Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardi Bakhri
Abstrak :
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, Mengakibatkan dampak besar yang masih berlanjut sampai tahun 2000. Perekonomian dan sektor industri masih beluim berkembang dengan balk. Salah satu industri penunjang, produk sol sepatu (outsoles), yang dibutuhkan industri sepatu mengalami hantaman krisis yang parah. Sebagai perusahaan penunjang untuk sepatu dan sandal, rnaka industri ini akan terpengaruh sekali jika industri sepatu dan sandal menjadi anjlok. Sebagal perusahaan penunjang yang menerima permintaan langsung dari perusahaan industrl sepatu, jika penjualan sepatu berkurang maka permintaan sol sepatujuga turut berkurang. Penelitian yang dilakukan pada sektor industri penunjang, yang tidak berkembang akhir-akhir ini, bertujuan untuk menganalisa hal-hal penting apa saja yang harus dllakukan baik secara mikro dalam perusahaan itu, maupun secara makro bagi pemerintah Indonesia dalam mengatasi kendala perdagangan di sektor industri penunjang ini. Dalam hal ini secara khusus diteliti industri sol sepatu yang merupakan bahan penunjang untuk sepatu maupun sandal. P.T. Inti Bergas International (P.T. IBI) merupakan perusahaan industri yang memproduksi sol sepatu (outsoles). Perusahaan industri penunjang ini mempunyai peluang besar dalam perdagangan domestik maupun global, karena pengguna sepatu dan sandal adalah masyarakat dari tingkat bawah sampai atas. Indonesia dengan populasi keempat terbesar di dunia merupakan konsumen besar yang mempergunakan sepatu atau sandal. Produk ini merupakan consumable goods yaitu barang yg habis terpakai dalam jangka waktu tertentu, sehingga konsumen perlu mengganti sepatu atau sandalnya. Dengan memproduksi consumable goods seharusnya penjualan tidak akan menurun, malah seharusnya meningkat karena jumlah pengguna makin Iama makin banyak. Namun daiam kenyataannya pada kasus P.T. Inti Bergas International (PT. IBI) yang mengalami kejayaan dengan penjualan sebesar 11 miliar rupiah pada tahun 1995, tetapi pada tahun 1998 merosot tajam dengan penurunan hampir 50% penjualan. Keadaan penjualan yang berubah tajam ini terjadi sesudah Indonesia dilanda krisis ekonomi yang parah pada pertengahan tahun 1997. Beberapa faktor ekstemal yang dominan seperti keadaan ekonomi Indonesia yang anjiok akibat krisis dengan melonjaknya harga nilai tukar dollar Amerika terhadap Rupiah, masih berlarijut dengan keadaan pemerintah dan politik yang masih belum stabil, ambruknya sektor perbankan nasional, kekacauan yang timbul di daerah-daerah, dan penegakan hukum yang tidak konsisten. Kendala lain yang juga mengakibatkan penurunan penjualan produk ini karena penurunan ekspor antara lain disebabkan oleh menurunnya permintaan akibat belum pulihnya beberapa negara di kawasan Asia, terutama Korea dan Jepang, karena knsis ekonomi yang juga berdampak pada negara-negara di kawasan lainnya. Selain itu, adanya masalah-masalah di dalarn negeri yang sering menghambat ekspor ini, antara lain adalah masalah pernbiayaan ekspor serta penunjangnya. Kendala eksternal di atas yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan P.T. IBI Sebelum dan sesudah krisis ini yang akan dibahas dan dicari jalan keluar sehingga dapat disarankan kepada perusahaan ini dan perusahaan sejenis agar perusahaan dapat meraih keberhasilan kembali. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa industri penunjang ini mempunyai pangsa pasar yang terbatas, namun pembentukan jaringan pemasaran sangat menentukan keberhasilannya untuk menerobos pangsa pasar luar negeri. Untuk peningkatan pangsa pasar balk lokal maupun luar negeri maka kerja sama antara industri penunjang dengan industri Produk akhir harus terjalin erat dan saling menopang satu sama lain. Dari sisi makro, pemerintah harus berupaya melakukan pembenahan sektor perbankan, karena sektor ini merupakan tulang punggung yang akan dapat mendorong kemajuan industri dalam negeri dan pertumbuhan ekspor untuk peningkatan devisa. Pemerintah mendorong perbankan untuk melakukan restrukturisasi hutang perusahaan yang dilakukan secara adil dan jujur. Hal ini akan dapat mendorong kemajuan perusahaan agar terjadi peningkatan ekspor sehingga surplus perdagangan meningkat yang akan menambah devisa negara. Kepercayaan luar negeri harus ditumbuhkan lagi, agar perputaran roda ekonomi berjaian mulus, dengan pelaksanaan supremasi hukum yang transparan dan konsisten. Supremasi hukum harus ditegakkan pemerintah dengan sungguh-sungguh, karena hal ini Merupakan salah satu keadaan yang membuat investor asing ragu untuk melakukan kontak dagang dengan Indonesia. Keadaan ekonomi, politik, dan hukum di Indonesia sudah merupakan benang kusut yang harus diuraikan dengan sabar dan telaten. Untuk membenahi benang kusut ini harus dimulai dari ujung dan pangkalnya secara bersamaan. Jadi pembenahan ekonomi dan hukum harus dimulai dari atas dan bawah secara bersamaan. Untuk perbaikan ini dlbutuhkan manusia-manusia yang sadar akan keadaan negaranya dan mau berusaha memperbaiki keadaan untuk kesejahteraan bersama.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: BPFE , 1993
306.3 PEL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Panggaru
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI, 2020
791.437 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Panggaru
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI, 2020
791.437 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Panggaru
Jakarta: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI, 2020
791.437 GUN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tuty Nur Mutia
Abstrak :
Disertasi ini membahas peristiwa normalisasi hubungan diplomatik Cina-Indonesia dengan tujuan menunjukkan motivasi yang mendorong Cina untuk mewujudkannya. Pendekatan "keterkaitan mikro-makro" digunakan untuk mengangkat bukti-bukti empiris, dipertajam melalui kerangka konsep mianzi. Dalam budaya Cina mianzi mengandung makna dan nilai-nilai "kehormatan". Hasil penelitian menunjukkan, merosotnya kekuatan kubu sosialis di akhir tahun 1980-an dan peristiwa Tiananmen 1989 telah menyebabkan berubahnya prioritas politik luar negeri Cina. Ancaman terhadap kedaulatan menjadi pusat prioritas karena menyangkut kehormatan dan keutuhan bangsa. Segenap potensi Cina harus digunakan untuk menyelamatkan kehormatan negaranya, itulah baoquan mianzi. Kejayaan dan citra internasional RRC harus dikibarkan kembali. Normalisasi hubungan itu terbukti merupakan bagian dari upaya baoquan mianzi dan telah memberi peluang besar kepada Cina untuk berperan di forum regional maupun global. Dari sanalah motivasi itu terangkat.
