Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lough, Mary E.
St. Louis: Elsevier Mosby, 2016
612.140 28 LOU h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nicky Wahyuni Hapsari
Abstrak :
Pemantauan Terapi Obat merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Tujuan PTO adalah untuk meningkatkan efektifitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Diketahui (ROTD). Kegiatan Pemantauan Terapi Obat (PTO) di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dilaksanakan selama tujuh hari. Pelaksanaan PTO dimulai dengan melakukan seleksi pasien, pengumpulan data, rekam medik dan wawancara langsung kepada pasien. Analisis masalah terkait obat dilakukan dengan menggunakan PCNE dimana DRP diklasifikasikan menjadi klasifikasi dasar yang memiliki 3 domain utama untuk masalah (problems), 9 domain utama untuk penyebab (causes) dan 5 domain utama untuk intervensi yang direncanakan (planned interventions), 3 domain utama untuk tingkat penerimaan (intervention acceptance) dan 4 domain utama status masalah (status of DRP). Perlunya komunikasi antar tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, dan apoteker dalam proses pemantauan terapi obat untuk meminimalisir adanya interaksi obat yang mungkin terjadi dan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. ...... Therapeutic Drug Monitoring is a process that includes activities to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients. The purpose of TDM is to improve the effectiveness of therapy and minimize the risk of Unknown Drug Reactions. Drug Therapy Monitoring activities at Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) were carried out for seven days. TDM implementation starts with patient selection, data collection, medical records and direct interviews with patients. Analysis of drug-related problems is carried out using PCNE where DRP is classified into a basic classification that has 3 main domains for problems, 9 main domains for causes and 5 main domains for planned interventions, 3 main domains for the level of acceptance (intervention acceptance) and 4 main domains for the status of the problem (status of DRP). The need for communication between health workers, namely doctors, nurses, and pharmacists in the process of monitoring drug therapy to minimize drug interactions that may occur and to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiyyah Siti Zainab
Abstrak :
Pemantauan terapi obat merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional. Pemantauan terapi obat mencakup pengkajian pilihan obat, dosis cara pemberian obat, respons terapi dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat diketahui. Pasien yang mendapatkan terapi obat mempunyai risiko mengalami masalah terkait obat. Kompleksitas penyakit dan penggunaan obat, serta respons pasien yang sangat individual meningkatkan munculnya masalah terkait obat. Seorang apoteker memiliki peran untuk memantau pemberian intervensi obat dalam penatalaksanaan terapi penyakit bronkopneumonia. Khususnya dalam kasus pada pasien By. D di ruang perawatan pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Tarakan Jakarta dengan diagnosa utama bronkopneumonia dan diagnosa penyerta penyakit anemia mikrositik hipokromik. Pemilihan kasus pasien By. D dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan terapi ini merujuk pada pengevaluasian terapi bronkoneumonia di ruang perawatan pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Tarakan Jakarta. ......Drug therapy monitoring is a process that includes activities to ensure safe, effective and rational drug therapy. Drug therapy monitoring includes an assessment of drug choice, dose of drug administration, therapeutic response and recommendations for changes or alternatives to therapy. Drug therapy monitoring must be carried out continuously and evaluated regularly at certain periods so that the success or failure of therapy can be known. Patients receiving drug therapy are at risk of developing drug-related problems. The complexity of the disease and drug use, as well as highly individualized patient responses increase the occurrence of drug-related problems. A pharmacist has a role to monitor the administration of drug interventions in the management of bronchopneumonia disease therapy. Especially in the case of patient By. D in the pediatric intensive care unit (PICU) of RSUD Tarakan Jakarta with a primary diagnosis of bronchopneumonia and a co-diagnosis of hypochromic microcytic anemia. The case selection of patient By. D in the implementation of this therapy monitoring activity refers to evaluating bronchoneumonia therapy in the pediatric intensive care unit (PICU) of RSUD Tarakan Jakarta.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
