Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjut Rifameutia Umar Ali
"Perguruan tinggi merupakan salah satu institusi yang ?mempersiapkan? sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya. Interaksi pengajar dengan mahasiswa, khususnya dalam pembelajaran, perlu mendapat perhatian agar tercapai kualitas pada hasil belajar rnahasiswa. Dalam penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, pemberian umpan balik oleh mahasiswa tanpa tindak lanjut nyata merupakan inefisiensi dalam pelaksanaan pendidikan, dan tidak efektif dalam usaha pencapaian akuntabilitas pelaksanaan pendidikan serta lulusan yang berkualitas. Bila institusi memiliki komitmen pembelajaran yang berorientasi kcpada pembelajar, maka seyogyanya evaluasi pengajaran berfokus pada usaha yang dilakukan pengajar untuk membangun atmosfir pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik, dalam hal ini mahasiswa. Bagaimana pengajaran dan pengajar yang berhasil menurut pendapat mahasiswa seharusnya ditelaah. Bila tidak, umpan balik dari mahasiswa yang diperoleh pengajar akan tidak akurat dan sia-sia sebagai pendukung pemelajaran aktif.
Menurut Biggs (199l) belajar melibatkan tiga variabel yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu variabel masukan (presagc), variabel proses (process), dan variabel hasil (product). Setelah mengikuti pembelajaran dalam instilusi perguruan tinggi, mahasiswa memiliki pengalaman belajar dan pendapat tertentu mengenai pengajar yang efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan model teoritik pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk (1) membuktikan bahwa konsep belajar dan orientasi belajar mahasiswa memiliki pengaruh Iangsung yang bermakna terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif (2) membuktikan bahwa motif mahasiswa memiliki pengaruh tidak langsung yang bermakna, yaitu melalui orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan ulama pengajar yang efektif; (3) membuktikan bahwa focus of control mahasiswa memiliki pengaruh tidak langsung yang bermakna, yaitu melalui orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif; (4) membuktikan bahwa konsep belajar mahasiswa memiliki pengaruh tidak langsung yang bermakna, yaitu melalui orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif; (5) membuktikan bahwa lamanya mahasiswa belajar di perguruan tinggi memiliki pengaruh tidak langsung yang bernakna, yaitu melalui konsep belajar dan orientasi belajar, terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengaiar yang efektif.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori motif mahasiswa ke perguruan tinggi dari Gibbs, Morgan dan Taylor (Morgan, 1993), teori locus of control dari Rotter (Robinson Shaver, 1973), teori orientasi belajar dari Ramsden (1992), teori konsep belajar clari Marten, dall? Alba, dan Beary (Chalmers & Fuller, 1996), dan teori keterampilan pengajar yang efektif dari Centra (1993).
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan teknik pengambilan sampel convenience sampling (Schwab, 1999). Responden penelitian ini berjumlah 360 yang mewakili 12 fakultas di Universitas Lndoncsiag terdiri dari laki-laki (49.2%) dan perempuan (50.8%) Alat ukur yang digunakan adalah Internal. Poweful others, and Chance Scales (or untuk internal scale=0.73, or untuk external scale=0.76), Skala Orientasi Belajar (cr meaning 0rientation= 0.79, 0. reproduction orientation=0.74, or. achievement orientation?-?0.72). Alat ukur konsep belajar dan lama belajar adalah pilihan jawaban. Pendapat mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif diperoleh dari peringkat pertama yang diberikan responden terhadap keterampilan pengajar efektif yang dikemukakannya.
Analisis jalur (path analysis) dengan bantuan perangkat lunak Linear Structural Relations (LISREL) terhadap model utama menunjukkan bahwa model teoritik utama yang diajukan dapat diterima, artinya variabel karakteristik mahasiswa (motif locus of control, dan konsep belajar), Serta variabel orientasi belajar dan variabel lama belajar dapat digunakan untuk memprediksi dan menerangkan variabel pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep belajar mahasiswa paling besar pengaruhnya terhadap pendapat mereka mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif. Makin konstruktif konsep belajar mahasiswa, maka pendapat mereka mengenai keterampilan utama pengajar yang efektif adalah keterampilan motivasional.
