Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 306 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wedlock, Bruce D.
Englewood Cliffs : Prentice-Hall, 1969
621.381 WED e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Holman, Jack Philip
Jakarta : Erlangga, 1985
620.004 4 HOL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
C. Antarwirya Gotama
Abstrak :
ABSTRAK
Rangkaian kebiiakan deregulasi dalam dunia perbankan dan keuangan - dimulai dengan dikeluarkannya kebijakan 1 Juni 1983, Paket 27 Oktober 1988, Paket Desember 1988 dan Paket Januari 1990 - menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan usaha yang cepat dan drastis. Rangkaian kebijaksanaan ini menyebabkan persaingan antar bank makin tajam, sumber dana murah makin berkurang dan dunia perbankan dituntut untuk bekerja secara profesional dan lebih efisien.

Perubahan lingkungan ini mengharuskan bank melakukan peninjauan kembali atas organisasi dan kebijakan-kebijakan operasionalnya. Menghadapi lingkungan usaha yang makin tajarn persaingannya perlu didelegasikan lebih banyak wewenang kepada para manajer cabang. Dengan adanya pendelegasian ini cabang akan tanggap terhadap perubahan yang terjadi dan keputusan yang tepat dapat segera diambil. Kantor pusat akan lebih banyak melaksanakan fungsi koordinasi dan pengawasan atas kegiatan kantor cabang. Salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk menilai performansi kantor cabang dalam rangka pengawasan adalah Return on Equity. Dengan Return on Equity dapat dinilai kemampuan kantor cabang untuk menghasilkan laba atas aktiva atau kekayaan yang dipercayakan kepadanya. Konsep laba yang biayanya dipakai untuk pengukuran ini adalah Division Controllable Profit. Konsep Division Direct Profit dapat dipertimbangkan untuk dipakai apabila manajer cabang dapat berperan aktif dalam penentuan budget atas biaya-biaya yang berhubungan dengan cabangnya. Aktiva yang diperhitungkan dalam pengukuran ini adalah aktiva-aktiva yang berhubungan langsung dengan laba yang dihasilkan, tersedia untuk dipakal bagi keperluan produktif dan berada dibawah kontrol manaier cabang.

Karakteristik geografis suatu cabang akan berpengaruh terhadap kempuan penghimpunan dan penyaluran dana. Agar laba bank sebagai keseluruhan dapat dioptimalkan, kelebihan dana pada suatu cabang ditransfer ke cabang lain yang banyak meyalurkan kredit. Pentransferan dana ini mengharuskan adanya perhitungan harga transfer dana yang terpercaya, sehingga pengukuran performansi kantor cabang dengan ROE tidak menyesatkan.

Harga transfer yang ditentukan ini sebaiknya dapat menyajikan kontribusi cabang terhadap laba bank sebagai kesatuan; memotivasi manajer cabang untuk mengejar kepetingannya tanpa mengabaikan tujuan bank sebagai kesatuan dan mendorong para manajer cabang untuk meningkatkan efisiensi. usahanya.

PT Bank ?X? yang didirikan pada tahun 1957 berkembang dengan pesat pada dasawarsa 80?an. Perkembangan usaha yang Pesat ini terlihat dan makin banyaknya cabang dan peningkatan nilai asset yang dimiliki. Walaupun bank ?X? telah berkembang menjadi besar dan makin kompieks, namun manajemennya masih tetap menganut pola sentralisasi. Wewenang pengambilan keputusan - terutama dalam persetuiuan kredit - terpusat di kantor pusat Jakarta dan Kepala kentor cabang hanya memiliki Wewenang peresetujuan knedit yang terbatas. Akibat dari kebjiakan ini banyak kantor cabang yang tidak dapat menyalurkan dana yang berhasil dihimpun dan sesuai dengan kebjiakan manajemen dana tersebut harus ditranefer ke kantor pusat. Dana yang ditransfer ke kantor pusat ditinggal sebagai deposito kantor cabang dan dIperhitungkan bunga sebagaimana suku bunga deposito yang berlaku. Dampak dari kebijakan ini adalah : kantor cabang tidak memperoleh manfaat atas kelebihan dana yang berhasil dihimpun, hllangnya motivasi untuk menggali potensi sumber dana yang ada di wliayahnya dan metoda harga transfer (atas dasar penggantian/biaya variabel) menyebabkan kontribusi kantor cabang terhadap laba bank sebagai kesatuan tidak tercermin sebagaimana seharusnya.

Untuk mengatasi kelemahan ini disarankan agar harga transfer dana ditetapkan melalui negosiasi. Informasi yang diperlukan dalam negosiasi ini adalah : biaya pemupukan dana kantor cabang - yang lebih dikenal dengan Istilah ?Cost of Fund? ? dan tingkat suku bunga kredit.. Diharapkan melalui negoiasi harga transfer dana dapat ditentukan dalam batas persentase cost of fund dan tingkat suku bunga kredit.

