Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Budiarti
"Stroke dengan gejala kelemahan fisik menyebabkan gangguan mobilisasi. Kondisi imobilisasi menyebabkan pasien sulit melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Ketidakmampuan dalam beraktifitas menyebabkan kondisi tirah baring yang lama sehingga berisiko terhadap kejadian luka tekan. Pencegahan luka tekan dapat dilakukan dengan pemberian pengaturan posisi pada pasien stroke iskemik. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien stroke dan menganalisis penerapan intervensi pengaturan pisisi pada pasien stroke. Pengaturan posisi adalah merubah posisi dari miring kanan, terlentang dan miring kiri secara bergantian setiap 2 jam sekali.Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa pengaturan posisi yang diberikan selama 6 hari perawatan berpengaruh terhadap penurunan risiko luka tekan. Skala Braden meningkat dari hari pertama sampai dengan hari terahir yaitu 8,8,9,11,13,13 . Dari peningkatan Skala Braden tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengaturan posisi dengan alih baring setiap dua 2 jam efektif untuk meningkatkan sirkulasi jaringan yang tertekan pada pasien stroke yang mengalami kelemahan ekstremitas. Integritas kulit tetap terjaga, tidak ditemukan tanda-tanda kemerahan, udem dan adanya luka tekan. Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi studi kasus pencegahan luka tekan pada pasien stroke yang kemudian dapat dikembangkan menjadi penelitian dan landasan pemberian intervensi pengaturan posisi pada pasien stroke.
Stroke with symptoms of physical weakness leads to disruption of mobilization. Immobilization makes patient difficult to perform activities to meet their daily needs. The inability to perform activity in long period increases the risk of pressure ulcer. Prevention of pressure ulcer can be performed by positioning arrangements in patient with ischemic stroke. This paper aimed to analyze nursing care in stroke patients and analyze the application of positioning in patient with stroke. Positioning is to set patient positioning into right sloping, supine and left slant alternately every 2 hours. The results indicated that setting the position given for 6 days of treatment affected the reduction of risk of bed sore. The Braden scale increased from the first day to the last day 8,8,9,11,13,13 . An increase inscore of Braden Scale implied that positioning in two 2 hours were effective to improve the circulation of depressed tissue in stroke patients with limb weakness. The integrity of the skin was maintained, there were no signs of redness, oedema and the presence of pressure sores. This paper is expected to be utilized as study case to prevent pressure ulcer in patients with stroke and may be developed into research and guideline of positioning in stroke patients. "
2020
Sp-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarihoran, Dame Elysabeth Tutiarnauli
"Idealnya, perawat memegang peranan yang utama dalam mencegah terjadinya luka tekan pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pengaturan posisi miring 30 derajat terhadap kejadian luka tekan grade I (Non Blanchable Erythema) pada pasien stroke di Siloam Hospitals. Penelitian kuasi eksperimen dengan kelompok kontrol ini menggunakan teknik purposive sampling dengan total 33 responden, masing-masing 16 kelompok kontrol dan 17 kelompok intervensi. Kejadian luka tekan dievaluasi setelah diberikan intervensi posisi miring selama 3x24 jam.Kejadian luka tekan pada kedua kelompok secara statistik sangat signifikan (p=0.039), OR=9.600, dimana kelompok kontrol berpeluang terjadi luka tekan hampir 10 kali dibanding kelompok intervensi.

Ideally, Nurse has a major role as preventing the patient from the development of pressure ulcer. The purpose of this study is to identify the influence of 30 degree laterally positioning on the incidence of grade I (Non Blanchable Erythema) pressure ulcer. Quasi-experimental with control group study using purposive sampling technique involving 33 patients, who divided into 2 groups, control group (n=16), and intervention group (n=17). The incidence of grade I (Non Blanchable Erythema) pressure ulcer evaluated within 3x24 hours after providing 30 degree laterally positioning. The incidence of pressure ulcer was statistically significant between the group (p= 0039), OR=9.600, where the control group have an almost 10 times risk for development of grade I pressure ulcer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Dwi Astuti
"Intoleransi pemberian minum enteral merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi berat lahir rendah. Tujuan dari studi kasus ini adalah melakukan analisis optimalisasi pemenuhan kebutuhan nutrisi enteral pada bayi berat lahir rendah melalui pengaturan posisi dengan pendekatan Teori Konservasi Levine. Lima kasus terpilih menunjukkan terjadi masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pendekatan Teori Konservasi Levine dilakukan dengan menggunakan prinsip konservasi energi, konservasi integritas struktural, konservasi integritas personal, dan konservasi integritas sosial. Hasil penerapan intervensi pengaturan posisi dengan pendekatan Teori Konservasi Levine dapat menurunkan kejadian desaturasi, distensi abdomen, dan frekuensi muntah. Perawat dapat menjadikan intervensi tersebut sebagai standar prosedur operasional pada bayi berat lahir rendah yang mengalami intoleransi pemberian minum enteral.

