Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Jawatan Penerangan Agama . Departemen Agama
050 PAG 8 (1960)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Surtimanah
"Pelatihan penyuluhan untuk meningkatkan kinerja petugas telah banyak dilakukan, namun pengaruhnya terhadap kinerja petugas pengelola penyuluhan Puskesmas belum diketahui. Penelitian menggunakan disain kuasi eksperimen dengan intervensi pelatihan penyuluhan terhadap petugas pengelola penyuluhan Puskesmas di Kabupaten Indramayu dengan kontrol petugas di Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat.
Uji t kinerja kelompok intervensi sebelum dan sesudah pelatihan, menunjukkan peningkatan kinerja 49,35 dengan p = 0,000. Uji t peningkatan kinerja antara kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan pelatihan meningkatkan kinerja lebih tinggi 37,48 dengan p = 0,000. Efektifitas pelatihan terhadap peningkatan kinerja 19,35 %. Penyesuaian rata-rata dengan anakova menghasilkan peningkatan kinerja di kelompok intervensi 48,73 dan perbedaan peningkatan 36,24.
Uji t pengetahuan kelompok intervensi sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan pelatihan teoritis di kelas meningkatkan rata-rata pengetahuan sebesar 5,07 dengan p = 0,000. Dalam kurun waktu 5 bulan dengan latihan lanjutan selang waktu 2,5 bulan, menunjukkan tidak terjadi penurunan pengetahuan (p = 0,096). Di kelompok kontrol tidak terjadi perubahan, namun ada kecenderungan penurunan pengetahuan. Efektifitas pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan 32,26 %.
Kondisi bantuan, insentif, pedoman kerja dan evaluasi kerja dalam kategori kurang. lingkungan fisik dalam kategori kurang, sedangkan lingkungan sosial dalam kategori baik. Uji korelasi dan regresi di kelompok intervensi menunjukkan pedoman kerja berkontribusi terhadap kinerja (p = 0,044).
Dapat disimpulkan pelatihan penyuluhan meningkatkan pengetahuan dan kinerja dibandingkan sebelum pelatihan. Peningkatan kinerja petugas yang mendapat pelatihan lebih tinggi dibandingkan petugas yang tidak mendapat pelatihan. Pelatihan dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja dengan pengembangan pelatihan yang sesuai kebutuhan petugas. Dilaksanakannya pelatihan disertai upaya peningkatan pedoman kerja, diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerja petugas.
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan pengukuran kinerja melalui observasi proses. Selain itu penelitian efektifitas metoda pelatihan terhadap peningkatan kinerja dan studi kasus hubungan kinerja petugas pengelola penyuluhan Puskesmas dengan keberhasilan program penyuluhan kesehatan di Puskesmas.

Health Education Training to improve staff performance was frequently done, but their influence on Puskesmas Health Educators was not known. The research used quasi experimental design, with the training of Puskesmas Health Educator in Indramayu as the intervention. The control was Health Educators at the District of Cirebon.
The T-test in intervention group performance before and after the training showed an increase on performance score as high as 49.35, with p value = 0.000. The T-test for performance improvement showed that the training had improved the performance score of the intervention group 37.48 higher than the control group with p value = 0.000. The training effectivity on performance improvement was 19.35 %. Mean adjusted result using anacova test showed that performance improvement in the intervention group was 48.73, the difference with the control group was 36.24.
The T-test on health education knowledge in the intervention group before and after training showed that classroom theoretical training increased knowledge as high as 5.07 in average, with p value = 0.000. In five months, with a retraining after 2.5 months, there was no decrease in knowledge (p value= 0.096). There was no change in the control group, although there was decreasing trend in knowledge. Training effectivity on knowledge improvement was 32.26 %.
The condition of help, incentive, validity (guidelines) and work evaluation were in the bad category. The physical environment was in the bad category and the social environment was in the good category. Correlation and regression test in the intervention group showed that the contribution of guidelines on the performance was positive ( p value = 0.044).
It can be summarized that health education training had improved the staff knowledge and performance. Performance improvement among the trained staff was higher the untrained staff. The training could be used for performance improvement based on staff need. The 'training together with guidelines improvement was hoped to improved staff performance.
Continued research is needed to develop performance measurement through an observation process. Other possible researches are a research on training method effectivity on performance improvement, and case study on the correlation between Puskesmas Health Educator performance and succesfull health program at Puskesmas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Nur Atikah
"Trikuriasis merupakan penyakit yang rentan menginfeksi anak-anak, terutama di daerah dengan sanitasi buruk. Untuk mencegah trikuriasis dibutuhkan pengetahuan mengenai gejala, pengobatan, dan pencegahan trikuriasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan murid mengenai trikuriasis. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) X, Bantar Gebang dengan desain pre-post study. Pengambilan data dilakukan pada Desember 2011 dengan metode total population terhadap 60 murid SD X. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan mengenai gejala, pengobatan, dan pencegahan trikuriasis. Data diproses dengan SPSS versi 20.0 dan diuji dengan uji Willcoxon.
