Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erni Astutik
"ABSTRAK
Leprosy is a disease of neglected tropical diseases (NTDs) which becomes a global problem and causes the perceived stigma in people affected by leprosy. This study aimed to determine most dominant factors affecting perceived stigma in people affected by leprosy in leprosy village of Sitanala, Tangerang District, Banten Province, Indonesia. The data used was secondary data taken from cross-sectional survey of a thesis which determined factors related to perceived stigma of leprosy in leprosy village of Sitanala, Tangerang, Indonesia. Samples were selected by purposive sampling. The results of the study showed that factors related to perceived stigma were level of education, perception of knowledge about leprosy, level of disability, and cultural values. There was modification effect between the level of disability and perception of knowledge about leprosy, OR1=4.82 (95% CI 1.26-18,34) and OR2=1.18 (95% CI 0.2-6.98). The dominant factor is level of education with PAR% = 38.8%."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 12:4 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Rahayuningsih
"Stigma merupakan salah satu faktor tertundanya penanganan penyakit kusta yang membuat penderita merasa malu dan terlambat mencari pengobatan sehingga dan sudah mengalami kecacatan yang berakibat terjadinya penurunan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perceived stigma dengan kualitas hidup setelah dikontrol umur, jenis kelamin, pendidikan, dan penghasilan.
Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan data primer menggunakan instrumen WHOQOL-BREF, perceived stigma dan format isian karakteristik. Kualitas hidup penderita kusta lebih banyak yang memiliki kualitas hidup kurang (57,45%). Karakteristik responden sebagian besar perempuan (82,98%), berumur 18-40 tahun (72,34%), lama pendidikan 0-6 tahun sebesar 76,60% dan penghasilan dibawah UMR (91,49%). Terdapat hubungan signifikan antara perceived stigma dengan kualitas hidup setelah dikontrol variabel penghasilan.
Untuk meningkatkan kualitas hidup penderita diperlukan penanganan stigma seperti konseling, terapi kelompok, rehabilitasi fisik dan okupasi untuk mencegah timbulnya cacat dan penderita bisa melakukan pekerjaan yang bisa meningkatkan kualitas hidupnya.
Bagi peneliti lain disarankan untuk mencoba rancangan longitudinal, teknik analisis lain, menambah variabel, melakukan uji instrumen, mencoba instrumen lain dan membuat perbandingan responden. Masyarakat diharapkan lebih terbuka pada informasi kusta agar menambah pemahaman dan memiliki persepsi yang baik tentang kusta.

Stigma is one factor that delayed treatment of leprosy makes people feel embarrassed and too late to seek treatment and have experience of disability that results in decreased quality of life. The purpose of this study was to determine the relationship between perceived stigma to quality of life after controlling for age, sex, education, and income.
The design used was cross sectional with primary data using the WHOQOL-BREF instrument, perceived stigma and formatting characteristics of the field. Quality of life of leprosy patients more likely to have less quality of life (57.45%). Characteristics of respondents most women (82.98%), aged 18-40 years (72.34%), a study period of 0-6 years at 76.60% and earnings below minimum wage (91.49%). There is a significant relationship between perceived stigma to quality of life after the controlled variable income.
To improve the quality of life of patients required treatment stigma such as counseling, group therapy, physical rehabilitation and occupational therapy to prevent the onset of disability and the patient can do the work that could improve the quality of life.
For other researchers are advised to try the longitudinal design, other analytical techniques, add a variable, test instruments, other instruments to try and make a comparison of respondents. Expected to be more open to the public information in order to increase the understanding of leprosy and has a good perception of leprosy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31918
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Astutik
"Kusta merupakan penyakit Neglected Tropical Diseases (NTDs) yang menjadi masalah global yang menyebabkan perceived stigma pada orang yang mengalaminya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perceived stigma dan faktor yang paling dominan mempengaruhinya pada orang yang pernah mengalami kusta di perkampungan kusta Sitanala, Tangerang tahun 2013. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Desain yang digunakan adalah cross-sectional. Sampel dipilih secara purposive sampling. Hasil peneltian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan perceived stigma adalah tingkat pendidikan (OR1=3,45 95% CI 1,08-11,06 dan OR2=2,47, 95% CI 0,9-6,82), persepsi pengetahuan, tingkat cacat, dan nilai budaya (OR=3,36, 95% CI 2,02-5,61).