Dari analisis tambahan untuk masing-masing semester, hanya data dari mahasiswa semester empat dan enam yang dapat digunakan untuk memprediksi model yang dikemukakan pada penelitian ini. Mahasiswa semester dua sangat beragam dalam motif dan pengalaman belajar. Pengaruh pembelajaran di pendidikan menengah masing-masing diperkirakan masih sangat besar, sehingga data yang diperoleh pada semester dua menjadi sangat beragam. Mereka cenderung tidak tahu secara pasti tujuan mereka melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa semester delapan pada penelitian ini motifnya kembali kuat pada motif vokasional. Diperkirakan ada kecenderungan pada mereka untuk mencari Jalan menyelesaikan pendidikannya, sehingga usaha belajar mereka menjadi sangat bcrvariasi, tergantung yang menurut mereka akan mempermudah cara mereka untuk selesai dan bekerja.
Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan membuat alat ukur yang diujicobakan untuk mahasiswa dari berbagai program studi. memasukkan faktor konteks pengajaran agar dapat diteliti secara lebih komprehensif pengaruh variabel presage dan process terhadap pendapat mahasiswa mengenai keterampilan utama pengajar yang elektif dan melakukan penelitian tidak saat mahasiswa menghadapi ujian tengah semester, agar dapat diperoleh data yang lebih akurat.

This research was aimed to prove a theoretical model of students opinion about the primary skills of ejective teachers. Specyically, the objectives of this research are ( I ) to prove that student 's learning conception and learning orientation will have direct and significant eject to the student 's opinion about the primary skills of ejfective teachers, (2) to prove that student?s motivation has indirect yet signyicant effect, through the learning orientation, to the students opinion about the primary skills of ejjective teachers, (3) to prove that student 's locus of control has indirect yet signwcant effect. through the learning orientation, to student 's opinion about the primary skills of effective teachers, (4) to prove that students learning conception has indirect yet significant eject, through the learning orientation, to student 's opinion about the primary skills of effective teachers, (5) to prove that the duration of study at the university will have indirect yet significant effect, through learning conception and learning orientation, to students opinion about the primary skills of effective teachers.
Path Analysis, with the help of software called Linear Structural Relations (LISREL), to the model .showed that the primary theoretical model can be accepted. It means that the student 's characteristic (motivation, locus of control, and learning conception), learning orientation and duration ofstudy are variables that can be used to predict and explain the student 's opinion about the primary skills of effective teachers.
The result of this research showed that student?s learning conception has the strongest eject on their opinion about the primary skills of ejective teachers. Students with constructive learning conception consider motivational skills as the primary skills of effective teachers.
In the additional analysis of data from students in dyferent semesters, only the data from the students who are in their 4 and 6 .semester that can be used to predict the model proposed in this research. ln the analysis of data from students of different branch of science, only the data from the students ofthe humanities science that can be used to predict the model proposed in this research.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
D681
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Akbar Ainur Pamungkas
"Pendahuluan : Pembelajaran tahap klinis merupakkan pembelajaran berbasis work-placed based. Pada tahap ini peserta didik belajar secara langsung mempraktikan keilmuan yang dimiliki dan mengembangkan karakter seorang dokter melalui panduan pengajar klinis. Peserta didik memiliki kemampuan untuk menilai dan meniru karakter yang dimiliki oleh pengajar klinis. Peserta didik memiliki kecenderungan untuk mudah mencerna perilaku negatif dibandingkan perilaku positif. Karakter pengajar klinis menjadi penting dalam pembelajaran berbasis role model. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik pengajar klinis pada pendidikan dokter di Indonesia. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pemilihan responden penelitian dilakukan dengan menggunakan maximum variation sampling pada kelompok pengelola prodi, peserta didik dan pengajar di tahap pembelajaran klinis. Penelitian dilakukan di empat institusi fakultas kedokteran di Indonesia (UNIBA, UKI, UNPATTI dan UI). Analisis konten dilakukan pada Focus Group Discussions (FGD) dan In Depth Interviews (IDI). Hasil : Sebanyak 32 peserta didik yang berpartisipasi dalam empat FGD dan delapan pengajar klinis dan pengelola prodi yang berpartisipasi dalam IDI untuk menjabarkan karakter ideal pengajar klinis di Indonesia. Terdapat 504 pendapat yang teridentifikasi dan dikelompokan kedalam 38 tema karakteristik. Sikap menghargai menjadi karakter yang sangat diharapkan dimiliki pengajar klinis diikuti sifat terbuka dan mampu memberikan umpan balik konstruktif. Terdapat empat buah karakter khusus yang hanya dimiliki pengajar klinis di Indonesia yakni kemampuan berbagi pengalaman, mengajarkan prinsip dasar kedokteran, pribadi religius dan disiplin. Sebagian contoh yang diberikan peserta didik berupa aspek negatif dari pengajar klinis. Simpulan : Terdapat tujuh belas karakter dari 38 karakter ideal bagi pengajar klinis pendidikan dokter di Indonesia yang memiliki kesamaan dengan karakter negara barat dan negara timur. Karakter baru pada Indonesia menunjukkan adanya perbedaan kebutuhan karakter pengajar pada setiap tempat yang memiliki latar belakang yang berbeda. Sebagai tambahan, terdapat proses pembelajaran negative role model yang diobservasi oleh peserta didik.

