Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ririn Edwatri Maulia
"Penyimpanan dan penanganan obat dan/atau bahan obat harus mematuhi peraturan perundang-undangan. Salah satu kegiatan pemantauan yang dapat dilakukan oleh fasilitas distribusi farmasi adalah dengan pemetaan atau mapping suhu gudang penyimpanan. Untuk memastikan bahwa distribusi suhu penyimpanan produk di gudang chiller pharma (2-8°C) memenuhi persyaratan dan,mengidentifikasi titik terpanas dan titik terdingin yang akan digunakan sebagai acuan titik pemantauan suhu gudang, perlu dibuat protokol pemetaan suhu sebagai acuan dalam melakukan pengujian pemetaan suhu. Protokol pemetaan suhu dibuat untuk memastikan proses pelaksanaan pemetaan suhu yang dilakukan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Penyusunan protokol pemetaan suhu pada gudang Chiller Pharma dengan rentang suhu 2-8°C membutuhkan 14 data logger yang masih terkalibrasi menggunakan alat termometer Testo 174-T. Penempatan titik thermometer pada bagian bawah 0,5 m dari lantai, bagian tengah 1,15 m dari lantai, dan bagian atas 1,8 m dari lantai. Jarak termometer pada bagian rak seluruhnya terdapat 3 titik (1, 3, dan 6 m). Uji pemetaan dilakukan selama 3 hari kalender.

Storage and handling of drugs and/or drug ingredients must comply with laws and regulations. One of the monitoring activities that can be carried out by pharmaceutical distribution facilities is by mapping the temperature of the storage warehouse. To ensure that the distribution of product storage temperatures in the pharma chiller warehouse (2-8°C) meets the requirements and identifies the hottest and coldest points that will be used as a reference for warehouse temperature monitoring points, a temperature mapping protocol needs to be created as a reference in conducting temperature mapping tests. The temperature mapping protocol is created to ensure that the temperature mapping process is carried out in accordance with applicable regulations. The preparation of a temperature mapping protocol in the Chiller warehouse with a temperature range of 2-8°C requires 14 data loggers that are still being calibrated using a Testo 174-T thermometer. The placement of thermometer point at the bottom is 0.5 m from the floor, the middle is 1.15 m from the floor, and the top is 1.8 m from the floor. The distance between the thermometers on the shelves is 3 points in total (1, 3, and 6 m). The mapping test was done for 3 calendar days.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Felix Leonard A.M
"Protokol studi adalah dokumen yang menguraikan desain penelitian, menggambarkan tujuan, metodologi dan pengorganisasian keseluruhan penelitian yang akan dilakukan. Protokol studi membentuk template dan panduan untuk proses penelitian secara keseluruhan. Protokol yang ditulis dengan buruk dapat berkontribusi besar pada waktu persetujuan terutama untuk studi yang dimulai oleh peneliti. Protokol memberikan dasar ilmiah untuk penelitian yang diusulkan. Protokol studi mendefinisikan tujuan studi/penelitian, populasi yang akan dipelajari, prosedur yang harus diikuti, evaluasi yang akan dilakukan dan rencana analisis; dan terakhir, membahas aspek administrasi studi seperti manajemen keselamatan dan masalah peraturan. Pada Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini, calon Apoteker memperoleh kesempatan untuk membuat protokol studi terkait pemetaan suhu ruangan packaging material dengan penambahan AHU di PT. Kalbio Global Medika. Tugas khusus ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman calon Apoteker mengenai pembuatan protokol studi pemetaan suhu. Pembuatan protokol studi dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi terkait pembuatan protokol studi, dan informasi terkait pemetaan termal, kemudian menyusunnya menjadi protokol studi yang sesuai dengan format yang telah ditentukan di PT. Kalbio Global Medika. Pembuatan protokol studi terkait pemetaan suhu ruangan packaging material dengan penambahan AHU di PT. Kalbio Global Medika dapat dilakukan dengan baik.

