Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sejak puluhan tahun yang silam di neagara-negara di dunia dan di kelembagaan internasional para ahli dan ilmuwan cenderung mengemukakan pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produk domestik bruto (PDB) ataupun peningkatan PDB dan pendapatan per kapita...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Heriyana
"ABSTRAK
Penelitian ini membandingkan dampak alokasi anggaran antara daerah yang telah melaksanakan pemilihan kepala daerah secara langsung dengan tidak langsung dan dampaknya terhadap pendapatan per kapita daerah. Alokasi anggaran menggunakan total belanja, belanja langsung dan belanja tidak langsung. Menggunakan data kabupaten dan kota di Indonesia pada kurun waktu 2005-2010. Secara empiris hasil estimasi dengan menggunakan Pooled Least Square secara umum tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan alokasi anggaran terhadap pendapatan per kapita daerah antara rezim dengan pilkada langsung versus tidak langsung di Indonesia. Namun terjadi perbedaan signifikan dalam hal total belanja di Pulau Sumatera dan belanja langsung serta belanja tidak langsung di Pulau Jawa dan Bali antara rezim pilkada langsung versus tidak langsung dengan kecenderungan bahwa dampak alokasi anggaran terhadap pendapatan per kapita pada rezim pilkada langsung lebih rendah bila dibandingkan rezim pemilihan tidak langsung.

ABSTRACT
This study compares the impact of budgetary allocations between regions that have directly and indirectly elected regional heads and their impact on local per capita incomes. Budget allocation uses total expenditure, direct expenditure and indirect expenditure. Using district and city data in Indonesia during the period 2005 2010. Empirically the estimates using Pooled Least Square generally do not show a significant difference in budget allocation to per capita income between regimes and direct and indirect local elections in Indonesia. However, there were significant differences in total spending on Sumatra Island and direct expenditure and indirect spending on Java and Bali between direct and indirect election regimes with the tendency that the impact of budget allocations on per capita revenues on direct election regimes is lower than election regimes indirect. "
2018
T52062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siboro, R. Melva M.
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah untuk melihat Kapasitas (Capacity) dan Upaya (Effort) Pendapatan Asli Daerah (PAD) di 33 (tiga puluh tiga) Kabupaten-Kota di Propinsi Sumatera Utara dengan menggunakan analisis regresi data panel tahun 2014-2015. Variabel-variabel yang digunakan adalah yang mewakili faktor ekonomi yaitu Pendapatan per kapita dan struktur perekonomian (share sektor-sektor PDRB sebagai basis PAD) (Lotz dan Morrs, 1971); dan faktor demografi yaitu kepadatan penduduk (Teera, 2002). Penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan per kapita, share sektor penyediaan listrik dan gas, share sektor perdagangan dan share sektor akomodasi dan penyediaan makan minum lainnya dan kepadatan penduduk berpengaruh signifikan dan positif terhadap kapasitas PAD Kabupaten-Kota di Sumatera Utara sementara share sektor industri pengolahan berpengaruh signifikan dengan arah negatif. Sementara itu variabel share sektor konstruksi secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kapasitas PAD Kabupaten-Kota di Sumatera Utara. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa Kapasitas PAD menurut rata-rata Kabupaten-Kota mengalami kenaikan dari 0.0066 tahun 2014 menjadi 0.0068 tahun 2015 dengan relatif paling tinggi adalah Kota Padang Sidempuan dan Paling Rendah adalah Kabupaten Batu Bara tahun 2014 dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2015, dimana Kapasitas Kabupaten-Kota lainnya dominan berada dibawah rata-rata relatif keseluruhan. Selain itu dari hasil perbandingan antara Penerimaan Aktual dan Kapasitas hasil estimasi diperoleh gambaran bahwa selama tahun 2014 dan 2015 beberapa Kabupaten-Kota memiliki Upaya pemungutan PAD melebihi kapasitasnya, sebagian besar lainnya masih berada di bawah kapasitasnya.

