Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afriany Wulandari
Abstrak :
ABSTRACT
Dalam mengurangi kemiskinan di Indonesia, Pemerintah mengeluarkan program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga UP2K. Tujuan dari UP2K adalah untuk memberikan bantuan pinjaman modal untuk mengembangkan usaha rumah tangga. Salah satu daerah yang melaksanakan UP2K dengan baik adalah Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Namun dalam pelaksanaannya, dampak program UP2K belum dapat dirasakan karena masih tingginya jumlah rumah tangga miskin dan penerima bantuan sosial di Kelurahan Muncul. Oleh karena itu, skripsi ini akan membahas mengenai dampak program UP2K di Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa UP2K memberikan pengaruh positif kepada anggota. Adanya UP2K pun memberikan pengaruh yang positif kepada masyarakat sekitar Kelurahan Muncul. Akan tetapi, pelaksanaan UP2K di Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan masih terdapat permasalahan yaitu Lurah Kelurahan Muncul maupun pengurus UP2K masih belum memfokuskan kepada pemberian bantuan untuk anggota yang belum melakukan kerjasama dengan pihak lain, belum adanya pertemuan rutin, belum adanya bantuan dari pemerintah maupun lembaga lain baik dari segi dana maupun bantuan pengenalan produk, belum adanya koperasi di Kelurahan Muncul, pengurus pun seringkali hanya memfokuskan kepada aggota UP2K yang usahanya sudah benar-benar berkembang, pelatihan yang diberikan pun seringkali tidak sesuai dengan keadaan wilayah.
ABSTRACT
In reducing poverty in Indonesia, the Government issued a program of Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga UP2K. The purpose of UP2K is to provide capital loan assistance to develop a household business. One of the areas that implement UP2K well is Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, South Tangerang City. But in practice, the impact of the UP2K program has not been fully felt due to high number of poor households and the recipients of social assistance in Kelurahan Muncul. Therefore, this paper will discuss about the impact of UP2K in Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, South Tangerang City. This research uses qualitative method. The results of this study indicate that UP2K gives positive influence to the members and to the community around Kelurahan Muncul. However, it rsquo s still has problems, such as Lurah Kelurahan Muncul or UP2K 39 s management still not focusing on providing assistance to members who have not cooperated with other parties, no regular meeting, no assistance from government and other institutions, both in terms of funds and product introduction, the absence of cooperatives in Kelurahan Muncul, often focus only on business that really developed, and the training given often not in accordance with the state of the region.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Putriheryanti
Abstrak :
Infeksi cacing usus yang ditransmisikan melalui tanah (Soil-transmitted helminthes, STH) menyebar luas pada daerah tropis, dan paling banyak ditemukan pada anak balita dan anak usia sekolah dasar. Angka infeksi ini berhubungan dengan kondisi ekonomi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dengan angka kejadian infeksi cacing usus STH di SDN 09 Pagi Paseban. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil pada 8-10 Desember 2010 dengan meneliti sampel feses 93 siswa SDN 09 Pagi Paseban yang telah mengisi kuesioner. Hasil menunjukkan 11 orang (11,8%) siswa terinfeksi dan 82 orang (88,2%) siswa tidak terinfeksi. Responden perempuan lebih banyak (52,7%) daripada laki-laki (47,3%). Siswa dengan keluarga berpendapatan kecil berjumlah 27 orang (29%), berpendapatan sedang 51 orang (54,9%), dan berpendapatan besar 15 orang (16,1%). Responden terbanyak berasal dari kelas 3 SD (22,6%), dan hanya 7 responden (7,5%) yang berasal dari kelas 1 SD. Pada uji chi-square terdapat perbedaaan bermakna antara infeksi kecacingan dengan kelas responden (p=0,015), namun tidak terdapat perbedaan bermakna antara infeksi kecacingan dengan jenis kelamin (p=0,439). Uji Fisher menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara infeksi kecacingan dengan pendapatan keluarga (p=0,724). Disimpulkan status infeksi kecacingan pada siswa SDN 09 Pagi Paseban tergolong rendah dan tidak berhubungan dengan tingkat pendapatan keluarga mereka.
