Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 3 Document(s) match with the query
cover
Margaretha Suharsini Soetopo
Jakarta: UI-Press, 2008
PGB 0278
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Manendra Muhtar
"Latar Belakang: Perawatan gigi dan mulut memiliki risiko tinggi untuk terjadi penularan COVID-19, maka sangatlah penting untuk dokter gigi melaksanakan perawatan dengan protokol pencegahan transmisi COVID-19 yang ketat. Pada penelitian ini dilakukan analisis kesiapan dokter-dokter gigi di Indonesia terhadap upaya pencegahan transmisi COVID-19, yang belum banyak diteliti di Indonesia. Dilakukan juga analisis kesiapan dengan faktor-faktor yang dapat memiliki asosiasi dengan kesiapan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross- sectional). Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner secara daring. Total diperoleh 520 sampel, dengan sampel berupa dokter gigi yang masih aktif berpraktik dengan minimal gelar dokter gigi. Pada awal kuesioner, ditanyakan pertanyaan awal mengenai karakteristik responden. Selanjutnya, responden diberikan 21 pertanyaan mengenai persepsi mereka terhadap upaya pencegahan transmisi COVID-19, dan 18 pertanyaan mengenai kesiapan/ rutinitas melaksanakan tindakan-tindakan pencegahan transmisi COVID-19 pada tempat praktik mereka. Hasil: Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang memiliki asosiasi signifikan dengan kesiapan setelah dikontrol variabel lain adalah persepsi (adjusted odds ratio: 22,1, 95% CI: 2,9- 171,8), usia (adjusted odds ratio 0,3, 95% CI: 0,1-0,8), dan lokasi praktik (adjusted odds ratio 2,9, 95% CI: 1,5-5,6). Kesimpulan: Pelatihan dan edukasi dari organisasi profesi dokter gigi untuk meningkatkan kesiapan dokter gigi terhadap berbagai upaya pencegahan transmisi COVID-19 perlu diberikan. Selain pelatihan, berbagai stakeholder juga perlu bekerjasama untuk menangani segala keterbatasan sumber daya yang diperlukan untuk pencegahan COVID-19.

Background: Dental treatments have a very high risk of COVID-19 transmission, therefore, it is very important for dentists to implement strict infection control measures during treatment. In this research, an analysis of dentists’ preparedness towards COVID-19 prevention measures was done. An analysis of the dentists’ preparedness with factors that can have an effect on preparedness was also done. Method: This research used a cross sectional design, and data was taken using an online questionnaire. The inclusion criteria of the samples were dentists that were still actively performing treatment. A total of 520 samples were obtained. In the beginning of the questionnaire, questions regarding the characteristics of the respondents were given. Afterwards, 21 questions regarding the respondents’ perception towards various COVID-19 prevention measures and 18 questions regarding the respondents’ preparedness/ routine in performing the various COVID-19 prevention measures were given. Results: Multivariate analysis with logistic regression showed variables that had a significant association with total preparedness were perception (adjusted odds ratio: 22,1, 95% CI: 2,9- 171,8), age (adjusted odds ratio 0,3, 95% CI: 0,1-0,8), and type of treatment facility (adjusted odds ratio 2,9, 95% CI: 1,5-5,6). Conclusion: Training and education by dentists’ professional organizations to improve the preparedness of dentists towards various COVID-19 preventive measures needs to be given. Besides training, stakeholders need to work together to provide various resources needed for COVID-19 prevention if the resources are limited."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwiena Tahar Sejati
""Leave no one behind" adalah prinsip inti dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencapai kesehatan yang merata dan menyeluruh. Upaya ini ditujukan untuk mengatasi kesenjangan kesehatan dan menyediakan layanan berkualitas dan terjangkau bagi semua orang, terutama mereka yang paling rentan dan terpinggirkan, termasuk dalam layanan kesehatan gigi untuk orang dengan gangguan jiwa. Komunikasi adalah kunci keberhasilan perawatan. Diagnosa dan rencana perawatan yang sesuai membutuhkan komunikasi yang baik. Orang dengan gangguan jiwa seperti depresi berat dan skizofrenia menghadapi kendala komunikasi: depresi menyebabkan respons tertunda dan penyempitan pikiran, sementara skizofrenia menyebabkan disorganisasi pikiran dan bicara. Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, sebagai rumah sakit rujukan terbesar di Indonesia, merawat banyak pasien dengan gangguan jiwa, termasuk depresi berat dan skizofrenia. Diperlukan keterampilan komunikasi khusus selama perawatan untuk mencapai hasil yang sukses. Penelitian ini bertujuan menemukan pendekatan terbaik dalam berkomunikasi dengan pasien depresi berat dan skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan terdiri dari dokter gigi, pasien dengan gangguan jiwa, dan keluarga pasien. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen, kemudian dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif adalah dengan melibatkan kesabaran, empati, dan keterampilan mendengarkan aktif, sangat penting dalam keberhasilan perawatan gigi pada pasien dengan gangguan jiwa. Pengetahuan tentang kondisi psikologis pasien dan pelatihan komunikasi interpersonal bagi tenaga kesehatan juga penting untuk meningkatkan kualitas perawatan. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan kebijakan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi bagi tenaga kesehatan di rumah sakit jiwa guna meningkatkan efektivitas komunikasi dan hasil perawatan gigi pada pasien dengan gangguan jiwa.

"Leave no one behind" is a core principle of the World Health Organization (WHO) aimed at achieving comprehensive and equitable health. This effort seeks to address health disparities and provide quality and affordable services for everyone, particularly the most vulnerable and marginalized, including dental care services for individuals with mental disorders. Communication is key to successful treatment. Proper diagnosis and treatment planning require effective communication. Individuals with mental disorders such as severe depression and schizophrenia face communication challenges: depression leads to delayed responses and narrowed thinking, while schizophrenia causes disorganized thoughts and speech. Dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital in Bogor, the largest referral hospital in Indonesia, treats many patients with mental disorders, including severe depression and schizophrenia. Special communication skills are required during treatment to achieve successful outcomes. This study aims to identify the best approach to communicating with patients with severe depression and schizophrenia at Dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital in Bogor. The research employs a qualitative method with a phenomenological approach. Informants include dentists, patients with mental disorders, and their families. Data were collected through in-depth interviews, observation, and document analysis, then analyzed using data reduction, data presentation, and conclusion drawing techniques. The results show that effective communication, involving patience, empathy, and active listening skills, is crucial in the success of dental care for patients with mental disorders. Knowledge of the patients' psychological conditions and interpersonal communication training for healthcare providers are also important in improving the quality of care. This study recommends the development of policies and training to enhance communication skills for healthcare providers in mental hospitals to improve communication effectiveness and dental care outcomes for patients with mental disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library