ABSTRACT
This study is aim to calculate capacity and effort of regional revenue (PAD) for 33 (thirty-three) districts in North Sumatra by using panel data regression analysis in 2014 - 2015. The variables used are representing the economic factor measure with income per capita and the structure of the economy (the GDP share of sectors as a base PAD) (Lotz and Morrs, 1971); and demographic factor is population density (Teera, 2002). This study shows that income per capita, share of electricity and gases sector, share of trading sector, share of accommodation sector and density signs significant and positive impact on the capacity of District regional revenue in North Sumatra, while the share of the manufacturing sector have significant influence in a negative direction. Meanwhile the variable of share construction sector, were not statistically significantly affect the capacity of District regional revenue in North Sumatra. The estimation results also showed that the capacity of regional revenue according to the average districts are increase from 0.0066 for 2014 to 0.0068 for 2015, with the highest relative is Kota Padang Sidempuan and Lowest is Kab. Batu-bara for 2014 and Kab. Labuhan Batu Selatan for 2015. On the other side other districts mostly are below whole average relatively. In addition, from the comparison between the Actual Revenue and Capacity estimation results obtained outlines that during 2014 and 2015 some districts revenue collection efforts in North Sumatra is higher than its capacity for most of it still under its capacity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gun Gun Nugraha
"Studi ini bertujuan menyelidiki pengaruh kepadatan modal manusia (density of human capital) terhadap perkembangan konvergensi pendapatan per kapita antarkabupaten/kota di Indonesia tahun 2001-2013. Kepadatan modal manusia (density of human capital) dicurigai turut mempengaruhi laju konvergensi karena dalam "perjalanannya" variabel ini terbentuk akibat adanya kepadatan tenaga kerja (employment density) dan tingkat modal manusia (human capital) regional. Data dan teknik estimasi yang digunakan adalah data panel kabupaten/kota di Indonesia tahun 2001-2013 dan first-difference generalized method of moments (FD-GMM) pada model konvergensi dinamis.
Hasil studi menunjukkan bahwa kepadatan modal manusia (density of human capital) berpengaruh positif secara nyata terhadap konvergensi pendapatan per kapita kabupaten/kota di Indonesia dengan tingkat kontribusi kelajuan konvergensi mencapai 5,78 persen. Implikasi studi ini adalah pentingnya menyelaraskan antara tingkat kepadatan dan kualitas sumber daya manusia.

This study aims to investigate the impact of human capital density on per capita income convergence in Indonesia. Human capital density indicated of also influencing the convergence rate for the "journey" is formed by the employment density variable and the level of human capital regional. The data and estimation techniques used are panel data regencies/cities in Indonesia, 2001-2013 and the first-difference generalized method of moments (FD-GMM) on the model of the dynamic convergence.
The study results show that human capital density significantly positive effect on the convergence of per capita income regencies/cities in Indonesia with a contribution rate of speed of convergence reached 5.78 percent. The implication of this study is the importance of aligning between the density and quality of human resources.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurita Afridiana
"POLA TRANSFORMASI STRUKTURAL INDONESIA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI KONVENSIONAL DAN ISLAM PERIODE 1960-2018
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola transformasi struktural yang terjadi di Indonesia serta analisa syariah terhadap proses tersebut. Dengan menggunakan data Indonesia selama 50 tahun terakhir, yang kemudian dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif analisis, serta metode Sistem Neraca Sosial dan Ekonomi (SNSE) untuk menunjang analisa, ditemukan bukti bahwa Indonesia secara pola telah mengalami proses transformasi ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan seiring peningkatan pendapatan per kapita, terjadi penurunan proporsi pertanian dan naiknya sektor industri dan jasa. Namun dalam prosesnya, struktur ekonomi Indonesia tidak menunjukkan kondisi yang ideal, diantaranya penyediaan lapangan pekerjaan yang tidak sesuai di setiap sektornya, komposisi PDB Indonesia yang tumbuh stagnan bahkan mengalami penurunan, serta ketimpangan yang semakin naik. Dalam sudut pandang syariah, proses transformasi harus dikaji ulang seuai dengan kondisi ideal yang ditetapkan oleh Al-Qur'an dan sunnah.
