Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rexy Darmawan
Abstrak :
Penyerapan gas CO2 memiliki peran yang vital dalam industri gas alam. Teknologi alternatif untuk proses penyerapan CO2 ialah kontaktor membran serat berongga. Teknologi kontaktor membran ini dapat mengatasi kelemahan yang dimiliki kolom konvensional. Namun dalam prakteknya kontaktor membran masih memiliki kekurangan seperti permasalahan pembasahan membran oleh pelarut. Oleh karena itu penelitian ini akan menguji pengaruh laju alir pelarut dan jumlah serat membran dalam kinerja penyerapan gas CO2 murni melalui kontaktor membran serat berongga dengan bahan material membran bersifat superhidrofobik. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan DEA 5% volum. Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini ialah laju pelarut dan jumlah serat membran. Laju pelarut yang digunakan antara 100-500 cm3/menit, sedangkan jumlah serat membran 2000, 4000 dan 6000. Setiap percobaan dilakukan pada laju gas CO2 sebesar 240 cm3/menit. Parameter kinerja perpindahan massa yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu efisiensi penyerapan 56%, laju CO2 terabsorpsi 9x10-2 mmol/s, koefisien perpindahan massa 6x10-4 cm/s, fluks CO2 1,85x--5 mmol/cm2.s, serta acid loading 9,5x10-2.
The absorption of CO2 gas has a vital role in the natural gas industry. A promising alternative technology that overcome the disadvantages of conventional gas absorption is hollow fiber membrane contactor. However, in practice, contactor membrane still has problem such as wetting membrane by the solvent. Therefore this study evaluates the effect of solvent flow rate and the number of fibers in pure CO2 gas absorption performance through superhydrofobic hollow fiber membrane contactor using DEA 5%-volume as solvent. The abosrbent that we used in this research is diethanolamine (DEA) with the concentration 5 %-v. Independent variables in this research are solvent flow rate and the number of fibers. Solvent flow rate that we used between 100-500 cm3/minute, and for the amount of fibers are 2000, 4000 and 6000. Each of the experiments that conducted at the CO2 flow rate 240 cm3/minute. Results show that CO2 removal efficiency is 56%, while the rate of CO2 absorption is 9x10-2 mmol/s with overall mass transfer coefficient 6x10-4 cm/s, flux of CO2 absorption is 1.85x10-5 mmol/cm2.s and the acid loading is 9.5x10-2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Alexander
Abstrak :
Karbon dioksida merupakan senyawa pengotor pada gas alam yang dapat mengurangi nilai kalor dan bersifat korosif pada perpipaan. Salah satu metode pemisahan CO2 dari gas alam adalah dengan menggunakan kontaktor membran. Penggunaan kontaktor membran membran superhidrofobik digunakan sebagai media alternatif karena kemampuannya dalam memisahkan CO2 dengan area kontak yang besar pada ukuran yang compact dan mempunyai ketahanan yang baik akan pembahasan yang terjadi oleh larutan absorben. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja kontaktor membran superhidrofobik pada penyerapan gas CO2. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas CO2 dan CH4 sebagai pendekatan dari gas alam yang sesungguhnya. Pada penelitian ini, gas campuran CO2-CH4 dialirkan di bagian shell dan absorben PEG-300 di bagian lumen dalam membran kontaktor. Pengambilan sampel dilakukan setelah 15 menit dan kandungan CO2-CH4 yang tersisa dianalisis dengan Gas Chromatography. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah laju alir gas umpan, konsentrasi pelarut PEG-300, dan jumlah serat membran kontaktor. Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 0,99-4.29 x 10-7 m/s, fluks 0,39 ndash; 1.05 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 1,94-5.33 x 10-3 mmol/s, CO2 Loading 2.33-6.40 x 10-3, dan efisieni penyerapan sebesar 3.39-7.98.
