Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Deceria Adventine Br
"Belajar di perguruan tinggi berbeda dengan belajar di tahap pendidikan sebelumnya. Mahasiswa dituntut lebih mandiri dan aktif dalam mencari ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, mahasiswa membutuhkan kemampuan pemahaman bacaan yang baik. Pemahaman bacaan tidak dikembangkan dengan baik pada tingkat pendidikan sebelumnya sehingga mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan pemahaman bacaan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran gambaran strategi metakognitif dalam pemahaman bacaan pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan proses thinking aloud, wawancara dan observasi pada mahasiswa angkatan 2009 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini adalah identifikasi 27 strategi metakognitif dalam pemahaman bacaan yang sering digunakan mahasiswa. Analisa penelitian tambahan dilakukan untuk melihat perbedaan penggunaan strategi metakognitif subjek dengan menganalisis hasil wawancara singkat dan observasi selama proses thinking aloud.
Studying in college is different from leaming in the previous educational stage. Students forced to be more independent and active in seeking knowledge. Therefore, students need good reading comprehension skills. Reading comprehension is not well developed at the level of previous education so that students are experiencing difficulty with reading comprehension. The purpose of this study was to obtain the picture description metacognitive strategies in reading comprehension in college students. This study uses qualitative methods to the process of thinking Aloud, interviews and observations of the student in class of 2009 in Faculty of Psychology, University of Indonesia. The result of this study is the identification of 27 metacognitive strategies in reading comprehension are often used by the student. Analysis of additional research conducted to see the differences in the use of metacognitive strategies with analyzing the result from interview and observation when the thinking aloud process is held."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S3682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Corina Debora
1992
S2738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medina K. Siswantara
"ABSTRAK
Dalam pengajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar sering ditemukan
kesenjangan antara nilai tes prestatif dan kemampuan berkomunikasi siswa baik secara
lisan maupun tulisan (Hilam, 2001). Salah satu penyebab hal ini menurut Kusuma (1987)
adalah penekanan pada aspek grammar. Di samping itu hasil survey Beeby (1991)
menjelaskan bahwa pada umumnya materi peiajaran yang diberikan hanya terbatas pada
apa yang terdapat dalam buku-buku teks.
Pembelajaran bahasa Inggris pada anak-anak usia 10-11 tahun yang berada
dalam tahap Konkret operasional (Piaget, 1952 dalam Berk,1997) dan tahap kelas tinggi
Sekolah Dasar (Munandar, 1985) seharusnya melibatkan partisipasi siswa secara aktif
dalam situasi yang kontekstual, menyenangkan, komunikatif, serta merangsang seluruh
indera agar lebih mudah dicerna dan dihayati (ILarcom, 1997). Dengan demikian
diharapkan pembelajaran dapat mencapal sasaran 3 domain yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor.
Metode yang maslh sering digunakan saat ini adalah metode Konvensional, yaitu
yang berdasarkan prinsip-prinsip Teacher-centered. Dalam penelitian ini akan disusun
suatu metode yang kemungkinan akan mampu mengembangkan domain afektif di
samping domain kognitif dan psikomotor dengan berfokus pada pemahaman bacaan.
Metode ini disebut Muiti Stimulan, dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip Learnercentered.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode manakah dl antara metode
Konvensional dan Muiti Stimulan yang lebih efektif untuk membantu anak usia 10-11
tahun memahami bacaan bahasa inggris. Peneliti melakukan studi eksperimental
dengan tipe controlled lab expeiiment dan disain Two group Pretest and Posttest Design.
Sebanyak 40 orang subyek dibagi ke dalam 2 kelompok independen yang artinya tidak
saling berhubungan karena mendapatkan treatment yang berbeda (Siegel, 1997). Alat
ukur berupa tes prestatif yang berfungsi sebagai evaluasi formatif dan sumatif. Di akhir
pemberian treatment dilakukan probing interview yang dianalisa secara kualitatif untuk
mengungkap faktor-faktor afektif subyek. Analisis menggunakan uji statistik
nonparametrik yaitu dengan uji U Mann-Whitney pada p<0,05. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas antara kedua metode pengajaran
dengan perkataan lain hipotesa penelitian ditolak dan hipotesa nol diterlma.
