Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parsudi
"RINGKASAN PENELITIAN
Penelitian ini berawal dari pandangan untuk memberikan sumbangan pemikiran untuk mendukung program transmigrasi dalam pembangunan Nasional, terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada para pembina transmigran dengan memberikan pembekalan pengetahuan psikologis, sosial dan budaya. Penelitian dalam bidang psikologi terhadap program transmigrasi ini menjadi penting karena di dalam program transmigrasi menyangkut pertemuan antar kelompok masyarakat, bangsa atau suku bangsa (kelompok etnik) baik antar transmigran itu sendiri maupun antar pembina transmigran dengan transmigran yang dibinanya, di mana dari interaksi itu "sering terjadi konflik ". Hal ini didukung dari kunjungan lapangan dan wawancara langsung dengan enam orang pejabat eselon II Departemen Transmigrasi dan PPH, mereka juga menyimpulkan bahwa masalah sosial memang dominan di lokasi transmigrasi, di mana adanya indikasi penolakan, perlakuan membedakan atau diskriminasi baik dari pembina transmigran maupun antar transmigrannya sendiri , dari adanya perilaku diskriminasi ringan sampai kepada diskriminasi berat yang sudah mengarah ke agresivitas. Menyadari akan hal ini, maka perlu dilakukan penelitian utntuk melihat sejauh mana kontak sosial, derajat kesarnaan, dan jarak sosial pada para pembina transmigran, untuk mengidentifikasi adanya prasangka yang bisa berakibat pada penolakan ataupun tindak diskriminasi terhadap transmigran yang dibinanya.
Hasil studi kepustakaan menyimpulkan bahwa diskriminasi bisa timbul karena adanya prasangka yang selanjutnya bisa membawa ke konsekuensi perilaku menghindar, memisahkan diri dari kelompok yang tidak disenangi, enggan untuk menolong sampai tindakan agresif yaitu merusak dan mengganggu kelompok lain. Timbulnya suatu prasangka dapat dilihat dari pendekatan sosial, pendekatan dinamika kepribadian, dan pendekatan kognitif. Dalam pendekatan sosial, maka faktor-faktor ketidaksamaan sosial, kompetisi .antar kelompok, stereotip dari institusi dan norma-norma merupakan faktor yang mengakibatkan adanya prasangka. Dalam pendekatan dinamika kepribadian maka prasangka bersumber dari adanya agresivitas, keadaan frustasi, dan kepribadian individu. Dalam pendekatan kognitif maka kategori sosial, atribusi dan kekeliruan dalam mempersepsi merupakan penyebab adanya prasangka. Dawes berpendapat instrumen yang biasa digunakan untuk mengukur prasangka ialah "skala jarak sosial" dari Bogardus, hal ini didukung pula oleh Deaux dan Wrightsman. Agar dapat memahami sejauh mana ada jarak sosial yang bisa memprediksikan terjadinya prasangka pada para pembina transmigran terhadap transmigran yang dibinanya, maka dalam penelitian ini digunakan instrumen pengukuran jarak sosial. Instrumen Skala Derajat Kesamaan dan Kontak Sosial di modifikasi dari instrumen penelitian Suwarsih Waniaen (1979) Stereotip Etnik di Dalam Suatu Bangsa Multietnik.
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis adalah bahwa para pembina transmigran mempunyai jarak sosial yang dekat terhadap suku bangsa Jawa, Sunda, dan Bali dan mempunyai jarak sosial yang jauh terhadap suku bangsa Maluku, Madura, dan Irian. Kesimpulan ini mempunyai konsistensi dengan kesimpulan yang didapat dari pengukuran derajat kesamaan. Bila dilihat dari kontak sosial pada 12 suku bangsa yang dinilai maka suku bangsa Jawa, Sunda, Batak, Minang, Lampung dan orang Jakarta mempunyai skor derajat kesamaan yang berbeda secara signifikan pada mereka yang memiliki kontak sosial tinggi dan kontak sosial rendah, selanjutnya variabel-variabel pemahaman bahasa, ada keluarga yang menikah dengan suku bangsa, hadir adat perkawinan orang dari suku bangsa lainnya, hadir adat kesenian orang dari suku bangsa lainnya, merupakan penyumbang yang menyebabkan terjadinya pengelompokan kontak sosial tinggi dan kontak sosial rendah. Melihat hasil temuan di atas bisa dsimpulkan bahwa pembina transmigran cenderung mempunyai prasangka terhadap transmigran yang dibinanya.
