Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Slamet Riyanto
Abstrak :
Kondisi eksisting dewasa ini menunjukkan bahwa kemampuan masyarakat Indonesia dalam mengakses informasi tidak sama, Selain itu, kondisi saat ini juga menunjukkan informasi publik tidak tersebar secara luas dan merata di seluruh lapisan masyarakat di semua daerah. Informasi publik kian penting artinya dalam menghadapi tantangan pembentukan karakter bangsa di tengah pergaulan dunia global. Dalam usaha penyebaran informasi publik yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat pemerintah membentuk Badan Informasi Publik yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa Badan informasi Publik (BIP) mempunyai tugas melaksanakan pelayanan informasi publik. Perpres tersebut diimplementasikan dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 25 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komunikasi dan Informatika. Kebijakan penyebaran informasi publik merupakan sebuah kebijakan di BIP, kebijakan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebijakan yang strategis dan penting, selain itu dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, bangsa Indonesia telah memasuki era keterbukaan informasi, sehingga implementasi kebijakan penyebaran informasi publik melalui forum tatap muka sudah seharusnya menjadi sarana yang efektif untuk memberikan informasi secara jelas dan tuntas. Untuk dapat mengukur dapat tidaknya program atau kebijakan mencapai sasaran atau tujuan seperti yang diinginkan, Edward III berpendapat ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Bertolak dari latar belakang masalah, pertanyaan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi kebijakan penyebaran informasi publik. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan positivis. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi kebijakan penyebaran informasi publik melalui forum tatap muka di Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo sudah cukup berhasil. Hal ini ditunjukkan dengan adanya respon yang cukup antusias dari peserta tatap muka terhadap tanggapan kegiatan forum tatap muka dalam rangka penyebaran informasi publik, adanya peran serta publik dalam penelitian ini adalah peserta forum tatap muka yang berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan forum tatap muka. Adapun faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan penyebaran informasi adalah faktor komunikasi, sumber daya dan disposisi. Ketiga faktor tersebut memberi pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan penyebaran informasi publik di Badan Informasi Publik. Sedangkan faktor struktur birokrasi tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan implementasi kebijakan penyebaran informasi publik di Badan Informasi Publik Kementerian Kominfo.
The ability of Indonesian people in accesing information at the present time are not the same yet. In addition, this condition shows that public informations are not disseminated widely and evenly to various levels of Indonesian people in all area yet. The public information increasingly become significant to face the chalenges of the national character building in the midst of the global society. As an effort of public information dissemination, the government has established The Public Information Agency as stated in Presidential Regulation Number 15 Year 2005 concerning amendment to the Presidential Regulation Number 10 Year 2005 regarding Organization Unit and Task of Echelon I of State Ministries of the Republic of Indonesia, which mentions that the Public Information Agency (BIP) has the task to implement a public information service. The regulation has been implemented in the Regulation of the Minister of Communication and Information Technology No. 25 of 2008 on the organization and working arrangement of the Ministry of Communications and Information Technology. The policy of public information dissemination must be in accordance with people needs. Its must be a policy which is strategic and important, in addition to the enactment of Law Number 14 Year 2008 on Public Information Transparency, the Indonesian nation has now entering an era of transparency, so that policy implementation of public information dissemination through face-toface forums are supposed to be an effective means to deliver information clearly and completely. To measure whether a program or policy can reach the goals or objectives as desired before, according Edward III, there are 4 (four) factors affecting the successful of policies implementation which are communication, resources, dispositions and bureaucratic structure. Step from the background matters, this research question is what factors are influencing the implementation of public information dissemination policy. This research is descriptive quantitative with positivist approaches. The results showed that the policy implementation of public information dissemination through face-to-face forums in the Public Information Agency - Ministry of Communications and Information Technology has been quite successful. This is shown by the enthusiastic response from the participants in giving feedback and the existence of public participation as shown by the participants that take active role in the implementation of face-to-face forum. The factors that influence the policy implementation of public information dissemination are communication factor, resources and dispositions. All three factors provide a significant impact on the implementation of public information dissemination policy at the Public Information Agency. While the bureaucratic structure factor does not give significant effect on the success of the implementation of public information dissemination policy at the Public Information Agency, Ministry of Communications and Information Technology.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28156
