Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Agnes Sri Kamaratih
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
S2447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Nina Liche Seniati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sembiring Pandia, Weny Savitri
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nityamukti Ananda
"ABSTRAK
Untuk mempertahankan intimacy dalam perkawinan, dibutuhkan adanya
trust diantara pasangan. Pada zaman moderen terutama di kota besar, trust akan
hadir melalui kebebasan dan kesetaraan, termasuk kebebasan dan kesetaraan
dalam peran sosial suami isteri. Dengan latar belakang tersebut peneliti ingin
mengetahui apakan subyek dengan ideologi peran jenis kelamin yang liberal
memiliki intimacy yang lebih tinggi dibandingkan subek dengan ideologi peran
jenis kelamin tradisional.
Peneliti mengambil sampel pasutri minimal berusia 20 tahun yang tinggal
di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode non-random sampling, dengan
teknik incidental sampling. Pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner
intimacy dan kuesioner ideologi peran jenis kelamin, yang keduanya berupa skala
tipe Likert. Hasil penelitian diperoleh dengan mengkorelasikan variabel intimacy
dan ideologi peran jenis kelamin dengan menggunakan teknik Pearson Product
Moment yang ada pada program SPSS 10.0
Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa ternyata tidak ada hubungan
yang signifikan antara ideologi peran jenis kelamin dengan intimacy. Dengan
demikian, individu yang memiliki ideologi peran jenis kelamin liberal belum tentu
memiliki intimacy yang lebih tinggi dibandingkan individu dengan ideologi peran
jenis kelamin tradisional.
Peneliti menyarankan, pada penelitian selanjutnya mengenai intimacy,
agar dicari dugaan yang lebih kuat tentang apa yang berpengaruh terhadap
intimacy."
2001
S3046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thukul Dwi Handayani
"ABSTRAK
Profesionalisme anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) akhir-akhir ini menjadi tuntutan masyarakat, dan hal ini telah dimulai dengan peningkatan sumber daya manusia melalui lembaga pendidikan seperti pada Sekolah Calon Perwira Polri (Secapa Polri). Tuntutan tersebut tidak terbatas pada Polisi Laki-laki (Polisi) saja tetapi juga pada Polisi Wanita (Polwan). Hal ini tertuang dalam kebijakan Polri bidang pembangunan kekuatan yang disebutkan bahwa akan dibentuk polisi berseragam (uniform Police) dan polisi tidak berseragam (ununiform Police / plain cloth Police), dan untuk kepentingan kaderisasi pimpinan Polri dengan penerapan meril system yaitu penilaian yang didasarkan pada performance appraisal atau berdasarkan kinerja dan achievement yang transparan, dan terbuka bagi Polisi maupun Polwan. Maka dari itu, perlu diketahui bagaimana persepsi Polwan tentang perilaku kepemimpinan yang ideal.
Perilaku kepemimpinan dalam LBDQ-XII memiliki 12 aspek, yaitu representalion, demand recontiliation, tolerance of uncertainty, persuasiveness, initiation of structure, tolerance of freedom, role assumption, consideration, production emphasis, predictive accuracy, integral ion, dan superior onentation. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Polwan juga dituntut untuk dapat menyesuaikan perannya sesuai dengan pekerjaan yang dihadapinya dengan tidak meninggalkan perannya sebagai ibu rumah tangga dan istri dalam keluarganya. Untuk itu perlu diteliti bagaimanakah orientasi peran jenis kelamin yang dimiliki Polwan. Orientasi peran jenis kelamin memiliki tiga orientasi yaitu: maskulin, feminin, dan androgini.
Subyek dalam penelitian ini berjumlah 100 orang Polwan yang sedang menyelesaikan Pendidikan Perwira di Secapa Polri dan diambil secara purposive, karena telah ditentukan ciri-ciri sampel sebelumnya. Untuk mengumpulkan data tentang orientasi peran jenis kelamin, menggunakan alat Skala Maskulin-Feminin, sementara itu untuk mengumpulkan data persepsi tentang perilaku kepemimpinan, digunakan LBDQ-XII. Selanjutnya untuk memperoleh gambaran tentang orientasi peran jenis kelamin dan persepsi tentang perilaku kepemimpinan, data diolah dengan menggunakan mean per aspek dari masing-masing alat ukur.
Hasil data orientasi peran jenis kelamin menunjukkan bahwa Polwan ratarata memiliki peran jenis kelamin androgini, disusul dengan feminin, dan sebagian kecil memiliki peran jenis kelamin maskulin. Selanjutnya profil persepsi Polwan tentang perilaku kepemimpinan dapat digambarkan bahwa seorang pemimpin yang ideal dalam kepemimpinannya, menurut Polwan harus memiliki faktor Integral ion (faktor 11), kemudian berturut-turut faktor 12 (Superior Orientation), faktor 7 (Role Assumptiori), faktor 8 (Consideralion), faktor 5 (Iniliation of Structure), faktor 10 (Prediclive Accuracy), faktor 9 (Production Emphasis), faktor 6 (Tolerance of Freedom), faktor 4 (Persuasiveness), faktor 2 (Demand Reconciliation), faktor 3 (Tolerance of Uncertainty), dan terakhir adalah faktor 1 (Represenlaliori).
