Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Licke Ratna Dewi Ali
Abstrak :
Fokus dalam studi ini adalah mengerti bagaimana perilaku laju alir produksi terhadap perubahan tekanan di separator di dalam stasiun pengumpul. Di dalam model terdapat 3 stasiun pengumpul yaitu CPP, LPGF dan OTF, dimana jumlah sumur berproduksi ada 26 sumur. Selama ini pemodelan telah dibuat oleh PT. X, baik itu model reservoir, model surface facility dan model stasiun pengumpul. Model reservoir dibuat di dalam aplikasi ECLIPSE. Model surface facility dibuat di dalam aplikasi PIPESIM dan aplikasi UNISIM digunakan untuk sistem proses. Penelitian ini membutuhkan aplikasi yang dapat dengan mudah mengkomunikasikan satu dengan yang lainnya Untuk komunikasi pemodelan reservoir, surface facility dan proses, digunakan aplikasi IAM Integrated Asset Modeler, dimana pemodelan reservoir ECLIPSE ke surface facility PIPESIM menggunakan sistem coupling sedangan pemodelan dari surface facility PIPESIM ke sistem proses UNISIM menggunakan sistem koneksi. Sistem coupling berarti ada iterasi didalam proses kalkulasi laju alir dan tekanan di dalam aplikasi nya. Sistem koneksi berarti memberikan data hasil iterasi dari coupling ke dalam aplikasi selanjutnya untuk dilakukan kalkulasi algoritma untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hipotesanya bilamana tekanan separator di dalam stasiun pengumpul dikurangi, berarti ada penambahan jumlah kondensat dan gas di dalam jaringan yang dapat dijual lebih banyak lagi. Sekarang jumlah gas yang ada di dalam jaringan itu sekitar 60 MMSCFD yang dapat dijual, dan 25 MMSCFD yang masuk lagi ke dalam reservoir sebagai gas lift. Limit tekanan separator yang ingin di turunkan oleh PT. X adalah dari 22 barg ke 16 barg, yang dievaluasi lagi optimum tekanan yang paling tepat untuk pemodelan tersebut supaya tercapai produksi yang optimum. Dari penelitian diketahui bahwa setelah tekanan MP separator diturunkan mencapai 11 barg, ada beberapa peralatan yang sudah tidak dapat berjalan dengan baik, seperti kecepatan Kompresor sudah mencapai batas desain, selain itu juga injeksi gas lift sudah berada diluar kurva gas lift. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan hasil peningkatan laju alir produksi minyak dan gas sebanyak 6 dan 8 sudah paling optimum dengan penurunan tekanan di MP separator sebesar 16 barg. ...... The focus of this study is to understand how the behavior of the production flow rate to separator pressure changes in the gathering station. There are three models in the gathering station CPP, LPGF and OTF, where in the gathering station contained 26 wells into it. PT. X had made all of the modeling such as the reservoir model, the surface facility model and a gathering station process model. Reservoir model is made in the application called ECLIPSE. Model surface facility created inside PIPESIM application and UNISIM applications used for system processes gathering station. For communicating reservoir modeling, surface facility and process, used applications IAM Integrated Asset Modeler, where reservoir modeling ECLIPSE to surface facility PIPESIM using a coupling system moreover the communication from surface facility PIPESIM into process system UNISIM using the connection system. Coupling systems means there is iteration in the process for calculating the flow rate and pressure in its application. Connection system means providing results data from the iteration of coupling to the subsequent application to do the calculation algorithm to obtain maximum results. The hypothesis when separator pressure at the gathering station reduced, meaning there will be additional amount of condensate and gas in the network that could sold. Currently the amount of gas that is existed in the network around 60 MMSCFD sold, and 25 MMSCFD, which went back into the reservoir as gas lift. Separator limit pressure forthis method scaled by PT. X is from 22 barg to 16 barg, which should evaluated again the optimum pressure is most appropriate forthe modeling in order to achieve optimum production. From the result was discovered that after putting down the MP separator pressure to 11 barg, there are some equipment was not working as usual, such as the speed of the compressor has already reach to the design speed, and the gas lift injection was already out of curve. Therefore, it concluded that the optimium oil and gas rate with 6 and 8 additional rate could be handle with MP separator pressure of 16 barg.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hedriawan Anandaputra Soemantri
