Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Sajidin
"[ABSTRAK
Program Pemuda Pelopor merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan sumber daya manusia (SDM) Pemuda Indonesia, dengan
harapan bahwa pemuda Indonesia memiliki jiwa kepeloporan di segala
bidang, sehingga apa yang menjadi peran pemuda di masyarakat salah satunya
menjadi Agen Of Change atau agen perubahan bisa terlaksana. di Kota Bogor
pelaksanaan pemuda pelopor dilaksanakan oleh pemerintah Kota Bogor
melalui Kantor Pemuda Dan Olahraga Kota Bogor menjadi peran startegis
dalam memcari dan menanamkan kepeloporan kepada pemudanya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitaif deskriptif analisis dengan
factual problemnya adalah bahwa peserta yang mengikuti kegiatan program
pemuda pelopor yang dilaksanakan oleh Kanpora Kota Bogor belumlah
optimal, dikarenakan peserta yang mengikuti program ini dari tahun ketahun
belum mecapai target, seperti halnya di pelaksanaan program pemuda pelopor
tahun 2014, peserta di targetkan sebanyak 5 orang namun yang mengikuti
program ini sebanyak 3 peserta, dalam penellitian ini, ada 4 faktor yang
berperan penting dalam keberhasilan implementasi program yaitu, Peran
Proses Rekrutmen, Peran Kinerja/Performance Pelaksana, Peran Komunikasi
dan Peran Pelaksanaan Dari Evaluasi Program.
Hasil penelitian dari yang sudah dilakukan di Kanpora Kota Bogor,
bahwa Kanpora sebagai pelaksana teknis belum optimal dalam melaksanakan
program pemuda pelopor, dikarenakan kurangnya pagu anggaran yang di
tetapkan oleh Pemerintah Kota Bogor, sehingga berdampak kepada
pelaksanaan yang tidak maksimal, seperti halnya proses rekrutmen yang
dilaksanakan oleh pelaksana hanya mengandalkan surat untuk
mensosiaalisaikan dan menginformasikan program, belum adanya keterlibatan
dari alumni/stakeholder dan belum menggunakan media elektronik, media
cetak dan media sosial untuk mensosialisasikannya, adapun saran dalam
penelitian ini adalah agar terpenuhinya peserta program pemuda pelopor,
pelaksana/pantia harus melakukan sosialisasi dengan menggunakan media
elektronik, media cetak dan media sosial, selain itu melibatkan senior/alumni
yang pernah mengikuti program. dan menjalin kordinasi dengan SKPD Lain
untuk berkordinasi langsung dalam pembinaan pemuda.

ABSTRACT
Pioneer Youth Program is one of the effort in improving Indonesian
Youth human resources (HR), with an eye to the young people of Indonesia
have a pioneering spirit in all areas, so what become the role of youth in the
society one of them becomes Agent Of Change can be implemented. in Bogor
City, the implementation of pioneer youth is implemented by the city
government of Bogor through youth and sport centre become strategic role in
pioneering the community and instilling the youth.
This research is using the analysis descriptive qualitative method and
its factual problem is all participants who join the pioneer youth event
implemented by Kanpora of Bogor City has been optimal yet, because of the
participant who join this eent from the year to year has not reached the target.
as well as the implementation of pioneer youth program in 2014, participant is
targeted as many people but who join this program is 3 participants. in this
research there are 4 factors which has the important role in the success of
program implementation namely the role of recruitment process, the role of
performance, the role of communication and the role of implementation from
the bogor city government, so
The result of the research has been executed in kanpora of bogor city,
kanpora as technical implementation has not been optimal in implementing
pioneer youth program, because of the lack of budgeting set by bogor city
government, so it affects to not optimal implementation, as well as the
recruitment process which is implemented by the executor only rely on a letter
to socialize and to inform the program, beside that there is not any
involvement from alumni or stakeholder and it has not used the electronic
media, printing media and social media to socialize it. meanwhile, the
suggestion in the research is in order to fulfill the pioneer youth program
participant, executor/committee should socialize by using electronic media,
printing media and social media. beside that involving the alumni/stakeholder
who have ever joined the program and establish the coordination with the
other SKPD to coordinate directly in youth guidance, Pioneer Youth Program is one of the effort in improving Indonesian
Youth human resources (HR), with an eye to the young people of Indonesia
have a pioneering spirit in all areas, so what become the role of youth in the
society one of them becomes Agent Of Change can be implemented. in Bogor
City, the implementation of pioneer youth is implemented by the city
government of Bogor through youth and sport centre become strategic role in
pioneering the community and instilling the youth.
