Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brian Marswendy
Abstrak :
Dalam pertandingan sepakbola, perilaku agresif merupakan hal yang biasa dilakukan oleh pemain sepakbola. Perilaku agresif yang biasa ditampilkan adalah perilaku yang diperbolehkan dalam aturan permainan sepakbola, seperti mengganjal, atau membentur pemain lawan. Gejala yang terjadi saat ini tidak hanya perilaku agresif yang diperbolehkan saja yang dilakukan, tetapi perilaku agresif yang dilarang oleh aturan permainan sudah mulai sering dilakukan. Salah satunya terhadap wasit. Menurut Duggan & Rainey (1998), hal tersebut terjadi karena wasit bertindak tidak adil dan pemain meyakini wasit tersebut pantas untuk dihukum. Dengan latar belakang tersebut disusun penelitian untuk melihat faktor0faktor yang mempengaruhi intensi perilaku agresif pemain sepakbola terhadap wasit sepakbola. Penelitian ini mengambil sampel pemain sepakbola amatir yang berjumlah 37 orang dengan rentang usia 13-25 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah sebuah kuesioner berisi 44 item yang mengukur 7 variabel, yaitu penilaian hasil, kekuatan belief, motivation to comply, belief normatif, belief kontrol yang menghalangi, belief kontrol yang mempermudah, dan intensi. Metode analisa masalah berupa korelasi Pearson Product Moment, multiple corre/ations dan persamaan multiple regression. Dari hasil perhitungan multiple correlations didapat hubungan yang signifikan antara sikap pemain sepakbola terhadap perilaku agresif kepada wasit, norma subyektif pemain sepakbola terhadap perilaku agresif kepada wasit, dan perceived behavior control terhadap perilaku agresif kepada wasit dengan intensi pemain sepakbola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit (R=0,0,856, p<0,01). Ini berarti bahwa intensi pemain sepak bola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku agresif kepada wasit yang positif, orang-orang atau kelompok yang dianggap penting oleh pemain sepakbola yang mendukung, dan tersedianya kesempatan dan sumber daya untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit. Sementara hubungan yang signifikan juga didapat antara sikap pemain sepakbola terhadap perilaku dengan intensi pemain sepakbola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit (r=0,476; p<0,01), norma subyektif pemain sepakbola terhadap perilaku agresif kepada wasit dengan intensi pemain sepakbola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit (r=0,95; p<0,01), dan perceived behavior control terhadap perilaku agresif kepada wasit dengan intensi pemain sepakbola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit (r=0,383; p<0,05). Sementara persamaan multiple regression yang didapat untuk meramalkan skor intensi pemain sepakbola untuk melakukan perilaku agresif kepada wasit sepakbola adalah : Intensi = 0,301+0,243(STP)+0,022(NS)+0,447(PBC). Untuk menambah gambaran tentang perilaku agresif kepada wasit sepakbola ada baiknya subyek penelitian berasal dari pemain sepakbola profesional yang berada di Liga Indonesia.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Andrew Aldjufrie
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk bisa mengetahui lebih dalam mengenai pengaturan jaminan kesehatan, serta penyelenggaraan jaminan kesehatan untuk atlet sepakbola di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode yuridis normatif, yaitu dengan memperhatikan jaminan kesehatan atlet yang sudah ditanggung oleh klub. Karya ini mempunyai tujuan untuk bisa mengetahui lebih lanjut mengenai pengaturan jaminan kesehatan dan proses penyelenggaraan jaminan kesehatan dalam keperluan atlet sepakbola. Pengaturan mengenai jaminan kesehatan untuk atlet sepakbola diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang- Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dibutuhkannya pengawasan lebih untuk keseluruhan atlet di Indonesia.
ABSTRACT
The study was conducted to obtain further description of the arrangement in health insurance, and implementation of health guarantees for football athletes. This research was conducted with normative juridical method, namely taking into account heatlh insurance of football?s players. This creation own the objective to acknowledging the regulations with the process in the coordination of the health guarantees for athletes. Regulations for the health insurance namely the Law No. 36 of 2009 about Health and the Law No. 3 of 1992 about The Workforce and Social Gurarantees. The result of this study indicate the supervision requirements for football?s players.