Abstrak :
Koefisien perpindahan kalor dan penurunan tekanan didapat dari pengujian pada kanal mini horizontal berukuran diameter luar 5 mm, diameter dalam 3mm dan panjang 1 m dengan material stainless steel 316L. Nilai koefisien perpindahan kalor dihitung pada kisaran nilai fluks massa 50 hingga 250 kg m-2 s-1 , fluks panas 1 hingga 8 kW m-2, temperatur saturasi hingga 100C, kualitas uap hingga 1 dan menggunakan fluida kerja Propane dan Iso-butane. Kalor diaplikasikan pada kanal mini horizontal dengan menggunakan lilitan kawat nikel yang dihubungkan ke sumber daya yang dapat diatur daya nya. Hasil dari eksperimen ini dibandingkan dengan beberapa korelasi yang sudah ada sebelumnya dan dilihat perbandingannya. Korelasi koefisien perpindahan kalor dan penurunan tekanan dikembangkan dari data hasil ekperimen ini. ...... The coefficient of heat transfer and pressure drop obtained from an experiment on a horizontal mini channel with outer diameter of 5 mm, inner diameter of 3mm and a length of 1 m using 316L stainless steel material. Heat transfer coefficient calculated in the range of mass flux value from 50 to 250 kg m-2 s-1, a heat flux of up to 8 kW m-2, the saturation temperature up to 100C, quality up to 1 and use Propane and iso-butane as the working fluid. Heat was applied to the horizontal mini channel using nickel wire coil which is connected to a power source. The results of this experiment compared with some pre-existing correlations and see the comparison. The correlation coefficient of heat transfer and pressure drop were developed from the results of this experiment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31876
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Winarno
Abstrak :
Perkembangan komputer yang sangat pesat memberikan dampak yang besar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang banyak dihadapi oleh manusia di dalam kehidupannya. Dengan adanya teknologi komputer maka pekerjaan yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah. Telah banyak sohware yang dihasilkan untuk membantu pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk shg menghemat waktu, biaya, tenaga dan pikiran. Visual Basic merupakan software keluaran Microsoft yang merupakan suatu bahasa pemrograman yang paling mudah dipelajari. Dengan bahasa yang mudah, telah banyak orang menggunakannya dalam menuliskan program. Hingga kini versi Visual Basic 4.0 merupakan versi terbaru yang mendukung aplikasi 32 bit dan Objected Linked and Embedding (OLE), yaitu suatu aplikasi yang dapat menggabungkan seluruh perintah yang ada di dalam program Windows. Didasari oleh permasalahan ducting yang masih menggunakan cara manual, maka program Visual Basic ini diambil sebagai solusinya. Penentuan-penentuan kerugian dinamis dan statis yang banyak terdapat pada setiap segmen sistem secara keseluruhan rnembuat tugas untuk menyelesaikannya sangat rumit serta memakan waktu yang lama. Oleh karenanya pembuatan modul form di dalam Visual Basic sangat efektif sekali. Layout yang telah dibuat dibagi menjadi beberapa segmen kemudian dianalisa dan diselesaikan oleh program itu sendiri.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbie Hasyim Ashari
Abstrak :