A study protocol is a document that outlines the research design, describes the objectives, methodology and overall organization of the research to be conducted. The study protocol forms the template and guide for the overall research process. Poorly written protocols can contribute greatly to approval times especially for investigator-initiated studies. The protocol provides the scientific basis for the proposed research. The study protocol defines the objectives of the study/research, the population to be studied, the procedures to be followed, the evaluation to be carried out and the analysis plan; and finally, discussing administrative aspects of the study such as safety management and regulatory issues. In this Pharmacist Professional Work Practice (PKPA), prospective pharmacists have the opportunity to create a study protocol related to mapping the temperature of packaging material rooms with the addition of AHU at PT Kalbio Global Medika. This special assignment aims to increase prospective pharmacists' understanding of creating temperature mapping study protocols. Making a study protocol is carried out by collecting information related to making a study protocol, and information related to thermal mapping, then compiling it into a study protocol that is in accordance with the format that has been determined at PT Kalbio Global Medika. Making a study protocol related to mapping the room temperature of packaging materials with the addition of AHU at PT Kalbio Global Medika can be carried out well.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Pajariana
"Obat ataupun bahan obat yang dihasilkan oleh industri farmasi haruslah memiliki kualitas sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut ialah suhu dan kelembapan (RH). Oleh karena itulah dalam segala kegiatan pengelolaan serta penyimpanan obat harus dilakukan pada area dengan suhu dan kelembapan yang diatur dan terpantau sesuai dengan persyaratan. Untuk mendukung hal ini maka dilakukan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menentukan titik pemantauan suhu serta kelembapan harian, yaitu pemetaan suhu dan kelembapan. Melalui kegiatan tersebut dapat diperoleh titik terburuk yang bisa dijadikan sebagai titik pemantauan suhu dan RH harian. Pada makalah ini dibahas mengenai kegiatan pemetaan suhu dan kelembapan di salah satu ruangan penyimpanan obat (chamber) PT. Guardian Pharmatama. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa Suhu terendah chamber berada pada titik 2 (28,80oC) dan suhu tertinggi terdapat pada titik 7 (31,10oC), sedangkan RH tertinggi ada di titik 2 (79,30%) dan RH terendah dengan nilai 72,40% berada pada titik 6. Nilai suhu dan RH ini memenuhi persyaratan karena berada pada rentang suhu 30 + 2 oC dan RH 75+5%. Titik terburuk terdapat pada titik 2 dengan suhu dan RH maksimum berturut-turut adalah 30,30oC dan 79,30% sehingga disarankan untuk melakukan pemantauan suhu dan RH harian pada titik ini.

Medicines or medicinal ingredients produced by the pharmaceutical industry must have quality in accordance with specified requirements. One of the factors that influence this is temperature and humidity (RH). For this reason, all management and storage activities for medicines must be carried out in areas with temperature and humidity that are regulated and monitored in accordance with requirements. To support this, an activity was carried out which aimed to determine daily temperature and humidity monitoring points, namely temperature and humidity mapping. Through these activities, the worst point can be obtained which can be used as a daily temperature and RH monitoring point. In this paper, we discuss temperature and humidity mapping activities in one of the medicine storage rooms at the PT. Guardian Pharmatama. The mapping results show that the lowest chamber temperature is in area 2 (28,80oC) and the highest temperature is in area 7 (31,10oC), while the highest RH is in area 2 (79,30%) and the lowest RH is 72,40% is in area 6. This temperature and RH value meets the requirements because it is in the temperature range of 30+2oC and RH 75+5%. The worst point is in area 2 with the maximum temperature and RH respectively being 30,30oC and 79,30% so it is recommended to monitor daily temperature and RH in this area.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Tasya Lintang