Soil-transmitted helminthes infection spreads widely in tropic area, and most found in toddlers and elementary school children. The number of infection is related to the socioeconomic status. The objective of this study was to identify the association between soil-transmitted helminthes (STH) infection and family income in students of elementary school 09 Pagi Paseban. This cross sectional study was performed on December 8-11, 2011 by taking questionnaire and identifying stool sample from 93 students. The results shows 11 students (11,8%) were infected and 82 students (88,2%) were not infected. The number of female students (52,7%) were more than male students (47,3%). Most students come with mild family income (54,9%). The most respondents were in the third grade (22,6%), and only 7,5% were in the first grade. The chi-square test showed significant difference between STH infections and the students? grade (p=0,015), but not with the students? gender (p=0,439). The Fisher test showed no significant difference between STH infections and family income (p=0724). The conclusion of this study was the number of STH infections in students of elementary school 09 Pagi Paseban was low and had no association with their family income.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Pradianto
Abstrak :
Posyandu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat, serta merupakan wadah kegiatan guna pembinaan kelangsungan hidup anak dan pembinaan perkembangan anak. Keberhasilan penyelenggaraan Posyandu dipengaruhi oleh penggunaan Posyandu oleh masyarakat setempat. Sejauh mana pemanfaatan Posyandu serta faktor-faktor apa yang mempengaruhinya masih belum diketahui. Pada kenyataannya cakupan Posyandu di Bogor Barat masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu balita dalam penggunaan Posyandu. Janis penelitian yang dipakai adalah cross sectional dengan pengambilan sampel secara systematic random sampling. Dari 10 faktor yang diteliti, hanya 4 .faktor yang memberikan hasil dalam analisa. Dari uji regresi ganda didapatkan faktor pekerjaan (status bekerja) ibu, persepsi ibu tentang jarak Posyandu, persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu, dan persepsi ibu tentang perilaku kader mempunyai pengaruh bermakna terhadap index kunjungan (penggunaan) Posyandu. Sedangkan faktor lainnya yaitu faktor pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang Posyandu, persepsi ibu tentang jenis pelayanan di Posyandu, persepsi ibu tentang perilaku petugas, adanya jaminan kesehatan/ asuransi kesehatan dan pendagatan keluarga tidak mempunyai hubungan dengan index penggunaan Posyandu. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kelangsungan anak balita dalam mengikuti program penimbangan di Posyandu cukup baik. Ada 4 faktor yang mempunyai pengaruh bermakna terhadap penggunaan Posyandu yaitu pekerjaan ibu, persepsi ibu tentang jarak Posyandu, persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu dan persepsi ibu tentang perilaku kader. Dengan demikian intervensi yang disarankan adalah memperbaiki persepsi ibu tentang perilaku kader, menelaah lebih lanjut terhadap persepsi jarak Posyandu dan persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu apakah sesuai dengan kenyataan atau tidak. Kemudian membahasnya untuk memperoleh intervensi yang tepat. Akhirnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku ibu balita dalam penggunaan Posyandu dengan populasi yang berbeda agar dapat ditarik kesimpulan yang lebih tepat.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartini Retnaningsih
Abstrak :
Penelilian ini menyoroti tentang pc-,mberdayaun masyarakat miskin melalui Program UP2K PKK di Desa Pakualam. Permasalahannya adalah, bahwa Desa Pakualam yang terletak di lingkungan kola industri masih memiliki warga miskin yang perlu diberdayakan Program UP2K PKK mcrupakan program pomerimah yang bertujuan memberdayakan masyarakat miskin tersebut, dan program itu masih bertahan sampai sekarang. Padahal diasumsikan, akan banyak kendala dalam pelaksanaan program lerscbul, karcna masyamkat Desa Pakualam telah mcngalami pergeseran nilai- nilai akibal pcmbauran dcngan penduduk pendatang. Tanlangan hidup di Desa Pakualam lclah sangat variatif, dirnana masyarakat setcmpat harus