Penyebab ditolaknya hipotesis penelitian kemungkinan karena berbagai hal
seperti sampling error, waktu pemberian treatment yang terlalu singkat sehlngga program
dipadatkan, faktor instruktur, serta proactive Inhibition dan habltuatlon dalam proses
belajar. Mesklpun demikian dalam penelitian Ini ditemukan faktor-faktor afektif yang
menjadi pendorong dalam proses pembelajaran. Pada metode Muiti Stimulan dapat
disimpulkan bahwa subyek memillkl sifat yang lebih positif terhadap pelatlhan, guru dan
keglatan pembelajaran. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Horwitz
(1979) yang menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan prestasi akademik yang bermakna
antara subyek dalam kelompok Teacher-centered dan Learner-centered. Tetapi pada
kelas Learner-centered siswa lebih menunjukkan sikap positif terhadap guru, sekolah
lebih bersikap otonomi dan kooperatif dengan kedua jenis kelamin."
2002
S2795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Hermosa
"ABSTRAK
Kemampuan mengenali huruf pada siswa sekolah dasar dan menengah di DKI Jakarta ternyata tidak diikuti dengan pemahaman terhadap materi bacaan yang disajikan. Hal tersebut disimpulkan berdasarkan penelitian Dakhidae (1997, dikutip oleh Purnawan, 2001) terhadap sejumlah penduduk DKI Jakarta yang berusia 10 tahun ke atas. Sementara kemampuan tersebut sangat dibutuhkan pada pendidikan tingkat universitas, mengingat literatur kuliah banyak berisi konsep-konsep abstrak yang membutuhkan proses berpikir yang mendalam untuk memahaminya. Selain itu, tema-tema bacaan yang beredar di masyarakat memang membutuhkan kejelian pembaca untuk memilah dan memilih bacaan yang argumennya layak dipercaya. Mengingat kemampuan pemahaman bacaan yang masih minim di kalangan siswa SMU, maka peneliti merasa perlu mengajarkan serangkaian strategi membaca yang dinamakan membaca kritis yang bertujuan meningkatkan kejelasan dan pemahaman bacaan. Strategi-strategi yang dimaksud adalah skimming, marking dan annotating, outlining dan mapping, analyzing dan evaluating argument, serta making inference yang disampaikan melalui metode ceramah dan praktek langsung melalui bacaan yang diberikan.
Penelitian ini merupakan kegiatan penerapan strategi membaca yang dilakukan selama lima hari berturut-turut dengan jumlah subyek sebanyak tujuh orang. Efektivitas kegiatan diukur dengan memberikan tes pemahaman bacaan yang item-itemnya merupakan representasi dari materi yang diajarkan. Tes pemahaman bacaan ini berfungsi sebagai alat pengumpul data utama, disamping hasil integrasi keterampilan, hasil observasi, serta evaluasi peserta mengenai manfaat kegiatan yang berfungsi sebagai data tambahan.
Pengolahan data utama dilakukan dengan pengujian statistik non parametrik melalui metode Wilcoxon Signed-Rank Test, dan uji signifikansi pada level 0,05 untuk one tailed test. Untuk mengetahui proses berpikir dalam menjawab setiap item tes, peneliti juga melakukan analisis kualitatif terhadap jawaban subyek. Analisis kualititatif tersebut merupakan pendukung data kuantitatif yang diperoleh melalui pengujian statistik.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : strategi membaca kritis tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada siswa SMU. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya peningkatan skor tes pemahaman bacaan yang signifikan setelah mengikuti kegiatan ini. Disamping itu, analisis jawaban kualitatif menunjukkan bahwa tidak ada item yang dijawab dengan tepat oleh seluruh peserta. Namun dari segi penguasaan strategi membaca yang diajarkan, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh strategi dikuasai oleh peserta. Hal ini disimpulkan dari penilaian terhadap hasil integrasi keterampilan dan observasi terhadap performa peserta selama kegiatan. Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil tersebut peserta selama kegiatan. Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil tersebut adalah perlunya dikonstruk suatu instrumen ukur yang merepresentasikan secara langsung strategi-strategi membaca yang diajarkan, pemilihan subyek yang lebih mewakili populasi, dan durasi kegiatan yang lebih lama sehingga memungkinkan penguasaan strategi yang diajarkan secara lebih baik."