Introduction: At the clinical learning stage, students learn to practice their knowledge and develop their character through a clinical teacher's guide. Students can assess and imitate the character possessed by clinical teachers. The character of clinical teachers becomes important in role models. This study aims to explore the characteristics of clinical teachers in medical education in Indonesia. Methods: This is a qualitative study using the phenomenological approach. Respondents were recruited using maximum variation sampling in groups of program managers, students, and lecturers at the clinical stage at four medical faculties in Indonesia (UNIBA, UKI, UNPATTI, and UI). We used content analysis on Focus Group Discussions (FGD) and In Depth Interviews (IDI). Results: A total of 32 (students) and eight (teachers and program managers) participated in four FGDs and eight IDIs. There are 504 opinions identified and grouped into 38 characteristic themes. "Respect for others" is a highly expected character, followed by being "openness" and "able to provide constructive feedback". There are four new characteristics: "ability to share experiences", "teach basic principles of medicine", "religious personality", and "discipline". Some of the examples given by students are negative aspects of clinical teachers. Conclusion: There are seventeen characteristics of clinical teachers in Indonesia similar to characters in western and eastern countries. The new character of Indonesia shows that there are differences in teachers' character needs in each place with a different background. Learning by negative role models was carried out by students in this study."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paris : The Unesco Press, 1975
577.88 UNI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Sagung Seto, 2017
610.7 PAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Zubaidillah
"Pesatnya peningkatan jumlah anak jalanan di Indonesia diikuti oleh munculnya rumah singgah yang didirikan oleh swadaya masyarakat. Tanpa bantuan dana dari pemerintah, kebanyakan rumah singgah mengalami keterbatasan finansial, sehingga orang yang berkecimpung di sana hanya bersifat sukarela, tanpa menerima upah. Adanya fenomena suami yang menjadi pengajar di rumah singgah merupakan contoh unik dari perilaku altruisme, karena hal ini berpotensi menimbulkan masalah yang terkait dengan tanggung jawabnya di keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja yang mendorong mereka melakukan hal tersebut, beserta nilai-nilai yang mendasarinya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi terhadap tiga orang subjek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua dari tiga orang subjek yang diteliti memenuhi jenis motivasi empathy-altruism hypothesis, sedangkan satu orang lainnya memenuhi motivasi negative-state relief model dan empathic joy hypothesis. Meskipun menurut Schwartz (1994) bertentangan, kedua kelompok nilai openness to change dan conservation dalam penelitian ini ditemukan dapat mendorong perilaku yang sama sekaligus, yaitu perilaku subjek mengajar di rumah singgah. Satu orang subjek memiliki keseluruhan nilai dalam dimensi tersebut, sedangkan dua lainnya memiliki nilainilai self-direction, stimulation, tradition, dan security yang mendorongnya melakukan pekerjaan tersebut.

The increasing number of children on the Street in Indonesia followed by many shelters which establish. Without any finance support from the govemment, most of them just funding theirselves with limited condition. Therefore the social workers contributing their efforts voluntary, not with Standard wage. The husbands working in shelters are unique phenomenon of the altruism behavior. It is possible to make a trouble in their family because of their responsibility. The research purpose is to know about the reason and values driving their altruism behavior. This research has qualitative approach. Researcher interviewed and observed three respondents. The result showed two of three respondents suitable for empathy-altruism hypothesis, and the one suitable for negative-state relief model and empathic joy hypothesis. About the values, Schwartz (1994) argued that openness to change and conservation values are contradicted each others. In fact, researcher have got the values compatible for emerging their altruism behavior. Only one subject has all of these values and others have self-direction, stimulation, tradition, and security values."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Sebagaimana telah dimaklumi sejak 1 April 1988 telah diberlakukan pelaksanaan peraturan baru tentang angka kredit bagi tenaga pengajar perguruan tinggi sebagaimana diatur di dalam (1) Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 59/Menpan/1987 tanggal 13 Juni 1987; (2) Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 13/Menpan/1988 tanggal 27 Februari 1988; (3) Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 61395/MPK/1987 dan Nomor 21/SE/1987 tanggal 28 September 1987; (4) Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 095/U/1988 tanggal 16 Februari 1988; dan (5) Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 2492/D/C/88 tanggal 20 Desember 1988.