Terdapat efek modifikasi antara tingkat cacat dengan persepsi pengetahuan, OR1=4,82(95% CI 1,26-18,34) dan OR2=1,18(95% CI 0,2-6,98). Faktor dominan adalah tingkat pendidikan dengan PAR%=38,8%. Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi, penyuluhan, dan konseling mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perceived stigma tentang penyakit kusta sehingga dapat menurunkan perceived stigma.

Leprosy is a disease of Neglected Tropical Diseases (NTDs) that becomes a global problem and causes the perceived stigma in people affected by leprosy. This study aims to determine the factors and the most dominant factor that related to perceived stigma in people affected by leprosy in leprosy villages Sitanala, Tangerang in 2013.
This research was conducted with quantitative and qualitative approaches. Using cross-sectional design. Samples were selected by purposive sampling. The results of the study showed that factors related to perceived stigma are level of education (OR1=3,45 95% CI 1,08-11,06 and OR2=2,47 95% CI 0,9-6,82), perception of knowledge about leprosy, level of disability, and cultural values (OR=3,36, 95% CI 2,02-5,61).
There is effect modification between the level of disability and perception of knowledge about leprosy, OR1=4,82(95% CI 1,26-18,34) dan OR2=1,18(95% CI 0,2-6,98). The dominant factor is level of education, PAR%=38,8%. Therefore it is necessary for intervention, counseling to factors related to perceived stigma about the leprosy so as to decrease the perceived stigma.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T36867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Atikah
"Mahasiswa keperawatan yang bertugas memberikan pelayanan kepada pasien COVID-19 memiliki peran ganda sebagai mahasiswa dan perawat atau relawan sehingga rentan mengalami masalah kesehatan psikososial. Tuntutan akademik yang melebihi kapasitas adaptif dan perubahan metode pembelajaran secara daring dapat menjadi stresor terjadinya stres akademik. Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) merupakan sebuah penyakit baru yang kemuculannya tiba-tiba dan karakteristiknya masih belum diketahui semuanya sehingga menyebabkan ketakutan di masyarakat yang menjadi cikal bakal terjadinya stigma. Salah satu subjek stigma COVID-19 di masyarakat yaitu perawat yang memberikan pelayanan kepada pasien COVID-19. Perceived stigma yaitu stigma yang dipersepsikan atau orang dapat merasakan ada stigma terhadap dirinya. Sedangkan experienced stigma merupakan pengalaman mengenai perlakuan yang tidak adil akibat dari stigma yang ditimbulkan. Penelitian dilakukan terhadap 170 mahasiswa keperawatan di Universitas Indonesia yang bertugas memberikan pelayanan kepada pasien COVID-19 untuk mengetahui gambaran tingkat stres, perceived stigma, dan experienced stigma. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif dan pengambilan data menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen DASS 42 yang telah dimodifikasi, EMIC Stigma Scale, dan experienced stigma yang dianalisis menggunakan analisis univariat untuk mengetahui frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan tingkat stres akademik sangat berat (31,2%), perceved stigma tinggi (51,2%), dan experienced stigma (15,3%). Peneliti merekomendasikan kepada institusi pendidikan untuk lebih mengoptimalkan layanan konseling pada mahasiswa, pihak rumah sakit untuk menyediakan layanan dukungan psikologis bagi perawat, dan mahasiswa diharapkan dapat menerapkan manajemen stres untuk mengatasi stres akademik.

