Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ciwi Paino
Abstrak :
ABSTRAK
Perbankan Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat semenjak djkeluarkannya Pakto 88. Berbagai pihak, terutama investor dalam negeri, membuka bank baru untuk menyerap dana masyarakat. Kantor-kantor cabang bank baru bermunculan dimana mana.

Berbagai usaha dilakukan dengan tujuan untuk memperbesar aset usaha perbankannya, antara lain dengan pengucuran kredit, pembukaan kantor-kantor cabang, penaWaran berbagai produk simpanan yang disertai iming-iming berbagal hadiah dan bonus.

Sedangkan untuk manajemen pengelolaannya, dilakukan usaha antara lain, membajak tenaga kerja dan pesaingnya, menggunalcan tenaga kerja yang ada walaupun terkadang tidak memenuhi persyaratan

Semua ini memberikan dampaknya niasing-masing ketika krisis moneter mulai melanda Asia Pasifik, dan Indonesia path khususnya. Satu persatu bank-bank nasional kita turnbang. Berbagai kasus perbankan berrnunculan, dan pelanggaran ketentuan BMPK maupun kredit macet.

Permasalahan kredit macet memberikan dampak yang paling berat dan runut. Hampir semua bank mengalami hal demikian, banya saja berbeda dalam bai kuantitas. Bank-bank asing tidak ketinggalan dalam bal ini, sejumlah kredit yang dikucurkan sebelumnya ternyata nngalami kenmcetari. Namun demilkian, permasalahan ini tidak sebesar yang dihadapi oleh bank-bank nasional.

Bank-bank nasional papan atas merniliki kredit macet yang tidak kecil jumlahnya, bahkan ada yang mencapai jumlah ieblh dan setengah total kredit yang dikucurkan. Beban penvusutan yang besar dan turunnya pendapatan bunga atas kredit menyebabkan kinerja bank bank nasional babak belur.

Selain itu, kenaikan suku bunga simpanan yang lebih tinggi dan kenaikan suku kredit menyebabkan terjadinya negative spread. Fenomena ini menghantui di tiap bank nasionaL kerugian yang sangat besar diderita oleh perbankan kita. Tìngkat kesehatan menurun tajam, modal yang dimiliki tidak mampu menutupi kerugian yang dideritanya. Pemerintah terpaksa turun tangan untuk menyelamatkan industri perbankan ini. Melalui program rekapitalisasi, suntilcan modal dengan penyetoran obilgasi pernerintab, serta pengailban kredit macct ke BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dilakukan. Selain itu, penutupan sejumlah bank terpaksa dilakukan akibat tidak adanya harapan bagi bank-bank tersebut untuk mempertahankan usahanya.

Dilain pihak, bank-bank asing yang tidak terlalu terpengaruh oleh fenomena negative spread, melihat peluang untuk menarik nasabah. Berbagai strategi dan tindakan dilakukan dengan gencar. Promo si sebagai predikat bank internasional, permudah persyaratan pembukaan rekening dan peluncuran berbagal produk dilakukan oleh bank-bank ini. Dlbarapkan dengan adanya usaha penyelamatan ¡ni yang menghabiskan dana yang sangat tinggi, perbankan Indonesia mampu kembali beroperasi dengan bersaing dengan sehat. lintuk 1w, berbagai tindakan dan peluang haruslah diperbatikan agar tidak sia-sia tindakan yang telah dilakukan bersama ini.

Perbaikan kualitas SDM, kontrol dan pengawasan yang leblh ketat, penggalakan upaya merger merupakan beberapa tindakan yang banus dilakukan agar dapat mempertabanican dan bersaing ntnghadapi persaingan global. Selain itu, peluang pasar barn (new marker), yaìtu inasyarakat muslim Indonesia, patut diperhitungkan dengan adanya ijin pembukaan bank dengan prinsip syariah.