bersaing ketal dengan ponduduk pendalang yang umumnya memjliki motivasi dan dayajuang iebih tinggi. Pertanyaan yang dikemukakan dalam pcnclitian ini adalah I (1) Scbcrapa jnuh manfaat Program UPZK PKK bagi masyarakat golongan ckonomi Icmah (miskin) di Desa Pakualam ?; (2) Faklor-faktor apa yang menyebabkan Program UPZK PKK di Desa Pakualam Lcrap bcrtahan sampai sekarang ? Konscp utama yang digunakan untuk memahami pcncliiian ini adalah konsep ?pcmbordayaan? menurut Malcolm Payne dan ?kemiskinan rclatif? mcnurul Solo Socrnardjan, serla ditambah dengan referensi-refcrensi lain yang mendukung Melode pcnelilian yang digunakan adalah deskriptif, dcngan pcndckatan kualilatif dan spesifikasi studi kasus_ Pomahaman leoritik lerhadap informam dilakukan secara fenomenologis, untuk memahami informan dari sisi kchidupan mcrcka sendiri sehubungan dengan Program UPZK PKK. Dalam penclitian ini diambil 10 orang informan yang dibagi menjadi dua kategorl, yaitu : (1) 4 orang informan utama (diambil dari Anggota Program UPZK PKK yang masa keanggolaannya lerlama). Penonluan infomaan tersebul didasarkan pada pertimbangan, bahwa mcrcka akan dapal mcmberi gambaran rcnlang seberapa jauh Pemberdayaan masyarakatu., Hartini Retnaningsih, FISIP UI, 2000. manfaat Program UPZK PKK bagi masyarakat miskin (dalam hal ini para pedagang kccil) di Dcsa Pakualam; (2) 6 orang informan tambahan (diambil dari Pengurus Program UP2K PKK dan orang lain yang dianggap mengerti Program UPZK PKK). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (I) Wawancara; (2) 'Pengamatan Iapangan; (3) Studi kcpusrakaan. Sodangkan teknik anaiisisnya meliputi : (I) Tclaah data; (2) Rcduksi data; (3) Penyusunan ke dalam satuan-Satuan; (4) Kalcgorisasi; (5) Pcmcriksaan keabsahan data; (6) Analisis dan pcnafsiran data. I-Iasil penelitian menunjukkan, Program UPZK PKK telah dirasakan manfaalnya oleh para pedagang kecil di Desa Pakualam, meskipun manfaat tcrsebul belum optimal. Manfaat yang dirasakan oleh para pcdagang adalah L (1) Pcningkatan akscs, lcrutama akses pemasaran; (2) Peningkatan pengetahuan, yaitu pcngetahuan sehubungan dengan pengelolaan modal dan produksi kue; (3) Peningkatan ketrampilan, yailu ketrampilan berdagang dan memproduksi makanan; (4) Peningkatan kepercayaan diri, yaitu kepercayaan diri untuk borusaha; (5) Peningkatan motivasi usaha, yaitu untuk tetap berjuang dan bertahan. Manfaal tcrscbut dapat dicapai herkal usaha keras Pengums Program UPZK PKK yang meliputi : (I) Penggerakan partisipasi masyarakat, yang bcrtujuan agar para peciagang kecil mau bergabung dalam Program UPZK PKK; (2) Penggalian dan pengembangan potcnsi masyarakar., agar potensi yang dimiliki lidak sia- sia; (3) Pemanfaatan faktor pendukung, dalam hal ini terutama lingkungan alam/sosial; (4) Minimalisasi kendala, yaitu berusaha membatasi kemungkinan akan kegagalan. Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan Program UP2K PKK, yaitu : (1) Scdikitnya dana rutin yang digulirkan; (2) Tanggapan masyarakat, dalam hal ini provokator yang berusaha menghalangi kclancaran Program UPZK PKK; (3) Profesionalisme pengelola, yang bcrkaitan dcngan sifat kcrja sukarela para kader PKK (tanpa gaji). Sedangkan Program UPZK PKK tetap bcrtahan di Dcsa Pakualam sampai saat ini, dikarcnakan hchcrapa faktor pcndukung, yailu : (1) Kepemimpinan Kcpala Dcsa; (2) Aparar Dcsa; (3) Lingkungan alamlsosial; (4) Kepemimpinan Kclua PKK; (5) Manajemen PKK; (6) Kesungguhan Pengurus PKK; (7) Kebutuhan masyarakat. Asumsi bahwa akan banyak kcndala dalam pelaksanaan Program UP2K PKK di Desa Pakualam (schubungan dengan kondisi wilayah) tidak scpenuhnya benar, karena ternyata masyarakat miskin di Dcsa Pakualam adalah pcnduduk asli yang masih memiliki ikatan tradisional dcngan dcsa clan pimpinannya. Dalam pcnclitian juga terungkap, bahwa Program UPZK PKK sekarang ini scdang kchabisan dana, sehingga tak dapat Iagi meminjamkan modal kepada anggotanya. Namun demikian, keglatan koopcratif untuk mcmasarkan dagangan ke PT Pratama Abadi Industri tetap berlangsung. Kegiatan menyisihkan keunrungan (menabung) juga tetap dilakukan oleh para pedagang, dengan jumlah yang bervariasi sesuai kemampuan. Jadi dapat dikatakan, Program UPZK PKK saat ini tetap bcrjalan seperti blasa, hanya saja minus peminjaman modal. Ketua PKK dan Kepala Desa yang sekarang mcnjabal di Desa Pakualam sc-:dang laerusaha mencari donatur telap umuk membangkitkan kombali Program U P2K PKK. Bcrdasarkan kesimpulan hasi] penelilian, maka saran yang dikcmukakan untuk perbaikan Program UPZK PKK di Desa Pakualam pada masa mcndatang adalah 1 (I) Dana rulin yang kuat, karena Lanpa dana rutin yang kual maka pembinaan usaha kecil akan mengalami banyak kcndala; (2) Profcsionalisme pengclola, karena tanpa profesionalisme pcngclola maka lujuan pcmbcrdayaan akan sulit dicapai.