Carbon dioxide is pollutant in natural gas that could decrease heating value of gas and corrosive due to pipeline gas. One of the separataion method of CO2 from natural gas using membrane contactor. The usage of contactor membrane hidrofobic as alternative method because of a huge surface of contactor area in a compact size. Also it has good resistance from wetting that caused by solvent. The purpose of this research is to know the performance super hidrofobic membrance contactor on absorbing carbon dioxide gas. Gas that used in this research is the mixed of CO2 and CH4 to approach on real natural gas composition. In this research CO2 CH4 is flown on shell side and the absorbent PEG 300 is in lument site of membrane. Sampling time is done in 15 minutes. After 15 minutes the gas will be analysed using Gas Chromatography. Variation in this research is gas flow rate, PEG 300 solvent concentration, and membrane fibre. Based on the research mass transfer coefficient is 0,99 4.29 x 10 7 m s, flux is 0,39 ndash 1.05 x 10 5 mol m2.s, absorbed CO2 is 1,94 5.33 x 10 3 mmol s, CO2 Loading 2.33 6.40 x 10 3, dan absorption efficieny is 3.39 7.98.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Larasati
Abstrak :
Karbon dioksida adalah senyawa yang banyak terdapat pada flue gas dan merupakan penyebab paling serius dari global warming. Teknologi pemisahan gas CO2 dari flue gas yang banyak digunakan hingga saat ini adalah kolom absorbsi konvensional. Teknologi alternatif baru yang potensial untuk pemisahan CO2 ini adalah kontaktor membran. Dalam penelitian ini akan diuji pengaruh konsentrasi pelarut dan laju alir gas serta jumlah serat membran pada kinerja penyerapan CO2 melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan polietilen glikol PEG . Variasi konsentrasi yang digunakan yaitu 5 , 10 , 15 , dan 20 -b/v. Variasi laju alir gas yang digunakan yaitu 134, 190, dan 288 mL/menit. Jumlah serat membran yang digunakan yaitu 1000, 3000, dan 5000. Setiap percobaan dilakukan pada laju alir pelarut sebesar 300 mL/menit. Sebelumnya, dilakukan uji hidrodinamik dimana rasio penurunan tekanan terbesar mencapai 1,67. Konsentrasi pelarut yang optimum yaitu pada rentang 5-10 -b/v. Parameter kinerja perpindahan massa yang dapat dicapai antara lain koefisien perpindahan massa 5,85x10-7 m/s, fluks perpindahan massa 2,18x10-5 mol/m2.s, acid loading 7,9x10-3 mol CO2/mol PEG, persentase penyerapan 25,82 , dan jumlah CO2 terabsorpsi 6,6x10-6 mol.
Carbon dioxide is a compound in flue gas and is the most serious cause of global warming. CO2 gas separation technology that is widely used is a conventional absorption column. A potential new alternative technologies for CO2 separation is a membrane contactor. In this research will be tested the effect of the concentration of the solvent, the gas flow rate and the number of membrane fibers in CO2 absorption performance through the superhydrophobic hollow fiber membrane contactor. The absorbent that we used in this research is polyethylene glycol PEG. The variation of solvent concentration used are 5 , 10 , 15 , and 20 w v. The variation of gas flow rate used are 134, 190, and 288 mL minute. The number of fibers used are 1000, 3000, and 5000. All experiments are being done with solvent flow rate of 300 mL minute. At first, hydrodynamic test was run and the biggest pressure drop ratio calculated is 1,67. The optimum range for solvent concentration is 5 10 w v. Mass transfer parameters reached in this experiments are 5,85x10 7 m s for mass transfer coefficient, 2,18x10 5 mol m2.s for mass transfer flux, 7,9x10 3 mol CO2 mol PEG for acid loading, 25,82 , for absorption efficiency, and 6,6x10 6 mol s for amount of absorbed CO2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S62749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Ivander Christian
Abstrak :
Pemisahan CO2 pada umumnya menggunakan kolom absorpsi konvensional. Namun, teknologi pemisahan kolom absorbs konvensional memiliki beberapa kekurangan dalam pengoperasiannya seperti terjadinya foaming, entrainment, flooding, serta energi yang dibutuhkan jumlahnya besar. Teknologi yang dapat mengatasi masalah-masalah dalam pemisahan CO2 adalah kontaktor membran. Oleh karena itu, penelitian ini meninjau pengaruh laju gas terhadap kinerja penyerapan gas CO2 murni melalui kontaktor membran serat berongga dengan bahan material membran bersifat super hidrofobik. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah CO2; larutan penyerapannya adalah PEG 5 v; dan parameter kinerja penyerapannya adalah efisiensi penyerapan, koefisien dan fluks perpindahan massa. Pada penelitian ini didapatkan nilai koefisien perpindahan massanya KL sebesar 1,1 x 10-6 m/s, Fluks perpindahan massa J sebesar 1,8 x 10-5 mol/m2.s , Persen penyerapan CO2 sebesar 8,03 , CO2 terabsorpsi sebesar 1,7 x 10 5 mol/s, dan CO2 loading didapatkan sebesar 0,0204 mol/mol. Pada penelitian didapatkan konsentrasi optimum pada konsentrasi 10 v.