Jadi sesungguhnya perbankan na.sional Indonesia masih mampu bcrtaban, bahkan untuk bersaing dengan bank-bank asing. Semua ini sangat tergantung dari komitmen pemerintah untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi perbaikan sektor ekonomi rill. Karena walau bagaimanapun, sektor perbankan saling tergantung dengan sektor usaha lainnya.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T5509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadi Usman
Abstrak :
Legal aspects of banks and banking in Indonesia.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 2001
332.1 RAC a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suseno
Jakarta: Bank Indonesia, 2003
332.1 SUS s (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Wojtyla
Abstrak :
Penelitian ini menggunakan Component Expected Shortfall (CES) sebagai ukuran risiko sistemik yang berbasis data pasar dan termasuk dalam kategori ukuran distribusi probabilitas. CES menangkap risiko tail dari sistem keuangan secara agregat dan dapat mendekomposisi volatilitas, korelasi, ekspektasi tail, dan bobot dari institusi keuangan. CES mengkuantifikasi kontibusi absolut risiko sebuah bank terhadap sistem keuangan secara umum. Semakin besar kontribusi CES(%) maka semakin berdampak sistemik bank tersebut. Dengan demikian CES menjadi ukuran hibrida yang mengkombinasikan paradigma Too Big To Fail dan Too Interconnected Too Fail. Unit analisis dalam penelitian ini adalah sistem perbankan Indonesia, dimana Indonesia merupakan salah satu emerging economy dengan sistem keuangan multi bank. Bank sebagai sebagai sebuah sistem yang fragile terekspos terhadap risiko bank run secara natural yang kemudian dapat berevolusi menjadi bank panics yang pada akhirnya memicu efek contagion. Atas hal tersebut regulator seharusnya memiliki klasifikasi yang jelas mengenai Systemically Important Financial institutions (SIFI) untuk pengaturan dan pengawasan secara intensif. Berdasarkan aplikasi empiris CES menghasilkan kluster SIFI yang relatif stabil dengan ranking yang berubah-ubah. Pada period krisis persentase CES cenderung meningkat. Selain itu ditemukan bahwa risiko sistemik pada sistem perbankan Indonesia sangat terkonsentrasi dan didominasi oleh 5 (lima) bank besar yang berkontribusi pada lebih dari 80% (delapan puluh persen) total risiko sistem perbankan. Konsentrasi risiko juga meningkat sepanjang krisis keuangan global pada September 2008. Sebagai uji robustness penelitian ini menggunakan variasi bobot dengan total aset, total ekuitas, dan total loan. Hasilnya adalah kluster SIFI yang relatif signifikan dibandingkan dengan pengukuran dengan bobot kapitalisasi pasar.
This research proposes Component Expected Shortfall (CES) as a market based systemic risk measurement in probability distribution measures class. CES captures tail risk of the aggregate financial system and decomposes its volatility, correlation, tail expectations, and weight of the bank. CES quantifies absolute, not marginal, contribution of a bank to the risk of financial system. The larger contribution (CES%) the more systemically important the institution. Thus CES becomes a hybrid measure which combine Too Big To Fail and Too Interconnected Too Fail paradigms. Research subject is Indonesian Banking System, as one of the emerging economy with multi-bank financial system. Bank as a fragile system have inherent natural "bank run" risk which can evolve into bank panics triggered by contagion effect. Accordingly regulator should have obvious classification of Systemically Important Financial institutions (SIFI) in order to intensively regulate and monitor financial system. Based on empirical application, CES measure produces relatively stable SIFI cluster with changing ranking within the SIFI cluster. In crisis period CES percentage tend to incline. Furthermore systemic risk in Indonesian Banking System is very concentrated, dominated by five big banks which contributes to more than 80% (eighty percent) of total risk of the banking system. Concentration ratio also increase as the financial turmoil waive the whole banking system in September 2008. As robustness test, this research use various weighting scheme using total assets, total equities, and total loans as weights of the firm. The result show relatively consistent SIFI cluster compared to market capitalisation weight.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bugi Riagandhy
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan perbankan di Indonesia saat ini diwarnai dengan hadimya Bank barn yang berasal dari penggabungan empat bank kedalam Bank X. Bank X saat ini dalam pelaksanaan operasional memiliki paradigma barn khususnya menyangkut Visi dan Misi bank. Pelaksanaan Visi dan Misi ditunjang dengan pengembangan wawasan perbankan. Bank terns mengalami transformasi, untuk menjadi bank yang dinamis serta siap bersaing secara global dengan meningkatkan mutu pelayanan perbankan melalui pencapaian kinerja yang baik dan memuaskan.