This disertation examine the normalization of China-Indonesia diplomatic relations in order to understand China"s main motivation. The "micro-macro linkage" used to uphold empirical evidence that being enhanced through "Mianzi" concept. In Chinese culture, mianzi consist honorable values and meanings. The result of this research shows that the changes on China foreign policy priority has been caused by the decreasing of socialist power in the late 1980"s and the Tiananmen incident in 1989. Threat to China`s sovereignty and unity has been the main priority to keep the country honor and existence. The term of baoquan mianzi is being used on this matter. It means using the whole potential of Chinese people to save the country honor. PRC international image and glory need to be restored. The normalization of diplomatic relations has been proven to be a part of baoquan mianzi and has given China a big opportunity to take part in regional and global forums. From there the motivation was raised.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
D1337
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan pengkajian dan pengembangan kebijakan Kementerian luar negeri, 2010
382.9 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
ABSTRAK
Jika diperhatikan karakteristik pengangguran menurut kelompok umur, sebesar 69 persen penganguran adalah berusia muda (15-29 tahun) di tahun 2010, angka tersebut meningkat menjadi 75 persen di tahun 2014. Lebih lanjut, apabila ditinjau dari segi tingkat pendidikan, menunjukkan bahwa lebih dari separuh jumlah pengangguran adalah terdidik (berpendidikan SMA ke atas). Tingkat pengangguran terbuka angkatan kerja terdidik yang konsisten tinggi adalah yang berpendidikan Sekolah Kejuruan (SMK). Lulusan SMK yang diharapkan siap memasuki pasar kerja, dengan dibekali keterampilan khusus, namun justru TPT nya memperlihatkan paling tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan tinggi lainnya. Tujuan umum kajian ini adalah untuk memperoleh gambaran lulusan SMK di pasar kerja melalui tracer study di provinsi/wilayah terpilih. Selain itu, secara khusus studi ini ingin mengetahui: 1. Alasan menunda untuk memperoleh pekerjaan setelah lulus (menganggur) 2. Keinginan untuk melanjutkan studi 3. Karakteristik sosial ekonomi keluarga siswa SMK 4. Lama mencari pekerjaan (job search) 5. Persyaratan-persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan 6. Jenis pekerjaan dan lapangan pekerjaan setelah lulus SMK 7. Upah/penghasilan setelah lulus SMK 8. Kepuasan dalam pekerjaan 9. Mobilitas pekerjaan dalam 1 tahun terakhir 10. Harapan dan motivasi lulusan SMK tentang dunia kerja Kajian ini menggunakan dua tahapan, yaitu Pertama, mengolah data sekunder yang bersumber dari data BPS yaitu Sakernas tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016 yang dapat menggambarkan kondisi, pola dan kecenderungan lulusan SMK tersebut dalam pasar kerja. Selain melakukan analisis data sekunder, dilakukan pula kajian tentang kondisi SMK, ketenagakerjaan dan peluang kerja dari berbagai kajian lain yang pernah dilakukan. Kedua, penelitian juga dilakukan dengan survei lapangan terhadap lulusan SMK dengan menggunakan cara penelusuran lulusan SMK tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016. Survei dilakukan dengan penyebaran angket melalui PT. Pos Indonesia yang dikirimkan ke BKK yang dipilih. Cara ini dilakukan mengingat bahwa jumlah lulusan SMK cukup besar dan tersebar di berbagai daerah serta keterbatasan waktu penelitian. Adapun angket tersebut berisi tentang pertanyaan yang menyangkut identitas lulusan, asal SMK, program studi, kegiatan yang dilakukan serta jenis, status pekerjaan, lapangan kerja, jam kerja dan upah serta lamanya tenggang waktu dari lulus sekolah sampai memperoleh pekerjaan. Hasil kajian menemukan beberapa fakta sebagai berikut: Sebagian besar lulusan SMK yang menjadi responden lulus tahun 2015. Menurut jenis kelamin, sebagian besar alumni SMK yang berpartisipasi dalam survei ini adalah perempuan (63%). Sebagian besar lulusan SMK yang menjadi responden berusia antara 19-21 tahun, namun ada juga yang berusia 23-25 tahun. Bidang keahlian lulusan SMK sebagian besar adalah bisnis manajemen (51,9%) disusul dari dari bidang keahlian teknologi informasi dan komunikasi (16,1%) dan pariwisata (13,2%), sisanya dari bidang keahlian lainnya. Lulusan SMK dari bidang keahlian