Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Adam
"Prevalensi pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler semakin meningkat. Perawat diharapkan memiliki kontribusi dalam penanganan pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler dengan menjalankan peran sebagai pemberi asuhan, pendidik, peneliti dan inovator. Praktik residensi spesialis keperawatan medikal bedah yang telah dilaksanakan selama 1 tahun (2 semester) bertujuan untuk melakukan penerapan dan pendalaman pada peran-peran tersebut dengan pendekatan Model Adaptasi Roy (MAR).
Peran sebagai pemberi asuhan diterapkan pada 30 pasien dengan berbagai gangguan kardiovaskuler dan satu pasien kasus kelolaan utama dengan STEMI. Peran sebagai pendidik dijalankan dengan pembimbingan perawat sejawat dan mahasiswa keperawatan.
Peran sebagai peneliti dijalankan dengan menerapkan tindakan keperawatan berbasis pembuktian ilmiah (evidence-based nursing) yaitu tindakan relaxation response untuk menurunkan tingkat stres pada pasien CAD. Peran sebagai inovator dijalankan dengan menerapkan format pemantauan komplikasi dan algoritma pada pasien post percutaneus coronary intervention (PCI).
Hasil analisis praktik menunjukkan bahwa MAR efektif digunakan sebagai pendekatan dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kardiovaskular untuk meningkatkan tingkat adaptasi dan tindakan relaxation response efektif diterapkan untuk menurunkan skor stres dan marker fisiologis stres pada pasien CAD. Selain itu, format pemantauan dan algoritma dapat diterapkan untuk antisipasi dan penanganan komplikasi setelah menjalani PCI.

The prevalence of patients with cardiovascular disorders are increasing. Nurses are expected to contribute on managament of patients with cardiovascular disorders by running their roles as a care giver, educator, researcher and innovator. Residency clinical practice of medical-surgical nursing specialists had been carried out for 1 year (2 semesters) and aimed to implement and explore these roles with Roy?s Adaptation Model (RAM) approach
The role as a care giver was applied to 30 patients with various cardiovascular disorders and a patient with STEMI as the primary case. The role as an educator was performed by educating patients, nurses and nursing students.
The role as a researcher was carried out by applying the evidence-based nursing, relaxation response intervention to reduce stress levels in patients with CAD. The role as an innovator was executed by applying the complications monitoring format and algorithms for patients with post percutaneous coronary intervention (PCI).
The analysis showed that the MAR can be apllied effectively in nursing care for patients with cardiovascular disorders to improve adaptation level and the relaxation response intervention can be applied effectively to reduce stress scores and physiological markers of stress in patients with CAD. In addition, the post PCI monitoring format and algorithm can be applied effectively to anticipate and manage the complications after PCI.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vireza Pratama
"Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian simvastatin dosis tinggi (40 mg) sebelum tindakan lntervensi Koroner Perkutan Primer terhadap perubahan kadar high sensitive C-Reactive Protein pad a pasien Infark Miokard Aleut dengan Elevasi ST Latar Belakang : Pemberian statin telah terbukti dapat memperbaiki luaran pada pasien-pasien angina stabil dan sindroma koroner akut yang menjalani intervensi koroner perkutan secara elektif. Statin terbukti memiliki efek pleiotropik yang mampu menekan respon inflamasi pembuluh darah. Studi yang meneliti pemberian statin pada pasien IMA-EST yang menjalani intervensi kOTOner perkutan primer masih sedikit. Simvastatin merupakan obat statin yang banyak digunakan di Indonesia dengan harga yang relatif lebih murah, sehingga diperlukan penelitian yang dapat membuktikan efektivitas simvastatin dalam menekan respon inflamasi koroner. Metode : Penelitian ini merupakan percobaan klinik teracak dan tersamar ganda (double-blinded, randomized clinical trial) pada penderita infark miokard akut dengan elevasi ST yang menjalani intervensi koroner perkutan primer (IKPP) di Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUIIPJNHK. dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 20 II . Pasien dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok simvastatin 40 mg dan plasebo. Dilakukan pemeriksaan hsCRP sebelum dan 24 jam sesudah IKPP. Perubahan hsCRP antara sebelum dan sesudah IKPP dihitung sebagai delta-hsCRP. Hasil : Terdapat 62 pasien yang dirandomisasi kedalam kelompok simvastatin 40 mg (n=31) dan plasebo (n=31). Tidak ada perbedaan yang bermakna pada nilai hsCRP sebelum dan 24 jam sesudah TKPP pada kedua kelompok. Nilai delta-hsCRP pada kelompok simvastatin 40 mg lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan plasebo (15.1 mgIL (0 .5 - 33.3) vs. 23 .0 mglL (5 .6 - 133 .6) ; P=0.016). Kesimpulan : Pemberian simvastatin dosis tinggi (40 mg) segera sebelum tindakan IKPP dapat memperbaiki respon inflamasi 24 jam pasea IKPP yang ditunjukkan dengan perubahan hsCRP (delta-hsCRP) yang lebih rendah dibandingkan dengan plasebo.

Objective : To investigate the influence of high dose simvastatin treatment (40 mg) before primary peiCutaneus coronary intervention (PPCI) with the improvement of high sensitive C=ReaCtive Protem (hsCRP) level in STEMI patients. Background : Pre-treatment of statins had been proven' to improve outcomes in patients with stable angina and acute coronary syndromes undergoing elective percutaneus coronary intervention. Statins have pleiotropic effects which able to suppress inflammatory responses in vessels. However, there are only few of study which investigate the benefit of statin therapy before primary PCI in STEMI patients. Simvastatin is the most common statin used in Indonesia with relatively lower price than another statins. Methods : This is a double-blind randomized clinical trial in STEMI patients undergoing primary percutaneus coronary intervention (PPCI) at Department of Cardiology and Vascular Medicine FKUIlNCCHK. since August to October 2011. The patients was devided into two groups; simvastatin-40 mg and plasebo group. The hsCRP level examination was done before and 24 hours after PPCI. The changes of hsCRP level was labeled as delta-hsCRP. Results : There were 62 patients randomized into simvastatin 40 mg group (n=31) and placebo group (n=31). There were no significant difference between hsCRP levels before and 24 hours after PPCI . for both groups. The delta-hsCRP value in simvastatin 40 mg group were lower significantly compared to placebo (15.1 mg/L (0 .5 - 33.3) vs. 23 .0 mg/L (5 .6 - 133.6) ; P=0.016). Conclusion : Administration of high dose simvastatin (40 mg) immediately before PPCI may improve inflammatory response in 24 hours after PPCI which proven by lower hsCRP changes (delta-hsCRP) compared to placebo .
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2011
T58348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library