Abstrak :
Berdasarkan analisis data satelit cuaca dan lingkungan, terlihat daerah "Heat Island" di Jakarta yang semakin melebar ke daerah sekitarnya. Kondisi ini merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya sektor industri. Disamping adanya perubahan O2 dan O3, sejumlah ahli telah mendeteksi peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer . Hal ini perlu diwaspadai, termasuk juga zat yang membahayakan lingkungan, zat polutan, seperti NH3, timah (Pb), SOx, NOx dan H2S. Transmisi radiasi matahari yang menjalar ke bumi akan mengalami hambatan yang disebabkan oleh adanya media penyerap seperti zat polutan dengan karakteristik dan panjang gelombang yang dimilikinya. Dengan memantau panjang gelombang ini dapat diperoleh informasi spektrum radiasi matahari yang dapat direkam menggunakan Fotometer Matahari. Dengan memanfaatkan sarana dan peralatan yang ada di Laboratorium Optik Program Studi Opto-elektroteknika Universitas Indonesia serta menambahkan komponen pendukungnya, dapat dibentuk sebuah Fotometer Matahari. Konstruksi Fotometer Matahari dibangun dengan peralatan teleskop, serat optik, monokromator, ihotomultiplier, dan komputer berikut program pemantauannya. Dengan pertimbangan keterbatasan seluruh komponen pembentuknya, Fotometer Matahari mampu merekam pola spektrum panjang gelombang dari 400 sampai 1200 nm dengan sensitivitas tinggi pada daerah 700 sampai 900 nm dan waktu observasi 16 menit 56 detik. Analisis data hasil pemantauan pada bulan Oktober 2000 yang diwakili dengan 8 had menunjukkan adanya pola spektrum radiasi matahari yang hampir sama. Puncakpuncak dominan terjadi pada panjang gelombang 712, 753, 785, 810 dan 887 nm dan lembah dominan terjadi pada 764 nm. Dan puncak-puncak spektrum ketiga daerah ini dapat diprediksi adanya polutan O2, O3 dan H2O. Pemantauan secara berkala sebagai fungsi panjang gelombang bisa membantu untuk memperoleh data meteorologi yang berguna, tenrtarna informasi spesifik pada daerah panjang gelombang tertentu.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T2662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara dini kemungkinan adanya pelepasan polutan supaya tidak mencemari lingkungan. Kualitas air di sekitar kolam limbah PPGN dapat diketahui dengan menganalisis contoh dari 4 buah sumur kontrol sedalam 20 meter terletak pada keempat sisi kolam dan 2 (dua) buah sumur pembanding dengan jarak 50 meter dan 100 meter dari kolam limbah. Metode yang digunakan untuk mengukur kualitas air di sekitar kolam limbah adalah metode spektrofotometri. Pengukuran kandungan kimia air sumur kontrol dan air sumur pembanding dilakukan dengan Spektrophotometer Serapan Atom (AAS), kandungan U dengan UV-VIS Spektrophotometer, sedangkan pengukuran radioaktivitas dengan detektor a SPA-1 Eberline yang dihubungkan dengan alat pencacah Scaler Ludlum Model 1000. Hasil pengukuran tahun 2010 diperoleh: kandungan kimia pada sumur kontrol Ca (2.31-2.91) mg/l, Mg (0.22-0.34) mg/l, Fe (0.024-0.033) mg/l Ni (0.0028-0.030) mg/l, Zn (0.0019-0.025) mg/l, Cu (0.038-0.060) mg/l, Pb (0.003-0.041) mg/l, Mn (0.004-0.005) mg/l, U (0.03-0.04) Bq/l x 10-3. Pada sumur pembanding kandungan Ca (2.31-2.33) mg/l, Mg (0.25-0.27) mg/l, Fe (0.051-0.298) mg/l, Ni (0.003-0.004) mg/l, Zn (0.03-0.04) mg/l, Cu (0.004-0.004) mg/l, Pb (0.003-0.003) mg/l, Mn (0.005-0.021), U (0.025-0.028) Bq/l x 10-3 . Kandungan radioaktivitas sumur kontrol pada triwulan I (2.321-2.635).10-2 Bq/l, triwulan II (2.162-2.823).10-2 Bq/l, triwulan III . (2.424-2.931).10-2 Bq/l, triwulan IV (2.283-2.643).10-2 Bq/l. Sedangkan kandungan radioaktivitas sumur pembanding pada triwulan I (2.931-2.931).10-2 Bq/l, triwulan II (2.162-2.550).10-2 Bq/l, triwulan III. (2.931-2.931).10-2 Bq/l, triwulan IV (2.450-2.632).10-2 Bq/l. Dari data pengukuran menunjukkan tidak ada pelepasan polutan ke lingkungan. Berdasarkan evaluasi data di atas dengan menggunakan metoda Storet dan US-EPA [Environmental Protection] Agency maka kualitas air di sekitar kolam limbah PPGN–BATAN dinyatakan sebagai klasifikasi Kelas A [memenuhi baku mutu].
