Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agoes Harjanto
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2003
T40520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Surandari
"Latar Belakang: Rumah Sakit Islam Aysha, yang berlokasi di Kabupaten Bogor, memiliki visi untuk menjadi rumah sakit berbasis prinsip syariah. Namun, sebagai rumah sakit baru, Aysha menghadapi berbagai tantangan, termasuk belum adanya rencana strategis yang terintegrasi untuk mewujudkan transformasi tersebut. Rencana strategis rumah sakit Islam Aysha 2025-2030 merupakan dokumen perencanaan komprehensif untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan berbasis syariah. rencana ini mencakup pengembangan infrastruktur, pelatihan staf, penggunaan teknologi dan kerja sama dengan organisasi islam.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rencana strategis berbasis prinsip syariah yang relevan dan berkelanjutan untuk periode 2025-2030.
Metodologi Penelitian: Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui analisis dokumen internal rumah sakit, wawancara mendalam dengan pemangku kepentingan, dan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD).
Hasil penelitian: Hasil analisis menunjukkan bahwa Rumah Sakit Islam Aysha perlu melakukan penyesuaian pada regulasi internal, pengembangan sumber daya manusia, dan penguatan infrastruktur untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh Fatwa DSN-MUI. Strategi yang diusulkan meliputi penyelarasan visi dan misi dengan nilai-nilai syariah, pembentukan Dewan Pengawas Syariah (DPS), serta penyusunan kebijakan operasional syariah. Implementasi rencana strategis ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas layanan dan daya saing rumah sakit, tetapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan berbasis syariah Pada matching stage posisi Rumah Sakit berada di kuadran I yaitu grow and build dimana alternatif strategi market penetration, market development and product build. Strategi yang akan diterapkan berdasarkan prioritas adalah penyelenggaraan visi, misi dan kebijakan rumah sakit dengaan nilai-nilai syariah, pembentukan dewan pengawas syariah (DPS) sebagai pengawas implementasi syariah. penyusunan kebijakan operasional syariah untuk seluruh aspek termasuk layanan pasien, SDM dan manajemen keuangan.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan posisi rumah sakit adalah grow and build dengan prioritas utama adalah memastikan niat dari owner atau pemilik yang ingin mengubah rumah sakit menjadi rumah sakit syariah

Background: Aysha Islamic Hospital, located in Bogor Regency, has a vision to become a sharia-based hospital. However, as a new hospital, Aysha faces various challenges, including the absence of an integrated strategic plan to realize the transformation. The Aysha Islamic Hospital strategic plan 2025-2030 is a comprehensive planning document to improve the quality of sharia-based health services. This plan includes infrastructure development, staff training, use of technology and cooperation with Islamic organizations.
Research objectives: This study aims to develop a relevant and sustainable sharia-based strategic plan for the period 2025-2030.
Research Methodology: The study used a qualitative approach with a case study method. Data were collected through analysis of internal hospital documents, in-depth interviews with stakeholders, and focus group discussions (FGD).
Research results: The results of the analysis indicate that Aysha Islamic Hospital needs to make adjustments to internal regulations, human resource development, and infrastructure strengthening to meet the standards set by the DSN-MUI Fatwa. The proposed strategy includes aligning the vision and mission with sharia values, establishing a Sharia Supervisory Board (DPS), and formulating sharia operational policies. The implementation of this strategic plan is expected to not only improve the quality of service and competitiveness of the hospital, but also strengthen public trust in sharia-based health services. At the matching stage, the position of the Hospital is in quadrant I, namely grow and build, where the alternative strategies are market penetration, market development and product build. The strategy that will be implemented based on priority is the implementation of the hospital's vision, mission and policies with sharia values, the establishment of a sharia supervisory board (DPS) as a supervisor of sharia implementation. formulating sharia operational policies for all aspects including patient services, HR and financial management.