Kata kunci: transformasi struktural; pertumbuhan ekonomi; pendapatan per kapita; perspektif Islam

INDONESIA STRUCTURAL TRANSFORMATION PATTERNS IN CONVENTIONAL AND ISLAMIC ECONOMIC PERSPECTIVE PERIOD 1960-2018
The objective of this study is to analyze the pattern of Indoensia structural transformation and sharia analysis of the process. Using Indonesian data for the past 50 years, which analize using descriptive analysis and Social Accounting Matrix (SAM) methods to support analysis, evidence was found that Indonesia had patterned a process of economic transformation. This is indicated by the increase in per capita income, followed by a decline in the proportion of agriculture and increasing in industrial and services sector. But in the process, the structure of the Indonesian economy doesnt show ideal conditions, including the provision of jobs that are not suitable in each sector, the composition of Indonesias GDP that grows steadily even decreases, and increasing inequality. In the Islamic perspective, the transformation process must be reviewed according to the ideal conditions set by the Quran and the Sunnah.
Keywords: structural transformation; economic growth; income percapita; Islamic perspective
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kunaefi
"Intensitas energi merupakan salah satu indikator yang umumnya digunakan dalam menilai keberhasilan pelaksanaan efisiensi energi di suatu negara. Intensitas energi didefinisikan sebagai besarnya jumlah energi yang digunakan untuk meningkatan aktifitas ekonomi (energi/GDP)
Pada level makro, penilaian efisiensi energi dengan melihat indikator intensitas energi berpotensi menghasilkan kesimpulan yang bias. Penurunan intensitas energi tidak langsung dapat diartikan teijadi peningkatan efisiensi energi, namun bisa saja dikarenakan adanya faktor perubahan struktur penggunaan energi.
Dengan metode Divisia, perubahan intensitas energi dapat didekomposisi ke dalam bentuk perubahan struktur penggunaan energi dan efisiensi energi. Dengan memisahkan komponen struktur penggunaan energi, analisis efisiensi energi dapat lebih mudah dilakukan.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa selama tahun 1990-2007 telah teijadi pergeseran struktur penggunaan energi dari sektor padat energi (industri, transportasi) ke sektor rendah energi (komersial/jasa). Selain itu pada periode setelah krisis ekonomi (tahun 2000-2007) penggunaan energi oleh masyarakat cenderung lebih hemat.
Berdasarkan model regresi juga menunjukkan hubungan positif antara harga energi dan efisiensi energi, serta hubungan negatif antara pendapatan per kapita dan efisiensi energi.

Energy intensity is one of indicator commonly used to assess energy efficiency in a country. Energy intensity defined as amount of energy used to increase economic activity (energy/GDP).
Assessment of energy efficiency through energy intensity often can potentially bias the results. Decline of energy intensity is not direct meaning occurs improvements in energy efficiency, however caused structural energy consumption change.
By Divisia methodL, energy intensity change can be decomposed into structural economy change and energy efficiency. By isolating the importance structural energy consumption, analysis of energy efficiency can be easier done.
The result of this study show that during year 1990-2007 occur shift of structural energy consumption from energy intensive sector (industry, transportation) to energy non intensive sector (commercial/service). In periode of after economic crisis (year 2000-2007), the using of energy tend more efficient.