"Sediaan farmasi, termasuk obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika harus memenuhi standar keamanan, kualitas, dan manfaat. Distribusi sediaan farmasi membutuhkan perhatian khusus, terutama dalam hal pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran. Pedagang Besar Farmasi (PBF) memainkan peran penting dalam memastikan proses ini berjalan dengan baik. Mereka bertanggung jawab atas distribusi sediaan farmasi, termasuk produk-produk yang memerlukan penanganan khusus seperti Produk Rantai Dingin atau Cold Chain Products (CCP), seperti vaksin dan insulin. CCP harus disimpan di ruangan atau wadah yang dapat menjaga kestabilan suhu seperti menggunakan cold room atau chiller, suhu yang dipersyaratkan yakni 2-8oC. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan suhu rutin terhadap Chiller Pharma (2-8°C) untuk mengetahui distribusi suhu penyimpanan dan mengidentifikasi titik terpanas Chiller Pharma (2-8°C). Pemetaan suhu dilakukan dengan menggunakan Electronic Data Logging Monitor (EDLM) selama tiga hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi suhu memenuhi kriteria rentang suhu 2-8°C dengan nilai Mean Kinetic Temperature (MKT) sebesar 5,86 (Upper) dan 5,41 (Lower). Titik terpanas pada chiller pharma berada pada titik 3 pada rak bagian tengah. Saran yang diajukan adalah pemasangan sensor suhu pada titik terpanas chiller pharma untuk memonitoring suhu kritis secara lebih efektif. Dengan demikian, pemantauan suhu dapat lebih akurat dan konsisten, menjaga kestabilan sediaan farmasi yang disimpan dalam chiller.

Pharmaceutical preparations, including medicines, pharmaceutical ingredients, traditional medicines, and cosmetics, must meet safety, quality, and efficacy standards. The distribution of pharmaceutical preparations requires special attention, especially in procurement, storage, and distribution. Pharmaceutical Wholesalers (PWFs) play a crucial role in ensuring that this process runs smoothly. They are responsible for distributing pharmaceutical preparations, including products that require special handling such as Cold Chain Products (CCPs), such as vaccines and insulin. CCPs must be stored in rooms or containers that can maintain temperature stability, such as using a cold room or chiller, with the required temperature being 2-8°C. This study aims to conduct routine temperature mapping of the Chiller Pharma (2-8°C) to determine the distribution of storage temperature and identify the hottest point of the Chiller Pharma (2-8°C). Temperature mapping is performed using an Electronic Data Logging Monitor (EDLM) for three days. The results show that the temperature distribution meets the criteria for the temperature range of 2-8°C with a Mean Kinetic Temperature (MKT) value of 5.86 (Upper) and 5.41 (Lower). The hottest point of the chiller pharma is at point 3 on the middle rack. The proposed suggestion is to install temperature sensors at the hottest points of the chiller pharma for more effective temperature monitoring. Thus, temperature monitoring can be more accurate and consistent, maintaining the stability of pharmaceutical preparations stored in the chiller.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Hiththah Bama Bihurinin
"Produk rantai dingin adalah produk yang sensitif terhadap temperatur sehingga penyimpanan dan pengirimannya memerlukan kontrol temperatur yang tak terputus mulai dari pabrik sampai distribusi ke pengguna akhir, hal ini harus dilakukan guna menghindari risiko penurunan khasiat dan keamanannya. Guna menjaga kualitas produk rantai dingin yang didistribusikan sesuai dengan CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik) maka diperlukan salah satu fasilitas berupa Chest Freezer yang digunakan untuk menyimpan ice pack. Untuk memastikan Chest Freezer yang akan digunakan di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, DC 1 Jakarta memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan dan dapat digunakan untuk menyimpan ice pack maka dilakukanlah Kualifikasi Kinerja (KK). Pelaksanaan Kualifikasi Kinerja dilakukan dengan Pemetaan Suhu penyimpanan produk pada Chest Freezer (-15~-10°C) mengacu pada kesesuaian peralatan dan fasilitas yang digunakan. Hasil yang didapatkan dari Kualifikasi Kinerja yang dilakukan adalah pendistribusian suhu pada Kinerja Chest Freezer AB-1200-T-X ID. P04 sudah merata sesuai dengan trend data terlampir sehingga Kualifikasi Kinerja ini dinyatakan lulus. Chest Freezer AB-1200-T-X ID. P04 dapat digunakan untuk menyimpan material pendingin (ice pack) dengan pengaturan suhu -18 °C dan tidak ada ice pack yang mencair.