This research is using the analysis descriptive qualitative method and
its factual problem is all participants who join the pioneer youth event
implemented by Kanpora of Bogor City has been optimal yet, because of the
participant who join this eent from the year to year has not reached the target.
as well as the implementation of pioneer youth program in 2014, participant is
targeted as many people but who join this program is 3 participants. in this
research there are 4 factors which has the important role in the success of
program implementation namely the role of recruitment process, the role of
performance, the role of communication and the role of implementation from
the bogor city government, so
The result of the research has been executed in kanpora of bogor city,
kanpora as technical implementation has not been optimal in implementing
pioneer youth program, because of the lack of budgeting set by bogor city
government, so it affects to not optimal implementation, as well as the
recruitment process which is implemented by the executor only rely on a letter
to socialize and to inform the program, beside that there is not any
involvement from alumni or stakeholder and it has not used the electronic
media, printing media and social media to socialize it. meanwhile, the
suggestion in the research is in order to fulfill the pioneer youth program
participant, executor/committee should socialize by using electronic media,
printing media and social media. beside that involving the alumni/stakeholder
who have ever joined the program and establish the coordination with the
other SKPD to coordinate directly in youth guidance]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Facey, A. B.
Ringwood: fremantle Arts Centre Press, 1981
994.120 4 FAC f (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasluck, Alexandra
Melbourne : Oxford University Press, 1955.
994.102.09 HAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasluck, Alexandra
Melbourne : Oxford University Press,, 1955.
994.102 HAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Gilang
"Artikel ini mengkaji tentang peran dr. Muwardi dari pemimpin Barisan Pelopor Jakarta hingga menjadi tokoh oposisi saat revolusi Indonesia. Dokter Muwardi merupakan pahlawan nasional yang aktif dalam bidang kedokteran, kepanduan hingga kelaskaran. Sifat patriotisme dan humanisme dr. Muwardi berkembang dari latar belakang organisasi serta pengalamannya. Artikel ini ditulis menggunakan metode sejarah, dengan pengumpulan data berupa arsip dokumen terjilid, surat kabar, buku, dan jurnal yang diperoleh melalui Arsip Nasional, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Universitas Indonesia, Museum Sumpah Pemuda, Museum dr. Muwardi dan secara daring. Data juga diperoleh dengan wawancara bersama keluarga dr. Muwardi. Kebaruan dalam artikel ini adalah penggunaan sumber arsip dan koran sezaman yang memberikan temuan baru mengenai peran dr.Muwardi. Fokus kajian ini terdapat dalam pembentukan dan perubahan sikap dr.Muwardi sejak aktif dalam organisasi kepanduan hingga komandan laskar yang revolusioner serta bersikap oposisi terhadap pemerintah pusat Republik Indonesia pada masa revolusi. Temuan dalam kajian ini bahwa latar belakang kehidupan dan organisasi mampu membuat perubahan sikap yang fundamental dalam diri dr. Muwardi. Hal ini ditemukan dalam tulisan-tulisan dr. Muwardi dalam arsip, koran sezaman hingga keputusan yang ia buat ketika dalam kepanduan hingga kelaskaran. Keputusan tersebut merupakan sikap dr.Muwardi yang terbentuk atas pola asuh serta pengalaman organisasinya.