2002
S2882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Dewi Tunjung Puspasari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai hubungan antara bilingual dan metalinguistic awareness terhadap kemampuan pemahaman bacaan anak kelas dua sekolah dasar. Penelitian ini dilaksanakan pada dua SD di Bintaro, yaitu SD Global Jaya dan SD Pembangunan Jaya. Diteliti pula mengenai kemungkinan adanya perbedaan metalinguistic awareness dan pemahaman bacaan antara anak bilingual dan monolingual.
Subyek penelitian di pilih dengan menggunakan teknik Incidental Sampling yaitu memilih anak bilingual berdasarkan skor hasil observasi English as A Second Language Scale ( 105 - 140 ) dan skala observasi kemampuan
bahasa Indonesia ( 140 - 175 ). Dari 155 anak kelas ll Sekolah Dasar, jumlah subyek bilingual dominan bahasa Indonesia adalah 60 orang dan 60 orang monolingual.
Kemampuan bilingual diukur dengan instrumen English as A Second Language Scale dan skor Skala Observasi Kemampuan Bahasa Indonesia, sedangkan Metalinguistic Awareness siswa diukur dengan Tes Melalinguistic Awareness yang disusun sendiri, Serta Language Objeclivigv Test konstruksi
Cummins yang dimodifikasi. Tes Kemampuan metlinguistic awareness meliputi dimensi metefonology awareness dan melasyntactic awareness, dimensi metasemanric awareness. Data kemampuan pemahaman bacaan didapat dari skor
hasil tes pemahaman bacaan yang disusun oleh C.Thorne kemudian dimodifikasi untuk kesesuaian penelitian. Tes pemahaman bacaan meliputi dimensi pemahaman kata pemahaman kalimat, pemahaman literal dan pemahaman inferensial.
Sebelum digunakan , alat ukur penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan Teknik Korelasi Pearson Product Moment dan Teknik Alpha Cronbach. Analisa data menggunakan Teknik Korelasi Pearson Product
Moment Regresi Berganda dan Uji T.
Hasil penelitian menunjukkan adanyl hubungan pusitif antara kemampuan bilingual dan Metalinguistic Awareness terhadap kemampuan pemahaman bacaan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Besar sumbangan efektif dari
kedua variabel bebas tersebut adalah 73,5 % . Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa ada perbedaan metalinguiszic awarenes dan kernampuan pemahaman bacaan antara siswa bilingual dominan bahasa Indonesia dengan siswa monolingual bahasa Indonesia. Anak bilingual memiliki kemampuan yang lebih tinggi pada metalinguistic awarenes dan pemahaman hacaan dari pada anak monolingual.
Berikutnya ditemukan pula bahwa pada anak yang memiliki metalinguistic awarenes di atas rata-ata tampak adanya perbedaan pemahaman bacaan yang tinggi antara anak bilingual dari anak monolingual. Tidak demikian halnya bila pemahaman bacaan dilihat dari kemampuan metalinguistic awarenes dibawah rata-rata tidak didapat adanya perbedaan yang signifikan.
Ditemukan perbedaan pemahaman bacaan puda anak bilingual bila dilihat dari kadar metalinguistic awarenes yang berbeda dimana pemahaman bacaan anak bilingual lebih tinggi dibandingkan monolingual.
Pada anak bilingual tcerlihat perbedaan yang cukup besar jika dibandingkan berdasarkan tingkat. kemampuan metalinguistic awarenes. Namun pada anak monolingual tidak terdapat perbedaan pemahaman bacaan yang signifikan bila kemampuan metalinguistic awarenes di atas rata-rata diperbandingkan dengan anak berkemampuan metalinguistic awarenes di bawah rata-rata.