620 EKSPLOR 32:155 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Audrew Johnson Budianto
Abstrak :
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan Global TB Report 2018, Indonesia mencatat 842.000 kasus TB baru pada tahun 2017, dengan kematian akibat TB mencapai 116.400. Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah suatu kegiatan berkesinambungan yang bertujuan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional. PTO meliputi evaluasi pemilihan obat, dosis, cara pemberian, respons terapi, Resolusi Outcome Terapi Obat (ROTD), serta merekomendasikan perubahan terapi bila diperlukan. Di RSUD Tarakan Jakarta, PTO dilaksanakan pada pasien dengan tuberkulosis paru, diabetes melitus, dan dispepsia. Proses PTO dimulai dengan seleksi pasien berdasarkan diagnosis, obat yang diresepkan, serta lama perawatan, diikuti dengan pengumpulan data rekam medis. Analisis dilakukan menggunakan metode Hepler dan Strand. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengobatan pasien sebagian besar sudah tepat indikasi dan tidak menimbulkan interaksi obat yang merugikan. Namun, terdapat beberapa indikasi yang tidak diterapi seperti hipoalbuminemia dan anemia mikrositik, serta pemilihan antibiotik yang kurang tepat berdasarkan hasil kultur laboratorium. ...... Pulmonary tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. According to the Global TB Report 2018, Indonesia reported 842,000 new TB cases in 2017, with TB-related deaths reaching 116,400. Drug Therapy Monitoring (DTM) is a continuous activity aimed at ensuring safe, effective, and rational drug therapy. DTM includes the evaluation of drug selection, dosage, administration method, therapeutic response, Drug Therapy Outcome (DTO), and recommending therapy modifications if necessary. At RSUD Tarakan Jakarta, DTM is conducted for patients with pulmonary tuberculosis, diabetes mellitus, and dyspepsia. The DTM process begins with patient selection based on diagnosis, prescribed medications, and length of treatment, followed by collecting medical record data. Analysis is carried out using the Hepler and Strand method. The results of the analysis indicate that most patient treatments were appropriate for their indications and did not result in harmful drug interactions. However, there were some untreated indications such as hypoalbuminemia and microcytic anemia, as well as suboptimal antibiotic selection based on laboratory culture results.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Handayani
Abstrak :
Pemantauan terapi obat adalah proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Kegiatan dalam pemantauan terapi obat berupa pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian, respon terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) dan rekomendasi atau alternatif terapi. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sistem organ yang paling sering terkena dampaknya dari penyakit ini adalah sistem pernapasan, sistem gastrointestinal (GI) sistem limforetik, kulit, sistem saraf pusat, sistem muskuloskeletal, sistem reproduksi, dan hati. Apoteker dalam menjalankan tugas pemantauan terapi obat melalui 6 (enam) tahapan seperti seleksi pasien, pengumpulan data pasien, identifikasi masalah terkait obat, rekomendasi terapi, rencana pemantauan dan tindak lanjut. Pengumpulan data pasien dan data penunjang lainnya diperoleh dari sistem prima rumah sakit. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah pasien didiagnosis TB Paru Bakteriologis relaps (kambuh) dan pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus, kemudian terapi diberikan untuk infeksi yang diderita berserta keluhan lain yang diderita oleh pasien tersebut. Terdapat drug related problemberupa ketidaksesuaian dosis OAT dengan berat badan pasien yang tertulis di cppt dan interaksi obat yang mungkin dapat terjadi akibat penggunaan OAT dan parasetamol. ...... Drug therapy monitoring is a process that includes activities to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. Activities in drug therapy monitoring include assessment of drug selection, dosage, administration method, therapeutic response, adverse