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T6480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Erika Efitreswari
Abstrak :
Literasi gizi merupakan kapasitas kemampuan seseorang untuk mendapatkan, memproses, dan memahami informasi dasar mengenai gizi serta kemampuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat terkait informasi yang didapat. Penelitian terkait literasi gizi sudah mulai banyak dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan gizi yang dimiliki. Namun di Indonesia, penelitian terkait literasi gizi masih sangat terbatas, terutama pada remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat literasi gizi dan faktor terkait yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif pada 231 siswa/i menggunakan desain studi cross-sectional menggunakan data primer dari penelitian Literasi Kesehatan Masyarakat di Indonesia yang dilakukan bersama dengan Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan PKGK FKM UI. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner yang bersifat self-administered. Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi gizi pada remaja di Indonesia masih tergolong terbatas dan terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara tingkat literasi gizi fungsional dengan jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua, dan tingkat pendapatan keluarga. ......Nutrition Literacy is the degree to which individu has the capacity to obtain, process and understand basic nutrition information and the ability needed in decision making about nutrition. Researches on nutrition literacy have been widely established to improve quality of nutrition knowledge. Nevertheless, Nutrition literacy studies are still limited in Indonesia. The purpose of this study was to determine the nutrition literacy status and related factors of adolescent students in Southwest Sumba, East Nusa Tenggara. This quantitative studies was cross sectional in nature and conducted to 231 respondents with baseline data collected with Public Health Literacy Study in Indonesia which was done together with Center for Nutrition and Health Studies, Faculty of Public Health University of Indonesia.The result suggests that the adolescents most likely have inadequate nutrition literacy and there are significant differences in proportion between functional nutrition literacy and gender, parent rsquo s educational level, and household income of adolescent student.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Soko Marhendi
Abstrak :
Tesis ini membahas evaluasi pencapaian tujuan pelatihan pengolahan makanan program usaha peningkatan pendapatan keluarga PKK (UP2K PKK) yang merupakan program dari kementerian dalam negeri melalui Tim Penggerak PKK yang bertujuan tercapainya peningkatan usaha ekonomi keluarga melalui usaha kelompok/perorangan UP2K-PKK, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Perencana program disini adalah UP2K Kota, pelaksana program disini adalah UP2K Kelurahan yang terdiri dari berbagai kelompok pelaksana, sedangkan penerima manfaat adalah anggota UP2K yang memiliki usaha pengolahan makanan dan non usaha pengolahan makanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian evaluasi pencapaian tujuan. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pendrikan Lor, Kota Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah pelatihan pengolahan makanan program UP2K merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat. Dengan menggunakan evaluasi pelatihan Kirkpatrick menghasilkan pada tingkat pertama yaitu reaksi peserta merasa sangat tertarik, pada tahap kedua, peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan setelah mengikuti pelatihan. Tahap ketiga, perilaku, peserta memanfaatkan pengetahuan yang didapat saat pelatihan untuk pengembangan usaha mereka. Tahap keempat, hasil, dilihat dari peningkatan produksi, peningkatan kualitas, pengurangan biaya/cost, peningkatan penjualan, dan meningkatnya keuntungan yang dirasakan oleh peserta setelah melakukan pelatihan. Faktor pendorong pencapain tujuan pelatihan adalah mendapat dukungan dari pemkot, sarana dan prasarana sudah disediakan oleh panitia, iklim kompetitif, pengurus UP2K berdedikasi tinggi, trainer yang kompeten, dan antusiasme anggota UP2K. Sedangkan faktor penghambat dari pencapaian tujuan antara lain keterbatasan dana dalam melaksanakan pelatihan, rendahnya tingkat pendidikan, dan waktu pelaksanaan pelatihan yang bersamaan dengan kegiatan peserta. Dari hambatan tersebut peneliti merekomendasikan perlunya sosialisasi pelatihan, melibatkan CSR dalam pelaksanaan pelatihan dan melakukan lagi kegiatan pendampingan. ......This thesis discusses the evaluation of the achievement of the food processing training objectives of the PKK (UP2K PKK) family income improvement program which is a program of the interior ministry through the PKK Driving Team which aims to achieve family economic improvement through UP2K-PKK group/individual businesses, thereby increasing income and family welfare. The program planner here is UP2K Kota, the program implementer here is the Kelurahan UP2K which consists of various implementing groups, while the beneficiaries are UP2K members who have food processing and non-food processing businesses. This study uses a qualitative approach with this type of evaluation research. This research was conducted in Pendrikan Lor Village, Semarang City. The results of this study are that the UP2K program food processing training is one form of community empowerment. Using Kirkpatrick's training evaluation resulted in the first level, namely the reaction of the participants feeling very interested, in the second stage, participants experienced an increase in knowledge and skills after attending the training. The third stage, behavior, participants utilize the knowledge gained during training for the development of their businesses. The fourth stage, results, seen from the increase in production, quality improvement, cost/cost reduction, increased sales, and increased profits felt by participants after training. The driving factor for achieving the objectives of the training was getting support from the municipal government, facilities and infrastructure provided by the committee, competitive climate, dedicated dedicated UP2K management, competent trainers, and enthusiasm from UP2K members. While the inhibiting factors for achieving goals include limited funds in carrying out training, low levels of education, and the timing of training that coincides with participant activities. From these obstacles the researchers recommended the need for training socialization, involving CSR in the implementation of training and conducting more mentoring activities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kustini Prihatin
Abstrak :
Keluarga adaah unit terkecil dalam masyarakat, dan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya setiap anggota keluarga diharapkan dapat menjalankan fungsinya masing masing terutama fungsi ekonomi. Anggota keluarga sebagai sumber daya manusía (SDM) harus terus di bangun, hal ini seperti dijelaskan dalam GBHN 1998 karena sangat penting bagi proses pembangunan bangsa. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat, maka dalam pembangunan diharapkan dapat memobilisasi segenap potensi dan sumber daya yang ada dengan memberdayakan keluarga. Salah satu institusi strategis yang telah ditempuh untuk memantapkan keberhasilan pembangunan, yaitu Badan Koordinasi Ketuarga Berencana Nasional (BKKBN) di Indonesia dengan suatu pendekatan yang diharapkan dapat mendorong keberhasilan sekaligus memantapkan kesertaan adalah perbaikan ekonomi keluarga guna mewujudkan Norma Keluarga Kecil bahagia Dan sejahtera (NKKBS), dengan membentuk UPPKS. Dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, namun kenyataan di lapangan terlihat bahwa dengan masuknya keluarga dalam sebuah UPPKS ada yang meningkat tingkat kesejahteraannya namun masih ada keluarga