......This article examines the role of dr. Muwardi from the leader of the Barisan Pelopor Jakarta to becoming an opposition leader during the Indonesian revolution. Doctor Muwardi is a national hero who was active in medicine, scouting and militia. The patriotism and humanism of dr. Muwardi were developed from his organizational background and experience. This article was written using the historical method, with data collection in the form of archives of bound documents, newspapers, books, and journals obtained through the National Archives, National Library, University of Indonesia Library, Sumpah Pemuda Museum, Museum of dr. Muwardi and online resources. Data were also obtained by interviewing the family of dr. Muwardi. The novelty in this article is the use of archival sources and contemporary newspapers which provide new findings regarding the role of dr.Muwardi. The focus of this study is in the formation and change in the character of dr. Muwardi since he was active in scouting organizations to the revolutionary militia commander and was in opposition to the central government of the Republic of Indonesia during the revolution. The findings in this study proves that the background of life and organization of dr.Muwardi are able to change his character. It can be found in the writings of dr. Muwardi at the archives and contemporary newspapers, also the decisions he made when he was scouting to militia. This decision symbolizes the attitude of dr. Muwardi which was formed on his upbringing and organizational experience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Pratiwi
"Artikel ini membahas tentang majalah Sahabat, sebuah majalah anak-anak Islam yang terbit di Jakarta pada tahun 1979. Sahabat diterbitkan oleh Media Sahabat di bawah naungan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). Pada tahun itu, belum ada majalah Islam untuk anak-anak. Kemunculan Sahabat sebagai majalah anak yang bernuansa islami dapat dilihat dari isi rubrik-rubrik yang dimuat dalam majalah tersebut. Dalam menyebarkan nilai-nilai keislaman, Sahabat terbit dengan memuat rubrik-rubrik yang membahas tentang akidah, ibadah, dan akhlak. Ketiga nilai tersebut dapat dilihat melalui rubrik keluarga fajar keluarga muslim, belajar agama, dan cerita pendek. Selain itu, kisah-kisah Nabi, para sahabat, dan tokoh-tokoh pejuang Islam juga muncul dalam majalah Sahabat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah, yaitu pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber penelitian ini adalah majalah Sahabat, arsip, surat kabar, dan buku penunjang lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemunculan Sahabat menjadi salah satu alternatif bacaan bagi anak-anak muslim. Dengan adanya majalah Sahabat, anak-anak muslim di Indonesia dapat memperoleh pengetahuan tentang keislaman.
......This article discusses Sahabat magazine, an Islamic children's magazine published in Jakarta in 1979. Sahabat was published by Media Sahabat under the auspices of the Indonesian Islamic Da'wah Council (DDII). In that year, there was no Islamic magazine for children. The emergence of Sahabat as a children's magazine with Islamic nuances can be seen from the contents of the rubrics published in the magazine. In spreading Islamic values, Sahabat is published by containing rubrics that discuss creed, worship, and morals. These three values can be seen through the rubrics of the fajar Muslim family, learning religion, and short stories. In addition, stories of the Prophet, the Companions, and Islamic warriors also appear in Sahabat magazine. This research was conducted using the historical method, namely topic selection, heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The sources of this research are Sahabat magazine, archives, newspapers, and other supporting books. The results of this study show that the emergence of Sahabat magazine became one of the reading alternatives for Muslim children. With the existence of Sahabat magazine, Muslim children in Indonesia can gain knowledge about Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Virda Altaria Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk (1)menganalisa bentuk gerakan pemuda pelopor dalam memulai perubahan untuk mengatasi permasalahan yang ada didaerahnya dan menjalankan program kegiatannya, (2)untuk mengetahui analisis gerakan pemuda pelopor sebagai bagian dari agent of change dalam melakukan gerakan new social movement untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat didaerah serta, (3) mengetahui hambatan dan keberhasilan gerakan komunitas ruang sosial. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode wawancara. Informan pada penelitian ini adalah dua orang pemuda pelopor yang mendapatkan penghargaan dari Kemenpora dan sudah melaksanakan kegiatan penggerak dan perubahan di daerah, masyarakat, volunteer, dan aparatur desa.
Gerakan pemuda pelopor di komunitas ruang sosial sesuai dengan bagaimana the new social movement theory berhasil mendapat tempat di masyarakat dan mampu membawa dampak yang signifikan untuk daerah dalam mempelopori gerakan perubahan bagi pendidikan karakter serta pemberdayaan masyarakat di desa Negararatu sehingga karakter anak, gerakan masyarakat berdaya dan pengelolaan BUMDes menjadi maju dan membawa banyak perubahan bagi masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah (1)gerakan pemuda pelopor berhasil membawa perubahan dan mengatasi masalah didaerahnya melalui gerakan kepeloporan sehingga meng-influenze pemuda lainnya untuk bergerak melalui berbagai gerakan pendidikan karakter dan pemberdayaan masyarakat.(2))pemuda sebagai agent of change menghasilkan output kepercayaan pemerintah melalui pengelolaan BUMDes sehingga hasil dari gerakan ini membentuk pendidikan karakter yang lebih positif dan masyarakat yang berdaya. (3)Hambatan dalam gerakan ini adalah proses rekruitment dan evaluasi untuk meningkatkan dan keberlangsungan suatu komunitas.
