Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lara Anthonia Natasha
"

Le Corbusier dan Louis Kahn adalah dua arsitek terkemuka yang memberikan kontribusi signifikan pada bidang arsitektur di abad ke-20. Le Corbusier percaya bahwa bangunan harus fungsional, efisien, dan indah, dan harus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan orang yang menggunakannya. Berbeda dengan Le Corbusier, Louis Kahn percaya bahwa arsitektur harus berakar pada sejarah dan budaya suatu tempat. Terlepas dari latar belakang dan pendekatan arsitektur mereka yang berbeda, keduanya sama-sama memiliki pemahaman dan penghargaan yang mendalam atas peran pencahayaan alami dalam arsitektur. Hal ini terlihat pada hasil karya mereka yang seringkali memanfaatkan cahaya alami dengan cara-cara yang inovatif untuk menciptakan ruangan yang fungsional dan indah. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran cahaya alami dalam menghadirkan atmosfer tertentu yang dapat menciptakan kualitas puitis ruang dan pengalaman spasial pada dua bangunan ikonik: Notre Dame du Haut dan Museum Seni Kimbell. Melalui analisis studi kasus komparatif, skripsi ini mengkaji bagaimana dua arsitek, Le Corbusier dan Louis Kahn, memanfaatkan cahaya alami untuk mencapai tujuannya masing-masing pada bangunan tersebut. Studi tersebut menganalisis strategi penggunaan cahaya alami pada kedua bangunan dan bagaimana pengaruhnya terhadap suasana dan bentuk ruang serta bagaimana nantinya hal tersebut dapat menciptakan suatu kualitas, pada kasus ini kualitas puitis. Skripsi ini menyimpulkan bahwa cahaya alami merupakan elemen yang sangat penting dalam membentuk kualitas sebuah ruang. Kesimpulan lainnya adalah bahwa penggunaan cahaya alami yang inovatif oleh arsitek memainkan peran penting dalam kesuksesan penyampaian fungsi dan tujuan kedua bangunan ikonik ini.


Le Corbusier and Louis Kahn are two prominent architects who made significant contributions to the field of architecture in the 20th century. Le Corbusier believed that buildings should be functional, efficient, and beautiful, and should be designed with the needs of the people who use them in mind. Unlike Le Corbusier, Louis Kahn believed that architecture should be rooted in the history and culture of a place. Despite their different architectural backgrounds and approaches, both share a deep understanding and appreciation of the role of natural lighting in architecture. This can be seen in their work which often utilizes natural light in innovative ways to create functional and beautiful spaces. Writing this thesis aims to explore the role of natural light in presenting a certain atmosphere that can create a poetic quality of space and spatial experience in two iconic buildings: Notre Dame du Haut and the Kimbell Art Museum. Through the analysis of comparative case studies, this thesis examines how two architects, Le Corbusier and Louis Kahn, utilized natural light to achieve their respective goals in the building. The study analyzes the strategy of using natural light in both buildings and how it affects the atmosphere and form of space and how this can create a quality, in this case a poetic quality. This thesis concludes that natural light is a very important element in shaping the quality of a space. Another conclusion is that the architect's innovative use of natural light played an important role in the successful delivery of the function and purpose of these two iconic buildings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfa Nada Atsilah
"This study explores various spatial experiences based on sensory perception to evoke collective emotion, which triggers a collective ego. It explores the interaction between sensory perception and spatial experiences, highlighting the transformative potential of built environments on cognitive and emotional responses. The research posits that space functions not merely as a physical construct but as an active medium shaping identity and collective ego. Through self-observations, which are wandering body responses on various locations located in Jakarta which have ego manifestation, this study incorporates bodily sensory experiences and movement to build interaction with the environment. The study is followed by the reconstruction of spatial environments, influencing identity and ego, which is examined through speculative experiments with visual-tactile sensory constructions. This approach enables the creation of architectural environments that utilize texture, lighting, form, and color to collectively influence self-perception and emotional states. The emotional aspects of spatial experiences, driven by sensory stimuli, demonstrate how manipulating architectural environments can regulate collective self-perception and emotional responses by processing sensory information to guide behavioral outcomes.

Penelitian ini mengeksplorasi ragam pengalaman spasial berdasarkan indra dalam membangkitkan emosi yang memicu ego kolektif. Penelitian ini menelusuri interaksi antara persepsi sensorik dan pengalaman spasial dengan menyoroti potensi transformatif dari lingkungan binaan dalam membentuk respons kognitif dan emosional. Dengan menggabungkan pengalaman indrawi tubuh dan gerakan dalam interaksi dengan lingkungan, penelitian ini menyatakan bahwa ruang tidak hanya berfungsi sebagai. Melalui observasi diri, yang merupakan respons tubuh yang berkelana di berbagai lokasi di Jakarta yang memiliki manifestasi ego, penelitian ini menggabungkan pengalaman sensorik tubuh dan gerakan untuk membangun interaksi dengan lingkungan. Penelitian ini dilanjutkan dengan rekonstruksi lingkungan spasial yang memengaruhi identitas dan ego, yang ditelusuri melalui eksperimen spekulatif dengan konstruksi sensorik visual-taktil. Pendekatan ini memungkinkan penciptaan lingkungan arsitektur yang memanfaatkan tekstur, pencahayaan, bentuk, dan warna untuk secara kolektif memengaruhi persepsi diri dan keadaan emosional. Aspek emosional dari pengalaman spasial, yang didorong oleh rangsangan sensorik, menunjukkan bagaimana manipulasi lingkungan arsitektur dapat mengatur persepsi diri kolektif dan respons emosional dengan memproses informasi sensorik untuk membimbing hasil perilaku."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library