Ice slurry adalah fluida non-Newtonian dan fluida dua fasa yang dapat digunakan sebagai penukar panas atau refigeran sekunder. Zat aditif, sebagai penurun titik beku, yang digunakan pada ice slurry biasanya berupa etanol, glikol, dan NaCl. Tetapi, etilen glikol dan metanol adalah dua zat aditif yang digunakan pada penelitian ini. Pipa yang digunakan adalah pipa galvanis, dengan tujuan mendapatkan kekasaran sehingga dapat secara signifikan mengukur penurunan tekanan. Konsentrasi dari etilen glikol adalah 20% dan 30% dan metanol adalah 8% dan 15% dengan total volume campuran, aditif dan air tawar adalah 20 liter. Hasil dari penelitian ini mendapatkan grafik – grafik , yaitu temperatur – waktu, fraksi es – waktu, penurunan tekanan – kecepatan, dan tegangan geser – gradien renggangan, dan beberapa grafik koefisien gesek model – koefisien gesek eksperimen. Koefisien gesek model yang dibandingkan pada penelitian ini terdiri atas model, Poiseuille, Buckingham-Reiner, Grozdek, Blasius, Darby-Melson, Dodge-metzner, Steffe, dan Tomita. Dapat disimpulkan bahwa hubungan konsentrasi aditif dengan temperatur dan fraksi es adalah berbanding terbalik, sedangkan dengan penurunan tekanan adalah berbanding lurus. Ice slurry yang dihasilkan memiliki nilai indeks hukum fluida lebih dari satu, sehingga dikategorikan antara Bingham atau Dilantant. Berdasarkan nilai reynold number dan koefisien gesek adalah aliran ice slurry dengan aditif etilen glikol dikategorikan sebagai aliran transisi – turbulen, sedangkan ice slurry dengan aditif metanol dikategorikan sebagai aliran laminar. Koefisien gesek model yang memiliki eror paling rendah adalah Tomita dan yang memiliki eror paling tinggi adalah Buckingham-Reiner.
Ice slurry is a non-Newtonian and two-phase fluid that useful to the heat exchanger as the secondary refrigerant. The usual additive as freezing point depressant which used in ice slurry mixture are ethanol, glycol, and NaCl. But, in this experiment, both ethylene glycol and methanol are used as freezing point depressant. Galvanized pipe used in this experiment in purpose to provide the roughness to measure the pressure drop significantly. The variations of concentration of additives are 20% and 30% of ethylene glycol and 8% and 15% of methanol with the total of volume of solution is 20 litre, contains of the additive and fresh water. The results of this experiment were to obtain graphs, that are temperature – time, ice fraction – time, pressure drop – velocity, shear stress – shear strain, and some model of friction factor – experiment of friction factor. In this research, model of friction factor that compared are Poiseuille, Buckingham-Reiner, Grozdek, Blasius, Darby-Melson, Dodge-metzner, Steffe, and Tomita. It can be concluded that the relationship of additive concentration with temperature and ice fraction is inversely proportional, whereas with pressure drop is directly proportional. In this paper, the result of ice slurry based on its fluid power law index value are more than one, so all of them are categorized between Bingham or Dilantant. Based on the value of reynold number and friction factor are ice slurry with ethylene glycol as the additive is categorized as transition – turbulent flow, meanwhile ice slurry with methanol as the additive is categorized as laminar flow. Model of friction factor that has minimum of error is Tomita, meanwhile Buckingham-Reiner is otherwise.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikar Maulana
Abstrak :
Penurunan Tekanan dalam sistem pendingin merupakan salah satu faktor yang penting. Penurunan tekanan yang rendah dalam sistem pendingin dapat mengurangi space dari sistem pendingin. Pada penurunan tekanan rendah, koefisien perpindahan kalor akan meningkat dan membutuhkan luas penampang pada evaporator lebih kecil untuk menyerap besar kalor yang sama, sehingga ukuran dimensi sistem pendingin dapat dibuat lebih compact dan dapat menghemat ruang dalam kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena didih alir dari refrijeran R-290 dan R-22 dengan menganalisa penurunan tekanan serta penggambaran pola aliran pada pipa konvensional. Kemudian dibandingkan dengan persamaan yang telah diberikan peneliti sebelumnya. Hasilnya adalah refrijeran kenvensional R-22 memiliki nilai penurunan tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan refrijeran alami R-290. Sedangkan perbandingan nilai penurunan tekanan eksperimen dengan nilai penurunan tekanan prediksi pada fluida kerja R-22 yang paling mendekati nilainya adalah korelasi Lockhart dan Martinelli (1949). Sedangkan pada fluida kerja R-290, nilai penurunan tekanan prediksi yang paling mendekati adalah Lockhart dan Martinelli (1949). ......Pressure drop in the cooling system is one of the important factors. Low