......This study aims to (1) find out the form of a pioneering youth movement in initiating change to address the problems in their area and carry out its activities program, (2) to find out the analysis of pioneering youth movements as part of the agent of change in carrying out a new social movement to increase community empowerment in the area as well, (3) knowing the obstacles and success of the social space community movement. This research is a qualitative descriptive study with interview method. The informants in this study were two young pioneers who received awards from the Ministry of Youth and Sports and had carried out activist and change activities in the regions, communities, volunteers, and village officials.
This pioneering youth movement is suitable and in accordance with the new social movement theory that has succeeded in gaining a place in the community and able to bring significant impacts to the region in spearheading the movement for character education and community empowerment in Negararatu villages so that the character of children, empowered community movements and management of BUMDes to be advanced and bring many changes to society. The results of this study are (1) a pioneering youth movement that succeeded in bringing change and overcoming problems in its area through the pioneering movement so as to influence other youth to move through various character education and community empowerment movements. (2) Barriers in this movement are the process of recruitment and evaluation and also answered (3) youth as agents of change resulted in output of government trust through the management of BUMDes so that the results of this movement formed more positive character education and empowered communities."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T52975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tabrani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pelatihan teknis yang diperlukan oleh Batalyon Pelopor Brimob Polda Metro Jaya dalam konteks pengamanan Ibu Kota Negara. Pengamanan Ibu Kota Negara merupakan tantangan yang kompleks dan membutuhkan kesiapan serta kompetensi yang tinggi dari aparat kepolisian, khususnya Batalyon Pelopor. Dalam penelitian ini, kami menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis Training Need Analysis (TNA) yang melibatkan kuesioner dan studi pustaka. Hasil analisis menunjukkan bahwa Batalyon Pelopor secara luas terlibat dalam berbagai tugas pengamanan yang meliputi penanganan ancaman kejahatan intensitas tinggi hingga pengurusan bencana alam. Pelibatan Batalyon Pelopor umumnya berperan dalam mendukung polisi kewilayahan ketika intensitas ancaman mencapai eskalasi yang tinggi. Penelitian selanjutnya membahas pelatihan teknis yang sudah diterima oleh Batalyon Pelopor. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan beragam dan meliputi berbagai aspek keamanan. Namun, pelatihan tersebut belum direncanakan secara optimal dan seringkali terkendala oleh tugas mendadak dan keterbatasan fasilitas. Meskipun pelatihan sudah mencakup isu-isu yang tercantum dalam modul pedoman pelatihan yang diterbitkan oleh Foster Police Department, masih ada potensi untuk meningkatkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan aktual dalam pengamanan Ibu Kota Negara. Dalam analisis ini, penulis menekankan kebutuhan aktual untuk pengamanan Ibu Kota Negara, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan persiapan menghadapi ancaman di masa depan.  Kesimpulannya, penelitian ini mengidentifikasi pentingnya pelatihan teknis dalam pengamanan Ibu Kota Negara oleh Batalyon Pelopor Brimob Polda Metro Jaya. Pelatihan teknis penting mengingat banyaknya pelibatan tugas lapangan bagi Batalyon Pelopor. Berdasarkan analisis, masih suda hada pelatihan yang diberikan sesuai dengan modul pelatihan polisi Foster Police yang menjadi dasar analisis. Namun masi hada pelatihan yang belum diberikan, untuk itu, direkomendasikan untuk memberikan pelatihan yang tidak hanya terkait dengan tupoksi khusus Batalyon Pelopor. Namun, temuan paling penting dalam penelitian ini adalah perencanaan pelatihan harus dilakukan secara matang. Pengembangan dan peningkatan pelatihan teknis yang relevan dengan kebutuhan aktual pengamanan Ibu Kota Negara akan memperkuat kesiapan dan kompetensi anggota Batalyon Pelopor dalam menjalankan tugas-tugas pengamanan yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek keamanan.
