Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Riastuti
Abstrak :
ABSTRAK
Pada proses elektrorefining Cu, anoda yang tidak murni dilarutkan secara elektrokimia dan diendapkan kembali sebagai produk yang lebih murni di katoda. Salahsatu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemurnian produk khususnya dari pengotor Ag adalah dengan menambahkan MCL pada elektrolit yang digunakan. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa penambahan MCL tidak dapat dilakukan secara bebas penambahan HCL dalam jumlah 3 dan 6 gpl menyebabkan potensial sel naik tajam dan anoda menjadi tertutup oleh endapan putih tembaga khlorida sehingga elektorefining secara umum menurun.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Desifintarto
Abstrak :
ABSTRAK
Paduan Al - Zn - Mg kurang popular pemakaiannya secara komersial hal ini disebabkan sifat paduan yang memiliki kemampuan cor yang buruk, namun paduan ini mempunyai keunggulan tertinggi dibandingkan paduan aluminium lainnya, yaitu respon terhadap penakuan panasnya. Penafifian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh penambahan Mg sebesar 1,5% dan 2,5% ferhadap paduan AI-Zn 9% serta perlakuan panas yang menyertainya. Peleburannya menggunakan dapur krusibel jenis ciduk. Cetakan yang digunakan cefakan Iogam standar JIS Z-2210 yang hasilnya sudah bempa sampel uji tank. Hasil penelitian menunjukan dengan penambahan Mg cenderung akan menaikkan nilai kekerasannya, namun akan menurunkan nilai regangannya. Penurunan juga terjadi pada sifat kekuatan dikarenakan banyaknya cacat coran seperti porisitas shrinkage pada sampel pengujiannya. Sedangkan dengan adanya penakuan panas untuk paduan tanpa Mg hampir tidak memiliki respon yang berarti dibandingkan dengan adanya penambahan Mg. Sifat kekerasan dan kekuatan umumnya terdapat pada paduan ascast (kondisi sebelum perlakuan panas) dengan kompusisi yang ada unsur Mg-nya.
1996
S41212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rheivisca Balqies Valentzy
Abstrak :
Teknologi Solid Oxide Fuel Cell (SOFC) saat ini beroperasi pada temperatur tinggi. Pada kondisi lingkungan SOFC 800°C, fenomena oksidasi yang terjadi menyebabkan menurunnya performa interkoneksi SOFC. SanergyHT adalah ferritic steels yang dikembangkan oleh Sandvik dengan komposisi khusus untuk menghindari evaporasi kromium membentuk kerak Cr2O3. Untuk mengurangi pertumbuhan kerak oksida diperlukan pelapisan pada permukaan. Material pelapis yang dapat digunakan adalah fasa spinel. Dalam penelitian ini disintesis fasa spinel dengan komposisi (MnCo)3O4 sebagai material pelapis untuk SanergyHT. Untuk membentuk fasa spinel, mechanical alloying Mn-Co dilakukan selama 24 jam. Serbuk titanium (Ti) ditambahkan selama proses milling untuk menstabilkan fasa spinel. Serbuk SanergyHT dan serbuk bahan pelapis dipadatkan dengan SPS pada tekanan 30 MPa dan temperatur 1000°C. Selanjutnya dilakukan proses perlakukan panas pada temperatur 115°0C selama 5 jam. Uji oksidasi dilakukan selama 100 jam pada temperatur 800°C. Analisis fasa sebelum dan setelah oksidasi dilakukan dengan XRD, detail morfologi mikrostruktur dianalisis dengan SEM/EDX. Fasa spinel MnCo2O4 berhasil terbentuk setelah pengujian oksidasi. Terbentuk fasa spinel lainnya, yaitu Co3O4 dan Ti0.5MnCo1.5O4 akibat dari bahan paduan lapisan yang memiliki fasa metastabil. Perlakuan panas sebelum uji oksidasi mengizinkan atom-atom untuk saling berdifusi ke kondisi setimbangnya. Zona interdifusi yang terbentuk pada sampel dengan pemanasan lebih rendah (kurang lebih 14,32 dan 7,92 mikrometer) dibandingkan tanpa pemanasan (kurang lebih 19,89 dan 12,35 mikrometer). Penambahan Ti pada paduan MnCo dapat menggantikan fasa Mn3O4 menjadi TiMn2O4 dan memberikan orientasi kristal yang baik. Secara mikrostruktur, kehadiran Ti dapat menghalangi difusi yang terjadi antara lapisan dan substrat sehingga laju pertumbuhan fasa intermetalik metastabil menurun. Setelah uji oksidasi, perlakuan panas dapat secara efektif menghambat proses difusi