Cold chain products are temperature-sensitive, requiring uninterrupted temperature control from the factory to the end-user to avoid the risk of reduced efficacy and safety. To maintain the quality of cold chain products distributed in accordance with Good Distribution Practices (GDP), one of the necessary facilities is a chest freezer used for storing ice packs. To ensure that the chest freezer to be used at PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, DC 1 Jakarta meets the specified requirements and can be used for storing ice packs, a Performance Qualification (PQ) is conducted. The implementation of Performance Qualification involves temperature mapping of product storage in the chest freezer (-15~-10°C) based on the suitability of the equipment and facilities used. The results of the Performance Qualification showed that the temperature distribution in the Chest Freezer AB-1200-T-X ID. P04 is uniform according to the attached data trend, thus this Performance Qualification is deemed to pass. The Chest Freezer AB-1200-T-X ID. P04 can be used to store cooling materials (ice packs) at a temperature setting of -18°C, with no ice packs melting.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fenia
"Produk farmasi perlu disimpan sesuai suhu penyimpanan yang dianjurkan untuk menjaga kualitas dan mempertahankan kestabilan obat selama masa simpan hingga digunakan konsumen. Pemetaan suhu dalam CDOB tahun 2020 dilakukan secara berkala untuk menjamin penyimpanan produk sesuai ketentuan penyimpanannya. PT Era Caring Indonesia memiliki 5 data logger di ambient room dan cool room yang tidak sesuai dengan pedoman WHO (2015) karena tidak mewakili hasil pemetaan suhu. Pemetaan suhu ulang dilakukan untuk menentukan titik suhu tertinggi dan terendah di ambient room dan cool room sesuai standar WHO. Metode penelitian dilakukan perencanaan tata letak data logger di ambient room dan cool room, memasang data logger (Elitech®) terkalibrasi sesuai perencanaan selama 7 hari setiap jam dan cool room selama 3 hari setiap jam, mengunduh data suhu pada software, dan menganalisa hasil pemetaan suhu. Berdasarkan hasil pemetaan diperoleh suhu tertinggi 26,0°C pada DL-17 dan suhu terendah 24,9°C pada DL-20 pada ambient room (25-30°C). Cool room (15-25°C) memiliki suhu tertinggi 23,3°C pada DL-9 dan suhu terendah 20,3°C pada DL-18. Pemetaan suhu memenuhi persyaratan suhu pada setiap ruangannnya, Namun saat pemetaan suhu berlangsung, daya baterai data logger rendah sehingga jumlah data logger tidak memadai dan tidak mewakili hasil pemetaan suhu gudang sesuai ketentuan WHO (2015).