Pengembangan usaha diarahkan kepada segmen retail dimana dalam segmen ini terbuka peluang dalam masyarakat Indonesia. Penelitian terhadap segmen pasar ritail telah dilaksanakan yang mendapatkan informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan konsumen yang diinginkan. Akhimya mengarahkan kepada bank untuk dapat lebih fokus pada segmen nasabah individu kalangan menengah-kecil, melalui rangkaian produk yang spesifik, bersaing dan bernilai tambah. Kualitas pelayanan yang prima mernpakan penunjang selainjaringan cabang, ATM dan teknologi perbankan.

Dengan ditunjang jaringan cabang yang tersebar di selurnh Indonesia, sumber daya manusia yang berpengalaman, asset yang besar, pengembangan produk-produk perbankan, budaya pernsahaan yang barn dan didukung dengan sistim teknologi perbankan, Bank X saat ini siap bersaing dalam perbankan di Indonesia khususnya dalam sektor retail.

Mencermati perkembangan persaingan perbankan yang semakin ketat, maka fokus studi pada karya akhir ini adalah menganalisa dan mengusulkan strategi bersaing bagi Bank X berdasarkan keunggulan, kemampuan dan faktor-faktor yang terdapat pada perusahaan yang dapat mempengaruhi perkembangan kineija bank dalam meningkatkan daya saingnya. Dengan demikian bank dapat memfokuskan kegiatan operasionalnya pada segmen pasar retail, khususnya dalam menghadapi dinamika persaingan industri perbankan di Indonesia dan mengidentifikasi beberapa strategi bersaing bagi Bank X dalam rangka meningkatkan daya saingfiya dimasa yang akan datang. Untuk menggambarkan dinamika persaingan perbankan dipergunakan beberapa bank yang berasal dari bank pemerintah, swasta nasional dan asing.

Dari hasil penelitian pada karya akhir ini mengambarkan persaingan perbankan di Indonesia. Persaingan perbankan khususnya pada segmen pasar retail menunjukan persaingan yang ketat yang terlihat dari strategi yang diterapkan oleh masing-masing bank berdasarkan sumber daya dan orientasi pengembangan produk perbankan yang dimiliki. Strategi persaingan perbankan sekarang dikembangkan menjadi strategi persaingan perbankan dimasa yang akan datang, beberapa bank memanfaatkan jaringan cabang dan teknologi yang terintegrasi dengan produk-produk perbankan yang bersaing berupa pengembangan fasilitas dan produk elektronik banking sebagai keunggulan bersaing bank dalam menghadapi era globalisasi.

Berkenaan dengan semakin ketatnya persaingan perbankan dimasa yang akan datang terutama dengan masuknya bank-bank asing di Indonesia, Bank X dapat melakukan pembenahan yang bertujuan untuk mengantisipasi persaingan tersebut. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mempercepat proses integrasi cabang-cabang dengan memanfaatkan teknologi perbankan yang cepat dan efisien dan memberikan layanan berupa produk-produk perbankan yang inovatif dan kompetitif kepada nasabahlkonsumen terutama produk e-banking yang akan menjadi trend dimasa yang akan datang.