Berpedoman pada temuan, dimana adanya prasangka dari para pembina transmigran dikhawatirkan bisa mengarah kepada tindak diskriminasi yang dapat menimbulkan segala konsekuensi negatifnya, maka disarankan kepada Departemen Transmigrasidan PPH untuk menciptakan pra-kondisi melalui pembekalan masalah psikologi, sosial budaya pada pelatihan atau pendidikan kepada para pembina transmigran, memperbanyak frekuensi pertemuan dalam status kebersamaan, baik antara pembina transmigran terhadap transmigran yang dibinanya, maupun antara para kelompok transmigran itu sendiri terutama pada kelompok yang berbeda suku bangsa-nya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristyowati
"Disertasi ini bertujuan menelusuri interaksi dinamis antara fungsi ekologis; estetika dan budaya; serta sosial dan ekonomi dalam pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Penelitian ini menggunakan pendekatan sosial-spasial; dari sudut pandang persepsi pengunjung, kelompok pedagang kaki lima, dan kebijakan pemerintah; melalui pendekatan campuran yang terdiri dari metode kuantitiatif survei dan metode kualitatif studi kasus. Kesetaraan sosial-spasial dalam penelitian ini akan meninjau terlebih dulu faktor aksesibilitas dan ketersediaan RTH, berupa pilot project taman-taman kantung di Jakarta. Penelitian ini kemudian mengeksplorasi fenomena sosial kehadiran RTH sebagai daya tarik ekonomi yang memberi peluang bagi Ruang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah melalui studi kasus di Kawasan Setu Babakan. Penelitian ini menemukan bahwa baik pengunjung maupun Pedagang Kaki Lima (PKL) menyoroti perlunya akses yang adil terhadap RTH sebagai ruang publik. Studi kasus di Kawasan Setu Babakan ini menjadi spesifik karena kehadiran enam tipe apropriasi warung PKL yang secara spontan muncul di ruang interstisial antara Ruang Terbuka Hijau-Biru dan lahan yang dimiliki masyarakat. Hal ini menggarisbawahi tantangan pemerintah dalam merancang kebijakan yang mencapai aspek sosial-spasial yang legal, inklusif, dan adil. Perpaduan unik antara nilai-nilai budaya, sosial, dan lingkungan tersebut kemudian memosisikan kembali pemahaman bagaimana RTH secara multifungsi dapat memenuhi beragam kebutuhan sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga kota.

This dissertation explores the dynamic interactions between ecology; aesthetics and culture, and social and economic aspects in the use of Green Open Space (GOS). This research uses a social-spatial approach; from the perspective of visitors, street vendors, and government policy; through a mixed methods of quantitative survey and qualitative case study. Socio-spatial analysis will review the accessibility and availability of GOS in the form of pilot projects for pocket parks in Jakarta; then explores the social phenomenon of GOS presence as an economic attraction that provides opportunities for Micro, Small and Medium Enterprises through a case study in the Setu Babakan area. This research found that both visitors and street vendors highlighted the need for equal access to GOS. The case study in the Setu Babakan area is specific because of the presence of six types of street vendor’s appropriation spontaneously appear in the interstitial space between the Blue-Green Open Space and private land. This underlines the government's challenge in designing policies that achieve socio-spatial aspects that are legal, inclusive and equal. The combination of cultural, social and environmental values repositions the understanding of how multifunctional GOS can meet various needs while improving the welfare of citizen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiva Inayah Hafid
"Tulisan ini mengenai layanan kesehatan publik pada masa pandemi COVID-19. Dengan berfokus pada hubungan antara penyakit tidak menular (PTM) dengan gizi kesehatan ibu dan anak, penulis menggambarkan bagaimana pemulihan kesehatan primer seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) dilakukan untuk mengantisipasi gangguan akses pelayanan kesehatan akibat pandemi COVID-19, khususnya pada pelayanan PTM dan gizi (Handoyo, dkk., 2021; KSI, 2021). Dengan menggunakan pendekatan sosial ekologi, tulisan ini membahas implementasi komunikasi perubahan sosial PN-PRIMA khususnya pada Kampanye Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Gizi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mereka. Tulisan ini didasarkan data yang didapat dari wawancara dengan kader yang diadakan di beberapa PUSKESMAS PUSKESMAS di Kabupaten Bekasi, Kota Bandung, dan Kota Depok untuk memahami implementasi dan efektivitas komunikasi perubahan sosial terhadap kesehatan PTM dan gizi. Temuan yang didapat menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan yang menghibur dan edukatif, penggunaan media interaktif, serta pembentuk opini kunci seperti tokoh masyarakat dan pemimpin daerah menjadi faktor dari efektivitas komunikasi perubahan sosial dalam kampanye kesehatan PN-PRIMA. Hal tersebut menekankan bahwa untuk menanamkan pesan-pesan kesehatan ke masyarakat dengan harapan dapat mengubah sikap dan perilaku, diperlukan berbagai pengaruh sosial yang kuat serta kegiatan stimulus menarik yang dapat mendorong penyebaran pesan dan mempengaruhi perilaku masing-masing individu.