Pharmaceutical products need to be stored according to the recommended storage temperature to maintain quality and drug stability during the shelf life until consumer use. Temperature mapping in CDOB 2020 is carried out periodically to ensure product storage complies with storage requirements. PT Era Caring Indonesia has 5 data loggers in the ambient room and cool room which do not comply with WHO guidelines (2015) because it do not represent the results of temperature mapping. Re-temperature mapping was carried out to determine the highest and lowest temperature points in the ambient room and cool room according to WHO standards. The research method was planning the layout of the data logger, installing a calibrated data logger (Elitech®) according to the plan for 7 days every hour and in the cool room for 3 days every hour, downloading the temperature data into the software, and analyzing the temperature mapping results. Based on the results, the highest temperature was 26.0°C on DL-17 and the lowest temperature was 24.9°C on DL-20 in the ambient room (25-30°C). The cool room (15-25°C) has the highest temperature of 23.3°C on DL-9 and the lowest temperature of 20.3°C on DL-18. Temperature mapping meets the temperature requirements in each room. However, when temperature mapping is taking place, the data logger battery power is low so that the number of data loggers is inadequate and does not represent the results of warehouse temperature mapping according to WHO regulations (2015).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Alina Rahmadiani
"Kualitas obat dapat mempengaruhi efikasi dan keamanan obat. Kualitas tersebut bergantung pada ketepatan produksi dan kondisi penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan suhu di gudang obat PT SamMarie Tramedifa guna memastikan distribusi suhu sesuai dengan standar penyimpanan obat yang berlaku. Studi ini dilakukan dengan memantau suhu menggunakan 13 sensor suhu yang ditempatkan di titik-titik kritis gudang selama 7 hari. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa seluruh titik pengukuran suhu berada dalam rentang yang sesuai dengan persyaratan penyimpanan (15°C-25°C). Suhu terendah tercatat pada sensor T-G2 dengan nilai 16,6°C, sementara suhu tertinggi tercatat pada sensor T-A2 dengan nilai 24,1°C. Berdasarkan fluktuasi suhu yang diamati, rekomendasi diberikan untuk menyalakan pendingin di area penyimpanan injeksi agar tetap memenuhi syarat penyimpanan. Selain itu, pemantauan rutin direkomendasikan pada area yang berdekatan dengan pintu dan area administrasi gudang. Pemetaan ini penting untuk menjaga kualitas obat selama proses penyimpanan hingga distribusi.

Drug quality can affect drug efficacy and safety. This quality depends on the accuracy of production and storage conditions. This study aims to conduct temperature mapping in the pharmaceutical warehouse of PT SamMarie Tramedifa to ensure that temperature distribution complies with applicable drug storage standards. The study was conducted by monitoring temperatures using 13 temperature sensors placed at critical points of the warehouse over 7 days. The mapping results showed that all temperature measurements were within the acceptable storage range (15°C-25°C). The lowest temperature was recorded at sensor T-G2 with a value of 16.6°C, while the highest temperature was recorded at sensor T-A2 with a value of 24.1°C. Based on observed temperature fluctuations, recommendations include turning on the cooler in the injection storage area to meet storage requirements. Additionally, routine monitoring is recommended for areas near the warehouse doors and administrative area. This mapping is crucial to maintain the quality of drugs during storage and distribution. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dilfa Safnia Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk memetakan suhu pada gudang penyimpanan produk (cool room) di PT. Enseval Putera Megatrading Pulo Lentut dengan mengidentifikasi titik suhu tertinggi (hot spot) dan terendah (cold spot) guna memastikan kestabilan suhu dalam rentang 15–25°C sesuai standar penyimpanan. Metode yang digunakan adalah kualifikasi pemetaan suhu menggunakan Termometer Data Logger 174-T. Proses pemetaan melibatkan pembuatan layout grid titik pengukuran, penempatan termometer data logger, perekaman data selama tujuh hari dengan interval 10 menit, serta analisis data menggunakan aplikasi Testo Comfort Software Basic 5.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gudang cool room tidak memenuhi persyaratan suhu stabil 15–25°C. Suhu tertinggi tercatat sebesar 28,9°C (hot spot) pada titik 46, sedangkan suhu terendah tercatat sebesar 21°C (cold spot) pada titik 3. Dengan demikian, titik 46 dan titik 3 dapat dijadikan acuan dalam pemantauan suhu rutin untuk mengidentifikasi penyimpangan suhu yang berpotensi memengaruhi kualitas produk. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pemantauan dan evaluasi rutin terhadap sistem penyimpanan guna memastikan kepatuhan terhadap standar suhu yang ditetapkan, sehingga kualitas produk tetap terjaga.

