Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winasty Amilia
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26720
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Puspa Lukitasari
"Skripsi ini membahas pembentukan pengetahuan dan praktik perawatan Anak dengan HIV/AIDS ADHA yang dilakukan di dalam keluarga. Penelitian dilakukan kepada dua orang tua dan seorang kakak yang bertanggung jawab dalam praktik perawatan ADHA. Wawancara mendalam, observasi dan life history dilakukan untuk mengetahui cara-cara yang dilakukan anggota keluarga untuk memperoleh pengetahuan mengenai HIV/AIDS serta tindakan yang dilaksanakan dalam praktik perawatan ADHA dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan pengetahuan anggota keluarga mengenai HIV/AIDS berasal dari informasi yang diperoleh dari orang lain melalui aktivitas mendengar, bertanya maupun mengamati. Pengetahuan yang diperoleh kemudian menjadi pedoman bagi anggota keluarga dalam menjalankan praktik perawatan yang dibutuhkan ADHA.

This study discusses the knowledge construction and care practice of children with HIV AIDS within the family. The study conducted to two parents and an older sibling who was in charge of ADHA care practice. In depth interviews, observation, and life history were conducted to find out the ways in which family members acquired knowledge about HIV AIDS and the actions implemented in ADHA care practices in everyday life. The results show that the knowledge construction of family members about HIV AIDS comes from information obtained from others through listening, inquiring or observing activities. The knowledge gained then becomes the guideline for family members in carrying out the necessary care practices for ADHA."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Heryanto Putro
"ABSTRAK
Pelayanan kesehatan bagi ODHA di Rutan Jakarta Timur masih jauh dari ideal. Faktor penyebabnya adalah adanya stigma dan perilaku diskriminatif terhadap ODHA, baik oleh petugas maupun warga binaannya. Stigma dan perilaku diskriminatif petugas disebabkan oleh minimnya informasi dan pengetahuan salah mengenai HIV/AIDS.
Kebutuhan untuk dicintai dan diterima, sangat diperlukan ODHA, dengan penerimaan, kasih sayang dan dukungan orang di sekelilingnya akan membuat hidup ODHA lebih positif dan berkualitas, pola hidupnya terjaga sehingga diharapkan hidupnya akan lebih panjang. Sayangnya tidak semudah itu ODHA mendapatkan penerimaan, kasih sayang dan dukungan orang-orang di sekelilingnya, baik itu dari keluarga, teman, petugas maupun masyarakat secara luas
Petugas merupakan salah satu komponen paeting yang ada dalam lingkungan Rutan. Tugas pokok dan fungsi petugas Rutan adalah melakukan perawatan dan pembinaan terhadap WBP. Seorang petugas dalam menjalankan tugasnya, harus memiliki kompetensi dasar. Yang dimaksudkan dengan kompentensi dasar tersebut antara lain adalah kemampuan, sikap, pengetahuan yang dapat mendukung program pembinaan. Dalam rangka melakukan pembinaan terhadap ODHA, salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh petugas adalah kemampuan empati dan pengetahuan mengenai ODHA dan HIV/AIDS. Kemampuan berempati adalah petugas mampu mengerti dan memahami apa yang dirasakan (empati) ODHA sehingga dapat mengetahui apa yang mereka butuhkan
Tujuan umum dari penulisan tugas akhir ini adalah meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan bagi ODHA di Rutan Jakarta Timur. Sedangkan tujuan khususnya adalah, menumbuhkan empati petugas
terhadap ODHA di Rutan Jakarta Timur dengan jalan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada petugas tentang HIV/AIDS serta tata cara berempati.
Dalam upaya menumbuhkan empati petugas terhadap ODHA perlu dilakukan program intervensi. Program intervensi yang di tawarkan oleh penulis adalah program pelatihan untuk menumbuhkan empati terhadap ODHA, dengan tumbuhnya empati secara tidak langsung akan dapat menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
Setelah mengikuti program pelatihan empati diharapkan petugas dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Petugas dapat berempati terhadap ODHA sehingga pelayanan kesehatan terhadap ODHA menjadi optimal.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T 17797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Nur Azza
"Menurut Bellak (1993), fungsi utama TAT adalah untuk mengungkapkan dinamika tes kepribadian dan kaitannya dengan fungsi ego. Tes ini menggunakan metode yang sifatnya idiografik, dimana individu dilihat sebagai makhluk yang unik. Murray (dalam Bellak, 1993) menyatakan bahwa setiap kartu TAT dapat dianggap sebagai simulasi situasi sosial , sehingga respon apapun yang muncul akan mencerminkan perilaku individu dalam masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian terhadap Orang dengan HIV AIDS (Odha). Saat seseorang didiagnosa terinfeksi HIV/AIDS, maka ia dihadapkan pada berbagai masalah yang tidak hanya mempengaruhi kondisi fisiknya, tetapi juga memunculkan reaksi psikologis yang mengikuti reaksi seperti yang ditunjukkan oleh pasien terminal illness. Reaksi-reaksi tersebut berupa shock, denial, anger, bargaining, depression dan acceptance. Tidak hanya itu, mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa penyakit kronis yang mereka peroleh memiliki stigma negatif dari masyarakat.
