Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Universitas Indonesia, 2010
TA1757
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nisa Arifa Aldi
"Penggunaan obat di puskesmas dapat dikatakan terbatas karena jumlah pelayanan kesehatan pada puskesmas yang terbatas. Penggunaan obat mendorong pelaksanaan pengadaan obat di puskesmas yang membutuhkan proses perencanaan kebutuhan. Proses tersebut membutuhkan data laporan pemakaian dan permintaan obat (LPLPO) yang dikelola oleh Apoteker. Maka dari itu, dilakukan penelitian untuk melihat efektivitas laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) di Puskesmas Purwokerto Selatan pada periode triwulan II tahun 2023. Metode pengambilan data penelitian menggunakan metode retrospektif. Pada puskesmas Purwokerto Selatan, didapatkan jumlah persediaan yang terdapat dalam data LPLPO sebanyak 282 obat, alat kesehatan, dan larutan laboratorium. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pemakaian obat tertinggi diduduki oleh golongan vitamin sebanyak 12600 jenis (vitamin B kompleks). Sementara itu, permintaan obat tertinggi diduduki oleh golongan vitamin sebanyak 15450. Permintaan obat ditemukan angka negative yang menunjukkan tidak dilakukannya permintaan. Berdasarkan penelitian tersebut, pembuatan laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) di Puskesmas Purwokerto Selatan dibuat dengan efektif karena sudah mencatat data LPLPO yang mencakup stok awal, penerimaan, persediaan, pemakaian, sisa stok, stok optimum, permintaan, pemberian, serta nomor batch dan ED secara lengkap.
The use of drugs in community health centers (Puskesmas) can be considered limited due to the constrained healthcare services provided by this Puskesmas. The use of drugs necessitates the implementation of drug procurement at Puskesmas, which requires a planning process based on usage and demand data, managed by pharmacists through Drug Usage and Request Forms (LPLPO). Therefore, a study was conducted to assess the effectiveness of Drug Usage and Request Forms (LPLPO) at the South Purwokerto Community Health Center in the second quarter of 2023. The research data were collected using a retrospective method. At the South Purwokerto Community Health Center, the data from LPLPO indicated a total inventory of 282 drugs, medical equipment, and laboratory solutions. The research findings revealed that the highest drug usage was in the vitamin category, specifically 12,600 units (vitamin B complex). Meanwhile, the highest drug demand came from the vitamin category, totaling 15,450 units. Negative figures were observed in drug demand, indicating a lack of requests. Based on the study, the Drug Usage and Request Forms (LPLPO) at the South Purwokerto Community Health Center were deemed effective as they comprehensively documented LPLPO data, including initial stock, receipts, inventory, usage, remaining stock, optimum stock, demand, dispensing, batch numbers, and expired date."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Wesmira Parastuti
"Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalarn masyarakat dan memiliki fungsi penting dalam tiap kehidupan individu. Salah satu masalah yang muncul pada masa remaja adalah pemakaian obat. Pemakaian obat ini terdiri dari tahapan yang berakhir pada ketergantungan obat (atau disebut juga dengan tahap kompulsif). Menurut Kaufman & Kaufmann (1992) terdapat faktor-faktor keluarga yang berhubungan dengan pemakaian obat pada remaja. Penelitian yang dilakukan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran fungsi dalam keluarga yang ada pada tiap tahapan sebelum mencapai tahap ketergantungan obat pada remaja. Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan data observasi dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga memiliki fungsi penting dalam proses ketergantungan obat pada remaja, namun juga terdapat hal lain yang penting, yaitu teman sebagai agen penyedia obat dan efek dari obat itu sendiri yang memiliki daya ketergantungan yang kuat (terutama purau, yang diakui oleh seluruh subyek dalam penelitian ini membawa mereka pada tahap ketergantungan yang sangat dalam). Fungsi keluarga sebagai faktor pendorong remaja pada proses ketergantungan obat ditemukan ada sebelum remaja memakai obat (yaitu keluarga sebagai model pemakaian obat, kurang komunikasi, dan pengawasan serta kontrol dari orangtua), dan saat remaja mulai memakai obat (yaitu adanya toleransi dari keluarga terhadap pemakaian obat dan tidak peka terhadap pembahan yang ditampilkan remaja saat memakai obat, sehingga tidak mengambil tindakan apa pun). Keluarga juga memiliki fungsi sebagai sumber dukungan sosial dalam hal mengurangi atau memberhentikan pemakaian obat pada remaja. Keluarga (khususnya orangtua) diharapkan memperkaya pengetahuan rnengenai obat-obatan dan efeknya, sehingga jika salah satu anggota keluarga ada yang mulai terlibat dengan pemakaian obat dapat segera mengambil tindakan yang sesuai dengan tahap sampai dimana pemakaian obat pada remaja. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S3010
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rachel Gabriella
"Ketersediaan dan pengelolaan obat Antiretroviral (ARV) sebagai salah satu aspek krusial dalam menangani kasus pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Puskesmas. Evaluasi ketersediaan dan pengelolaan obat ARV di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati diperoleh melalui data analisis kartu stok, Lembar Pemakaian dan Permintaan Obat (LPLPO), serta observasi terhadap penggunaan obat. Hasil menunjukkan bahwa ketersediaan obat ARV di Puskesmas Kramat Jati mencukupi kebutuhan setiap bulannya tanpa kekosongan stok. Pemakaian obat ARV didominasi oleh kombinasi dosis tetap atau Fixed Dose Combination (FDC), terutama FDC dewasa dan anak. Pengelolaan berjalan efektif dikarenakan koordinasi antara apoteker dan tenaga kesehatan lainnya untuk mengoptimalkan peresepan obat dan mencegah penumpukan stok yang jarang digunakan. Kolaborasi ini juga membantu dalam menjaga kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Sistem pengelolaan obat yang efisien dan kolaborasi antar profesi dalam pengelolaan obat ARV di Puskesmas dapat memberikan pelayanan optimal bagi pasien HIV di masa mendatang.
The availability and management of Antiretroviral (ARV) drugs are crucial aspects in handling cases of Human Immunodeficiency Virus (HIV) patients at Community Health Centers. The evaluation of ARV drug availability and management at the Kramat Jati Sub-district Health Center was obtained through the analysis of stock cards, Drug Use and Request Forms (LPLPO), as well as observations of drug usage. The results indicate that the availability of ARV drugs at the Kramat Jati Health Center meets the monthly needs without stock shortages. The usage of ARV drugs is predominantly comprised of Fixed Dose Combination (FDC), especially for both adult and pediatric FDC. The management operates effectively due to coordination between pharmacists and other healthcare professionals to optimize drug prescriptions and prevent the accumulation of rarely used stock. This collaboration also aids in maintaining patient compliance with treatment. An efficient drug management system and interdisciplinary collaboration in ARV drug management at Community Health Centers can provide optimal service for HIV patients in the future."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library