Carbon dioxide separation usually using conventional absorption. But, conventional absorption have several disadvantage foaming, flooding, entraiment, and a huge amount require energy. This study evaluated the performance of absorption of CO2 through the superhydrophobic contactor membran. Superhydrophobic contactor membran's performance is evaluated from four main parameters with the variation of solvent flow rates of gas carbon dioxide 160, 260, and 311 mL min and the number of contactors membran fibers 1000, 3000, and 5000. The results of this study will define the flow rate of the Polyethylene Glycol solvent effects, increases superhydrophobic contactor membran's performance in terms of mass transfer coefficient, flux, and the efficiency CO2 absorption. Based on the research mass transfer coefficient is 1.1 x 10 6 m s, flux is 1.8 x 10 5 mol m2.s, absorbed CO2 is 1.7 x 10 5 mmol s, CO2 loading is 0.0204 mol mol , dan absorption efficieny is 8.03 . The optimum concentration of absorbent is 10 v.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusep Kartiwa Caryana
Abstrak :
Penyerapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS) pelu termasuk industri hilir minyak dan gas bumi karena pemerintah indonesia telah mengadopsi perjanjian Paris tentang penurunan emisi gas rumah kaca (the paris agreement on greenhouse gas emissions reduction). Berbagai teknik penyerapan emisi CO2 hasil pembakaran telah dikembangkan. Salah satu pendekatan baru untuk menyerap CO2 guna mengurangi emisi ke atmosfir adalah teknologi (kristalisasi) hidrat gas CO2. Dasar teknologi hidrat CO2 adalah seleksi parsial terhadap komponen-komponen target fasa hidrat dan fasa gas. Dengan teknik ini, ditargetkan CO2, dapat lebih mudah dijebak dan ditangkap ke dalam fase kristal, dibanding komponen lain. Studi terdahulu menemukan bahwa kesetimbangan gas/hidrat masing-masing pada tekanan 7,6 MPa dan 11,0 MPa serta temperatur 274 K dan 277 K, tidak tepat diterapkan pada industri hilir minyak dan gas bumi karena akan diperlukan biaya yang sangat tinggi untuk mengkoperansi gas sampai dengan pembentukan hidrat. Promotor hidral yang tepat termasuk tetrahydrofuran (THF) dan sodium dodecyl sulfate (SDS) dapat digunakan supaya tekanan pembentukan hidrat dan konsumsi energi yang optimal dapat dicapai sesuai realitas industri. Dengan menambahkan THF dan SDS sekitar 62,3 Nm/m hidrat CO2 dapat terbentuk pada tekanan 30 bar dan temperatur antara 274-277 K dalam waktu reaksi sekitar 15 menit. Hasil berbagai eksperimen menunjukan bahwa dengan jaminan kontak cairan dan gas serta promotor hidrat yang optimal, teknologi pembentukan hidrat CO2 secara berkelanjutan akan layak diterapkan pada skala industri termasuk penurunan emisi CO2 insudtri hilir minyak dan gas bumi. Tetapi, dibandingkan dengan kredit karbon internasional, kelayakan biaya penurunan CO2 didaratan sangat tergantung kepada jarak transportasi CO2 melalui pipa.