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Indiarti
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasoit, Ina Rohana
Abstrak :
Keadaan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat negara berkembang masih dihadapkan dengan berbagai masalah, diantaranya masalah kesehatan. Departemen Kesehatan RI sebagai instansi yang berwenang terhadap masalah ini, berusaha mengatasinya dengan mengadakan penyuluhan di berbagai media massa dengan tu juan khusus yaitu peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Salah satu media massa yang dipergunakan adalah televisi (TV), karena TV mempunyai fungsi-fungsi yang rnernbuat media ini lebih efektif sebagai sarana penyebaran pesan-pesan kesehatan, antara lain rnelalui acara sinetron. TVRI adalah badan siaran rnilik pemerintah, yang tidak menayangkan iklan bagi surnber dananya melainkan hanya mernperoleh dana dari iuran televisi dan subsidi dari APBN, sehingga menyebabkan adanya keterbatasan dana untuk produksi dan siarannya . Namun demikian TVRI didukung oleh keunggulan jangkauannya yang luas sebesar 900. ooo km persegi untuk seluruh wilayah Indonesia. Dengan ยท kondisikondisi tadi , maka oleh Departemen Kesehatan RI, TVRI dipilih sebaga i media untuk penayangan sinetron dengan pesan-pesan kesehatan, atmaha pen anaan produksi sinetron ini diperoleh dari Depatemen Kesehatan RI. Sinetron seba,gai acara. hiburan yang disisipi pesan pendidikan kesehatan, memerlukan alur cerita yang terpadu agar tidak iari dari fungsi utamanya dimana , sinetron adalah sebagai acara hiburan. Dengan pendekatan e ntereducation maka disajikan sebuah cerita engenai kehidupan keluarga dokter muda, yaitu melalui cerita sinetron seri Sartika. Penelitian ini berusaha menggambarkan bagaimana pesan-pesan kesehatan ini dikemas, dengan melakukan metode penelitian analisis isi pesan. Dari analisis isi yang dilakukan terhadap pesan-pesan kesehatan dalam sinetron Sartika periode Agustus 1989 sampai dengan Pebruari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S4078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gayatri Atmadi
Abstrak :
Kantor berita sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran utama sebagai pusat pengumpulan dan penyebaran berita, feature ( karangan khas ), dan foto ke berbagai surat kabar, majalah, radio televisi serta instansi-instansi pemerintah dan swasta. Penelitian ini memaparkan tentang realitas arus berita ekonomi negara ASEAN dari kantor berita Reuters United Press International (UPI), dan Jaringan Pertukaran Berita ASEAN (JPBA) tanggal 5 November hingga 5 Desember 1989. Skripsi ini meneliti tentang berita ekonomi negara ASEAN yang meliputi persoalan berita ekonomi, bentuk isi berita, arah berita, dan wilayah negara sumber berita. Dengan menggunakan metode analisis isi, penelitian ini menunjukkan bahwa berita ekonomi yang diperoleh dari ketiga sumber berita tersebut paling banyak membahas tentang hubungan kerjasama ekonomi negara ASEAN dengan negara lainnya dan ASEAN dengan sesama negara dengan kecenderungan yang berorientasi positif dari penulisan headline berita, lead berita hingga tubuh berita. kerjasama yang paling menonjol dalam penelitimenjadi topik bahasan utama adalah kerjasama ekonomi di kawasan Asia Pasifik dalam Konperensi Para Menteri Ekonomi ASEAN Ke-21. 9 negara ASEAN. Berita tersebut ditulis mulai Hubungan an ini dan antara negara-negara APEC, dan Pertemuan Analisis penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran Johan Galtung tentang Imperialisme Struktural di bidang dari serta pemikiran Al Hester tentang pola arus berita komunikasi 9 internasional. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian UNESCO merumuskan beberapa faktor yang mempengaruhi ekonomi negara telah arus yang berita dunia khususnya arus berita ASEAN, yaitu ; faktor ekonomi, politik, dan perdagangan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S3985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S7616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lebang, Thomas P. Tengko
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Suryadi
Abstrak :
ABSTRAK
Arus Penyebaran Informasi Dari Kota Ke Desa ( Suatu Analisa Penipisan Isi Informasi Dari Kota Ke Desa, Dengan Studi Kasus Di Desa Sepatan Dan Kohod, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Jawa Barat ). Informasi merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan di daerah pedesaan, melalui skripsi ini penulis ingin mengetahui bagaimana proses penyebaran informasi dari kota ke desa berlangsung. Untuk itu penulis mencoba menganalisa bagaimana isi dari informasi yang disampaikan dari kota ke desa mengalami proses penipisan. Dari hasil penelitian diketahui dan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses penyebaran informasi dari kota ke desa telah terjadi gejala penipisan isi informasi. Bahkan informasi yang dikirim atau datang dari kota ke desa itu kurang dapat diserap oleh penduduk di desa karena kurang sesuai dengan kebutuhan langsung masyarakat desa tersebut.