Penerapan strategi persaingan perbankan yang tepat khususnya dalam segmen pasar retail akan men ghasilkan pengembangan dan penguasaan pasar yang meningkat, dengan demikian bagi Bank X untuk dapat memenangkan persaingan dapat menerapkan strategi bersaing yang fokus pada segmen pasar retail dengan pengembangan produk yang bersaing, kreatif, bernilai tambah dan diminati pasar yang ditujukan untuk nasabahlkonsumen, seperti tabungan fiesta, sertifikat deposito yang dapat dibayar dimuka dan dipindahtangankan, memperluas jaringan ATM dan produk-produk lainnya. Peningkatan pendapatan perbankan hendaknya dikembangkan dengan meningkatkan feebased income sebagai sasaran pendapatan non bunga dimasa yang akan datang dan untuk memperkuat struktur keuangan yang didukung oleh masyarakat dapat dilaksanakan privatisasi
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T6529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Daru Wulansari
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai peranan yang dimainkan oleh perbankan Indonesia dalam mendukung hubungan perdagangan Indonesia dengan Jepang, setelah dikeluarkannya Deregulasi Perbankan pada tanggal 1 Juni 1983. Perkembangan perbankan Indonesia begitu reaktif setelah pemerintah Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan yang menyangkut peranan perbankan Indonesia. Namun demikian sekian banyak kebijakan-kebijakan itu, kebijakan Deregulasi Perbankan 1 Juni 1983 dapat dikatakan sebagai suatu kebijakan awal bagi perkembangan perbankan Indonesia. Peran perbankan Indonesia bukan hanya menjalankan fungsi-fungsi tradisional perbankan, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, tapi semakin berkembang lebih jauh lagi. Terutama peranan yang berkaitan dengan pengamanan devisa Indonesia dari luar negeri, dan menyalurkan biaya impor ke luar negeri. Perdagangan Indonesia dengan Jepang, bagi Indonesia adalah yang terbesar, baik dilihat dari sisi ekspor maupun impornya. Pembayaran-pembayaran akibat rea1isasi perdagangan, sebagian besar menggunakan jasa perbankan. Dan bagi perbankan Indonesia, setelah pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan Deregulasi 1 Juni 1983, adalah sudah sewajarnya untuk lebih melibatkan diri dalam transaksi pembayaran internasional. Bukan hanya mengamankan devisa yang berasal dari ekspor ke Jepang atau pembayaran pembayaran biaya impor dari Jepang, namun perbankan Indonesia juga berperan menggairahkan beberapa sektor Indonesia untuk meningkatkan mutu maupun jumlah produksinya, lewat pemberian kredit perbankan. Jasa sebagai sumber informasi pasar internasional, juga dimainkan oleh Perbankan kita. Keterlibatan perbankan Indonesia dalam mendukung perdagangan luar negeri Indonesia, khususnya dengan negara tampak semakin besar, terutama setelah Indonesia mengeluarkan kebijakan perbankannya pada tanggal jepang, pemerintah 1 Juni 1983.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Putri Pamungkas
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan net interest margin (NIM) pada bank umum konvensional Indonesia selama periode 2009 - 2014 menggunakan regresi data panel dengan Fixed Effect Model (FEM). Net interest margin (NIM) Indonesia merupakan yang tertinggi di antara beberapa negara ASEAN lainnya yang mendingikasikan inefisiensi dan tingginya biaya intermediasi perbankan Indonesia. Determinan NIM diklasifikasikan menjadi variabel bankspecific, industry-specific, dan makroekonomi. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu bahwa net interest margin (NIM) bank umum konvensional Indonesia dipengaruhi oleh tingkat risk aversion bank, likuiditas, jumlah transaksi, implicit interest payment, efisiensi operasional, efisiensi manajemen, struktur dan konsentrasi pasar perbankan, pertumbuhan GDP riil, dan volatilitas suku bunga. ......This study aims to analyze the determinants of net interest margin (NIM) in Indonesian commercial banks over the period of 2009 - 2014 using panel data regression with Fixed Effect Model (FEM). NIM of Indonesian banking is the highest among some other ASEAN countries which indicates inefficiency and high intermediation cost. The determinants of NIM are classified into bank-specific, industry-specific, and macroeconomic variables. The results show consistent findings from previous studies. It found that NIM in the Indonesian commercial banks affected by level of bank risk aversion, liquidity, transaction size, implicit interest payment, operational efficiency, management efficiency, market structure and concentration, real GDP growth, and volatility of interest rates.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadi Usman
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003
346.082 RAC a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rimsky K. Judisseno
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002
332.1 RIM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>