Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herry Tony Andhyka
"Kanker masih menjadi salah satu penyakit paling umum dan mematikan yang dikenal manusia dari tahun ke tahun. Kanker payudara adalah yang paling umum dan juga memimpin dalam konteks kematian akibat kanker. Deteksi dini kanker sangat penting agar penanganan yang efektif dapat dilakukan saat kanker masih jinak dan pada stadium awal dengan peluang penyembuhan yang lebih tinggi. Kelebihan dari spektrum Terahertz memenuhi kebutuhan akan metode deteksi kanker yang aman namun tetap memberikan hasil pencitraan yang baik. Berbagai teknik pencitraan kanker telah dikembangkan untuk membuat sistem pencitraan terahertz, termasuk antena yang digunakan untuk sistem tersebut. Namun, masih sedikit penelitian yang mengkaji fenomena dan tantangan yang terjadi di bidang penelitian ini. Penelitian ini mempelajari fenomena perambatan gelombang terahertz pada objek kanker payudara dengan mensimulasikan beberapa variasi skema. Variasi seperti polarisasi, jarak, dan tepi jaringan dipertimbangkan dalam penelitian ini.  Variasi terbaik ditentukan dengan mempertimbangkan aspek kuantitif dan kualitatif hasil baik menggunakan sumber plane wave dan antena. Polarisasi terbaik adalah polarisasi xy dengan standar deviasi 7.519. Jarak sumber ke objek terbaik adalah 11.5 mm dengan standar deviasi 12.317. Jarak sensor ke objek terbaik adalah 0.5 mm dengan standar deviasi 10.966. Jarak sumber dan sensor ke objek terbaik adalah 11.5 mm dan 0.5 mm dengan standar deviasi 14.956. Tipe jaringan berpengaruh terhadap hasil pencitraan dimana material dengan konstanta dielektrik berbeda menghasilkan hasil berbeda secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti lain untuk menentukan spesifikasi terbaik saat membuat sistem pencitraan THz.

Cancer is still one of the most common and lethal diseases known by humans throughout the years. Breast cancer is the most common one, which leads in terms of causes of cancer death. Early cancer detection is crucial so that effective treatment can be done when the cancer is still mild and in the early stages with higher chances of healing. The benefits of the Terahertz spectrum fulfill the need for a safe cancer detection method that still produces great imaging results. Various techniques for cancer imaging have been developed to create terahertz imaging systems, including an antenna used for the system. Still, there are only a few studies that investigated the phenomenon and challenges occurred in this field of research. This research studies the propagation phenomenon of terahertz wave on breast cancer object by simulating several scheme variation. Variation such as polarization, distance, and tissue type is considered in this study. The best variation is determined by considering qualitative and quantitative aspects, both using plane wave and antenna source. The best polarization is polarization xy with standard deviation of 7.519. The best distance between source to object is 11.5 mm with standard deviation of 12.317. The best distance between sensor to object is 0.5 mm with standard deviation of 10.966. The best distance between source and sensor to object is 11.5 mm and 0.5 mm with standard deviation of 14.956. Different types of tissue take effect to the imaging result where material with different dielectric constant results in different results quantitatively and qualitatively. This research can be used as a consideration and reference for other researchers to determine the best specification when creating a THz imaging system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendry Steven Joshua Julius Monang
"Transportasi udara menjadi transportasi dengan peningkatan jumlah penumpang yang signifikan karena menawarkan perjalan yang cepat, efisien, dan ekonomis. Namun, dalam perkembangannya terdapat kejadian yang berbahaya seperti aksi terorisme dan sabotase dalam penerbangan. Hal tersebut menjadikan faktor keamanan menjadi salah satu parameter penting yang perlu diperhatikan dalam dunia aviasi. Sebagian besar aksi teror yang terjadi dikarenakan kelalaian dalam melakukan deteksi barang berbahaya yang umumnya terbuat dari logam. Saat ini, dalam prosedur keamanan di bandar udara, terdapat dua teknologi yang umumnya digunakan untuk dapat mencitrakan barang berbahaya yang disembunyikan pada tubuh penumpang. Teknologi x-ray backscatter dan teknologi milimeterwave bekerja dengan mencitrakan barang berbahaya pada tubuh manusia tanpa harus dilakukan pemeriksaan secara manual terlebih dahulu. Namun pada penerapannya, kedua teknologi tersebut menimbulkan masalah-masalah baru seperti masalah kesehatan, privasi, dan keakuratan sistem. Berdasarkan