Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Gunawan
"Saat ini di Indonesia sedang diberlakukan peraturan baru yang mengharuskan para pengemudi mobil untuk menggunakan sabuk pengaman. Kebijakan ini berlandaskan UU No. 14/1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan diperkuat dengan Keputusan Menteri Perhubungan No.85 / 2002 tentang pemberlakuan kewajiban melengkapi dan menggunakan sabuk keselamatan. Berdasarkan peraturan ini, toleransi masih dapat diberikan pada pengemudi yang mobilnya belum dilengkapi dengan sabuk pengaman. Tapi mulai November 2005 sudah tidak ada alasan bagi pengemudi untuk tidak menggunakan sabuk pengaman. Hal ini berarti bahwa cepat atau lambat, masyarakat Indonesia harus membiasakan diri dengan penggunaan sabuk pengaman.
Masyarakat Indonesia saat ini belum terbiasa dengan peraturan baru tersebut. Kesadaran akan kegunaannya juga dianggap masih rendah. Meskipun pemerintah telah mengupayakan penegakkan peraturan tersebut dengan tindakan yang cukup tegas, masih belum dapat dipastikan efeknya secara luas mengingat data-data yang diperoleh masih terpusat pada kota-kota besar seperti Jakarta dan itu pun hanya pada daerah tertentu.
Berdasarkan latar belakang inilah penelitian dilakukan. Secara umum penelitian ingin mengetahui sejauh mana pengemudi mobil di Jakarta berniat untuk mengenakan sabuk pengaman saat mengemudi. Informasi ini dapat memberikan gambaran mengenai keberhasilan upaya sosialisasi dan penegakan hukum yang dilakukan pemerintah sehubungan dengan pemakaian sabuk pengaman. Tujuan lain adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang paling mempengaruhi intensi atau niat pengemudi di Jakarta untuk mengenakan sabuk pengaman. Hal ini dapat digunakan untuk menentukan pendekatan atau metode sosialisasi yang paling efektif untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya sabuk pengaman.
Untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini digunakan teori planned behavior dari Ajzen dan Fishbein (1980). Dalam teori ini disebutkan bahwa intensi atau niat untuk melakukan suatu perilaku ditentukan oleh interaksi dari tiga faktor yaitu sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan persepsi kontrol individu terhada perilaku (PBC) yang juga merupakan persepsi mengenai situasi-situasi yang menghambat atau mendukung dilakukannya suatu perilaku.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya, intensi untuk mengenakan sabuk pengaman cukup tinggi (mean 5.39). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ketiga variabel independen memiliki hubungan dengan intensi. Meskipun demikian, diantara ketiga faktor tersebut, hanya faktor PBC yang memiliki sumbangan yang signifikan (beta 0.723 sig.0.01) ketika pengaruh dari ketiga variabel diukur secara simultan. Mesti hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap pengemudi cenderung positif (mean 29.53) dan dorongan sosial untuk mengenakan sabuk pengaman juga cenderung tinggi ( mean 303.66) hal ini tidak banyak berpengaruh terhadap niat dari pengemudi di Jakarta untuk mengenakan sabuk pengaman. Mereka cenderung lebih dipengaruhi oleh faktor situasional seperti ada tidaknya pengawasan dari polisi, desain sabuk pengaman, dan kondisi dijalan raya.
Besarnya pengaruh faktor situasional berarti bahwa jika kita ingin meningkatkan intensi pengemudi untuk menggunakan sabuk pengaman maka perlu dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor situasional tersebut, terutama oleh pihak pemerintah. Hal-hal yang disarankan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini antara lain adalah, agar pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap pemakaian sabuk pengaman di sebanyak mungkin lokasi, jangan hanya terpusat di jalan-jalan utama. Pemerintah juga sebaiknya lebih terlibat secara aktif dalam mengontrol kualitas dan standar keamanan kendaraan, karena kendaraan yang beroperasi di Indonesia masih banyak yang kualitasnya dibawah standar keamanan dan kenyamanan yang layak. Penelitian terhadap sabuk pengaman juga harus ditingkatkan . Terakhir, dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sabuk pengaman, pemerintah sebaiknya jangan hanya berfokus pada aspek penegakan peraturannya saja tapi juga harus memberikan pendidikan kepada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah umum, dan sebagainya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Zuhdii
"Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah yang harus dihadapi dengan serius. Salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah kondisi kantuk dan kelelahan yang dialami oleh pengemudi. Seringkali pengemudi mengabaikan kondisi kantuk tersebut, namun hal itulah yang menyebabkan terjadinya kecelakaan akibat kelelahan. Salah satu indikator yang dapat diamati untuk mengetahui kondisi pengemudi adalah dengan melihat kondisi mata pengemudi. Dalam kondisi lelah, mata pengemudi akan berkedip dengan frekuensi yang lebih cepat dan sesekali akan memejamkan mata dengan rentang waktu yang lebih lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem yang dapat mengidentifikasi kondisi mata pengemudi, apakah mata pengemudi tersebut terbuka atau terpejam. Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini akan menggunakan teknologi deep learning dengan arsitektur MobileNet. Sistem akan diaplikasikan menggunakan divais yang kecil, yaitu Raspberry Pi, sehingga dapat digunakan dalam mobil.
Penelitian ini menggunakan dataset “MRL Eye Dataset” yang terdiri atas ribuan gambar mata dari puluhan subjek, dengan keadaan mata tertutup dan terbuka. Dataset tersebut kemudian digunakan untuk melatih model deep learning yang akan digunakan untuk melakukan klasifikasi kondisi mata pengemudi.
Hasil dari pengujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa arsitektur Deep Learning MobileNetV1 dapat diaplikasikan dengan divais yang memiliki spesifikasi rendah seperti Raspberry Pi dan memiliki performa yang baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh intensitas cahaya serta penggunaan kacamata terhadap klasifikasi kondisi mata pengemudi oleh algoritma deep learning.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan penggunaan deep learning untuk meningkatkan keselamatan dalam berlalulintas, serta membuka ruang bagi penelitian yang akan datang terkait deep learning.

Traffic accidents are a serious issue that must be addressed with great concern. One of the factors contributing to traffic accidents is the condition of fatigue and drowsiness experienced by drivers. Often, drivers tend to overlook their drowsy state, but this is a leading cause of accidents due to fatigue. One observable indicator of a driver's condition is the state of their eyes. In a fatigued state, a driver's eyes tend to blink at a faster rate, and occasionally, they may close their eyes for a longer duration. This research aims to develop a system capable of identifying the condition of a driver's eyes, whether they are open or closed.
The system developed in this research utilizes deep learning technology with the MobileNet architecture. The research implements the system on a small device, specifically the Raspberry Pi, making it applicable for use in vehicles. The study utilizes the "MRL Eye Dataset," consisting of thousands of images of open and closed eyes from multiple subjects, to train the deep learning model for classifying the driver's eye conditions.
The results of the research indicate that the Deep Learning MobileNetV1 architecture can be applied successfully on low-spec devices such as the Raspberry Pi, demonstrating good performance. The study also reveals the influence of light intensity and the use of glasses on the classification of driver eye conditions by the deep learning algorithm.
This research is expected to contribute to the advancement of utilizing deep learning to enhance traffic safety and pave the way for future research in the field of deep learning.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library