This study aims to map the temperature of the product storage warehouse (cool room) at PT. Enseval Putera Megatrading Pulo Lentut by identifying the highest temperature point (hot spot) and the lowest temperature point (cold spot) to ensure temperature stability within the 15–25°C range according to storage standards. The method used is a qualification of temperature mapping utilizing the 174-T Thermometer Data Logger. The mapping process involves creating a grid layout of measurement points, placing data loggers, recording data for seven days at 10-minute intervals, and analyzing the data using the Testo Comfort Software Basic 5.0 application. The results indicate that the cool room does not meet the stable temperature requirement of 15–25°C. The highest temperature was recorded at 28.9°C (hot spot) at point 46, while the lowest temperature was recorded at 21°C (cold spot) at point 3. Therefore, points 46 and 3 can serve as references for routine temperature monitoring to identify deviations that may affect product quality. This study emphasizes the importance of routine monitoring and evaluation of storage systems to ensure compliance with temperature standards and maintain product quality. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Felix Leonard A.M
"Pemetaan suhu digambarkan sebagai proses menangkap rentang suhu, mendokumentasikannya dan memeriksa variasi dan perbedaan suhu di area tertentu selama durasi waktu tertentu. Area yang dimaksud terutama tempat-tempat yang harus dalam rentang suhu yang dikontrol, seperti ruangan gudang, tempat penyimpanan, lemari es, kendaraan atau kotak pengiriman. Pemetaan suhu bertujuan untuk memastikan suhu pada ruang penyimpanan barang relatif merata di semua titik dan mengetahui suhu dalam area penyimpanan baik yang terendah maupun tertinggi. Pada Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini, calon Apoteker memperoleh kesempatan untuk melakukan pemetaan suhu lemari pendingin/chiller, dengan rentang suhu 2oC s/d 8oC, di gudang penyimpanan CCP KFTD Tangerang. Tugas khusus ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman calon Apoteker mengenai pelaksanaan pemetaan suhu. Suhu rata-rata dari tiap titik tidak ada yang melebihi batas rentang yang ditetapkan. Suhu rata-rata tertinggi berada di titik 4 dengan suhu 4,4oC dan suhu rata rata terendah berada di titik 3 dengan suhu 3,9oC. Pada pemetaan suhu juga didapatkan data MKT yang dimana setiap titik tidak ada yang melebihi batas rentang suhu yang ditetapkan. Nilai MKT tertinggi terdapat di titik 4 dengan suhu 5,1oC dan nilai MKT terendah terdapat pada titik 1 dan titik 2 dengan suhu 4,5oC. Titik penyimpanan CCP paling optimal berada di titik 4, terletak di bagian bawah tengah lemari pendingin, dikarenakan pada titik 4 rentang antara titik tertinggi dan titik terendahnya (1,6-6oC) yang paling mendekati dari rentang suhu yang ditetapkan yaitu 2-8oC. Pemetaan suhu lemari pendingin di gudang penyimpanan CCP KFTD Tangerang dapat dilakukan. Lemari pendingin masih dapat mempertahankan suhu penyimpanan berada dalam rentang yang ditentukan yaitu 2-8oC, baik itu pada saat penyimpanan biasa maupun saat dilakukan simulasi buka tutup. Titik penyimpanan paling optimal berada di titik 4, memiliki rentang suhu terendah dan tertinggi 1,6-6oC, yang berada di bagian bawah tengah dari lemari pendingin.