riset dan penelitian, pencitraan dengan gelombang Terahertz dinilai mampu menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Penggunaan spektrum frekuensi di antara teknologi x-ray backscatter dan teknologi milimeter wave, membuat pencitraan THz tidak mengeluarkan radiasi ionisasi yang berbahaya, memiliki resolusi spasial yang cukup tinggi, namun rentan akan efek difraksi. Pada penelitian ini, dilakukan studi difraksi dan simulasi pencitraan logam dengan menggunakan gelombang Terahertz. Simulasi dilakukan dengan perangkat lunak CST Microwave Studio. Sebagai objek citra, digunakan logam kotak yang terbuat dari nikel dan memiliki panjang, lebar, dan tebal yakni 300 µm, 300 µm, dan 10 µm. Sensor yang digunakan dalam simulasi adalah antena bowtie terkopel bolometer. Antena bowtie terkopel bolometer sebagai sensor digunakan karena memiliki desain yang simpel dan bandwith yang lebar. Simulasi pencitraan dilakukan dengan variasi jenis antena yang memiliki frekuensi kerja 1 THz, 3 THz, dan 5 THz. Variasi jenis polarisasi plane wave (polarisasi Ex & Ey) juga dilakukan untuk masing-masing jenis antena. Simulasi dengan peningkatan frekuensi menghasilkan citra yang lebih akurat karena memiliki efek difraksi yang lebih kecil dan resolusi spasial yang lebih besar. Simulasi dengan polarisasi Ex menghasilkan citra yang lebih baik dalam kontras dibandingkan dengan polarisasi Ey karena memiliki arah pergerakan medan listrik (medan E) yang sejajar.

Air transportation is becoming transportation with a significant increase in the number of passengers because it offers fast, efficient, and economical trips. However, in its development, there are dangerous events such as acts of terrorism and sabotage in flight. This makes the safety factor an important parameter that needs to be considered in the world of aviation. Most acts of terror occur due to negligence in detecting dangerous goods which are generally made of metal. At present, in the security procedures at the airport, there are two technologies that are generally used to be able to image dangerous goods that are hidden in the body of a passenger. X-ray backscatter technology and millimeter-wave technology work by imaging dangerous goods on the human body without having to be manually checked first. But in its application, both of these technologies cause new problems such as health problems, privacy issues, and system accuracy. Based on research, imaging with the Terahertz wave is considered to be an alternate way to the problem. The use of the frequency range between x-ray backscatter technology and millimeter-wave technology makes THz imaging not emit harmful ionizing radiation, has a high enough spatial resolution but is vulnerable to diffraction effects. In this study, diffraction studies and metal imaging simulations were carried out using Terahertz waves. The simulation is done with CST Microwave Studio software. As an object in the imaging system, a metal box made of nickel and has a length, width, and height of 300 µm, 300 µm, and 10 µm is designed. The sensor used in the simulation is the bowtie antenna coupled bolometer. A bowtie antenna coupled bolometer as a sensor is used because it has a simple design and wide bandwidth. Imaging simulations performed with variations of antenna types that have working frequency of 1 THz, 3 THz, and 5 THz. Variations in the type of plane wave polarization (Ex & Ey polarization) were also performed for each type of antenna. Simulations with increased frequency produce more accurate images because they have smaller diffraction effects and greater spatial resolution. Simulation with Ex polarization produce better image in contrast compared to Ey polarization due to the parallel movement of electric fields (E field) direction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nurfitri
"Penyakit kanker payudara menjadi penyebab angka kematian tertinggi untuk perempuan. Teknologi pencitraan medis yang dapat mendiagnosis kanker payudara saat ini beberapa telah dikembangkan. Namun masih memiliki kekurangan dari segi keamanan dan tingkat akurasinya. Salah satu teknologi pencitraan yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan teknologi yang ada yaitu dengan teknik pencitraan Terahertz. Pencitraan kanker payudara dengan Terahertz dapat menjadi lebih efektif untuk mendiagnosis kanker pada jaringan yang lunak, karena dapat memberikan informasi spatial dan spektral dari kanker yang dicitrakan secara bersamaan. Kualitas resolusi spatial bergantung pada beamwidth antena dan scan density. Oleh karena itu, dibutuhkan antena dengan beamwidth yang sempit dan gain yang lebih tinggi agar mendapatkan kualitas gambar yang diinginkan.
