Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bima Rahmadianputra Soemardi
"ABSTRAK
Publikasi akademis penelitian sosial oleh akademisi Indonesia dapat dibilang kurang memuaskan yangdapat dikaitkan dengan pengelolaan fiskal yang buruk dan insularitas akademik yang membahayakan budayatinjauan sejawat. Karangan ini berdiskusi mengenai urun dana dan bagaimana fenomena ini dapat membahasisu yang disebut. Dengan mempelajari studi kasus dari dua kasus urun dana yang sukses, ditemukan bahwacrowdfunding yang sukses memerlukan strategi komunikasi yang efektif, sistem ganjaran, subyek yang menarik,dan pesan yang dapat membuat kontributor untuk merasa bahwa mereka telah menjadi bagian dalam sebuahprojek yang signifikan. Karangan ini mengusulkan bahwa sebuah projek penilitian dapat disesuaikan dengancara yang sama. Akan tetapi, para akademis yang ingin mengurun dana projek mereka akan perlu dapatberkomunikasi efektif dalam Bahasa akademis dan juga Bahasa kasual.

ABSTRACT
There is a significant lack of academic publications of social research by Indonesian academics whichcan be associated to poor fiscal management and academic inbreeding that compromises the peer review culture.This paper discusses on how crowdfunding can address this issue, using a case study on a successfulconventional and scientific crowdfunding project. This paper finds that crowdfunding requires effectivecommunication strategies, reward systems, a subject that is interesting for the public, and allows for backers tothink that they have contributed to a significant movement and that research projects can be tailored in the sameway. This, however, requires project founders to be able to communicate their project in the scientific and casuallanguage."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahmawati
"Riset dan Inovasi masuk dalam agenda jangka menengah dan panjang pemerintah Indonesia untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai ekonomi maju pada tahun 2045 mendatang. Namun demikian, rendahnya belanja riset dan inovasi di Indonesia masih menjadi problematika yang cukup kritikal. Model Triple Helix arrangement dalam pelaksanaan riset dan inovasi menjadi salah satu hal penting untuk kemajuan teknologi dan ekonomi. Di Indonesia setidaknya ada tiga skema pendanaan yang menerapkan model Triple Helix arrangement dengan instrumen pengukurannya masing-masing seperti TKT maupun Katsinov yang dalam penggunaan instrumen tersebut masih terdapat hambatan sulitnya dipahami oleh para penggunanya baik kalangan periset, industri, maupun praktisi, sehingga penulis berusaha mengadaptasi Balanced Readiness Level Assessment (BRLa) yang sebelumnya dikembangkan di Norwegia untuk dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian pendanaan model Triple Helix di Indonesia dengan menggunakan pendekatan design thinking yang mengedepankan kebutuhan penggunanya melalui lima tahapan design thinking yaitu empathize, define, ideate, prototype, dan testing. Hasil menunjukan bahwa adaptasi BRLA menjadi Customized BRLa (CBRLa) dapat digunakan untuk menilai pendanaan riset dan inovasi model Triple Helix, dengan harapan bahwa pendanaan riset, pengembangan dan inovasi yang sebagian besar diberikan oleh pemerintah dengan memperhatikan kesiapannya dapat menghasilkan luaran yang optimal dan bermanfaat.

Research and Innovation are included in the Indonesian government's medium and long-term agenda to realize Indonesia's vision as an advanced economy by 2045. However, the low research and innovation spending in Indonesia is still a critical problem. The Triple Helix Arrangement model in conducting research and innovation is one of the important things for technological and economic progress. In Indonesia, there are at least three funding schemes that apply the Triple Helix arrangement model with their respective measurement instruments such as TKT and Katsinov, where in the use of these instruments there are still obstacles that are difficult to understand by users, both researchers, industry, and practitioners, so the author tries to adapt Balanced Readiness Level Assessment (BRLa) which was previously developed in Norway to be developed into a Triple Helix model funding assessment instrument in Indonesia by using a design thinking approach that prioritizes the needs of its users through five stages of design thinking , namely empathize, define, ideate, prototype, and testing. The results show that the adaptation of BRLA to Customized BRLa (CBRLa) can be used to assess research and innovation funding for the triple helix model, with the hope that research, development and innovation funding, which is mostly provided by the government by paying attention to its readiness, can produce optimal and impactful outcomes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library