Walaupun secara teoritis penentuan harga transfer yang ideal adalah atas dasar harga pasar; namun penerapannya dalam praktek perbankan akan menemui kesulitan. Hal ini disebabkan oleh terdapatnya berbagai macam harga pasar dengan karakteristik yang berbeda dan sangat sering berfìuktuasi serta tidak cocok untuk dipakai sebagai sumber dana kredit.

Mengingat bahwa pengukuran performansi kantor cabang adalah untuk keperluan intern, maka konsep laba yang dipakal adalah laba sebelum pajak. Aktiva yang diperhitungkan dalam investment base adalah seluruh aktiva yang produktif dan nilainya ditentukan atas dasar rata-rata triwulanan. Dengan Cara perhitungan rata-rata dapat dihindari dampak fluktuasi saldo aktiva.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engelbert Christian
Abstrak :
Tesis ini membahas pengukuran kinerja perusahaan jasa penerbangan di Indonesia dengan menggunakan metode Performance Prism. Penelitian ini tidak hanya mengukur kinerja dari sisi strategi saja tetapi juga memperhatikan kepuasan dan kontribusi stakeholder, proses dan kapabilitas perusahaan. Penelitian ini juga mengidentifikasi stakeholder dari banyak pihak yang berkepentingan, seperti pelanggan, manajemen, pegawai dan pemasok. Pengolahan data dilakukan dengan Model Analisis Kuantitatif TEV diantaranya pembobotan dengan Delphi Method dan penilaian kinerja dengan Expected Value. Hasil dari penelitian ini bahwa penilaian kinerja perusahaan dikategorikan baik berdasarkan skala 5 dengan nilai kinerja 3.9669. Dari 22 Indikator yang diukur, ada 10 indikator yang dikategorikan sangat baik, 6 indikator dikategorikan baik, 5 indikator dikategorikan cukup, dan 1 indikator dikategorikan sangat kurang. ......This thesis describes the measurement of performance at aviation services company in Indonesia using the Performance Prism. This study not only measures performance in terms of strategy but also to attention to customer satisfaction and contribution of stakeholders, processes and company capabilities. This study also identifies stakeholders from many interested parties, such as customers, management, employees and suppliers. Data processing was performed with TEV Quantitative Analysis Model that is weighted with Delphi Method and the Expected Value of performance assessment. Results from this study that the assessment of corporate performance are categorized on a scale of five with a good performance value 3.9669. Of the 22 indicators measured, there are 10 indicators that are categorized very well, six indicators of well categorized, five indicators of enough categorized, and an indicator is considered very low.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27825
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brinker, Russell C.
Jakarta : Erlangga, 1986
624.151 71 BRI et
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raldi Artono Koestoer
Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2000
681.2 RAL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Audia Destivani
Abstrak :
ABSTRACT
Sistem pengukuran kinerja di Indonesia diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Namun, dalam penerpannya masih ditemukan beberapa masalah di Kementerian Ketenagakerjaan berupa 1 Belum baiknya nilai komponen pengukuran kinerja dalam evaluasi SAKIP yang diporelah Kementerian Ketenagakerjaan dan 2 Terdapat beberapa IKU yang beriorentasi pada outputdan tidak berorientasi pada outcome hasil sehingga kemanfaatannya masih belum dapat terlihat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana proses pengukuran kinerja di Kementerian Ketenagakerjaan dan mengapa pengukuran kinerja di Kementerian Ketenagakerjaan belum baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post positivist dan hasil dari penilitian ini adalah: 1 Masih terdapat beberapa tahap dari proses pengukuran kinerja yang belum terpenuhi oleh Kementerian Ketenagakerjaan yaitu prioritizing, indicator selection, data collection, dananalysis. 2 Belum baiknya pengukuran kinerja di Kementerian Ketenagakerjaan dipengaruhi oleh faktora learning and evaluative organizational culture, dan faktor managerial discretion yang belum terpenuhi.
ABSTRACT
Performance measurement system in Indonesia is regulated in Presidential Regulation Number 29 Year 2014 about Performance Accountability System of Government Institutions. However, in its application there is still found some problems in the Ministry of Employment in the form of 1 The grade that is not good on the performance measurement component on the SAKIP evaluation that is received by the Ministry of Labour and 2 There are some IKUs that is oriented on the output and not on the outcome so that the benefit still cannot be seen. Therefore, this research aims to discuss about how the process of performance measurement in the Ministry of Labour and why the performance measurement in the Ministry of Labour is still not as good as it can be. The method used in this research is post positivist and the results of this research is 1 There are still several stages of the process that has not been fulfilled by the Ministry of Labour which is prioritizing, indicator selection, data collection, and analysis. 2 Performance assessment in the Ministry of Labour is still not good as it can be is affected by a learning and evaluative organizational culture factor and managerial discretion factor.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Dino Bramanto
Abstrak :
ABSTRAK
Investasi merupakan sal ah satu indikator dalam me!ihat dan mengukur perekonomian suatu negara. Pada umumnya investasi dikelompokkan ke dalam dua golongan utama yai tu investasi dalam bentuk real asset dan investasi dalam financial asset. Semakin berkembang dan majunya perekonomian suatu negara biasanya alternati f i nvestasi yang di tawarkan akan semaki n banyak dan bervariasi. Perekonomian Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi dalam beberapa tahun terakhi r tidak terlepas dari pertumbuhan investasi yang sangat tinggi pula. Alternatif investasi yang ditawarkanpun semakin banyak, dimana pasar modal dan pasar uang menjadi a1ternati f baru yang sangat berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