1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hengeveld, R.
New York : Cambridge University Press, 1990
574.9 HEN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Effendi
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang:Karsinoma sebasea palpebra merupakan karsinoma adneksa mata terbanyak dan memiliki prognosis buruk. Penyebaran pagetoid pada karsinoma sebasea palpebra merupakan faktor yang mempengaruhi prognosis buruk. Hasil retrospektif karsinoma sebasea palpebra di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM Jakarta tahun 2010 sampai 2015 didapatkan 89 kasus memiliki prognosis buruk. Pemeriksaan imunohistokimia IHK Ki67 merupakan salah satu marker yang digunakan utuk menentukan prognosis. Pada penelitian ini akan diteliti hubungan ekspresi Ki67 pada karsinoma sebasea palpebra dengan penyebaran pagetoid dan tanpa penyebaran pagetoid.Bahan dan cara: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Sampel terdiri atas 40 kasus karsinoma sebasea palpebra di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM periode Januari 2009 sampai September 2016.Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok dengan penyebaran pagetoid dan tanpa penyebaran pagetoid.Dilakukan pulasan imunohistokimia Ki67, kemudian dihitung persentase positivitasnya.Hasil: Ekspresi Ki67 pada semua kasus mempunyai rentang antara 2,8 sampai 88 , ekspresi Ki67 tinggi sebanyak 30 kasus 75 . Tidak terdapat perbedaan bermakna ekspresi Ki67antara karsinoma sebasea palpebra dengan penyebaran pagetoid dan tanpa penyebaran pagetoid p=0,136 . Ekspresi Ki67 pada kelompok penyebaran pagetoid cenderung lebih tinggi mean 43,83 dibandingkan tanpa penyebaran pagetoid mean 34,10 . Tidak terdapat perbedaan bermakna ekspresi Ki67 antara karsinoma sebasea palpebra berdiferensiasi baik, sedang dan buruk p=0,396 .Kesimpulan: Ditemukan ekspresi tinggi Ki67 pada karsinoma sebasea palpebra.Tidak terdapat perbedaan ekspresi Ki67 pada karsinoma sebasea palpebra dengan penyebaran pagetoid dan tanpa penyebaran pagetoid.Ekspresi Ki67 cenderung lebih tinggi pada penyebaran pagetoid dari pada tanpa penyebaran pagetoid.
ABSTRACT
Background Eyelid sebaceous carcinoma is the most common adnexal carcinoma of the eye and has a poor prognosis. Pagetoid spread is a factor of poor prognosis in eyelid sebaceous carcinoma. The retrospective study of eyelid sebaceous carcinoma in Anatomical Pathology Department Cipto Mangunkusumo Hospital Faculty of Medicine Universitas Indonesia between 2010 and 2015 found 89 cases with poor prognosis. Ki67 is a marker of immunohistochemical which is used to determinate the prognosis. This present study was designed to investigate the Ki67 expression in eyelid sebaceous carcinoma with and without pagetoid spread.Materials and methods This study used a cross sectional design. The sample was consist of 40 cases of eyelid sebaceous carcinoma in Anatomical Pathology Department Cipto Mangunkusumo Hospital Faculty of Medicine Universitas Indonesia between January 2009 and September 2016 period. The samples were divided into two groups with and without pagetoid spread. All cases stained by Ki67 immunohistochemistry and evaluated by the percentages of positivityResults Ki67 expression in all cases have a range between 2.8 to 88 , high Ki67 expression was found in 30 cases 75 . There were no significant differences of Ki67 expression between eyelid sebaceous carcinoma with and without pagetoid spread p 0.136 . Ki67 expression was higher in pagetoid spread mean 43.83 than without pagetoid spread mean 34.10 . There was no significant difference of Ki67 expression in eyelid sebaceous carcinoma between well differentiated, moderately differentiated and poorly differentiated p 0.396 .Conclusion Ki67 expression was high in eyelid sebaceous carcinoma. Ki67 expression was no different in eyelid sebaceous carcinoma with and without pagetoid spread. Eyelid sebaceous carcinoma with pagetoid spread tend to be higher Ki67 expression than without pagetoid spread.