Temperature mapping is described as the process of capturing temperature ranges, documenting them and examining temperature variations and differences in a particular area over a specified duration of time. The areas in question are mainly places that must be within a controlled temperature range, such as warehouse rooms, storage areas, refrigerators, vehicles or shipping boxes. Temperature mapping aims to ensure that the temperature in the goods storage room is relatively even at all points and to determine the temperature in the storage area, both the lowest and highest. In this Pharmacist Professional Work Practice (PKPA), prospective pharmacists have the opportunity to map the temperature of refrigerators/chillers, with a temperature range of 2oC to 8oC, in the CCP KFTD Tangerang storage warehouse. This special assignment aims to increase prospective pharmacists' understanding of the implementation of temperature mapping. The average temperature of each point does not exceed the specified range limit. The highest average temperature is at point 4 with a temperature of 4.4oC and the lowest average temperature is at point 3 with a temperature of 3.9oC. In temperature mapping, MKT data is also obtained, where no point exceeds the specified temperature range limit. The highest MKT value is at point 4 with a temperature of 5.1oC and the lowest MKT value is at point 1 and point 2 with a temperature of 4.5oC. The most optimal CCP storage point is at point 4, located at the bottom of the middle of the refrigerator, because at point 4 the range between the highest point and the lowest point (1.6-6C) is closest to the specified temperature range, namely 2-8oC. Mapping of refrigerator temperatures in the CCP KFTD Tangerang storage warehouse can be done. The refrigerator can still maintain the storage temperature within the specified range, namely 2-8oC, both during normal storage and when opening and closing simulations are carried out. The most optimal storage point is point 4, which has the lowest and highest temperature range of 1.6-6oC, which is at the bottom center of the refrigerator.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alavoe Ta'livin Makhfudya
"Pedagang besar farmasi (PBF) merupakan salah satu fasilitas penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan. PT. Kimia Farma Farma Trading and Distribution (KFTD) adalah salah satu PBF yang telah memiliki sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Praktek kerja profesi Apoteker (PKPA) di PT. KFTD cabang 3 Jakarta bertujuan untuk memahami peran, tugas, dan tanggung jawab apoteker di PBF sesuai dengan standart CDOB. Salah satu kegiatan yang membutuhkan perhatian khusus di PBF yakni penyimpanan sediaan cold chain product (CCP) pada suhu 2-8oC. Oleh karena itu dalam penyusunan tugas khusus PKPA di KFTD cabang 3 Jakarta ini, dilakukan pemetaan suhu chiller penyimpanan CCP untuk memastikaan chilller berfungsi dengan baik sehingga mutu sediaan terjaga sesuai persyaratan CDOB. Pemantauan dilakukan dengan mendokumentasikan suhu yang tercatat dari data logger yang diletakkan pada beberapa titik dalam chiller selama tiga hari dalam rentang waktu tertentu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa chiller berfungsi secara efektif sesuai persyaratan dengan rentang suhu 2-8°C. Suhu maksimum berada di titik A yaitu 8,0°C dan suhu minimum berada di titik B yaitu 4,7°C. Suhu yang dihasilkan pada percobaan ini mempunyai rata-rata tinggi karena dipengaruhi oleh produk yang didalamnya. Hasil maksimal dapat diperoleh saat kondisi chiller kosong atau tanpa ada produk didalamnya.

Pharmaceutical Wholesalers (PBF) is one of the facilities providing pharmaceutical preparations and medical devices. PT. Kimia Farma Farma Trading and Distribution (KFTD) is one of the PBFs that already has a Good Drug Distribution Method (CDOB) certificate. Pharmacist professional work practice (PKPA) at PT. KFTD branch 3 Jakarta aims to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists at PBF in accordance with CDOB standards. One of the activities that requires special attention at PBF is the storage of cold chain product (CCP) preparations at a temperature of 2-8oC. Therefore, in preparing the PKPA special assignment at KFTD branch 3 Jakarta, a shortage of CCP storage chiller temperatures was carried out to ensure that the chiller functions properly so that the quality of the preparations is maintained according to CDOB requirements. Monitoring is carried out by documenting recorded temperatures from data loggers placed at several points in the chiller for three days within a certain time span. The results obtained show that the chiller functions effectively according to the requirements with a temperature range of 2-8°C. The maximum temperature is at point A which is 8.0°C and the minimum temperature is at point B which is 4.7°C. The temperature produced in this experiment has a high average because it is influenced by the product in it. Maximum results can be obtained when the chiller condition is empty or without product in it."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>