......This research aims to analyze the technical training needs required by the Mobile Brigade Pioneer Battalion of Polda Metro Jaya in the context of securing the National Capital City. Securing the National Capital is a complex challenge and requires high readiness and competence from the police, especially the Pioneer Battalion. In this research, we used a qualitative approach with the Training Need Analysis (TNA) analysis method which involved questionnaires and literature study. The results of the analysis show that the Pioneer Battalion is widely involved in various security tasks which include handling high-intensity crime threats to managing natural disasters. The involvement of the Vanguard Battalion generally plays a role in supporting regional police when the intensity of the threat reaches a high escalation. The next research discusses the technical training that the Pioneer Battalion has received. Research findings show that the training provided is diverse and covers various aspects of security. However, this training has not been planned optimally and is often hampered by sudden assignments and limited facilities. Although the training already covers the issues listed in the training manual modules published by the Foster Police Department, there is still potential to improve the training to suit actual needs in securing the National Capital City. In this analysis, the author emphasizes the actual need for securing the National Capital, improving services to the community, and preparing to face future threats. In conclusion, this research identifies the importance of technical training in securing the National Capital by the Mobile Brigade Pioneer Battalion of Polda Metro Jaya. Technical training is important considering the large number of field assignments involved in the Pioneer Battalion. Based on the analysis, there is still no training provided in accordance with the Foster Police police training module which is the basis of the analysis. However, there is still training that has not been provided, for this reason, it is recommended to provide training that is not only related to the special duties and functions of the Pioneer Battalion. However, the most important finding in this research is that training planning must be done carefully. The development and improvement of technical training that is relevant to the actual needs for securing the National Capital will strengthen the readiness and competence of Pioneer Battalion members in carrying out complex security tasks involving various security aspects."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayuti Fitri
"ABSTRAK
Proklamasi kemerdekaan yang diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta, diikuti dengan keputusan-keputusan membentuk 3 (tiga) wadah perjuangan (PNI, KNI dan BKR) membutuhkan waktu lama untuk direalisasikan di Sumatera. Bahkan BKR tidak sempat terbentuk di wilayah ini. Mr. M. Hasan sebagai gubernur dan dr. Amir sebagai wakil gubernur bersikap ragu-ragu untuk menjalankan keputusan-keputusan pemerintah pusat itu.
Faktor mendasar membuat mereka ragu-ragu adalah kenyataan bahwa ada polarisasi yang tajam/tinggi menjelang akhir pemerintah Belanda, antara kerajaan (Swapraja atau Ze1f-Bestuur: Melayu, Simalungun dan raja-raja karo). di satu pihak dan kaum nasionalis di pihak lain. Pendudukan Jepang tetap menghidupkan konflik
M. Hasan dan dr. Amir ragu apakah masyarakat yang selama ini diperintah sultan dan raja secara ketat apakah akan mendukung atau tidak segala kebijaksanaan yang akan diambil. Di samping itu, ketidakjelian Hasan dan Amir dalam mencari dukuagan di kalangan nasionalis yang dapat diajak bekerjasama, juga merupakan faktor penghambat.
Perjuangan kemerdekaan di Sumatera timur secara dominan dijalankan oleh badan-badan perjuangan atau laskar rakyat. Masing-masing partai politik yang berdiri sejak dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 mempunyai badan perjuangan atau laskar rakyatnya tersendiri. Partai Nasio_nalis Indonesia (PNI) adalah partai yang paling aktif membina laskar rakyat. Mereka membentuk Nasional Pelopor Indonesia (NAPINDO).
Dalam NAPINDO, kepemimpinannya sebagian besar dipegang oleh para kaum nasionalis dari masa pemerintah kolonial Belanda, para nasionalis yang telah memanfaatkan badan-badan bentukan militer Jepang dan para pemuda nasionalis yang bergerak di bawah tanah.
Di dalam perjuangannya, di samping melakukan perlawanan bersenjata, NAPINDO juga mendirikan pusat-pusat perekonomian rakyat--seperti PUSERA --yang telah terbentuk sejak jaman pendudukan Jepang. Tujuan utama pendirian PUSERA adalah untuk menghidupkan perekonomian rakyat dan memperlemah pere_konomian Jepang.
Dua strategi--perlawanan bersenjata dan mendidikan pusat-pusat ekonomi--yang secara konsisten dijalankan oleh lasykar NAPINDO, yang menjadi faktor yang menentukan berdiri dan tegaknya proklamasi kemerdekaan di Sumatera Timur.

"
1990
S12648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library