This article is about public health services during the COVID-19 pandemic. By focusing on the relationship between non-communicable diseases (NCD) and maternal and child health nutrition, the authors describe how primary health recovery such as Community Health Centers (PUSKESMAS) is carried out to anticipate disruptions to access to health services due to the COVID-19 pandemic, especially in PTM and nutrition services. (Handoyo, et al., 2021; KSI, 2021). Using a socio-ecological approach, this paper discusses the implementation of PN-PRIMA's social change communication—what is this—especially in their Non-Communicable Diseases (NCD) and Maternal and Child Health Nutrition (KIA) Campaign. This paper is based on data obtained from interviews with kader participants held at few Community Health Centers in Bekasi District, Bandung City, and Depok City to understand the implementation and effectiveness of social change communication on NCD health and nutrition. The findings show that the implementation of entertaining and educative activities, the use of interactive media, as well as key opinion formers such as community leaders and regional leaders are factors in the effectiveness of social change communication in the PN-PRIMA health campaign. This emphasizes that in order to instill health messages in the community in the hope of changing attitudes and behavior, various strong social influences and attractive stimulus activities are needed that can encourage the spread of messages and influence the behavior of each individual.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Lisa Wahyulina
"Tesis perancangan ini bertujuan menghasilkan model dan panduan rancang kota kawasan situ yang berketahanan menghadapi wabah, yang penerapannya dapat diduplikasi pada konteks serupa. Pendekatan ketahanan kota sistem sosial-ekologis digunakan dalam tesis perancangan ini, yaitu integrasi pemanfaatan potensi ekosistem alami kawasan yang disebut sebagai ‘servis ekosistem’ dengan elemen fisik perancangan kota, untuk mencegah penyebaran dan timbulnya wabah. Penelitian ini menemukan bahwa, pemanfaatan servis ekosistem kawasan pada area sempadan situ, membantu memenuhi kebutuhan warga kota selama krisis pandemi Covid-19. Namun, kondisi ruang situ yang terisolasi akibat dari pemekaran kota inti yang tidak terencana, mengakibatkan adanya kontra ruang yang mendorong penyebaran wabah secara masif. Temuan tersebut mendasari fokus perancangan, yaitu integrasi potensi servis ekosistem kawasan dengan perancangan spasial yang mendukung mitigasi penyebaran wabah.

This design thesis aims to produce a pandemic-resilient urban development model and guidelines for the situ area that can be implemented in other similar contexts. The socio-ecological approach is used in this design thesis to integrate the benefits of natural ecosystems known as 'ecosystem services' with the physical elements of urban design to prevent the spread and emergence of pandemics. This research found that the use of ecosystem services in the riparian area helped mitigate the impact of the Covid-19 crisis experienced by local residents. However, the isolated condition of the situ space as a result of the unplanned expansion of the major city has resulted in urban space that encouraged the massive spread of the pandemic. These findings underlie the design focus, namely the integration of potential ecosystem services in situ area with the spatial design that support outbreak mitigation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library