pressure drop in the cooling system can reduce the size of the cooling system. At low pressure drop, heat transfer coefficient will increase and require cross-sectional area at the evaporator to absorb less of the same heat, so that the volume of the cooling system can be made more compact and can save space in the ship. The purpose of this study is to investigate the phenomenon of flow boiling refrigerant R-290 and R-22 by analyzing the pressure drop and flow patterns in the portrayal of the conventional pipe. The result will be compared with the equation given earlier researchers. The result is conventional refrigerant R-22 has a higher pressure drop compared with the natural refrigerant R-290. The comparison of experimental pressure drop with pressure drop’s correlation prediction in refrigerant R-22 closest valie is correlation Lockhart and Martinelli (1949). While the working fluid R-290, the value of the pressure drop is predicted that most closely Lockhart and Martinelli (1949).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbie Hasyim Ashari
Abstrak :
Ice slurry adalah fluida non-Newtonian dan fluida dua fasa yang dapat digunakan sebagai penukar panas atau refigeran sekunder. Zat aditif, sebagai penurun titik beku, yang digunakan pada ice slurry biasanya berupa etanol, glikol, dan NaCl. Tetapi, etilen glikol dan metanol adalah dua zat aditif yang digunakan pada penelitian ini. Pipa yang digunakan adalah pipa galvanis, dengan tujuan mendapatkan kekasaran sehingga dapat secara signifikan mengukur penurunan tekanan. Konsentrasi dari etilen glikol adalah 20% dan 30% dan metanol adalah 8% dan 15% dengan total volume campuran, aditif dan air tawar adalah 20 liter. Hasil dari penelitian ini mendapatkan grafik – grafik , yaitu temperatur – waktu, fraksi es – waktu, penurunan tekanan – kecepatan, dan tegangan geser – gradien renggangan, dan beberapa grafik koefisien gesek model – koefisien gesek eksperimen. Koefisien gesek model yang dibandingkan pada penelitian ini terdiri atas model, Poiseuille, Buckingham-Reiner, Grozdek, Blasius, Darby-Melson, Dodge-metzner, Steffe, dan Tomita. Dapat disimpulkan bahwa hubungan konsentrasi aditif dengan temperatur dan fraksi es adalah berbanding terbalik, sedangkan dengan penurunan tekanan adalah berbanding lurus. Ice slurry yang dihasilkan memiliki nilai indeks hukum fluida lebih dari satu, sehingga dikategorikan antara Bingham atau Dilantant. Berdasarkan nilai reynold number dan koefisien gesek adalah aliran ice slurry dengan aditif etilen glikol dikategorikan sebagai aliran transisi – turbulen, sedangkan ice slurry dengan aditif metanol dikategorikan sebagai aliran laminar. Koefisien gesek model yang memiliki eror paling rendah adalah Tomita dan yang memiliki eror paling tinggi adalah Buckingham-Reiner. ......Ice slurry is a non-Newtonian and two-phase fluid that useful to the heat exchanger as the secondary refrigerant. The usual additive as freezing point depressant which used in ice slurry mixture are ethanol, glycol, and NaCl. But, in this experiment, both ethylene glycol and methanol are used as freezing point depressant. Galvanized pipe used in this experiment in purpose to provide the roughness to measure the pressure drop significantly. The variations of concentration of additives are 20% and 30% of ethylene glycol and 8% and 15% of methanol with the total of volume of solution is 20 litre, contains of the additive and fresh water. The results of this experiment were to obtain graphs, that are temperature – time, ice fraction – time, pressure drop – velocity, shear stress – shear strain, and some model of friction factor – experiment of friction factor. In this research, model of friction factor that compared are Poiseuille, Buckingham-Reiner, Grozdek, Blasius, Darby-Melson, Dodge-metzner, Steffe, and Tomita. It can be concluded that the relationship of additive concentration with temperature and ice fraction is inversely proportional, whereas with pressure drop is directly proportional. In this paper, the result of ice slurry based on its fluid power law index value are more than one, so all of them are categorized between Bingham or Dilantant. Based on the value of reynold number and friction factor are ice slurry with ethylene glycol as the additive is categorized as transition – turbulent flow, meanwhile ice slurry with methanol as the additive is categorized as laminar flow. Model of friction factor that has minimum of error is Tomita, meanwhile Buckingham-Reiner is otherwise.