Enteral feeding intolerance is a problem that often occurs in low birth weight infants. The objective of this case study was to analyze the optimization of the fulfillment of enteral nutrition in low birth weight infants through positioning with Levine`s Conservation Theory. Five cases were selected due to nursing problems in nutrition which is less than body requirements. Levine`s Conservation Theory was used by applying the principle of energy conservation, structural integrity conservation, personal integrity conservation, and social integrity conservation. The results showed that implementation of positioning with Levine`s Conservation Theory can reduce the incidence of desaturation, abdominal distension, and frequency of vomiting. Nurses can make the intervention as a standard operating procedure in low birth weight infants who experience enteral feeding intolerance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Devi Oktarina
"Pengosongan lambung merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi prematur akibat imaturitas sistem gastrointestinal. Tujuan dari studi kasus ini adalah melakukan analisis penerapan Teori Konservasi Levine pada lima bayi prematur yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi melalui pemberian posisi miring kanan, pronasi dan miring kiri bergantian selama tiga hari. Pendekatan Teori Konservasi Levine dilakukan dengan menggunakan prinsip konservasi energi, konservasi integritas struktural, konservasi integritas personal, dan konservasi integritas sosial. Hasil penerapan intervensi pengaturan posisi pronasi dengan pendekatan Teori Konservasi Levine dapat menurunkan kejadian muntah, distensi abdomen dan pengeluaran residu lambung. Perawat dapat menjadikan intervensi tersebut sebagai standar prosedur operasional pada bayi prematur yang mengalami masalah pengosongan lambung.

Gastric emptying is a common problem in premature infants due to immaturity of the gastrointestinal system. The objective of this case study was to analyze the application of Levine's Conservation Theory to five premature infants who had problems in fulfilllment the nutritional needs through giving alternate position in the right lateral position, pronation and left lateral position for three days. Levine's Conservation Theory was used by applying the principle of energy conservation, structural integrity conservation, personal integrity conservation, and social integrity conservation. The results showed that the implementation of pronation positioning using Levine's Conservation Theory can reduce the frequency of vomiting, abdominal distension, and gastric residual. Nurses can apply the intervention as a standard operating procedure in premature infants who experience gastric emptying.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Syarofina
"Neonatus rentan mengalami gangguan rasa nyaman selama pemberian asuhan keperawatan. Faktor lingkungan seperti suhu, cahaya, dan tingkat kebisingan merupakan hal yang dapat mempegaruhi kenyamanan pasien. Neonatus yang lahir prematur beresiko mengalami hipotermia karena ketidakmampuan tubuh dalam beradaptasi dengan lingkungan luar. Oleh karena itu, penting untuk melakukan modifikasi lingkungan neonatus untuk tetap hangat sehingga dapat meningkatkan rasa nyaman pasien. Pemenuhan rasa nyaman dengan meminimalisir faktor sress lingkungan juga dapat meningkatkan kualitas tidur pasien. Hal ini diperlukan agar kondisi tubuh pasien lebih stabil dan kondusif untuk meningkatkan proses penyembuhan. Studi kasus ini melibatkan neonatus prematur dengan berat badan lahir rendah dengan penyakit jantung bawaan dan hipoglikemia. Salah satu cara untuk meningkatkan kenyamanan pasien yaitu dengan melakukan pengaturan posisi dan perawatan nesting. Pemberian posisi yang tepat pada neonatus dinilai efektif untuk meningkatkan status fisiologis pasien. Selama perawatan kepada pasien kelolaan, didapatkan bahwa posisi semi fowler dapat meningkatkan saturasi oksigen, mengurangi takipnea dan mencegah distres pernapasan. Setelah melakukan tindakan nesting kepada pasien kelolaan dan dua pasien resume, didapatkan hasil bahwa tindakan nesting dapat meningkatkan kenyamanan dan kualitas tidur. Hal ini ditandai dengan berkurangnya frekuensi tangisan neonatus, meningkatnya jumlah waktu tidur dan kestabilan tanda-tanda vital.

