Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusuf Zaim Hakim
Abstrak :
ABSTRAK
Sintesis ligan turunan pirazol 2-(1,5-difenil-4,5-dihidro-1H-pirazol-3-yl)piridin telah berhasil dilakukan dengan metode kondensasi Claisen-Schmidt diikuti dengan penambahan fenil hidrazin berlebih dalam medium pelarut etanol. Padatan kuning kemerahan dengan yield sebesar 28,85% kemudian dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan spektrometer H-NMR. Studi spektroskopi UV-Vis dilakukan untuk mengetahui pembentukan kompleks antara logam lantanida dengan ligan dalam pelarut asetonitril. Uji aplikasi fluoresens dengan spektrofluorometer diamati untuk melihat perubahan intensitas emisi pada penambahan logam La3+ dan Eu3+. Hasil studi dengan spektroskopi UV-Visible menunjukkan pembentukan kompleks [EuL2]3+ dengan perbandingan Eu3+ : L (1:2) terjadi pada panjang gelombang 366 nm, sedangkan kompleks [LaL3]3+ dimana perbandingan La3+ : L (1:3) terjadi pada λmax 342 nm. Analisis fluoresensi menunjukkan ligan memiliki λ eksitasi 257 nm dan 365 nm dengan nilai absorptivitas molar yang cukup besar pada konsetrasi 2x10-5 M. Penambahan logam La3+ menghasilkan efek fluorescence enhancement pada panjang gelombang emisi 355 nm. Sedangkan penambahan Eu3+ menunjukkan efek pemadaman intensitas emisi pada panjang gelombang 340 nm. Studi selektivitas ligan terhadap keberadaan ion Eu3+ dan La3+ secara bersamaan menunjukkan ligan merupakan fluoresensor yang selektif terhadap La3+ pada λ eksitasi dan λ emisi 257 nm dan 356 nm serta terhadap Eu3+ pada λ eksitasi 273 nm dan λ emisi 341 nm
ABSTRAK
Synthesis of pyrazole derivative ligand 2- (1,5-diphenyl-4,5-dihydro-1H-pyrazole-3-yl) pyridine has been successfully carried out by the method of Claisen-Schmidt condensation followed by the excess addition of phenyl hydrazine in ethanol solution. Reddish yellow solid with a 28.85% yield then characterized using FTIR , UV-Visible, and H1-NMR spectroscopy. UV-Visible spectroscopy study was conducted to determine the complex formation between lanthanide ions with ligands. Fluorescence application test with spectrofluorometer was observed in ligand emission intensity change upon addition of La3+ and the Eu3+. The study by UV-Visible spectroscopy show complex formation of [EuL2]3+ with the ratio Eu3+ : L (1:2) occurs at a absorption wavelength of 366 nm, while the complex [LaL3]3+ with the ratio La3+ : L (1:2) occurred at 342 nm in acetonitrile solution. Fluorescence analysis showed ligands have two excitation λ at 257 nm 365 nm with a appreciable molar absorptivity in concentration 2x10-5 M. The addition of La3+ metal lead to the fluorescence enhancement effect on the λem at 355 nm. While the addition of the Eu3+ demonstrates the effect of fluorescence quenching at the λem 340 nm. Ligand selectivity studies of the existence of ion Eu3+ and La3+ simultaneously show selective fluorescence against La3+ occurred at λex and λem 257 nm and 356 nm as well as the Eu3+ occurred at 273 nm and 341 nm respectively.
2016
S64244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Tri Pujiyati
Abstrak :
ABSTRAK
Pembentukkan kompleks ion logam dengan ligan multidentat yang berstruktur 1, 2 dan 3 dimensi menarik untuk dipelajari karena dapat membentuk kompleks yang stabil. Penelitian ini, mempelajari pembentukkan kompleks ligan 2 dimensi, yaitu 18-Crown-6-ether dengan ion Pb(II) melalui ekstraksi dalam sistem heksana-air. Ion Pb(II) dipilih berdasarkan kesesuaian ukuran diameter Pb(II) dengan cincin eter. Reaksi pembentukkan kompleks dipelajari melalui spektrum absorpsi dengan spektrofotometer UVVis. Kompleks Pb(II)–18-Crown-6 yang terbentuk berupa kompleks kation, [Pb(18-Crown-6)]2+ yang terlarut dalam fasa air yang ditandai kenaikkan serapan 18-Crown-6 dalam fasa air, dan penurunan serapan 18-Crown-6 dalam fasa organik. Ion pikrat diberikan untuk meningkatkan ekstraksi dengan membentuk kompleks pasangan ion, berupa [Pb(18-Crown-6)]Pic2. Adanya kompleks ini ditunjukkan dengan kenaikan absorbansi pada 280 nm dalam fasa organik. Keberadaan anion lain seperti Cl-, CH3COO-, dan OHdalam sistem akan memberikan efek kompetisi terhadap pembentukkan kompleks yang diinginkan. Mekanisme pembentukan kompleks ini kemudian diperjelas dengan data antarmuka sistem heksana-air, menggunakan High Speed Stirring Spectrophotometry. Pada antarmuka diamati adanya spesies ligan dan kompleks pasangan ion yang teradsorpsi, sehingga pembentukan kompleks dapat dibuktikan melalui tahap pertemuan reaktan pada antarmuka.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library