bisnis dan manajemen, kesehatan, pariwisata, seni pertunjukan sebagian besar adalah perempuan (di atas 50%), namun untuk bidang keahlian teknologi dan rekayasa dan teknologi dan informasi didominasi laki-laki. Program keahlian lulusan SMK yang berpartisipasi dalam survei ini berasal dari 32 program keahlian dengan rincian sebagai berikut: 24,8% berasal dari program keahlian Keuangan, 16,2% berasal dari Teknik Komputer Dan Informatika, dan 15,2% dari Administrasi, sisanya tersebar pada program keahlian lainya. Lulusan SMK yang berstatus sebagai angkatan kerja sebanyak 1.198 orang (88,02%) berstatus bekerja dan 63 (11,98%) berstatus sebagai penganggur terbuka. Lebih banyak penganggur laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Semakin muda tahun kelulusannya semakin tinggi persentase mereka yang berstatus sebagai penganggur. Dari 63 lulusan tahun 2016, mereka yang bekerja sebesar 50 (79,37%) dan yang menganggur sebanyak 13 orang (20,63%). Makin lama tahun kelulusan makin mengecil persentase mereka yangberstatus sebagai penganggur. Rata-rata lama mencari kerja adalah 5,6 bulan dengan maksimum lama mencari kerja 36 bulan. Para lulusan SMK ini sebagian besar baru mencari kerja selama 1-3 bulan, sedangkan lainya lebih lama dari 3 bulan. Jika diperhatikan dari tahun lulusan, maka sebagian besar pencari kerja merupakan lulusan pada tahun-tahun yang terakhir. Tenaga usaha penjualan dan tenaga usaha jasa mendominasi jenis pekerjaan para lulusan SMK. Diperkirakan karena jenis pekerjaan inilah yang tersedia dengan relatif banyak dan lebih mudah dimasuki mereka. Lapangan usahanya adalah sebagian besar terutama di bidang perdagangan besar dan eceran;reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor. Sementara, status pekerjaan para lulusan SMK ini sebagian besar adalah buruh/karyawan/ pegawai yang bekerja secara penuh waktu. Mereka umumnya mendapatkan upah/penghasilan dibawah 4 juta rupiah. Sangat sedikit yang berpenghasilan di atas 4 juta rupiah per bulan.
Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud, 2016
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ardius
Abstrak :
Pembelajaran sains di sekolah-sekolah telah berubah. Ada kemungkinan pembelajaran sains akan kehilangan makna menjadi sebuah pembelajaran sastra. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti secara terbatas disekolah terhadap guru-guru yang mengampu mata pelajaran sains, hanya 20% yang melaksanakan kegiatan praktikum; sedangkan 80% sisanya menyampaikan materi pembelajaran tanpa praktikum. Untuk mengatasi kendala ketiadaan perangkat laboratorium, kegiatan praktikum dapat dilakukan melalui Laboratorium Maya yang tersedia di Portal Rumah Belajar. Tujuan penelitian/kajian ini adalah untuk mengetahui peluang dan tantangan dari pemanfaatan Laboratorium Maya dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Metode yang digunakan adalah studi literatur mengenai konsep dan teori melalui berbagai dokumen dan literatur yang tersedia. Data didapat dari sumber primer dan sekunder. Data dan informasi dianalisis melalui teknik analisis isi dan disajikan secara deskriptif. Penelitian mengungkapkan bahwa pemanfaatan Laboratorium Maya bisa mengatasi berbagai masalah yang dihadapi sekolah,seperti kegiatan praktikum untuk pembelajaran sains. Peluang pemanfaatan Laboratorium Maya antara lain mampu mengatasi berbagai keterbatasan yang berkaitan dengan waktu, kondisi geografis maupun ekonomis. Selain itu, Laboratorium Maya dapat meningkatkan kualitas eksperimen, efektivitas pembelajaran, keamanan, dan keselamatan. Kemungkinan tantangan pemanfaatan Laboratorium Maya antara lain meliputi ketersediaan perangkat komputer untuk kepentingan praktikum di sekolah, penguasaan guru dan siswa di bidang pengoperasian perangkat (penguasaan keterampilan motorik),ketersediaan sumber tenaga listrik, dan kesediaan/inisiatif guruuntuk berinovasi memanfaatkan TIK di dalam aktivitas pembelajaran. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa Laboratorium Maya sangat menjanjikan atau berpeluang untuk diterapkan pada kegiatan praktikum di sekolah. Tantangannya adalah kesediaan guru untuk berkontribusi memperkaya ketersediaan materi praktikum pada Laboratorium Maya yang terdapat pada Portal Rumah Belajar.
Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi, 2020
371 TEKNODIK 24:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>