Hasil penelitian didapatkan murid kelas IV SD berjumlah 27 murid (45%), kelas V SD 12 murid (20%), dan VI SD 21 murid (35%). Tingkat pengetahuan semua murid sebelum penyuluhan tergolong kurang dan tetap tergolong kurang sesudah penyuluhan sehingga tidak dilakukan uji statistik. Pada uji Willcoxon didapatkan perbedaan bermakna pada skor sebelum dan sesudah penyuluhan pada tiga pertanyaan mengenai gejala dan pencegahan trikuriasis (p<0,05) tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah penyuluhan pada dua pertanyaan lainnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan murid mengenai trikuriasis.

Children living in unsanitary area are susceptible to trichuriasis. Children need knowledge about trichuriasis in order to prevent trichuriasis. The purpose of this study is to determine the effect of health education on students? knowledge about trichuriasis. This study was conducted at X Elementary School, Bantar Gebang, Bekasi using pre-post study design. The data was collected in December 2011, involving 60 students of X Elementary School selected with total population method. Students were asked to fill out questionnaires about symptoms, treatment, and prevention of trichuriasis before and after health education. Data were processed using SPSS 20.0 and tested using Willcoxon test.
The result shows there were 27 fourth grade students (45%), 12 fifth grade students (20%), and 21 sixth grade students (35%). All students had poor knowledge before health education was given and did not improve afterwards so statistic test was not conducted. Based on Willcoxon test, there is a significant difference between pre-test and post-test score on three questions about symptoms and prevention of trichuriasis (p<0,05). However, there is no significant difference between before and after health education on two other questions. In conclusion, health education does not have effect on students? knowledge about symptoms and prevention of trichuriasis.
"
Depok: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheli Azalea
"Cacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya pada anak usia sekolah dasar (SD). Pengetahuan mengenai pencegahan dan pengobatan penting dalam mengatasi cacingan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan murid SD mengenai cacingan.
Penelitian menggunakan desain eksperimental dengan intervensi penyuluhan kesehatan. Pengambilan data dilaksanakan di SD X Bantar Gebang, Bekasi pada tanggal 17 Desember 2011 terhadap 60 murid SD kelas IV, V, dan VI. Murid tersebut diberikan penyuluhan mengenai pencegahan dan pengobatan cacingan.
Evaluasi dengan pretest dan posttest menggunakan kuesioner berisi lima pertanyaan mengenai pencegahan dan pengobatan cacingan. Data diolah dengan SPSS 20.0 serta diuji dengan marginal homogeneity dan Wilcoxon. Sebelum penyuluhan, murid yang mempunyai pengetahuan kurang 56 orang (93,3%), sedang 4 orang (6,7%), dan tidak ada yang memiliki pengetahuan baik. Setelah penyuluhan, murid dengan pengetahuan kurang 51 orang (85%), sedang 8 orang (13,3%), dan baik 1 orang (1,7%). Sebelum penyuluhan, pertanyaan yang paling banyak dijawab tidak tepat oleh murid SD adalah makanan yang tidak boleh dimakan penderita cacingan (88,3% yang menjawab salah).
Berdasarkan uji marginal homogeneity didapatkan perbedaan tidak bermakna (p=0,058) pada pengetahuan murid sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan penyuluhan tidak berperan meningkatkan pengetahuan murid SD mengenai pencegahan dan pengobatan cacingan.

Helminthiasis is a health problem in Indonesia especially in school age children. Knowledge on helminthiasis prevention and medication is important in overcoming the disease. The aim of this research is to know the role of health education in stage of elementary school student knowledge level on prevention and medication of helminthiasis.
This case study uses experimental design with intervention in health education and analyze by SPSS 20.0 with marginal homogeneity and Wilcoxon test. Data collected in SD X, Bantar Gebang, Bekasi on December 17th, 2011 from 60 elementary school students.
Health education was given about helminthiasis prevention and education. Pretest and posttest use questionnaire which consists of five questions about helminthiasis. Knowledge level of student before health education are 93,3% poor, 6,7% average, and 0% good. After health education, the knowledge level are 85% poor, 13,3% average,and 1,7% good. Before health education, the question with the poorest score is the food that forbidden for helminthiasis (88,3% answer false).