Based on result of regression model too show positive relation between energy price and energy efficiency, as well as negative relation between income per capita and energy efficiency.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26440
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Lucyana Handayani
"ABSTRAK
Tesis ini meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga nasabah LKM dengan sampel 100 orang nasabah LKM-KKI. Ada 7 variabel bebas yang diuji yang menjadi faktor pengaruh kesejahteraan rumah tangga nasabah LKM, di mana 6 variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan per kapita rumah tangga nasabah LKM-KKI, adalah penghasilan suami dan lainnya, lama pendidikan, jumlah tanggungan, jumlah pinjaman, aplikasi 2 pelatihan, dan aplikasi 3 pelatihan. Sedangkan 1 variabel lain, yaitu usia nasabah pengaruhnya tidak signifikan terhadap pendapatan per kapita rumah tangga nasabah LKM-KKI. Dari 7 variabel bebas yang menjadi faktor pengaruh kesejahteraan rumah tangga nasabah LKM, terdapat 6 variabel yang mempunyai pengaruh positif dengan pendapatan per kapita rumah tangga nasabah LKM-KKI, yaitu penghasilan suami dan lainnya, usia nasabah dan lama pendidikan nasabah, jumlah pinjaman, aplikasi 2 pelatihan, dan aplikasi 3 pelatihan. Sedangkan 1 variabel lain, yaitu jumlah tanggungan rumah tangga nasabah merupakan faktor yang mempunyai pengaruh negatif terhadap pendapatan per kapita rumah tangga nasabah.

ABSTRACT
This study investigates the factors that influence the welfare of household customers of MFI with a sample of 100 KKI MFI clients. There are seven independent variables were tested which factors influence household welfare MFI clients, in which 6 variables that have a significant influence on per capita income households MFI clients KKI, is the husband 39 s income and other, length of education, size of the household, amount of the loan, 2 applications of training, and 3 training applications. While one another variable, namely the age of the customer is not significant infuence on the income per capita household KKI MFI clients. Of the seven independent variables which factors influence household welfare MFI clients, there are six variables that have a positive influence with a per capita income households MFI clients KKI, the husband 39 s income and other, age of the customer, length of education, amount of the loan, the application of 2 training, and 3 training applications. While one another variable, the number of dependents of household customers is another factor that has a negative influence on household income per capita of the client. "
Depok: 2018
T49966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Febriana
"Latar belakang: Imunisasi merupakan suatu cara efektif untuk mencegah terjangkitnya penyakit infeksi. Program imunisasi di Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1977. Namun, berdasarkan data tahun 2001-2005 kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi justru mengalami peningkatan. Sedangkan data mengenai cakupan imunisasi sendiri di Indonesia belum begitu jelas. Menurut WHO-UNICEF, angka cakupan imunisasi campak, yang biasa dipakai untuk menggambarkan kelengkapan imunisasi dasar adalah 78% di tahun 2005. Tetapi angka cakupan imunisasi campak ini belum tentu dapat menggambarkan kelengkapan imunisasi dasar yang sebenarnya.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita, alasan bila terjadi ketidaklengkapan imunisasi dasar, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta.
Metode: Penelitian potong lintang dengan subjek orangtua yang memiliki anak balita berumur 1-5 tahun yang berkunjung ke poli anak Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta pada tanggal 4-8 Maret 2008. Pengambilan data menggunakan metode kuesioner yang diisi langsung oleh responden atau melalui metode wawancara.
Hasil: Angka kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita yang berkunjung ke poli anak RSUD Tarakan yaitu 43,4%. Jenis imunisasi yang memiliki angka ketidaklengkapan tertinggi yaitu hepatitis B (31,6%) dan DTP (44,7%). Besarnya angka ketidaklengkapan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain lupa, ketidaktahuan jadwal imunisasi, dan takut akan efek samping yang ditimbulkan dari imunisasi. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan orangtua (ayah dan ibu), pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga per bulan, pengetahuan dan sikap terhadap imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita.
Kesimpulan: Persentase kelengkapan imunisasi pada anak balita yang berkunjung ke poli anak RSUD Tarakan yaitu 43,4 %. Tidak terdapat determinan yang berhubungan dengan persentase kelengkapan imunisasi.

Background: Immunization is an effective way to prevent vaccine preventable diseases. In Indonesia, immunization program has been done since 1977. But, based on the data from 2001-2005,the incidence of vaccine preventable diseases increased. There have not been some definite data on the number of complete basic immunization in Indonesia. Based on WHO-UNICEF, this number, which regarded the coverage of measles immunization was 78% in 2005. However, the coverage number of measles immunization didn't necessarily accurate in representing the number of complete basic immunization.