Jakarta: Lemigas, 2017
620 SCI 40:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Andika Putri
Abstrak :
Kini telah dikembangkan teknologi membran dengan kontaktor serat berongga yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi akibat pemisahan CO2 menggunakan kolom konvensional. Prinsip dari kontaktor membran ini menggunakan gaya penggerak berupa perbedaan konsentrasi. Namun terdapat kelemahan dari teknologi ini yaitu terjadi pembasahan membran oleh pelarut. Oleh karena itu penelitian ini menguji pengaruh laju alir pelarut PEG, konsentrasi pelarut, dan jumlah serat membran dalam kinerja penyerapan gas CO2 melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Efektivitas kinerja membran diukur berdasarkan parameter hidrodinamikanya. Proses absorpsi ini merupakan absorpsi fisika, dimana gas CO2 sebagai zat terlarut dan polietilen glikol sebagai pelarut. Dengan variabel bebas dari penelitian ini yaitu laju alir pelarut PEG 100-500 cm3/menit, konsentrasi pelarut 5-20%, dan jumlah serat membran yaitu 1000, 3000, 5000. Pada penelitian ini hasil optimum diperoleh pada laju alir pelarut 500 ml/menit dan jumlah serat 5000, untuk koefisien perpindahan massa (KL) sebesar 3,7x10-4 cm/s, efisiensi penyerapan (%R) sebesar 14,6%, fluks (J) sebesar 1,4x10-5 mol/cm2.s, dan acid loading sebesar 4x10-3. Sedangkan besar konsentrasi pelarut optimum 10%.
Now has developed technology hollow fiber membrane contactor that can overcome the problems caused by CO2 separation using conventional columns. The principle of this membrane contactor is using the driving force as different concentrations. But a weakness of this technology is going wetting membrane by the solvent. Therefore, this study examined the effect of PEG solvent flow rate, the concentration of the solvent, and the amount of fiber membranes in CO2 gas absorption performance through the hollow fiber membrane contactor superhydrophobic. Effectiveness of membrane performance is measured based on the parameters their hydrodinamics. This absorption process is a physical absorption, where CO2 as a solutes and polyethylene glycol as a solvent. With the independent variables of this research that PEG solvent flow rate of 100-500 cm3/min, the solvent concentration of 5-20%, and the number of membrane fibers, namely 1000, 3000, 5000. In this study, the results obtained in the optimum solvent flow rate of 500 ml/min and the amount of fiber 5000, for the mass transfer coefficient (KL) of 3,7x10-4 cm/s, the efficiency of absorption (%R) at 14,6%, the flux (J) of 1,4x10-5 mol/cm2.s, and acid loading of 4x10-3. Whereas, the optimum solvent concentration is 0%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Radifan Sumarna
Abstrak :
In this study, the effectiveness of the absorption of CO2 using hollow fiber membrane contactors is evaluated based on variations in the gas flow rate, and the number of membrane. This study used membrane composed of 1000, 3000, 5000 fiber PVC and solvent PEG 300. The gas flow rate variation is 197, 300 and 380 mL min, while the rate of solvent used is 300 mL min. Variation in this research is gas flow rate, and membrane fibers. Based on the research mass transfer coefficient is 5,4 13,88 x 10 7 m s, flux is 1,99 ndash 9,11 x 10 5 mol m2.s, the amount of absorbed CO2 is 9,43 18,34 x 10 3 mmol s, dan absorption efficieny is 17,90 22,22.
Dalam studi ini, efektivitas penyerapan CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga dievaluasi berdasarkan variasi laju alir gas, dan dan jumlah membrane. Pada studi ini digunakan kontaktor membran yang terdiri dari 1000, 3000, dan 5000 serat PVC dan pelarut PEG-300. Laju alir gas yang digunakan adalah 197, 300, dan 380 mL/min, sedangkan laju pelarut yang digunakan adalah 300 mL/min. Gas yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran CO2-CH4. Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 5,4-13,88 x 10-7 m/s, fluks 1,99 ndash;9,11 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 9,43-18,34 x 10-3 mmol/s, , dan efisieni penyerapan sebesar 17,90-22,22.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library