Untuk penelitian selanjutnya perlu diupayakan antara lain pengambilan subyek yang lebih luas, penyusunan instrumen yang lebih baik, serta pengukuran aspek-aspek lain yang mungkin mempengaruhi kemampuan pemahaman bacaan
anak bilingual. Dapat pula dilakukan perbandingan antra kemampuan metalinguistic awareness anak monolingual bahasa Indonesia, monolingual bahasa Inggris, bilingual dominansi bahasa Indonesia, bilingual dominan bahasa Inggris dan bilingual seimbang. Serta bagaimana pengaruhnya pada kemampuan pemahaman bacaan mereka.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulansari Ardianingsih
"ABSTRAK
Siswa dengan kecerdasan borderline adalah mereka yang memiliki fungsi kecerdasan di bawah rata-rata namun tidak sampai digolongkan disabilitas intelektual. Penelitian ini adalah penelitian single-case yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada seorang siswa dengan kecerdasan borderline. Partisipan penelitian ini adalah seorang siswa laki-laki berusia 12 tahun yang duduk di kelas 6 SD. Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi merangkum paragraf. Penelitian dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: pre-test, intervensi, dan post-test (dilakukan sebanyak 3 kali). Pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah tes pemahaman bacaan, oral retelling, dan evaluasi keberhasilan setiap sesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor tes pemahaman bacaan antara pre-test (23,8%) dan ketiga post-test (post-test 1 = 71,4%, post-test 2 = 78,6%, post-test 3 = 80,95%). Partisipan juga mengalami peningkatan skor oral retelling pada ketiga post-test jika dibandingkan dengan pre-test (skor pre-test = 4, skor post-test 1= 18, skor post-test 2= 23, skor post-test 3= 19). Selain itu, partisipan juga mengalami peningkatan performa yang signifikan di setiap akhir sesi intervensi diukur menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank (Z= -2,703, p=0.007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi merangkum dapat secara efektif meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada siswa dengan fungsi kecerdasan borderline.

ABSTRACT
Siswa dengan kecerdasan borderline adalah mereka yang memiliki fungsi kecerdasan di bawah rata-rata namun tidak sampai digolongkan disabilitas intelektual. Penelitian ini adalah penelitian single-case yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada seorang siswa dengan kecerdasan borderline. Partisipan penelitian ini adalah seorang siswa laki-laki berusia 12 tahun yang duduk di kelas 6 SD. Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi merangkum paragraf. Penelitian dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: pre-test, intervensi, dan post-test (dilakukan sebanyak 3 kali). Pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah tes pemahaman bacaan, oral retelling, dan evaluasi keberhasilan setiap sesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor tes pemahaman bacaan antara pre-test (23,8%) dan ketiga post-test (post-test 1 = 71,4%, post-test 2 = 78,6%, post-test 3 = 80,95%). Partisipan juga mengalami peningkatan skor oral retelling pada ketiga post-test jika dibandingkan dengan pre-test (skor pre-test = 4, skor post-test 1= 18, skor post-test 2= 23, skor post-test 3= 19). Selain itu, partisipan juga mengalami peningkatan performa yang signifikan di setiap akhir sesi intervensi diukur menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank (Z= -2,703, p=0.007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi merangkum dapat secara efektif meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada siswa dengan fungsi kecerdasan borderline."
2018
T52010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Fariana
"Penelitian ini akan menganalisis tingkat pengembalian investasi pendidikan pekerja lulusan SMA/SMK menurut kemampuan akademis yang dimiliki, berbeda dengan penelitian tingkat pengembalian investasi pendidikan sebelumnya yang menggunakan lama tahun sekolah. Kemampuan akademis merupakan variabel endogen yang dipengaruhi oleh lama sekolah ibu sehingga estimasi menggunakan Instrumental Variable (IV). Hasil analisis dengan metode Two Step Heckman terlihat bahwa lulusan yang memiliki kemampuan akademis tinggi akan memiliki upah yang lebih tinggi. Implikasi kebijakan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kemampuan akademis lulusan SMA/SMK dan menggunakan kemampuan akademis sebagai screening device dalam perekrutan pekerja. Lulusan yang memiliki kemampuan akademis yang tinggi diberikan kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih tinggi.