Dengan tujuan memperoleh keseragaman pengertian, memudahkan pemahaman, dan untuk melancarkan pelaksanaan peraturan tersebut di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, maka disusunlah Petunjuk Teknis Peraturan Tentang Angka Kredit bagi Jabatan Tenaga Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini"
Lengkap +
Jakarta: UI-Press;, 1989
P-Pdf
UI - Publikasi  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Kartika
"Arus informasi yang semakin cepat dan kompleks dalam abad 21 ini membutuhkan suatu kemampuan berpikir pada tingkat yang lebih tinggi. Kemampuan berpikir ini memungkinkan kita membuat pertimbangan dan penilaian terhadap segala macam informasi secara tepat yang akan menghasilkan keputusan yang bijaksana dan dapat dipertanggungjawabkan tentang hal yang diyakini dan dilakukan, yang disebut berpikir kritis (Siegel, 1988; Moore, 1986).
Penelitian mengenai berpikir dan berpikir kritis sudah banyak dilakukan oleh para ahli, namun tidak banyak yang mempertimbangkan faktor budaya, padahal bagaimana individu berpikir, merasakan, dan bertingkah laku dipengaruhi oleh budaya. Teori yang ada sekarang sebagian besar mengacu kepada budaya Amerika, yang sangat berbeda dengan budaya Asia, khususnya Indonesia. Menurut Atkinson (dalam Hongladarom, 1999), berpikir kritis itu secara budaya sangat khas dan menjadi bagian praktek sosial di dunia barat, yang tidak terjadi dalam budaya Asia. Benarkah hal demikian yang terjadi ? Bagaimana dengan budaya Indonesia sendiri, yang sangat didominasi oleh masyarakat Jawa ? Apakah tidak mungkin orang Jawa sendiri sebenarnya memiliki konsep berpikir kritis yang sangat khas bagi mereka sendiri ?
Karena itu, penelitian ini ingin menggali rumusan berpikir kritis dalam budaya Jawa menurut para pengajar perguruan tinggi bersuku Jawa di Yogyakarta. Mereka adalah orang-orang yang dianggap kredibel untuk memberi masukan dan melakukan analisis terhadap kemampuan berpikir kritis orang Jawa. Pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi penelitian karena Yogya selama ini dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa (Mulder, 1984) dan pengaruh budaya Jawa lebih kuat pada mereka yang masih tinggal di daerah Jawa dibandingkan mereka yang di luar Jawa.
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai berpikir kritis dalam budaya Jawa dan memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu psikologi di Indonesia, khususnya indigenous psychology. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar gambaran berpikir kritis yang sifatnya khas dalam budaya Jawa dapat ditangkap dan dipahami dengan secara lebih mendalam, sesuai sudut pandang para narasumber.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner terbuka sesuai prosedur teknik Delphi yang kemudian dikonfirmasi dengan penggunaan focus group discussion (FGD). Pada tahap awal, digunakan kuesioner terbuka dengan tujuan tergalinya rumusan sementara yang dapat diterima mengenai berpikir kritis yang merupakan masukan dari para narasumber. Pengumpulan data melalui kuesioner ini i dilakukan dua kali melalui surat menyurat dan telepon. Sedangkan FGD merupakan pendukung bagi tahap awal yang melengkapi data yang didapat dari kuesioner. Yang ingin didapatkan dari FGD bukanlah suatu konsensus, melainkan didapatkannya data yang memiliki kualitas yang baik dalam konteks sosial tertentu, di mana peserta dapat mempertimbangkan pandangan mereka dalam konteks pandangan orang lain. Analisis dilakukan terhadap jawaban narasumber pada kuesioner pertama dengan metode analisis isi (content analysis) sedangkan hasil yang didapat dari focus group discussion akan melengkapi analisis terhadap kuesioner.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah rumusan yang berkaitan dengan berpikir kritis, dengan tema-tema : pengertian, karakteristik orang yang berpikir kritis (kognitif, afektif, dan konatif), tujuan dan alasan perlunya pendidikan berpikir kritis, strategi pengembangan berpikir kritis (dalam pendidikan, dalam masyarakat, dan bidang lain), serta peranan budaya Jawa yang mendukung dan menghambat berpikir kritis. Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa berpikir kritis dalam budaya Jawa merupakan berpikir yang sangat reflektif dan kontekstual. Untuk berpikir kritis, seseorang harus memperhatikan situasi, tempat, dan siapa yang diajak berbicara atau yang dalam budaya Jawa dikenal sebagai empan papan.