yang masih dalam keluarga pra sejahtera dan sejahtera I alasan ekonomi yang harus ditingkatkan tingkat kesejahteraannya. Sehingga menimbulkan pertanyaan apa yang menyebabkannya maka dalam penelitian kali ini akan melihat tentang prosesi pemberdayaan keluarga melaluí UPPKS, karena keluarga juga merupakan faktor penentu dalam melakukan usaha-usaha perbaikan tíngkat kesejahteraan keluarga disamping faktor Lainnya seperti modaL sarana dan prasarana melalul kelompok UPPKS. Penelitian ini dilakukan di empat kecamatan yang ada di Kotamadia Pontianak dengan menggunakan pendekataflkUalitatif dengan tipe penehtian deskriftif analisis, jadi peneUti hanya menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi pada dalam pemberdayaan keluarga melalul kelompok UPPKS. Teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dan Young dan Mack bahwa interaksi sosial adalah kunci dan semua kehidupan sosial, o!eh karena itu tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan bersama. Selain itu mengingat manusia mempunyai naluri untuk hidup dengan orang lain yang disebut gregariousness dan karena manusia disebut juga social animal (mahkluk sosial) Dan mengenal motivasi mengambìl teori motivasi Maslow bahwa adanya tingkat-tingkat kebutuhan dan perubahan daya dorong. Perubahan daya dorong atau istilah Masiow "Propotency" berarti bahwa apabila semua tingkat kebutuhan manusia tidak bisa dipenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan dasar yang bersifat fisik seperti pangan, papan, sandang, juga kebutuhan biologis akan merupakan kebutuhan yang pa!ing dominan. lstilah lain Maslow tentang keadaan tersebut diatas adalah "propensity of human needs". Sedangkan mengenai pemberdayaan Rappaport mengatakan "pemberdayaan adalah suatu cara dengan rnana rakyat, organisasi dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (berkuasa) atas kehidupannya". Dari hasil penelitian tentang pemberdayaan keluarga melalul UPPKS yang telah dilakukan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa: Masth ada keluarga yang belum dapat memanfaatkafl UPPKS sebagai wadah pemberdayaan keluarga sehingga masih ada anggota keluarga yang belum diberdayakan. dan manfaat yang diperoleh oleh informan utama dalam mengíkuti UPPKS masih sekitar bantuan modal usaha belum sampai ke pengembangan usaha karena hanya terfokus ke usahanya karena jarang rriengikuti kegiatan kelompok . Keluarga yang tingkat kesejahteraaflflYa masih KS 1 dan II pemberdayaan keluarga masih terfokus ke ekonomi saja, lain hainya dengan keluarga yang telah KS Ill, dimana selain faktor ekonomi juga telah dapat mengembangkan diii ke bidang lain yaitu ínteraksi dan memotivasi keluarga lain dalam anggota UPPKS dan masyarakat sekitar tempat tinggal, jadi bukan untuk keluarga sendiri tapi meluas ke keluarga di lingkungannya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ila Wati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tinggal dengan ibu tunggal terhadap kecenderungan anak usia sekolah untuk bekerja dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2014. Hasil dari penelitian ini adalah anak yang tinggal dengan ibu tunggal memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk bekerja dibandingkan dengan anak yang tinggal dengan orang tua lengkap. Apabila pendapatan keluarga diinteraksikan dengan ibu tunggal, pendapatan keluarga kelompok tertinggi pada anak yang tinggal dengan ibu tunggal memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk bekerja dibandingkan dengan pendapatan keluarga kelompok terendah dan kelompok menengah. Hal tersebut terjadi karena ada hubungan yang kuat antara ibu yang bekerja dengan anak bekerja. ......The aim of this study is to see the impact of living with single mother on the likelihood of school-age children to work using IFLS (Indonesia Family Life Survey) 2014 data. The result of logistic regression show that children who living with single mother more likely to work than those living with complete parents. While family income as family resource is the mediating role of single mother, children in higher income bracket are more likely to work than those in lower and middle income bracket. Since there is a strong relation between both mothers and children who work.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mathilda Albertina