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Effendi
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Karsinoma sebasea palpebra merupakan karsinoma adneksa mata terbanyak dan memiliki prognosis buruk. Penyebaran pagetoid pada karsinoma sebasea palpebra merupakan faktor yang mempengaruhi prognosis buruk. Hasil retrospektif karsinoma sebasea palpebra di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM Jakarta tahun 2010 sampai 2015 didapatkan 89 kasus memiliki prognosis buruk. Pemeriksaan imunohistokimia IHK Ki67 merupakan salah satu marker yang digunakan utuk menentukan prognosis. Pada penelitian ini akan diteliti hubungan ekspresi Ki67 pada karsinoma sebasea palpebra dengan penyebaran pagetoid dan tanpa penyebaran pagetoid.Bahan dan cara: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Sampel terdiri atas 40 kasus karsinoma sebasea palpebra di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM periode Januari 2009 sampai September 2016. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok dengan penyebaran pagetoid dan tanpa penyebaran pagetoid. Dilakukan pulasan imunohistokimia Ki67, kemudian dihitung persentase positivitasnya.Hasil: Ekspresi Ki67 pada semua kasus mempunyai rentang antara 2,8 sampai 88 , ekspresi Ki67 tinggi sebanyak 30 kasus 75 . Tidak terdapat perbedaan bermakna ekspresi Ki67antara karsinoma sebasea palpebra dengan penyebaran pagetoid dan tanpa penyebaran pagetoid p=0,136 . Ekspresi Ki67 pada kelompok penyebaran pagetoid cenderung lebih tinggi mean 43,83 dibandingkan tanpa penyebaran pagetoid mean 34,10 . Tidak terdapat perbedaan bermakna ekspresi Ki67 antara karsinoma sebasea palpebra berdiferensiasi baik, sedang dan buruk p=0,396 .Kesimpulan: Ditemukan ekspresi tinggi Ki67 pada karsinoma sebasea palpebra. Tidak terdapat perbedaan ekspresi Ki67 pada karsinoma sebasea palpebra dengan penyebaran pagetoid dan tanpa penyebaran pagetoid. Ekspresi Ki67 cenderung lebih tinggi pada penyebaran pagetoid dari pada tanpa penyebaran pagetoid.
ABSTRACT
This study aimed to determine whetherBackground Eyelid sebaceous carcinoma is the most common adnexal carcinoma of the eye and has a poor prognosis. Pagetoid spread is a factor of poor prognosis in eyelid sebaceous carcinoma. The retrospective study of eyelid sebaceous carcinoma in Anatomical Pathology Department Cipto Mangunkusumo Hospital Faculty of Medicine Universitas Indonesia between 2010 and 2015 found 89 cases with poor prognosis. Ki67 is a marker of immunohistochemical which is used to determinate the prognosis. This present study was designed to investigate the Ki67 expression in eyelid sebaceous carcinoma with and without pagetoid spread.Materials and methods This study used a cross sectional design. The sample was consist of 40 cases of eyelid sebaceous carcinoma in Anatomical Pathology Department Cipto Mangunkusumo Hospital Faculty of Medicine Universitas Indonesia between January 2009 and September 2016 period. The samples were divided into two groups with and without pagetoid spread. All cases stained by Ki67 immunohistochemistry and evaluated by the percentages of positivityResults Ki67 expression in all cases have a range between 2.8 to 88 , high Ki67 expression was found in 30 cases 75 . There were no significant differences of Ki67 expression between eyelid sebaceous carcinoma with and without pagetoid spread p 0.136 . Ki67 expression was higher in pagetoid spread mean 43.83 than without pagetoid spread mean 34.10 . There was no significant difference of Ki67 expression in eyelid sebaceous carcinoma between well differentiated, moderately differentiated and poorly differentiated p 0.396 .Conclusion Ki67 expression was high in eyelid sebaceous carcinoma. Ki67 expression was no different in eyelid sebaceous carcinoma with and without pagetoid spread. Eyelid sebaceous carcinoma with pagetoid spread tend to be higher Ki67 expression than without pagetoid spread.
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>