2016
S64135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhriyan Anugrah Dwiputro
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai asuransi anggota tubuh yang untuk para pemain sepak bola profesional. Para pemain sepak bola profesional membutuhkan perlindungan terhadap anggota tubuhnya dari segala risiko cedera yang dapat menimbulkan kerugian dan tidak dapat menjalankan profesinya. Di Indonesia sendiri masih sedikit ditemukan untuk anggota tubuh dari para pemain sepak bola profesional dijadikan sebagai objek asuransi. Kemudian permasalahan timbul ketika ingin menentukan nilai pertanggungan terhadap anggota tubuh tersebut dan bagaimana jika ditinjau dari hukum asuransi dan jaminan sosial di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif yang dilakukan terhadap hukum positif tertulis maupun tidak tertulis. Kemudian Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 asuransi untuk anggota tubuh tersedia di dalam asuransi kesehatan dan asuransi kecelakaan kerja yang merupakan lini usaha asuransi umum dan jiwa, serta BPJS Ketenagakerjaan menyediakan program untuk asuransi anggota tubuh dan 2 dalam menentukan nilai pertanggungan untuk biaya perawatan dan pengobatan anggota tubuh menggunakan prinsip indemnitas, sementara untuk manfaat asuransi kematian didasarkan pada kesepakatan karena jiwa tidak dapat dinilai dengan sejumlah uang.
ABSTRACT
This thesis discusses about the body parts insurance for professional football players. Professional football players are need a protection for their body parts from any risk of injury that can cause harm and will make the players can rsquo t run the profession. In Indonesia itself the insurance for the body parts is so hard to be found. Then the problem from this matter is when we want to set the value of the coverage of these body parts and how about the law rsquo s point of view and social security about this kind of insurance. This research is a normative juridical research that conducted on both written and unwritten positive law. The results of the study indicate that 1 insurance for the body parts is available in health insurance and occupational injury insurance which is the line of general insurance and life insurance business, and BPJS provides program for body parts insurance and 2 in determining the sum insured for maintenance cost and body parts treatment using the principle of indemnity, while the benefit of life insurance is based on the agreement because the soul can not be assessed with some money.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesya Anissa Septiany
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengakhiran kontrak kerja pemain sepak bola profesional dan klub secara sepihak dengan just cause berdasarkan regulasi FIFA (Federation Internationale de Football Association), penggunaan just cause dalam pengakhiran kontrak oleh para pihak berdasarkan putusan badan penyelesaian sengketa di bidang sepak bola (Putusan FIFA), yaitu FIFA DRC (Dispute Resolution Chamber) dan CAS (Court of Arbitration for Sport), serta mengetahui dikenal atau tidaknya just cause sebagai dasar pengakhiran hubungan kontraktual dalam hukum kontrak Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif, yaitu dengan menelaah norma-norma hukum transnasional di bidang olahraga sepak bola, seperti Statuta FIFA 2019, Regulations on the Status and Transfer of Players (RSTP) 2019, Commentary on the Regulations for the Status and Transfer of Players (FIFA Commentary RSTP), putusan-putusan CAS, dan putusan-putusan FIFA DRC, serta norma-norma hukum nasional, seperti Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep just cause berdasarkan RSTP 2019 dan FIFA Commentary merupakan alasan yang adil untuk mengakhiri kontrak kerja secara sepihak, baik oleh pemain sepak bola profesional maupun klub, yang mana pihak yang mengakhiri kontrak tersebut tidak perlu membayar kompensasi dan tidak dikenakan sanksi olahraga. Contoh keadaan yang termasuk just cause berdasarkan RSTP 2019 adalah abusive conduct (tindakan pelanggaran) dan outstanding salaries (tunggakan gaji). Berdasarkan putusan FIFA, hanya pelanggaran kontrak materil yang dianggap sebagai just cause, serta terdapat enam just cause yang terdiri dari empat just cause bagi klub dan dua just cause bagi pemain sepak bola profesional. Just cause bagi klub adalah kinerja buruk para pemain dalam suatu tim, kurangnya jumlah pertandingan pemain, ketidakhadiran pemain dalam jangka waktu tertentu, dan penyalahgunaan narkoba oleh pemain. Di sisi lain, just cause bagi pemain sepak bola adalah pengecualian dan deregistrasi