Abstrak :
Latar Belakang: Pada tahun 2001-2005, angka kejadian penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi meningkat. Berdasarkan data WHO-UNICEF, angka kelengkapan imunisasi, yang digambarkan dengan cakupan imunisasi campak, adalah 78% di tahun 2005. Namun, angka cakupan imunisasi campak belum tentu tepat dalam menggambarkan kelengkapan imunisasi dasar. Tujuan: Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar, alasan ketidaklengkapan imunisasi dasar, karakteristik orangtua (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga), pengetahuan serta sikap orangtua terhadap imunisasi, dan hubungan antara karakteristik, pengetahuan dan sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita di Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Metode: Penelitian cross-sectional dengan wawancara melalui kuesioner pada orang tua yang membawa anak balita di Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak RS. Cipto Mangunkusumo pada tanggal 04-14 Maret 2008. Hasil: Dari 76 sampel, 65,8% anak balita memiliki status imunisasi dasar yang lengkap dan 34,2% lainnya tidak lengkap. Jenis imunisasi yang paling banyak tidak lengkap adalah hepatitis B (17,1%). Alasan ketidaklengkapan imunisasi antara lain anak sakit (66,7%), orangtua tidak tahu jadwal imunisasi (18,5%), vaksin habis (7,4%), orangtua lupa (3,7%), dan tidak ada Pekan Imunisasi Nasional (3,7%). Tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga, pengetahuan serta sikap orangtua terhadap imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar anak balita. Kesimpulan: Kelengkapan imunisasi dasar anak balita di Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak RSCM adalah 65,8%. Ketidaklengkapan imunisasi paling banyak disebabkan karena anak sakit (66,7%). Tidak didapatkan hubungan antara faktor orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar anak balita di Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak RSCM. ......Introduction: From the year 2001 to 2005, number of vaccine-preventable diseases was increased. According to WHO-UNICEF, this number, which regards the coverage of measles immunization, is 78% in 2005. However, the coverage number of measles immunization does not necessarily accurate in representing the number of complete basic immunization. Objective: To explore complete of basic immunization on children under five year old at Pediatric Clinic in Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM), the underlying reasons of incomplete basic immunization, parent's characteristics (educational background, occupation, family income, knowledge and attitude toward immunization) and relationship between parent's characteristic and the completeness of basic immunization. Method: Cross-section study with questionnaire guided interview to parents who brought underfive children to pediatric clinic in Cipto Mangunkusumo National Hospital (RSCM) on 04?14 March 2008. Result: From 76 samples, 65,8% children have complete basic immunization and 34,2% others have incomplete basic immunization. The most incomplete type of immunization is Hepatitis B (17,1%).The reasons for these children to have incomplete basic immunization were due to sickness occuring concurrently with the immunization schedule (66.7%), parents' unawareness of the immunization schedule (18.5%), insufficient amount of vaccine supply (7.4%), parents not recalling of giving their children immunization (3.7%), and the absence of National Immunization Week or PIN (3.7%). There is no statistically significant relationship between the parent's educational background, occupation, family income, knowledge and attitude toward immunization and complete of basic immunization on children under age five at RSCM's Pediatric Clinic. Conclusion: Complete basic immunization on children under five years old at RSCM's Pediatric Clinic reached 65.8%. The reason of incomplete basic immunization was mostly due to sickness happening concurrently with the immunization schedule (66.7%). There was no relation between parent's characteristisc and the completeness of basic immunization on children under age five at RSCM's Pediatric Clinic.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library