Dalam penelitian ini dirancang antena mikrostrip array 2x2 dan 2x3 yang bekerja pada frekuensi 0,312 THz untuk mengetahui pengaruh beamwidth pada hasil pencitraan untuk deteksi kanker payudara. Antena array 2x2 memiliki beamwidth horizontal 46,4 derajat dan vertikal 33,0 derajat dengan gain 9,0 dB, bandwidth 53 GHz, pola radiasi directional, dan polarisasi linear. Antena array 2x3 memiliki beamwidth horizontal 39,0 derajat dan vertikal 22,8 derajat dengan gain 8,8 dB, bandwidth 11 GHz, pola radiasi directional, dan polarisasi linear. Objek yang dicitrakan yaitu phantom jaringan payudara yang berbentuk balok dengan dimensi panjang 2 mm, lebar 2 mm, dan ketebalan 1 mm. Model phantom terdiri dari jaringan fat (  = 2,41), fibrous ( = 2,80), dan tumor (  = 3,15).
Pencitraan Terahertz dilakukan dengan metode pemindaian translasi dengan menggunakan perangkat lunak CST Microwave Studio. Terdapat dua skema pencitraan Terahertz, yaitu dengan variasi beamwidth dengan menggunakan kedua antena dan variasi jarak masing-masing antena. Pada hasil simulasi pencitraan Terahertz variasi beamwidth menghasilkan gambar yang lebih baik pada antena array 2x3 karena beamwidth antena tersebut lebih sempit. Pada hasil simulasi pencitraan Terahertz dengan variasi jarak memiliki hasil citra yang ideal pada jarak 7,5 mm untuk kedua antena secara kualitatif dan kuantitatif.

Breast cancer is the leading cause of death for women. Medical imaging technologies that can diagnose breast cancer are currently being developed. But it still has disadvantages in terms of security and level of accuracy. One of imaging technology that can be used to overcome the shortage of existing technologies is Terahertz imaging techniques. Terahertz imaging of breast cancer can be more effective in diagnosing cancer for soft tissue, because it can provide spatial and spectral information from cancer simultaneously. The quality of resolution depends on beamwidth of antenna and scan density. Therefore, an antenna with a narrow beamwidth and higher gain is needed to get the desired image quality.
In this study, 2x2 and 2x3 microstrip array antenna was designed at a frequency of 0.312 THz to find out the affect of beamwidth to the imaging results for breast cancer detection. 2x2 array antenna has horizontal beamwidth of 46.4 degrees and vertical beamwidth of 33.0 degrees with gain of 9 dB, bandwidth of 53 GHz, directional radiation patterns, and linear polarization. 2x3 array antenna has horizontal beamwidth of 39.0 degrees and vertical beamwidth of 22.8 degrees with gain of 8.8 dB, bandwidth of 11 GHz, directional radiation patterns, and linear polarization. The object that is imaged is phantom breast tissue in the block shape with total dimensions of 2 mm in length, 2 mm in width, and 1 mm in thickness. The phantom model consists of tissue fat (  = 2.41), fibrous (  = 2.80), and tumor (  = 3.15).
Terahertz imaging is done by the translation scanning method using CST Microwave Studio software. There are two Terahertz imaging schemes, with variation of beamwidth using both antennas and variation in the distance of each antenna. In the imaging simulation results, the variation in beamwidth produces a better image on the 2x3 antenna because the antenna beamwidth is narrower. The results of Terahertz imaging simulation with distance variations have ideal image results at distance of 7.5 mm for both of antennas qualitatively and quantitatively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library