Nursing students who are in charge of providing services to COVID-19 patients have a dual role as students and nurses or volunteers, that’s why they are prone to psychosocial health problems. Academic demands that exceed adaptive capacity and changes in online learning methods can be stressors for academic stress. Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) is a new disease that appears suddenly and all of its characteristics are still unknown, causing fear in the community which is the forerunner of stigma. One of the subjects of COVID-19 in the community is nurse who provide services to COVID-19 patients. Perceived stigma can be interpreted as a people can feel there is a stigma against themselves. While experienced stigma is an experience of unfair treatment as a result of the stigma caused. The study was conducted on 170 nursing students who were in charge of providing services to COVID-19 patients to find out an overview of stress levels, perceived stigma, and experienced stigma. This study used a quantitative research with descriptive methods and data collection using total sampling techniques. This study used a modified DASS 42 instrument, EMIC Stigma Scale, and experienced stigma which were analyzed using univariate analysis to determine the frequency and percentage. The results showed that the level of academic stress was very heavy (31.2%), high perceived stigma (51.2%), and experienced stigma (15.3%). Researchers recommend the educational institutions to optimize their counseling services further to the students, hospitals provide psychological support services for nurses, and students are expected to apply stress management to deal with academic stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Indah Setyawati
"Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan kondisi medis kronis yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat ditekan virusnya dengan terapi obat Antiretroviral (ARV) . Obat ini harus diminum seumur hidup dengan tingkat kepatuhan 95% agar virus dapat ditekan dengan optimal. Akan tetapi banyak faktor yang memengaruhi kepatuhan pengobatan ini, salah satunya yaitu adanya perceived stigma, adanya kekhawatiran bahwa dirinya mendapatkan stigma dari lingkungan. Berbagai penelitian selanjutnya menjelaskan bahwa perceived stigma ini membuat mereka menjadi tertutup dan tidak mendapatkan akses dukungan sosial yang dibutuhkan, sehingga perceived social support menjadi menurun, dan selanjutnya berpengaruh pada pembentukan self-efficacy, faktor intrapersonal yang krusial untuk mendorong kepatuhan pengobatan. Melihat bahwa stigma HIV masih sangat kuat di masyarakat, maka penelitian ini penting untuk dilakukan, untuk melihat bagaimana perceived stigma berpengaruh pada kepatuhan pengobatan ARV, dengan menguji peran perceived social support dan self-efficacy sebagai mediator. Terdapat 100 ODHIV dari Jabodetabek yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Data diperoleh melalui kuesioner daring lalu dianalisis menggunakan analisis serial mediation. Hasilnya menunjukkan bahwa perceived social support dan self-efficacy tidak memberikan indirect effect dalam hubungan antara perceived stigma dan kepatuhan pengobatan ARV ketika dilakukan serial mediation, dan ditemukan bahwa self-efficacy secara konsisten memprediksi kepatuhan pengobatan ARV. Hasil penelitian dan limitasi dari penelitian ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian diskusi penelitian

Human Immunodeficiency Virus (HIV) infection is a chronic medical condition that cannot be cured, but the virus can be suppressed with antiretroviral therapy (ARV). ARV must be taken for life with an adherence level of 95% to make the virus suppressed optimally. However, many factors influence adherence to this treatment, one of which is the perceived stigma. Previous studies found that perceived stigma became a barrier to disclosure and does not get adequate social support needed, so that perceived social support decreases, and then affects the development of self-efficacy, the crucial intrapersonal factor to medication adherence. Based on the phenomena that HIV stigma is still very strong in society, this research is important to do, to see how perceived stigma affects ARV medication adherence, by examining the role of perceived social support and self-efficacy as mediators. There were 100 PLHIV from Jabodetabek who participated in this study. Data obtained through online questionnaires and then analyzed using serial mediation analysis. The results showed that perceived social support and self-efficacy did not provide a significant indirect effect in the relationship between perceived stigma and adherence to ARV through serial mediation, and self-efficacy was found to consistently predicted ARV treatment adherence. The research results and limitations of this study will be discussed further in the research discussion section"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library