drug reactions (AEDs) and recommendations or alternative therapies. Tuberculosis is an infectious disease caused by the germ Mycobacteriumtuberculosis. The organ systems most commonly affected by this disease are the respiratory system, gastrointestinal (GI) system, lymphoretic system, skin, central nervous system, musculoskeletal system, reproductive system, and liver. Pharmacists in carrying out drug therapy monitoring tasks go through 6 (six) stages such as patient selection, patient data collection, identification of drug-related problems, therapy recommendations, monitoring and follow-up plans. Patient data collection and other supporting data are obtained from the hospital's prime system. The conclusion of this case study is that the patient was diagnosed with bacteriological relapsing pulmonary tuberculosis (relapse) and the patient has a history of diabetes mellitus, then therapy is given for the infection suffered along with other complaints suffered by the patient. There are drug related problems in the form of a mismatch in the dose of OAT with the patient's weight written on the cppt and drug interactions that may occurdue to the use of OAT and paracetamol.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fenia
Abstrak :
Koledokolitiasis adalah keadaan tersumbatnya saluran Common Bile Duct oleh batu empedu yang dapat menyebabkan komplikasi infeksi saluran empedu dan ikterus. Koledokolitiasis dialami oleh pasien X yang merupakan pasien geriatri dengan multi-penyakit dan polifarmasi, sehingga membutuhkan pemantauan terapi obat karena pasien berpotensi rentan tidak patuh pengobatan, terjadi efek samping obat ataupun penurunan fungsi organ tubuh. Metode penelitian dilakukan dengan menelusuri rekam medis, melakukan pemantauan terapi obat dan visite pasien X. Hasil pemantauan terapi obat pasien X ditemukan potensi interaksi obat mayor antara cilostazol dengan lansoprazole, ibuprofen, dan siprofloksasin yang berakibat pendarahan dan interaksi antara simvastatin dengan siprofloksasin dan cilostazol yang berpotensi menimbulkan rhabdomyolisis. Menurut hasil visite, pasien tidak mengalami gejala klinis pendarahan atau rhabdomyolisis. Tes laboratorium aPTT dan PT direkomendasikan apabila pasien X mengalami gejala pendarahan untuk mempertimbangkan penurunan dosis cilostazol. Selain itu, pasien diketahui menggunakan lansoprazole dengan jangka waktu melebihi ketentuan BEERs Criteria, maka dapat direkomendasikan pertimbangan penghentian penggunaan lansoprazole karena berpotensi osteoporosis dan terinfeksi C. difficile. ...... Choledocholithiasis is a condition where the Common Bile Duct is blocked by gallstones which can lead to complications of bile duct infection and jaundice. Choledocholithiasis is experienced by patient X who is a geriatric patient with multi-disease and polypharmacy, so it requires monitoring of drug therapy because patients are potentially vulnerable to non-compliance with treatment, drug side effects or decreased organ function. The research method was carried out by tracing medical records, monitoring drug therapy and visiting patient X. The results of monitoring patient X's drug therapy found potential major drug interactions between cilostazol with lansoprazole, ibuprofen, and ciprofloxacin which resulted in bleeding and interactions between simvastatin with ciprofloxacin and cilostazol which had the potential to cause rhabdomyolysis. According to the results of the visit, the patient did not experience clinical symptoms of bleeding or rhabdomyolysis. Laboratory tests of aPTT and PT were recommended if patient X experienced bleeding symptoms to consider decreasing the dose of cilostazol. In addition, the patient was known to use lansoprazole for a period exceeding the provisions of the BEERs Criteria, so it can be recommended to consider discontinuing the use of lansoprazole because of the potential for osteoporosis and C. difficile infection.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Almira Dova
Abstrak :