oksigen sehingga memberikan ketahanan oksidasi yang baik. Sedangkan penambahan Ti setelah uji oksidasi membantu meningkatkan daya rekat kerak oksida, meminimalisir rongga yang terbentuk, dan menstabilkan proses difusi oksigen ke dalam lapisan. ......Solid Oxide Fuel Cell (SOFC) technology currently operates at high temperatures. At 800°C SOFC environmental conditions, oxidation phenomenon may occur which cause the SOFC interconnect performance to deteriorate. SanergyHT are ferritic steels developed by Sandvik with a special composition to prevent chromium evaporation to form Cr2O3 scale. To reduce the growth of oxide scale required coating on the surface. Coating material that can be used is spinel phase. In this study, a spinel phase was synthesized with the composition (MnCo)3O4 as a coating material for SanergyHT. To form the spinel phase, mechanical alloying of MnCo was carried out for 24 hours. Titanium (Ti) powder is added during the milling process to stabilize the spinel phase. SanergyHT powder and coating material powder were compacted with SPS at 30 MPa and 1000°C. Heat treatment was carried out at 1150°C for 5 hours. The oxidation test was carried out for 100 hours at 800°C. Phase analysis before and after oxidation was carried out by XRD, microstructural morphological details were analyzed by SEM/EDX. The MnCo2O4 spinel phase was successfully formed after oxidation testing. Other spinel phases (Co3O4 and Ti0.5MnCo1.5O4) were formed due to the alloy materials has a metastable phase. The heat treatment before oxidation test allows the atoms to diffuse to an equilibrium state. The interdiffusion zone in sample with heat treatment is lower (around 14,32 dan 7,92 micrometer) than without heat treatment (around 19,89 dan 12,35 micrometer). The addition of Ti can replace Mn3O4 phase to TiMn2O4 and provide a good crystal orientation. From microstructural viewpoint, the presence of Ti can reduce the diffusion that occurs between the coating and the substrate, so the growth rate of the metastable intermetallic phase decreases. After the oxidation test, heat treatment can effectively inhibit the oxygen diffusion process thus providing good oxidation resistance. The addition of Ti helps increase the adhesion of the oxide scale, minimizes the voids formed, and stabilizes the process of oxygen diffusion into the coating
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Rizkia
Abstrak :
Die soldering merupakan hasil dari reaksi interface antara aluminium cair dengan material cetakan. Akibat tingginya afinitas aluminium terhadap besi, unsur besi dari material cetakan berdifusi menuju aluminium cair membentuk lapisan intermetalik pada permukaan cetakan. Kemudian, aluminium cair menempel pada permukaan cetakan dan tertinggal setelah pelepasan hasil pengecoran. Fenomena ini mengakibatkan terjadinya kegagalan cetakan dan menurunnya kualitas permukaan hasil coran, sehingga mengarah kepada penurunan produktivitas dan peningkatan biaya produksi pengecoran. Untuk mencegah terjadinya die soldering, pembentukan lapisan intermetalik pada permukaan cetakan harus diminimalisir. Mangan merupakan unsur yang dapat meningkatkan kekuatan produk pengecoran dan dapat mengurangi pengaruh buruk Fe dengan membentuk suatu fasa kesetimbangan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, belum ada korelasi yang jelas mengenai pengaruh unsur mangan dalam pembentukan lapisan interemetalik. Untuk itu, dilakukan penelitian guna mempelajari morfologi, ketebalan dan sifat mekanis lapisan intermetalik akibat penambahan unsur mangan. Sampel dalam penelitian ini adalah baja H13 yang dicelupkan dalam paduan Al-7%Si dan AI-12%Si yang mengandung 0.1%, 0.3%, 0.5%, dan 0.7%Mn dengan waktu kontak 20, 40, dan 60 menit pada temperatur 700°C. Dalam penelitian ini dihasilkan pembentukan dua lapisan intermetalik pada permukaan baja H13, yaitu compact layer yang merupakan fasa padat, dan broken layer yang merupakan fasa semi padat. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi efektif untuk mengurangi kecenderungan cacat die soldering dengan meminimalisir pembentukan pembentukan compact layer adalah pada kondisi penambahan 0.3% Mn dalam paduan Al-7%Si dengan waktu kontak 20 menit Kemudian penambahan Mn hingga 0.7% pada paduan Al-12%Si akan menurunkan ketebalan compact layer pada permukaan baja H13, dengan kondisi ketebalan lapisan intermetalik tertipis adalah saat waktu kontak 40 menit Namun penambahan unsur Mn pada Al-7%Si dan Al-12%Si tidak berpengaruh pada ketebalan broken layer, fasa yang terkandung dalam lapisan interemetalik dan sifat mekanis lapisan intermetalik. .....Die soldering is the result of an interface reaction between the molten aluminum and the die material. Due to high affinity of aluminum for iron, the iron element ftom die diffuses into aluminum melt resulting in intermetalic layers on the die surface. Molten aluminum “welds” to the die surface and remains there after the ejection of the part. This phenomenon resulting in damage to the die and poor surface quality of the casting, lead to decreasing productivity and increasing production cost. In order to alleviate or mitigate die soldering, the forming of intermetallic layer on die surface has to be minimized. Mangan is an element which increase the strength of cast product and reduce the detrimental effect of Fe by form of equilibrium phase. Based on previous stuJies, the correlation between manganese element and the formation of intermetallic layer not yet clearly understood. Hence, this research i s done to study the morphology, thickness, and mechanical properties of intermetallic layers in influence of mangan addition. The sample on this research is as anneal H13 tool Steel dipped into the molten Al-7%Si and AI-12%Si alloy containing 0.1%Mn, 0.3%Mn, 0.5%Mn, and 0.7%Mn in 20, 40, and 60 minutes at holding temperatures 700 °C. This research resulted two intermetallic layers in the surface of H13 tool Steel, compact intermetallic layer and broken intermetallic layer. The result showed that the most effective condition in order to mitigate die soldering tendention is minimizing the form of compact layer by addition of 0.3%Mn into AI-7%Si alloy in dip time around 20 minutes. Then, Mn addition up to 0.7% into Al-12%Si reduces the thickness of compact layer with the most effective dip time around 40 minutes. However, the addition of Mn into Al-7%Si and Al-12%Si does not influence broken intermetallic thickness, phases that formed in intermetallic layer, and mechanical properties of intermetallic layer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25888
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zain Saidy
Abstrak :
ABSTRAK
Paduan Aluminium-Seng (Al-Zn) dikenal sebagai paduan yang banyak digunakan pada Romponen-komponen otomotif, konstruksi, dehorasi, peranghai penerbangan maupun peralatan tranportasi lainnya. Paduan AL-Zn bila ditambahan unsur Mg dikenal mempunyai respon yang tinggi terhadap perlakuan panas. Penelitian ini dilakuhan untuh mengetahui sejauhmana pengaruh penambahan kadar Mg hingga 2 % terhadap sifat-sifat mekanis yang meliputi uji carik dan uji keherasan maupun struktur mikro paduan. Perlakuan yang dilakukan terdiri dari kondisi as-cast, perlakuan pelarusan pada temperatur 480 OC, 500°C dan 520 °C selama f2 jam kemudian diquench serta penuaan buatan pada temperaaur 175 °C selama 10 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh penambahan kadar Mg akan meningkathan sifat-sifat mekanis paduan pada hampir seluruh kondisi. Peningkatan tersebut juga terjadi pada perlakuan penuaan buatan secara lebih nyata bila dibandingkan kondisi as-cast maupun perlakuan pelarutan yang dilakukan. Hasil kekerasan dan kekuatan tarik tertinggi didapat pada penambahan kadar Hg 2 % dengan hondisi perlakuan pelarutan pada temperatur 500 OC disertai penuaan buatan. Pada kondisi tersebut dihasilkan kekerasan 106 BHN dan UTS sebesar 36 kg/mm2.
1996
S41181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library