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nico Muhammad Afriandi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik penurunan tekanan pada aliran evaporasi dua fasa dengan refrigeran propana (R-290) dan isobutana (R-600a) di kanal mini horizontal. Kondisi pengujian menggunakan berbagai variasi pengujian yaitu fuks kalor (q), fluks massa (G) dan nilai temperatur saturasi dengan menggunakan test section yang terbuat dari pipa stainless steel berdiameter dalam 3m(mm) dengan panjang 1 (m). Refrigeran yang mengalir dipanaskan secara merata dinsepanjang pipa test section. Pada kondisi fluks kalor (q) yang sama, semakin besar nilai fluks massa (G), maka kualitas massa uap (x) yang terjadi akan lebih kecil di setiap titik percobaan dan penurunan tekanan akibat faktor gesek akan semakin besar. Pada kondisi kualitas uap (x) rendah, penurunan tekanan karena adanya faktor gesek,mlebih dominan disebabkan oleh perubahan nilai densitas rata-rata fluida (􀟩̅)ndibandingkan dengan perubahan viskositas rata-ratanya (μ􀴥). Penggunaan kanal mini mengakibakan nilai deviasi rata-rata terhadap teori model aliran homogeneous, korelasi Martinelli-Nelson (1948) dan Chisholm-Baroczy (1968) menjadi sangat besar.
Abstract
The purpose of this experiment is to obtain the pressure drop characteristic of two phasenboiling flow in horizontal mini channel for Propane (R-290) and Isobutane (R-600a). The experimental condition used various number of experiment variation which consist of heat flux (q), mass flux (G) and saturation temperature using a test section which is made from stainless steel with 3 (mm) inner diameter and 1 (meter) length. The refrigerant is being heated along side in the mini channel. On a same heat flux (q) condition, the higher mass flux (G) obtained, mass quality of vapor (x) will be much lower on each point of experiment and the pressure drop will be even higher due to friction factor. In low mass quality of vapor (x), the pressure drop which caused by the friction factor dominantly affected by changes of average fluid density value (􀟩̅) and changes of its average viscosity (μ􀴥). The use of a mini channel resulted in an average deviation value of the theory of homogeneous flow model, Martinelli-Nelson correlation (1948) and Chisholm-Baroczy (1968) becomes very large.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1506
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Meita Pramudya
Abstrak :
Hipertensi merupakan penyakit yang masih menjadi perhatian. Hipertensi dapat dimiliki oleh siapa saja dan dari kelompok usia mana saja, termasuk kelompok usia dewasa dan penderita hipertensi diperkirakan akan terus bertambah setiap tahun. Pada tahun 2018, terdapat 34,1% penderita hipertensi di Indonesia, dan diperkirakan pada tahun 2025 penderita hipertensi akan mencapai angka 1,5 miliar di seluruh dunia. Hipertensi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor risiko, salah satunya yaitu kurangnya aktivitas fisik. Tujuan penulisan karya ilmiah ini yaitu memberikan gambaran serta analisis asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi dan menggunakan intervensi unggulan yaitu aktivitas fisik yoga. Latihan fisik yoga dilakukan selama 4 minggu dalam 9 kali pertemuan. Pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer dilakukan sebelum dan sesudah melakukan latihan fisik yoga untuk melihat perubahan pada tekanan darah. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi latihan fisik yoga yang dilakukan dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 8,4 mmHg dan menurunkan tekanan darah diastolik sebanyak 4,5 mmHg. Penerapan intervensi latihan fisik yoga ini harus dilakukan dengan kondisi fokus dan konsentrasi penuh. Latihan fisik yoga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bagi klien dengan hipertensi sebagai upaya dalam menurunkan tekanan darah.


Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sentot Novianto
Abstrak :
Saat ini penggunaan refrigran yang ramah lingkungan menjadi kebutuhan manusia. Penelitian tentang refrigran pengganti, salah satunya R-290 menjadi kebutuhan untuk mengetahui karakteristik didih alir. Penelitian penurunan tekanan, dan pertukaran kalor R-290 diharapkan dapat menggantikan posisi R-22 sebagai refrigran alami. Dalam percobaan aliran didih R-290 dan R-22 sebagai pembanding dilakukan dalam pipa konvensional berdiameter 7,6 mm. Variasi fluks kalor dari 5,9 kW/m2 sampai 25,04 kW/m2, fluks massa dari 282 kg/m2.s sampai 630 kg/m2.s, dan temperature saturasi dari -0,42°C sampai 11,97°C untuk R-22, sedangkan variasi 9,89 kW/m2 sampai 25,04 kW/m2, fluks massa dari 185 kg/m2.s sampai 445 kg/m2.s dan temperature saturasi dari 3,73°C sampai 9,56°C untuk R-290. Hasil yang diperoleh adalah penurunan tekanan dipengaruhi oleh fluks massa, fluks kalor dan temperature saturasi, dimana R-22 mempunyai penurunan tekanan lebih rendah dari R-290. Sedangkan untuk perpindahan kalor dipengaruhi oleh fluks kalor dan temperature saturasi, sedangkan fluks massa tidak menunjukkan perubahan nilai perpindahan kalor baik untuk R-22 dan R- 290. R-290 mempunyai nilai perpindahan kalor lebih besar dari R-22. Persamaan prediksi paling baik untuk penurunan tekanan R-22 oleh Mishima-Habiki (1996), sedangkan R-290 oleh Homogenous (1960). Persamaan prediksi paling baik untuk perpindahan kalor R-22 oleh Shah (1982), sedangkan R-290 oleh Kwang II Choi (2009). ...... To day the use of environmentally friendly refrigran into human needs. Research on refrigran substitutes, one of which R-290 being the need to know the characteristics of flow boiling. Study pressure drop and heat exchange R-290 is expected to replace the R-22 as a natural refrigran. In the experiment the flow boiling of R-290 and R-22 as the comparison is done in a conventional pipe diameter of 7.6 mm. The variation of the heat flux of 5.9 kW/m2 to 25.04 kW/m2, mass fluxes from 282 to 630 kg/m2.s kg/m2.s, and the saturation temperature of - 0.42°C to 11.97°C to R-22, while the variation of 9.89 kW/m2 to 25.04 kW/m2, mass fluxes from 185 to 445 kg/m2.s kg/m2.s and saturation temperature of 3.73°C to 9.56°C to R-290. The result is a pressure drop is influenced by the mass flux, heat flux and saturation temperature, where the R-22 has a lower pressure drop than R-290. As for the heat transfer is affected by the heat flux and saturation temperature, while the mass flux showed no change in the value of a good heat transfer for R-22 and R-290. R-290 has a value greater heat transfer than R-22. The best prediction equation for the pressure drop of R-22 by Mishima-Habiki (1996), while the R-290 by homogenous (1960). The best prediction equation for the heat transfer of R-22 by Shah (1982), while the R-290 by Kwang II Choi (2009).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>