Kabupaten Pandeglang masih menjadi penyumbang prevalensi stunting yang tinggi di Provinsi Banten dengan angka 29,4% pada tahun 2022. Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa yang merupakan lokasi penelitian memiliki prevalensi stunting sebesar 1.9% dan Puskesmas Cikupa 0,9%. Posyandu merupakan sarana penting di dalam masyarakat. Keberhasilan Posyandu sangat dipengaruhi oleh kinerja kader dalam menjalankan tugas nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu dalam Pemantauan Kesehatan Balita di Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa Kabupaten Pandeglang Tahun 2023. Jenis penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi nya yaitu kader puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa. Sampel penelitian sebanyak 150 responden, terdiri dari 75 responden kader Puskesmas Pagadungan dan 75 responden kader Puskesmas Cikupa yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Alat pengumpulan data berupa kuesioner online menggunakan google form. Analisis data menggunakan univariat, bivariat menggunakan kai kuadrat dan multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja kader posyandu dalam pemantauan kesehatan balita 56,7% berkategori baik, dimana kinerja kader Puskesmas cikupa memiliki skor lebih tinggi daripada kader puskesmas pagadungan (58,7% versus 54,7 %). Analisis bivariat menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, pelatihan, supervisi, motivasi dan sikap Kader berpengaruh signifikan terhadap kinerja kader posyandu. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel imbalan merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai p=0,000 dan OR =13,94. Peneliti menyarankan agar pihak Puskesmas tetap mengadakan supervisi dan pelatihan secara rutin, berkala dan menyeluruh. Perlu penguatan koordinasi lintas sektor khususnya dengan perangkat desa. Selain itu untuk lebih memotivasi kader dalam bekerja perlu diberikan pengakuan dan penghargaan, misalnya berupa sertifikat kader. ......Pandeglang District still a contributor to the high prevalence of stunting in Banten Province with a rate of 29.4% in 2022. The Pagadungan Health Center and Cikupa Health Center which are research locations have a stunting prevalence of 1.9% and the Cikupa Health Center contributes 0.9%. Posyandu is an important facility in the community to support the government's efforts to improve the health status. The success of Posyandu greatly influenced by the performance of cadres in carrying out their duties. The purpose of this study was to determine the Factors Related the Performance of Posyandu Cadres in Monitoring Toddler Health at the Pandeglang District in 2023. This research uses a quantitative design with cross-sectional approach. The population is Pagadungan and Cikupa health center cadres. The research sample consisted of 150 respondents, consisting of 75 respondents from Pagadungan Health Center cadres and 75 respondents from Cikupa Health Center cadres who were taken using a purposive sampling technique with inclusion and exclusion criteria. The data collection tool in this research is online questionnaire using the Google form. Data analysis used univariate, bivariate (kai kuadrat) and multivariate with multiple logistic regression. The results showed that the performance of posyandu cadres in monitoring toddler health was 56.7% in the good category, the performance of Cikupa Health Center cadres had a higher score than Pagadungan health center cadres (58.7% versus 54.7%). Bivariate analysis shows that education, knowledge, training, supervision, motivation and attitude of cadres have a significant effect on performance of posyandu cadres in monitoring toddler health. Multivariate analysis shows that the reward variable is the most dominant variable affecting the performance of cadres in monitoring the health of toddlers with p = 0.000 and OR = 13.94. Researchers suggest that the Community Health Center continues to conduct regular, periodic and thorough supervision and training. It is necessary to strengthen coordination across sectors. In addition to motivating cadres to work, it is necessary to give recognition and rewards, for example in the form of a cadre certificate.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>