Based on marginal homogeneity test, there is no siginificant difference (p=0,058) on the knowledge level before and after health education. It is concluded that health education has no role in increasing knowledge level of elementary school student on helminthiasis prevention and medication."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pascal Komala
"Di negara berkembang prevalensi skabies sekitar 6 27 dari populasi umum dan lebih tinggi pada anak anak dan remaja Pengetahuan mengenai pencegahan berperan penting dalam menanggulangi skabies Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan usia tingkat pendidikan sumber informasi lama sakit skabies dengan tingkat pengetahuan santri akan pengobatan skabies di Pesantren X Jakarta Selatan dan peran penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan santri akan pengobatan skabies di Pesantren X Jakarta Selatan Pada dasarnya penelitian ini menggunakan desain ekperimental yang diimplementasikan dengan mekanisme pre post study Data diambil di Jakarta anggal 9 Mei 2013 pada 100 santri yang sebelum penyuluhan diberikan kusioner dan sesudahnya Kuesioner terdiri atas 5 pertanyaan yang mengaju kepada pengobatan skabies Pada penelitian didapatkan data sebelum penyuluhan santri yang memiliki pengetahuan baik 7 orang 7 pengetahuan sedang 25 orang 25 dan buruk 68 orang 68 Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara usia jenjang pendidikan sumber informasi dan lama menderita skabies dengan pengetahuan mengenai pengobatan skabies Setelah penyuluhan guru dengan tingkat pengetahuan baik adalah 23 orang 23 cukup 37 orang 37 dan kurang 40 orang 40 Berdasarkan uji marginal homogeneity didapatkan perbedaan bermakna p 0 01 pada tingkat pengetahuan yang dimiliki santri sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan Disimpulkan bahwa penyuluhan memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan pengetahuan santri mengenai pengobatan skabies guna hasil pengobatan yang lebih baik.

In developing countries the prevalence of skabies approximately 6 27 of the general population and is higher in children and adolescents Knowledge about prevention plays an important role to eradicate scabies Aim of this study is to acknowledge the relationship of age level of education resources history of previous scabies with knowledge level of students in the boarding school would be the treatment of skabies X South Jakarta and the role of education on the level of knowledge of students will be the treatment of skabies in Pesantren X South Jakarta This research be made basicly by experimental research implemented with pre post study mechanism The collection of data was organized in Jakarta May 9th 2013 About 100 students participated to fill out questionnaires before and after counseling This quessionaire contained 5 questions regarding the treatment of scabies The result of the pre counseling quessionnaire showed that students who have a good knowledge level is 7 7 mild 25 students 25 and poor 68 students 68 There is no significant relationship in age level of education resources and long suffering with the knowledge of the treatment of scabies After being given counseling the teacher with good knowledge level 23 people 23 mild 37 people 37 and poor 40 people 40 Based on the marginal homogenity test it was concluded that there is significant differences p 0 01 at the level of knowledge of students before and after health education In conclusion counseling served effectivity in upgrading students knowledge about the treatment of scabies to improve the outcome of the disease"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiyla
"Tesis ini membahas tentang mengapa Indonesia merubah kebijakan luar negeri-nya dalam penyelesaian proliferasi nuklir Iran pada tahun 2006 - 2007 .Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan design deskriptifDalam penelitian ini menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi Indonesia dalam merubah kebijakan luar negerinya,yaitu faktor internal dan faktor ekstemal.Hasil penelitian menyarankan bahwa para pembuat kebijakan barns lebih mementingkan kepentingan nasionalnya terlebih dahulu untuk membuat suatu kebijakan. Dan juga harus lebib hati - hati dalam menentukan kebijakannya ,sebingga tidak akan merusak citranya bangsa dimata pihak luar maupun warga negaranya sendiri."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27662
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Felicia Amien
"Tesis ini membahas mengenai pentingnya penyuluhan hukum bagi seorang Notaris sebelum dan saat pembuatan aktanya. Ketentuan mengenai Penyuluhan hukum bagi seorang Notaris terdapat pengaturannya dalam Pasal 15 ayat (2) huruf e Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris.
Dalam penulisan tesis ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan utamanya dengan menggunakan data sekunder dan wawancara tertulis dengan informan guna mendapat keterangan mengenai fungsi penyuluhan hukum bagi Notaris baik sebelum dan saat pembuatan aktanya dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang menjadi dasar pembuatan suatu Akta Notaris adalah adanya kehendak atau keinginan para pihak untuk dapat memformulasikan maksud dan tujuannya ke dalam akta yang notaril.
Notaris dalam hal ini berwenang untuk memberikan penyuluhan hukum dengan tetap memperhatikan batasan bahwa saran maupun pendapat yang diberikan notaris baik sebelum dan saat pembuatan aktanya tidak menyalahi kewenangan yang dmilikinya dalam artian saran atau pendapat yang diberikan notaris tetap berada di luar para pihak atau bukan sebagai pihak dalam akta yang dibuatnya. Notaris dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya senantiasa harus bertindak jujur, mandiri, tidak berpihak dan netral sehingga akta yang dibuatnya dapat melindungi kepentingan dari kedua belah pihak. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T29448
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>