Hal ini berkaitan dengan penemuan awal AIDS pada kaum homoseksual serta penyebarannya yang erat berhubungan dengan penggunaan narkoba Serta perilaku seks diluar nikah. Akibatnya, Odha cenderung dijauhi dan mendapatkan diskriminasi saat berada dalam masyarakat. Dengan beragamnya masalah yang dihadapi. oleh Odha, maka penggunaan TAT yang memiliki kemampuan untuk melihat gambaran here and now dari individu menjadi cukup tepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif; terhadap 4 Odha yang berada di sebuah yayasan pemulihan adiksi.
Dari hasil penelitian ini, terlihat bahwa tidak ada satu kata pun yang ditolak. Seluruh subyek dapat memberikan respon terhadap kartu-kartu yang diberikan. Hasil ini menunjukkan bahwa keempat subyek tidak merasa terganggu dengan gambar dalam kartu TAT yang mungkin mirip dengan peristiwa yang pernah mereka alami. Kemudian, Saat memberikan respon pada gambar, 3 orang subyek (W, S, U) cenderung menggunakan dirinya sendiri sebagai sumber cerita dalam 1 atau lebih kartu yang diberikan. Ketiganya menjelaskan bahwa tokoh dalam kann persis seperti dirinya atau serupa dengan kejadian yang pernah mereka alami sebelumnya Berdasarkan tema deskriptif terlihat bahwa semua subjek cenderung terlihat ragu-ragu dan bingung dalam menghadapi kondisi mereka saat ini. Selain itu, juga terdapat rasa takut akan kematian, penyesalan karena telah menyusahkan keluarga. Serta merasa berdosa karena telah melakukan kesalahan.
Selanjutnya, terlihat juga bahwa keempat subjek memiliki persepsi yang negatif mengenai lingkungannya (mengancam, mencampakkan, mengucilkan, diskriminasi) Masih dalam tema deskriptif tiga orang subyek (kann 1?GF) menunjukkan adanya keinginan untuk melakukan bunuh diri saat merasa putus asa.Meskipun begitu, hal ini perlu ditelaah lebih lanjut dengan wawancara lebih Lanjut sena interpretasi hasil TAT yang lebih mendalam Sedangkan berdasarkan anamnesis. lampak tiga orang subyek (W,U,N) terlihai berusaha menutupi perasaan berkenaan dengan kondisi HIV positifnya, dan hanya subyek S yang terlihat lebih terbuka dalam menunjukkan kekhawatirannya. Meskipun Begitu, keempat subjek terlihat sama-sama memiliki pandangan negatif terhadap perilakunya semasa menggunakan narkoba dan semuanya memberikan reaksi yang sama saat tahu dirinya positif HIV, yaitu kaget, merasa shock.
Lebih lanjut, pemberian konseling pre dan posttest HIV/AIDS dianggap cukup beque ngaruh dalam menyiapkan subjek saat ia menerima hasil tes darah dan keberadaan dukungan (baik oleh keluarga alan yayasan) dipersepsikan sebagai suatu hal yang positif oleh seluruh subjek Hasil anamnesa dan respon TAK terlihat saling memanjang. Beberapa hal yang tidak muncul di anamnesa, ternyata muncul di TAT dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan penggunaan TAT disertai dengan anamnesa dapat memperkaya pemahaman tentang subjek. TAT juga dapat mengungkapkan hal yang tidak bersedia diungkapkan oleh subyek aian pun yang tidak dapat cli ungkapkan selama proses wawancara karena tidak disadarinya. Kemudian., indak dapat disimpulkan adanya kecenderungan patologis pada tiga orang subyek (W, SU) yang menyatakan dengan islam saat memberikan respon bahwa mereka seperti melihat diri mereka sendiri sebagai tokoh di dalam kartu akan bahkan merasa bahwa situasi dalam kartu pernah mereka alami sebelumnya, karena dalam penelitian ini terlihat bahwa hal tersebut dapat memberikan dampak yang positif. Dampak ini terutama terlihat pada subyek S yang menyatakan bahwa melalui bercerita dengan kartu, ia merasa seperti mendapatkan kesempatan untuk sharing dan lebih memahami dirinya sendiri.