Orientasi peran jenis kelamin Polwan rata-rata adalah androgini, karena dengan menggunakan peran jenis kelamin androgini, Polwan dapat lebih fleksibel dalam menghadapi tuntutan peran yang harus dihadapinya, yaitu disatu pihak Polwan harus melakukan pekeijaan maskulin (Kepolisian) dan disatu pihak Polwan harus menjadi ibu rumah tangga dan istri yang harus mengurus tugastugas domestik (feminin). Dalam kepemimpinan, Polwan mempersepsikan bahwa faktor yang ideal dalam kepemimpinan adalah Integration yang menekankan pada menjaga hubungan yang dekat atau akrab dalam suatu organisasi, serta menyelesaikan konflik antar anggota kelompok.
Perbandingan gambaran persepsi Polwan tentang perilaku kepemimpinan yang ideal berdasarkan orientasi peran jenis kelaminnya adalah : androgini menekankan pada integration, superior orientation, role assumption feminin menekankan pada integration, superior orientation, role assumption', dan maskulin menekankan pada integration, superior orientation, initiation of structure.
Tema tentang orientasi peran jenis kelamin dan profil persepsi Polwan tentang perilaku kepemimpinan yang ideal adalah tema yang menarik untuk diteliti, untuk penelitian serupa dapat dilakukan dengan melibatkan atasan dan bawahan dan pada tingkat yang lebih tinggi, sehingga diperoleh pemahaman yang mendalam tentang orientasi peran jenis kelamin dan persepsi tentang perilaku kepemimpinan yang ideal."
2004
S3227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Fauzy
"ABSTRAK
Sejak lama, perilaku pria dan perilaku wanita, umumnya, diyakini memiliki perbedaan-perbedaan akibat biologis. Dan, studi lintas budaya pun dengan teguh berkeyakinan, sesungguhnya, perilaku-perilaku mereka bervariasi dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan dianggap ikut berperan menentukan perbedaan perilaku mereka.
Studi ini berusaha meneropong salah satu perilaku pria dan
wanita, menyelisik harapan-harapan mereka tentang peran lawan jenis.
Kesukubangsaan ? sebagai variabel yang mencerminkan identitas budaya ?
ditetapkan sebagai hal yang menentukan perbedaan harapan-harapan di
antara mereka. Sedangkan status perkawinan digunakan sebagai variabel
kontrol.
Dalam studi ini, 2052 pria dan 3613 wanita dari suku bangsa
Jawa, Cina, Sunda, Minang, dan Batak digunakan sebagai subyek. Mereka
adalah anggota YASCO, biro jodoh terbesar di Indonesia, yang telah
disajikan di Rubrik Jodoh dan Persahabatan di Suratkabar Mingguan Buana
Minggu tahun 1975 sampai dengan tahun 1990. Berdasarkan status perkawinan,
mereka terdiri dari 1533 jejaka, 519 duda, 2760 gadis, dan 853
janda.
Studi dilakukan dengan metode analisis isi. Hasil analisis
dengan analisis varian menunjukkan, baik jenis kelamin maupun kesukubangsaan
tidak berhubungan dengan perbedaan harapan pria dengan harapan
wanita tentang peran lawan jenis sebagai suami atau isteri. Malah, status
perkawinan, sebagai kontrol, tampak menentukan perbedaan yang signifikan
di antara harapan-harapan mereka.
Karena itu, pengalaman menjadi suami atau isteri, jika hendak
menikah lagi, sangat menentukan harapan-harapan tentang peran lawan
jenis sebagai suami atau isteri yang berikutnya. Dalam studi ini, perbedaan
yang sangat signifikan terjadi antara harapan jejaka dengan harapan
gadis.
Sebab itu, konflik dan penyesuaian diri lebih cenderung terjadi
pada pasangan-pasangan yang baru menikah pertama kali dari pada pasangan
yang sebelumnya telah menikah dan hendak menikah kembali. Dan,
karena itu pula, pasangan jejaka dengan janda, duda dengan gadis, dan
duda dengan janda lebih mudah untuk sampai pada jenjang pernikahan dari
pada pasangan jejaka dengan gadis.
Namun, studi ini masih eksploratif dan deskriptif. Studi perlu
dipertajam dan diperluas, diperbandinkan dengan kelompok lain di luar
anggota Yasco dan mempertimbangkan variabel-variabel sosiologis.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiana Budiarti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Prabandari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>