Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairunnisak
Abstrak :
Penyakit paru obstruksi kronis PPOK merupakan penyebab kematian ketiga di dunia dengan prevalensi 5,6 di Indonesia. Penderita PPOK berisiko mengalami eksaserbasi yang dicetuskan oleh inflamasi dan/atau stres oksidatif. Stres oksidatif akan mempengaruhi status antioksidan di dalam tubuh termasuk vitamin E. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi antara kadar vitamin E serum dan kekerapan eksaserbasi pada penderita PPOK. Penelitian potong lintang ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan pada bulan April-Agustus 2016, melibatkan 47 penderita PPOK. Asupan vitamin E dinilai dengan food frequency questionnaire FFQ semikuantitatif, kekerapan eksaserbasi didapatkan dari wawancara dan/atau rekam medis, kadar vitamin E serum ditentukan mengunakan high performance liquid chromatography HPLC . Rerata asupan vitamin E subjek adalah 5,8 2,9 mg/hari, di bawah Angka Kecukupan Gizi. Nilai median kadar vitamin E serum 10,8 3,0 ? 14,8 ?mol/L, dan kekerapan eksaserbasi 2 0 ? 9 kali/tahun. Tidak didapatkan korelasi bermakna antara kadar vitamin E serum dan kekerapan eksaserbasi. ......Chronic obstructive pulmonary disease COPD is the third leading cause of death in the world with a prevalence of 5.6 in Indonesia. COPD patients were at risk of exacerbations which may be triggered by inflammation and or oxidative stress. Oxidative stress will affect the antioxidant status, including vitamin E. The aim of this study was to investigate a correlation between serum vitamin E concentration and exacerbation frequency of COPD. This cross sectional study was conducted at Persahabatan General Hospital from April to August 2016, involving 47 COPD patients. Vitamin E intake was assessed using semi quantitative food frequency questionnaire FFQ , exacerbation frequency was obtained by interview and or medical records, serum vitamin E concentration was determined using high performance liquid chromatography HPLC . Subjects rsquo mean vitamin E intake was 5.8 2.9 mg day, which did not meet Recommended Dietary Allowance. Median serum vitamin E concentration was 10.8 3.0 14.8 mol L, and exacerbation frequency was 2 0 9 times year. There was no significant correlation between serum vitamin E concentration and exacerbation frequency.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasby Pri Choiruna
Abstrak :
ABSTRAK
Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) dapat memiliki efikasi diri dan kualitas hidup yang rendah akibat gejala sesak napas dan batuk. Penggunaan inhaler dengan benar dapat mengatasi gejala-gejala tersebut. Mayoritas pasien PPOK masih menggunakan inhaler dengan tidak tepat. Latihan penggunaan inhaler dapat memperbaiki teknik penggunaan inhaler serta diharapkan dapat meningkatkan efikasi diri dan kualitas hidup pasien PPOK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan penggunaan inhaler terhadap efikasi diri dan kualitas hidup pasien PPOK. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experiment dengan nonequivalent control group pretest-postest. Tiga puluh enam pasien PPOK dipilih menggunakan consecutive sampling dan dibagi menjadi kelompok yang mengikuti latihan penggunaan inhaler dan kelompok yang tidak mengikuti latihan penggunaan inhaler. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan efikasi diri pasien PPOK secara bermakna sebesar 9,33 skor setelah latihan penggunaan inhaler (p=0,001; p<0,05) dan terdapat perbedaan perubahan efikasi diri secara bermakna sebesar 6 skor dibandingkan pasien PPOK yang tidak mengikuti latihan penggunaan inhaler (p=0,000; p<0,05). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kualitas hidup pasien PPOK secara bermakna dengan penurunan skor sebesar 10,355 setelah latihan penggunaan inhaler (p=0,001; p<0,05) dan terdapat perbedaan perubahan kualitas hidup secara bermakna sebesar 6,55 skor dibandingkan pasien PPOK yang tidak mengikuti latihan penggunaan inhaler (p=0,000; p<0,05). Terdapat pengaruh latihan penggunaan inhaler terhadap efikasi diri dan kualitas hidup pasien PPOK sehingga latihan penggunaan inhaler direkomendasikan kepada perawat untuk diberikan kepada pasien PPOK.
ABSTRACT
Patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) can have low selfefficacy and quality of life due to symptoms of shortness of breath and cough. Proper use of inhaler is able to overcome these symptoms. The majority of COPD patients are still using inhaler incorrectly. Inhaler use training can improve technique of inhaler use and is expected to improve self-efficacy and quality of life in COPD patients. The purpose of this study was to determine the effect of inhaler use training on self-efficacy and quality of life in COPD patients. The research design used quasi experiment with nonequivalent control group pretest-postest. Thirty-six patients with COPD were selected using consecutive sampling and were divided into groups that followed the inhaler use training and those who did not follow the inhaler use training. The results showed that there was a significant improvement on self-efficacy in COPD patients by 9.33 score after the inhaler use training (p=0.001; p<0.05) and there was a significant difference on self-efficacy change of 6 scores compared to COPD patients who did not follow the inhaler use training (p=0.000; p<0.05). The results also showed that there was a significant improvement on the quality of life in COPD patients with a decrease in the score of 10.355 after the inhaler use training (p=0.001; p<0.05) and there was a significant difference on the quality of life change of 6.55 scores compared to the COPD patients who did not follow the inhaler use training (p=0.000; p<0.05). There was an influence of the inhaler use training on self-efficacy and quality of life in COPD patients so that the inhaler use training is recommended to the nurses to be given to COPD patients.
2018
T49011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library