pemain, serta tunggakan gaji pemain dengan kriteria tertentu. Konsep just cause tersebut tidak dikenal dalam hukum kontrak maupun hukum ketenagakerjaan Indonesia, tetapi dikenal dalam hukum yang diciptakan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), yaitu Regulasi PSSI tentang Status dan Transfer Pemain 2014 dengan rumusan “alasan yang adil”. Walaupun begitu, pengakhiran kontrak dengan just cause memiliki kemiripan dengan pembatalan perjanjian akibat wanprestasi dalam KUHPerdata. ......This research is conducted to find out the unilaterally termination of employment contract between professional football player and club with just cause based on FIFA (Federation Internationale de Football Association) regulations, the use of just cause in terminating the contract by the parties based on the jurisprudence of dispute resolution bodies in the field of football (FIFA’s jurisprudence), i.e. FIFA DRC (Dispute Resolution Chamber) and CAS (Court of Arbitration for Sport), and to understand whether or not just cause is known as one of the contractual termination in Indonesian contract law. The research method used is a normative legal research, namely by examining transnational legal norms in the field of football, such as the 2019 FIFA Statutes, 2019 Regulations on the Status and Transfer of Players (RSTP), Commentary on the Regulations for the Status and Transfer of Players (FIFA Commentary RSTP), CAS awards, and FIFA DRC decisions, as well as national legal norms, such as Indonesian Civil Code and Law No. 13 of 2003 concerning Manpower. The results of this research reveal that just cause concept, in accordance to the 2019 RSTP dan FIFA Commentary RSTP, is a fair or good reason to terminate the employment contract unilaterally, both by professional football player and club, where those who terminate the contract free from the obligation to pay a compensation and a sporting sanctions could not be imposed to them. Conditions which are categorized as just cause based on RSTP 2019 are abusive conduct and outstanding salaries. According to FIFA’s jurisprudence, only material breaches of contract can possibly be considered as just cause, and there are six just causes consisting of four just causes for clubs and two just causes for professional football player. Just causes for the club are the poor performance of the players in a team, the lack of a number of played matches, the absence of players within a certain period of time, and drug abuse by players. On the other hand, just causes for the football player are the exclusion and deregistration of players, as well as the arrears of player salaries with certain criteria. The just cause concept itself is not recognized by the Indonesian contract law nor the Indonesian labor law, but it is known in the law created by PSSI, i.e. PSSI’s Regulation on the Status and Transfer of Players (RSTP PSSI) 2014, with the term “alasan yang adil.” Nevertheless, terminating a contract with just cause has similarities with rescission of agreement due to breach of contract in Indonesian Civil Code.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riandra Khairina
Abstrak :
Skripsi ini meneliti metafora dan ranah asal metafora yang merujuk pada permainan sepak bola, pemain sepak bola, dan tim Bundesliga dalam tabloid sepak bola bahasa Indonesia, BOLA dan dalam tabloid sepak bola bahasa Jerman, kicker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan ranah asal metafora-metafora sepak bola Indonesia dan metafora-metafora sepak bola Jerman. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat 29 metafora (11 bahasa Indonesia dan 18 bahasa Jerman) yang merujuk pada permainan sepak bola, pemain sepak bola, dan tim Bundesliga. Penelitian ini juga menunjukan bahwa metafora-metafora tersebut baik dari bahasa Indonesia maupun bahasa Jerman, berasal dari ranah makna perang.
This Thesis analyses metaphor and the word of origin that refers to football, football player, and Bundesliga's team features from Indonesia football's tabloid, BOLA and from Germany football's tabloid, kicker. The aim of this research is to determine and to compare the original domain of football metaphor in Indonesian and in German. The outcomes of this research establish that there are 29 related metaphors (11 Indonesian and 18 German) which refers to the reference aspects. This research also reveals that both metaphors that come from Indonesian or German are derived from the realm meaning of war.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1295
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library