Selain itu, dalam memberikan respon, tiga subjek menyatakan bahwa mereka merasa lebih bebas bercerita saat diberikan karm 16 (blank card). Hal ini sesuai dengan pernyataan Bellak (1993) bahwa kartu ini memungkinkan subyek untuk membeberkan imajinasinya dan bebas melakukan proyeksi. Dalam penelitian ini, masih belum terungkap dengan jelas apakah tema yang diproyeksikan melalui kartu berhubungan dengan kondisi positif HIV/AIDS yang oleh subjek ataukah lebih dipengaruhi oleh kondisinya saat ini yang berada pada pemulihan adiksinya Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam, diperkirakan penggunaan level interpretasi yang lebih baik dari tema deskriptif Serta skoring TAT secara lengkap akan lebih membantu. Selain itu, disarankan untuk melakukan penelitian dengan subjek yang memiliki latar belakang berbeda (Odha wanita atau yang tertular melalui hubungan seksual, dst). Penggunaan jumlah kartu yang lebih banyak juga dianjurkan sehingga pemahaman yang didapat menjadi lebih luas. Kemudian, hasil pemeriksaan dan interpretasi TAT yang didapatkan dari subyek dapat dijadikan umpan balik untuknya, sehingga mereka dapat lebih mengenali dan memahami perasaan-perasaan serta cara pandang yang mereka mengenai diri dan lingkungannya.. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, dapat disarankan agar TAT digunakan oleh tenaga yang terlatih sebagai sarana bagi Odha untuk mengekspresikan perasaannya dengan lebih mudah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummu Maratul Udzma
"Penyebab bayi dengan HIV sebagian besar terjadi karena penularan dari ibunya. Ibu hamil dengan HIV dapat menularkan virus kepada bayinya selama proses kehamilan, persalinan atau saat menyusui. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) merupakan intervensi yang sangat efektif untuk mencegah penularan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memahami implementasi program pencegahan penularan penyakit HIV dari ibu ke anak (PPIA) di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara wawancara dan telaahan dokumen. Hasil dari penelitian ini yaitu perlu adanya komitmen dalam menanggulangi masalah HIV dalam pelaksanaan program pencegahan penularan penyakit HIV dari ibu ke anak dengan meningkatkan sosialisasi kepada sasaran program yakni ibu hamil, pelatihan untuk SDM pelaksana program, peningkatan kualitas kegiatan konseling pra-tes dan pasca tes tentang HIV/AIDS, pengintegrasian pencatatan dan pelaporan serta penjadwalan monitoring dan evalusi yang lebih jelas. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu komunikasi, dana, standar operasional prosedur, sumber daya manusia, dan fasilitas mempengaruhi pelaksanaan proses pelayanan PPIA yang meliputi kegiatan konseling pra-tes dan pasca tes tentang HIV/AIDS, skrining HIV pada Ibu hamil, mekanisme rujukan, pencatatan dan pelaporan, serta kegiatan monitoring dan evaluasi. Seluruh proses tersebut memberikan pengaruh terhadap ketercapaian cakupan tes HIV kepada semua Ibu hamil.

The cause of babies with HIV is mostly due to transmission from their mother. Pregnant women with HIV can pass the virus to their babies during pregnancy, childbirth or while breastfeeding. Prevention of mother-to-child transmission of HIV (PMTCT) is a very effective intervention to prevent such transmission. This study aims to understand the implementation of the prevention program of mother-to-child transmission (PMTCT) of HIV in Puskesmas Cempaka Putih and Puskesmas Johar Baru Central Jakarta 2020. This study uses a qualitative approach by interviewing and reviewing documents. The results of this study are that there needs to be a commitment to tackling the problem of HIV in the implementation of prevention programs for HIV transmission from mother to child by increasing socialization to program targets, namely pregnant women, training for program implementing human resources, improving the quality of pre-test and post-test counseling activities about HIV/AIDS, the integration of recording and reporting as well as a clearer scheduling of monitoring and evaluation. The conclusion of this study is that communication, funds, standard operating procedures, human resources, and facilities affect the implementation of the PMTCT service process which includes pre-test and post-test counseling activities about HIV/AIDS, HIV screening for pregnant women, referral mechanisms, recording and reporting, as well as monitoring and evaluation activities. The entire process has an impact on the achievement of HIV testing coverage for all pregnant women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library