Dengan banyaknya pilihan investasi, investor memerlukan pertimbangan tersendiri dalam menentukan berapa bagian yang harus ditanamkan dalam rangka pembentukan portofolio sehingga tingkat risiko dapat dimim'mumkan. Dengan didasarkan pada perhitungan ti ngkat pengembali an dan ti ngkat ri si ko di masa 1 al u dan disesuaikan dengan perki raan situasi dimasa datang maka dapat dihitung dan diketahui jenis-jenis investasi dan komposisinya agar diperoleh tingkat pengembalian maksimum dengan tingkat risiko yang dapat diterima. Dua metode yang digunakan untuk membandingkan

Ringkasan Eksekutif

hasil portofolio investasi adalah metode Markowitz dan Single Index, yang dikembangkan oleh Willian Sharpe.

Perhitungan dan pembentukan portofolio investasi pada pasar modal dengan menggunakan kedua metode, yang terdi ri atas sepuluh saham kandidat dari 126 saham yang tercatat pada Bursa Efek Jakarta sampai periods Maret 1991 menunjukkan bahwa tingkat risiko minimum keseluruhan dari portofolio (Global MVP) adalah sebesar 2% dengan tingkat pengembalian yang dapat diharapkan sebesar IX. Adapun komposisi dengan tingkat hasi1 yang diharapkan di atas masi ng-masing adalah saham Citra Tubindo (50*), P G I (34%), Indospring (956), Lippo Life (3*), Multipolar (3%), dan Japfa (1%).

Sementara pembentukan portofolio i nvestasi dimana investasi pada saham perusahaan diperbandingkan dengan i nvestasi lainnya seperti deposi to berjangka, logam mulia dan Sertifikat Bank Indonesia menunjukkan hasil dengan tingkat risiko minimum (Global MVP) sebesar 0% dengan tingkat pengembalian yang diharapkan sebesar 20,6%. Hasil ini didapat dengan komposisi penanaman seluruh modal pada deposito berjangka.

Hasi1 di atas dapat terjadi mengingat situasi dan kondisi eksternal yang utama (macro events) yaitu kondisi moneter yang sangat ketat sehingga tingkat bunga menjadi sangat tinggi yang menyebabkan tingkat pengembalian rata-rata saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta menjadi sangat rendah.

Dengan mengasumsikan terjadi perubahan tingkat pengembalian

Ringkasan Eksekutif

pada saham perusahaan yaitu sebesar 25%, sementara ti ngkat pengembalian pada deposito berkisar antara 18X sampai dengan 20X, maka terjadi pergeseran komposisi portofolio. Tingkat risiko minimum (Global MVP) tetap sebesar OX dengan komposisi 100X pada deposito. Namun j ika investor menginginkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi rnaka penempatan modal tidak lagi sepenuhnya pada deposito, melainkan bervariasi di antara saham perusahaan dan deposito berjangka. Tingkat pengembalian mencapai tingkat maksimum dengan komposisi 100% pada saham perusahaan dengan tingkat risiko sebesar 2%.

Dengan perkiraan bahwa situasi moneter yang masih akan ketat dalam beberapa waktu ini , para investor belum disarankan untuk jangka pendek rnelakukan investasi pada saham perusahaan mengingat tingkat risiko yang tinggi sementara tingkat pengembalian relatif masih rendah. Sementara untuk investor yang menginginkan investasi jangka panjang dapat melakukan penanaman pada saham perusahaan oleh karena kemungkinan terjadinya apresiasi dimasa datang yang cukup besar dengan membai knya situasi moneter. Kemungkinan besar meningkatnya harga-harga saham tersebut disebabkan pada saat ini harga saham-saham tersebut sangat rendah (undervalued).

Karena kondisi yang berbeda memungkinkan diperolehnya portofolio optimal yang berbeda pula, maka pemi1ihan dan pembentukan portofolio investasi tidak cukup dilakukan dalam satu waktu tertentu saja, melainkan harus disesuaikan dengan perubahan-

Ringkasan Eksekutif

perubahan yang terjadi. Faktor judgement seseorang sangat menentukan sehingga setiap hasil perhitungan dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian penerapan prinsip-prinsip dasar dalam perhltungan dan pembentukan portofolio tetaplah sama.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Trah Utomo
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25416
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>