This research will analyze return on education at senior high school graduate according to academic achievement possessed, different with other rate of return on education (RoE) research with using years of schooling. Academic achievement is an endogenous variable that is influenced by mother's year of schooling so that estimation using Instrumental Variable (IV). The results of the analysis Two Step Heckman seen that the graduates who have good academic achievement have high earnings. Policy implications pursued is to improve the academic achievement of senior high school graduates and academic achievement use as a screening device in the recruitment of workers. Graduates who have high academic achievement are given greater opportunities to get a job with higher wages.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T45943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Utami
"Kurikulum 2013 K13 yang sedang berlaku saat ini mengharuskan siswa SMA kelas X yang baru masuk tahun ajaran baru untuk langsung melakukan peminatan sebelum proses pembelajaran dimulai. Salah satu cara menentukan kelompok peminatan ialah dengan menggunakan tes psikologis atau tes peminatan. Selain itu, metode belajar dalam kurikulum 2013 pun secara tidak langsung memaksa siswa SMA untuk lebih aktif membaca materi pelajaran secara mandiri karena guru mengurangi pemberian materi pelajaran dengan metode ceramah. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa kemampuan pemahaman bacaan merupakan hal yang utama bagi siswa SMA saat ini, sehingga diperlukan adanya tes psikologis, khususnya tes inteligensi yang mengukur pemahaman bacaan sebagai alat bantu penetapan kelompok peminatan.
Alat ukur ini dibuat berdasarkan teori inteligensi CHC. Sampel dari uji coba ini ialah 97 siswa SMA kelas X dari berbagai SMA di daerah Jakarta dan Depok. Alat ukur terdiri dari 15 item dan menggunakan multiple-choice dengan 4 pilihan jawaban. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa Tes RC tidak memiliki konsistensi antar item dalam mengukur pemahaman bacaan dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,61. Hasil uji validitas konstruk menunjukkan bahwa Tes RC valid dalam mengukur konstruk pemahaman bacaan dengan koefisien korelasi sebesar 0,323 p < 0,01 . Hasil uji analisis item menunjukkan bahwa item-item pada alat ukur belum dapat membedakan individu yang memiliki kemampuan pemahaman bacaan yang tinggi dengan yang rendah. Norma yang digunakan ialah scaled score dengan M=10 dan SD=3.

The current curriculum K13 requires new high school students to choose a major when entering the new academic year before the learning process begins. One way to determine the major is to use psychological testing. In addition, the learning method in the current curriculum also indirectly forced high school students to more actively read the subject matter independently. It happens because the teacher reduces the provision of subject matter by lecture method. Based on that, it can be said that reading comprehension is the main ability needed by high school students nowadays, so it takes a psychological testing that measures reading comprehension as a tool for majoring.
This intelligence testing construction is based on CHC theory. The sample of this trial involves 97 high school students of 10th grader from various high schools in Jakarta and Depok area. The intelligence testing consists of 15 items and uses multiple choice with 4 choices. The reliability statistic indicates that RC test does not have inter item consistency in measuring reading comprehension with reliability coefficient equals to 0.61. The result of construct validity shows that RC test is valid for measuring reading comprehension with correlation coefficient equals to 0,323.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayyubie Cantika Yuranda
"Pemahaman bacaan terhadap teks bahasa Indonesia adalah hal yang penting bagi anak Tuli untuk dapat terhubung dengan masyarakat mayoritas. Akan tetapi, tidak banyak penelitian yang membahas tingkat pemahaman siswa Tuli terhadap teks bacaan bahasa Indonesia. Penelitian ini melihat dan mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa Tuli terhadap teks bacaan bahasa Indonesia dalam buku teks pelajaran. Penelitian melibatkan 36 partisipan siswa kelas 1—3 SMP dari 3 buah Sekolah Luar Biasa kategori Tuli (SMPLB-B). Partisipan diberikan tes dengan instrumen yang diambil dari buku pelajaran yang dibuat khusus untuk siswa SMPLB-B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa Tuli dalam memahami teks bacaan dalam bahasa Indonesia masih rendah dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa tingkat tinggi dengan siswa tingkat rendah. Beberapa faktor demografi maupun faktor eksternal dicurigai berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa dan untuk mengetahui hal tersebut dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Reading comprehension of Indonesian texts is crucial for Deaf children to connect with the majority society. However, limited research has explored the reading comprehension levels of Deaf students in Indonesian texts. This study examines and describes the reading comprehension levels of Deaf students in Indonesian texts in the school textbooks. The study involved 36 participants, consisting of first- to third-grade junior high school students from three special schools in the Deaf category (SMPLB-B). The participants were given tests using instruments derived from textbooks specifically designed for SMPLB-B students. The findings reveal that Deaf students' ability to comprehend Indonesian texts remains low, with no significant differences between higher-level and lower-level students. Several demographic and external factors are suspected to influence students' comprehension levels, necessitating further research to investigate these factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>