Berbagai konsep, ajaran, dan praktek dalam budaya Jawa ada yang mendukung dan ada yang menghambat anggota masyarakatnya untuk mengalami perkembangan berpikir kritis. Saran yang diajukan peneliti adalah melibatkan subjek dalam jumlah yang lebih besar sehingga hasilnya lebih dapat digeneralisasikan atau melakukan validasi hasil penelitian ini terhadap berbagai kelompok profesi yang berbeda. Pengambilan data juga dapat dilakukan pada subjek yang berasal dari daerah lain di Jawa."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Saptadi
"Berpikir merupakan salah satu kualitas manusia yang tidak akan kita temukan pada makhluk lain. Oleh karenanya, berpikir berhubungan dengan eksistensi manusia di dunia ini. Descartes dengan pernyataannya yang terkenal, cogito ergo sum telah menghubungkan keduanya, bahwa dengan berpikirlah eksistensi kita didunia ini diakui. Sehingga dengan meningkatkan kualitas berpikir kita berarti kita juga meningkatkan kualitas kehidupan kita. Salah satu cara meningkatkan kualitas berpikir kita adalah dengan berpikir kritis. Dengan meningkatkan keterampilan berpikir kritis, diharapkan manusia mampu menentukan pilihan yang terbaik untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi olehnya didunia ini. Begitu juga yang terjadi di negara ini, untuk mengatasi krisis-krisis yang terjadi. Komunitas yang cukup penting dalam melakukan perubahan suatu negara adalah dari kelompok intelektual.
Perguruan tinggi merupakan tempat ada dan berkembangnya kelompok intelektual yang telah menjadi sebuah institusi. Oleh karena itu, perguruan tinggi menjadi tempat yang ideal dalam pengembangan berpikir kritis, dan pengajar perguruan tinggi (dosen) memiliki peran yang cukup penting dalam pengembangan tersebut. Dengan peningkatan berpikir kritis, diharapkan juga manusia meningkatkan kualitas hidupnya dan berimplikasi terhadap perkembangan komunitas dan kebudayaan disekitamya. Minangkabau merupakan salah satu budaya yang tersebar luas dinegara ini, dan telah melahirkan banyak tokoh-tokoh intelektual di negara ini, seperti Bung Hatta, Sutan Syahrir, Muhammad Yamin, Hamka, Tan Malaka, HR Rasuna Said, dan lain-lain. Sehingga dalam kaitannya dengan berpikir kritis dan perguruan tinggi, pada penelitian ini akan di teliti berpikir kritis dalam sorotan budaya Minangkabau ditinjau dari sudut pandang pengajar perguruan tinggi yang memiliki latar belakang budaya Minangkabau.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat rumusan mengenai konsep berpikir kritis menurut sudut pandang pengajar perguruan tinggi dengan latar belakang budaya Minangkabau. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorati£ yang menggali gambaran tentang rumusan berpikir kritis dan apakah budaya Minangkabau memfasilitasi berkembangnya berpikir kritis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui teknik Delphi dan waawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah melalui teknik content ancilysis.
Hasil yang didapat, budaya Minangkabau memfasilitasi berkembangnya berpikir kritis. Tetapi karakateristik berpikir kritis yang dikembangkan berbeda dengan sistem yang berkembang di Barat, karena karakteristik masyarakat Minangkabau yang memiliki sistem masyarakat yang komunal. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang merupakan penelitian awal, sehingga tema-tema yang muncul dalam penelitian kali ini dapat menjadi tema dalam penelitian selanjutnya atau perbandingan antara budaya Minangkabau dengan budaya lainnya di Indonesia."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>