Objectives: to explore the coverage complete of basic immunization in underfive children, the underlying reason of incomplete basic of immunization, and its related factors in Tarakan Hospital, Jakarta.
Methode: cross-sectional study, with questionnaire guided interview to parents who brought underfive children to pediatric clinic in Tarakan Hospital on 4-8 March 2008
Results: Complete of basic immunization in underfive children which came to child clinic Tarakan Hospital was 43,4%. Immunization which had higher rate uncomplete basic of immunization were hepatitis B(31,6%) and DTP (44,7%). There were some reason why the rate uncomplete basic of immunization was high, such as forgetting the schedule, lacking the information about schedule, and being afraid side effect of immunization. There was no statistically significant relation between respondent's job, education, family income, knowledge, and attitude with the completeness of basic immunization in underfive children.
Conclusion: The basic immunization completeness in child clinic Tarakan Hospital was 43,4%. There was no significant relation between related factors with the basic immunization completeness."
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusie Luciana Permata
"Latar Belakang: Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang efektif terhadap penyakit infeksi. Namun, belum ada data yang jelas mengenai angka kelengkapan imunisasi dasar. Tentu saja ada banyak faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita, dan salah satu yang terpenting ialah orangtua.
Tujuan: Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar, alasan ketidaklengkapan imunisasi dasar, karakteristik orangtua (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan per kapita keluarga per bulan), pengetahuan serta sikap orangtua terhadap imunisasi, dan hubungan antara karakteristik, pengetahuan dan sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita di Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau Bogor, Maret 2008.
Metode: Penelitian cross-sectional dengan sampel minimal 73 orang. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 07?16 Maret 2008 di ruang tunggu Poliklinik Anak Rumah Sakit Mary Cileungsi Hijau Bogor dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji coba sebelumnya.
Hasil: Dari 87 sampel, 88,5% balita memiliki status imunisasi dasar yang lengkap dan 11,5% lainnya tidak lengkap. Alasan ketidaklengkapan imunisasi antara lain anak sakit (70%) dan orangtua takut akan efek samping imunisasi (30%). Tidak didapatkan hubungan antara hubungan pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan per kapita keluarga per bulan, pengetahuan serta sikap orangtua terhadap imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar anak balita.
Kesimpulan: Kelengkapan imunisasi dasar anak balita di RS Mary Ciileungsi Hijau Bogor adalah 88,5%. Ketidaklengkapan imunisasi paling banyak disebabkan karena anak sakit (70%). Tidak didapatkan hubungan antara faktorfaktor yang diteliti dengan kelengkapan imunisasi dasar anak balita di RS Mary Cileungsi Hijau Bogor.

Introduction: Immunization is an effective effort to prevent infection. But there's still no data that can show the coverage number of basic immunization. Talking about the complete of basic immunization, surely there are some factors that affect it, including parent's characteristic.
Objective: To explore the complete of basic immunization in children under five at Mary Cileungsi Hijau Hospital, Bogor, underlying reasons of incomplete basic immunization, parent's characteristics (educational background, occupation, monthly per capita income, knowledge and attitude toward immunization) and relationship between parent's characteristic and the complete of basic immunization.
Method: Cross-sectional study which questionnaire guided interview to parents wgo brought underfive children to pediatric clinic in Mary Cileungsi Hijau Hospital, Bogor, on March 7th?16th, 2008. Minimun samples amount is 73.
Result: From 87 samples, 88,5% children got basic immunization completely and 11,5% others incomplete. The reasons for these children incompleteness were due to illness concurrently with the immunization schedule (70%) and parents' fear of the immunization side effect (30%). Statistic showed no relationship between the researched factors and the complete of basic immunization in children under five at Mary Cileungsi Hijau Hospital.
Conclusion: Complete of basic immunization in children under five at Mary Cileungsi Hijau Hospital reached 88,5%. The reason for children have incomplete basic immunisation was mostly due to sickness concurrently with the immunization schedule (70%). There was no relationship between parent's characteristisc and the complete of basic immunization in children under five at Mary Cileungsi Hijau Hospital."
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library