Conclusion: Based on the results of the study, the position of the hospital is grow and build with the main priority being to ensure the intention of the owner or owner who wants to change the hospital into a sharia hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humayri Sidqi
"ABSTRACT
Tahun 2045 merupakan waktu dimana Indonesia memiliki potensi untuk berkembang pesat dikarenakan fenomena bonus demografi. Perkembangan tersebut tentunya sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Dikarenakan, Indonesia merupakan negara kepulauan, pembagian wilayah pengembangan menjadi enam koridor yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Papua-Kepulauan Maluku, yang telah dilakukan pada Masterplan Percepatan Perluasan Pembanguan Ekonomi Indonesia MP3EI menjadi solusi terbaik. Salah satu faktor yang paling penting yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara ialah dukungan sektor industri. Untuk menciptakan pengembangan industri yang merata, diperlukan tema pengembangan di masing-masing koridor melalui beberapa tahapan analisis yaitu, 1 Sumatra sebagai National Plantation and Processing Industry Corridor, 2 Jawa sebagai Cyber Technology Innovation and Service Center Corridor, 3 Kalimantan sebagai National Energy Reserves and Processing Corridor, 4 Sulawesi sebagai National Aquaculture and Processing Industry Corridor, 5 Bali-Nusa Tenggara sebagai National Ecotourism Center Corridor, 6 Papua-Kepulauan Maluku sebagai National Ore Mining and Processing Corridor. Namun, untuk mengembangkan industri secara berkelanjutan dibutuhkan pengembangan infrastruktur sebagai katalisator pengembangan. Untuk memperbesar dampak pengembangan industri tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan infrastruktur yang tidak biasa. Infrastruktur itu disebut smart infrastructure, yang memiliki beberapa prinsip jika diaplikasikan di bidang industri yaitu, sustainable, integrated, smart energy dan adaptive, yang apabila dirancang menggunakan metode benchmarking sesuai dengan permasalahan dan potensi yang ada di setiap koridor membutuhkan dana investasi sekitar Rp, 559,675,115,933,400.00. Rancangan pengembangan tersebut perlu harus diprioritaskan pembangunannya dengan tiga indikator yaitu waktu, biaya, dan dampak pengembangan yang tentunya akan dibandingkan dengan rancangan jangka panjang infrastruktur utama berupa transportasi jalan, rel, pelabuhan, bandar udara, ketersediaan listrik dan ICT.

ABSTRACT
Indonesia has the big potential to grow rapidly due to the demographic bonus factor in 2045. These developments very closely related to economic growth. But, due to the fact that Indonesia is an archipelagic country, the division of development areas into six corridors, namely Sumatra, Java, Kalimantan, Sulawesi, Bali Nusa Tenggara and Papua Maluku Islands that has been implemented in the Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia rsquo s Economic Development MP3EI became the best solution. One of the most important factors that contribute to country rsquo s economic growth, is the industrial sector support. To make an equitable that industrial development, it rsquo s necessary to create a development theme in each corridor through several stages of analysis that generated 1 Sumatra as National Plantation and Processing Industry Corridor, 2 Java as Cyber Technology Innovation and Service Center Corridor, 3 Kalimantan as National Energy Reserves and Processing Corridor, 4 Sulawesi as National Aquaculture and Processing Industry Corridor, 5 Bali Nusa Tenggara as National Ecotourism Center Corridor, 6 Papua Maluku Islands as National Ore Mining and Processing Corridor. However, for sustainable industrial development, infrastructure development is needed as a development catalyst. To enlarge the impact of the industry 39 s development on economic growth, it takes an unusual infrastructure. That is smart infrastructure that has some principal if applied in industrial sector, such as sustainable, integrated, smart energy and adaptive, that were designed by using benchmarking modification, that need investment cost about IDR. 559,675,115,933,400.00. That development plan need to be analyzed to make a priority plan based on three indicators, such as time, cost and development impact which will certainly be compared with the long term development plan of core infrastructure in the form of road, rail, port, airport, electricity, and ICT."
2017
S69339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library