Neonates are prone to experiencing discomfort during the provision of nursing care.
Environmental factors such as temperature, light, and noise levels are things that can
affect patient comfort. Neonates born prematurely are at risk for hypothermia due to
the body's inability to adapt to the external environment. Therefore, it is important to
modify the neonate's environment to keep warm so as to increase the patient's comfort.
Fulfilling a sense of comfort by minimizing environmental stress factors can also
improve the patient's sleep quality. This is necessary so that the patient's body
condition is more stable and conducive to improving the healing process.
This case study involved a premature neonate with low birth weight with congenital heart disease and hypoglycemia. One way to increase patient comfort is to adjust the position and care for nesting. During the treatment of managed patients, it was found that the semi- Fowler position can increase oxygen saturation, reduce tachypnea and prevent respiratory distress. After performing nesting on the managed patient and two resumed patients, it was found that nesting action can improve the comfort and quality of sleep. It is characterized by a reduced frequency of crying neonates, increased amount of
sleep time and stability of vital signs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dally Rahman
"Penyakit kardiovaskuler secara global merupakan penyebab kematian utama di dunia yang jumlahnya semakin meningkat. Perawat sebagai komponen dalam tim kesehatan diharapkan dapat berperan dalam penanganan pasien gangguan sistem kardiovaskuler. dengan menjalankan peran perawat spesialis sebagai pemberi asuhan, pendidik, peneliti dan inovator. Tujuan praktik residensi ini adalah untuk mengaplikasikan peran perawat spesialis melalui praktik pelayanan keperawatan mengggunakan pendekatan Model Adaptasi Roy. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dilakukan pada 30 orang pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler dan satu orang kasus kelolaan utama yaitu pasien pasca operasi Coronary Artery Bypass Graft CABG . Peran sebagai pendidik dilakukan melalui bimbingan pada perawat sejawat. Peran sebagai peneliti dilakukan dengan menerapkan tindakan keperawatan yang berbasis pembuktian ilmiah Evidence Based Nursing Practice yaitu dengan membuktikan pengaturan posisi dan early ambulation sebagai salah satu teknik untuk mencegah back pain, retensi urin dan meningkatkan kenyamanan pada pasien post trans-femoral cardiac catheterization. Peran sebagai inovator dilakukan melalui pembuatan dan implementasi format pengkajian awal, intervensi, implementasi, dan monitoring kecemasan pada pasien CABG. Hasil analisis praktik ini menunjukkan bahwa Model Adaptasi Roy efektif diterapkan pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler dan pengaturan posisi dan early ambulation efektif dalam mencegah back pain, retensi urin dan meningkatkan kenyamanan pada pasien post trans-femoral cardiac catheterization. Selain itu, format pengkajian awal, intervensi, implementasi, dan monitoring kecemasan dapat diterapkan pada pasien CABG.

The cardiovascular diseases are the leading cause of death worldwide and have been increasing. Nurses as component of health care system are expected to contribute on management of patients with cardiovascular disorder by implementing role of clinical nursing specialist as care provider, educator, researcher, and innovator. The aim of residency clinical practice is to applying the role of clinical nurse specialist through nursing practice services using the Roy rsquo s Adaptation Model approach. The role as care provider was applied to 30 patients of cardiovascular disorders and a patient with postoperative Coronary Artery Bypass Graft CABG as the primary case. The role as educator was performed by educating patients and nurses. The role as researcher was performed by applying evidence based nursing practice to prove the positioning and early ambulation to avoid back pain, urinary retention, and increase comfort on post trans femoral cardiac catheterization patient. The role as innovator was executed by creating and implementing form of initial assessment, intervention, implementation, and monitoring of anxiety on patients with CABG. The results of analysis showed that Roy Adaptation Model was effectively used on patients of cardiovascular disorder and positioning and early ambulation was effectively avoided back pain, urinary retention, and increase comfort on post trans femoral cardiac catheterization patient. Moreover, initial assessment, intervention, implementation, and monitoring forms of anxiety was effectively avoided on patients with CABG. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library