Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manik, Djohar
"Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang proses pencarian makna hidup pada penderita stroke. Penelitian ini didasarkan pada semakin meningkatnya penderita stroke sekarang ini. Penyakit stroke tidak saja menyerang orang yng berusia 40 tahun ke atas, tetapi juga mulai menyerang kaum muda (40 tahun ke bawah). Kenyataan bahwa penyakit stroke adalah penyakit pembunuh nomer tiga di Indonesia, membuat penyakit ini perlu diwaspadai. Penyakit stroke menyebabkan penderitanya mengalami defisiensi, antara lain yaitu cacat fisik, kehilangan memori, dan tidak mampu bicara. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya ketidakbermaknaan dalam hidupnya. Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana akhirnya penderita stroke dapat meraih makna hidupnya.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai metode pengumpulan data utama. Penelitian ini didasarkan pada teori-teori tentang Logoterapi dari Victor Frankl (1985) dan beberapa ahli lain termasuk H.D Bastaman (1996) yang dilakukan pada empat orang penderita stroke pria berusia dewasa menengah. Selain menggunakan metode wawancara, penelitian ini juga menggunakan metode observasi sebagai metode pelengkap.
Hasil secara umum menunjukkan bahwa keempat subyek saat ini telah menemukan makna dari penyakit stroke yang dideritanya. Semua subyek juga dapat dikatakan mempunyai semua komponen keberhasilan penemuan makna hidup yaitu Komponen Personal, Komponen Sosial, Komponen Nilai dan Komponen Spiritual.
Untuk kategori proses penemuan makna hidup, tiga subyek pernah mengalami tahap meaningless sedangkan satu subyek tidak mengalaminya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah keimanan. Secara umum semua subyek mengalami semua tahap penemuan makna hidup yakni Tahap Derita, Tahap Penerimaan Diri, Tahap Penerimaan Makna Hidup, Tahap Realisasi Makna dan Tahap Kehidupan Bermakna. Tiga subyek menunjukkan urutan yang persis sama sedangkan satu subyek berbeda."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Khaerani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang religiusitas spiritualitas, serta pencarian makna hidup dari sudut pandang kaum gay muslim di Jakarta. Penelitian dilakukan dengan mengambil dua orang subjek pria gay dengan rentang usia 21-34 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik. Data dihimpun dengan metode wawancara mendalam terhadap kedua subjek, kemudian dilakukan analisis intra-subjek dan analisis inter-subjek. Penulis menggunakan Teori Ekologi Bronfenrenner sebagai acuan untuk membuat pertanyaan umum seputar kehidupan subjek. Religiusitas diukur dengan lima dimensi dari teori Glock dan Stark (1965), yaitu ideological dimension (dimensi ideologi), ritualistic dimension (dimensi ritual), experiential dimention (dimensi eksperensial), intellectual dimension (dimensi intelektual), dan practices/consequences dimension (dimensi praktis/konsekuensi). Spiritualitas diukur dengan teori tahapan keimanan milik James Fowler (1981), yaitu primal faith (usia 0-2 tahun), intuitive-projective faith (usia 3-7 tahun) , mythic-literal stage (usia 8-12 tahun), conventional stage (usia 13-20 tahun), individualistic-reflective stage (usia 21-34 tahun). Pada tahapan keimanan hanya diambil lima dimensi karena subjek penelitian yang diambil berusia 21-34 tahun. Sedangkan untuk pencarian makna hidup menggunakan teori Viktor Frankl tentang tiga prinsip makna hidup, yaitu, bahwa hidup manusia memiliki arti di segala aspeknya, bahkan pada titik terendah kehidupan manusia. Prinsip kedua yaitu motivasi keinginan individu untuk mencari makna dari hidupnya. Prinsip ketiga adalah manusia memiliki kebebasan untuk menentukan sikap, bahkan di situasi-situasi menyedihkan yang sangat sulit diubah. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa religiusitas dan spiritualitas masing-masing memiliki makna yang berbeda dalam sudut pandang subjek, namun dalam pencarian makna hidup, kedua subjek memiliki pandangan yang hampir sama yaitu menjadi manusia yang lebih baik. hasil penelitian lain menunjukkan bahwa religiusitas dan spiritualitas dalam pencarian makna hidup kedua subjek memiliki peran tertentu meskipun pada salah satu subjek peran tersebut tidaklah besar.

ABSTRACT
This research aims to describe how gay Muslims define religiosity, spirituality, and the meaning of life from their point of view. Two gay Muslims in Jakarta were interviewed deeply for this research; both of them are on the range 21-34 years of age. This is a qualitative research which uses intrinsic case study as the method. The author interviewed all two subjects and then performed the intra-subject and inter-subject analyses. The author used Bronfenbrenner's Ecological Theory as a background theory to deliver general question about each subject's life. Based on Glock and Stark's (1965) five dimensions, religiosity is measured by ideological dimension, ritualistic dimension, experiential dimension, intellectual dimension, and practice/consequences dimension. On the other hand, spirituality was based on James Fowler's (1981) stages of faith, which are primal faith (age 0 to 2 years old), intuitive-projective faith (age 3 to 7 years old), mythic-literal stage (age 8 to 12 years old), conventional stage (age 13 to 20 years old), individualistic-reflective stage (age 21 to 34 years old). Only five out of seven stages of faith were used in this research, due to subjects' age. For the search of the meaning of life, Viktor Frankl's 3 principles on searching for the meaning of life were used. First, life has its own meaning in every aspect even-at the worsts. Second, it is a will to search for the meaning of life. Third, a person has the right to take any actions toward any given situations, even the worst one. From the interview, it can be concluded that each subject has different points of view on religiosity and spirituality. However, both subjects stated that on the search for meaning of life, they always try to be kind to God's creature. At last, both religiosity and spirituality have influenced both subjects' lives in different ways and portions."
2019
T55377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library