Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosy Ahadiah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh karakteristik individu dan rumah tangga terhadap pilihan bekerja di sektor informal bagi perempuan menikah yang berstatus sebagai kepala rumah tangga atau pasangan kepala rumah tangga dari data Susenas tahun 2013. Ditemukan bahwa keberadaan balita cenderung menurunkan partisipasi kerja perempuan menikah namun keberadaan anggota rumah tangga lain/asisten rumah tangga dapat memberikan pengaruh positif bagi partisipasi kerja perempuan karena dapat membantu merawat anak dan melakukan tugas rumah tangga. Selain itu umur, status kerja suami dan pendidikan suami juga memengaruhi istri dalam memilih sektor pekerjaan.
This study aims to study the influence of individual characteristics and household characteristics of the choice to work in the informal sector for married women whose status as head of household or spouse of household head of Susenas 2013. It was found that the presence of toddlers tend to lower labor force participation of married women but the presence of other household members/domestic workers can provide a positive influence for labor force participation of women because it can help take care of children and doing household chores. Besides age, husband?s employment status and husband?s education also affects in choosing the employment sector.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Dian Anggraeni
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mempelajari perbedaan karakteristik perempuan menikah yang mengalokasikan waktu untuk bekerja paruh waktu maupun bekerja penuh menggunakan data Susenas 2012. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik multinomial, diketahui bahwa karakteristik yang lebih dominan memengaruhi alokasi waktu bekerja paruh waktu perempuan menikah adalah umur, status pekerjaan suami, keberadaan anggota rumah tangga lain atau pembantu dalam rumah tangga serta preferensi perempuan dalam hal pekerjaan. Sedangkan karakteristik yang lebih dominan memengaruhi alokasi waktu bekerja penuh adalah tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, status pekerjaan suami, status ekonomi rumah tangga, keberadaan anggota rumah tangga lain atau pembantu serta preferensi perempuan terkait pekerjaan.
ABSTRACT
This study examines the determinants of married women's in allocating time for work. It specifically look at the choices of being underemployed and fullyemployed using the 2012 Indonesia National Socio-Economic Survey. The results of multinomial logistic regression analysis, show that characteristics of married 􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃􀁚􀁋􀁒􀀃􀁘􀁑􀁇􀁈􀁕􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁈􀁇􀀃􀁚􀁈􀁕􀁈􀀃􀁄􀁊􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃􀁓􀁕􀁈􀁖􀁈􀁑􀁆􀁈􀀃 of household member or domestic helpers, and gender preference in household. 􀀰􀁈􀁄􀁑􀁚􀁋􀁌􀁏􀁈􀀃􀁏􀁈􀁙􀁈􀁏􀀃􀁒􀁉􀀃􀁈􀁇􀁘􀁆􀁄􀁗􀁌􀁒􀁑􀀏􀀃􀁄􀁕􀁈􀁄􀀃􀁒􀁉􀀃􀁕􀁈􀁖􀁌􀁇􀁈􀁑􀁆􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃 status of household economic, other household member or domestic helpers and gender preference related to jobs show significant effect on the likelihood to participate in full employed.;This study examines the determinants 􀁒􀁉􀀃􀁐􀁄􀁕􀁕􀁌􀁈􀁇􀀃 􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃in allocating time for work. It specifically look at the choices of being underemployed and fullyemployed using the 2012 Indonesia National Socio-Economic Survey. The results of multinomial logistic regression analysis, show that characteristics of married 􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃􀁚􀁋􀁒􀀃􀁘􀁑􀁇􀁈􀁕􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁈􀁇􀀃􀁚􀁈􀁕􀁈􀀃􀁄􀁊􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃􀁓􀁕􀁈􀁖􀁈􀁑􀁆􀁈􀀃 of household member or domestic helpers, and gender preference in household. 􀀰􀁈􀁄􀁑􀁚􀁋􀁌􀁏􀁈􀀃􀁏􀁈􀁙􀁈􀁏􀀃􀁒􀁉􀀃􀁈􀁇􀁘􀁆􀁄􀁗􀁌􀁒􀁑􀀏􀀃􀁄􀁕􀁈􀁄􀀃􀁒􀁉􀀃􀁕􀁈􀁖􀁌􀁇􀁈􀁑􀁆􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃 status of household economic, other household member or domestic helpers and gender preference related to jobs show significant effect on the likelihood to participate in full employed.;This study examines the determinants 􀁒􀁉􀀃􀁐􀁄􀁕􀁕􀁌􀁈􀁇􀀃 􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃in allocating time for work. It specifically look at the choices of being underemployed and fullyemployed using the 2012 Indonesia National Socio-Economic Survey. The results of multinomial logistic regression analysis, show that characteristics of married 􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃􀁚􀁋􀁒􀀃􀁘􀁑􀁇􀁈􀁕􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁈􀁇􀀃􀁚􀁈􀁕􀁈􀀃􀁄􀁊􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃􀁓􀁕􀁈􀁖􀁈􀁑􀁆􀁈􀀃 of household member or domestic helpers, and gender preference in household. 􀀰􀁈􀁄􀁑􀁚􀁋􀁌􀁏􀁈􀀃􀁏􀁈􀁙􀁈􀁏􀀃􀁒􀁉􀀃􀁈􀁇􀁘􀁆􀁄􀁗􀁌􀁒􀁑􀀏􀀃􀁄􀁕􀁈􀁄􀀃􀁒􀁉􀀃􀁕􀁈􀁖􀁌􀁇􀁈􀁑􀁆􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃 status of household economic, other household member or domestic helpers and gender preference related to jobs show significant effect on the likelihood to participate in full employed., This study examines the determinants 􀁒􀁉􀀃􀁐􀁄􀁕􀁕􀁌􀁈􀁇􀀃 􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃in allocating time for work. It specifically look at the choices of being underemployed and fullyemployed using the 2012 Indonesia National Socio-Economic Survey. The results of multinomial logistic regression analysis, show that characteristics of married 􀁚􀁒􀁐􀁈􀁑􀂶􀁖􀀃􀁚􀁋􀁒􀀃􀁘􀁑􀁇􀁈􀁕􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁈􀁇􀀃􀁚􀁈􀁕􀁈􀀃􀁄􀁊􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃􀁓􀁕􀁈􀁖􀁈􀁑􀁆􀁈􀀃 of household member or domestic helpers, and gender preference in household. 􀀰􀁈􀁄􀁑􀁚􀁋􀁌􀁏􀁈􀀃􀁏􀁈􀁙􀁈􀁏􀀃􀁒􀁉􀀃􀁈􀁇􀁘􀁆􀁄􀁗􀁌􀁒􀁑􀀏􀀃􀁄􀁕􀁈􀁄􀀃􀁒􀁉􀀃􀁕􀁈􀁖􀁌􀁇􀁈􀁑􀁆􀁈􀀏􀀃􀁖􀁗􀁄􀁗􀁘􀁖􀀃􀁒􀁉􀀃􀀃􀁋􀁘􀁖􀁅􀁄􀁑􀁇􀂶􀁖􀀃􀁈􀁐􀁓􀁏􀁒􀁜􀁐􀁈􀁑􀁗􀀏􀀃 status of household economic, other household member or domestic helpers and gender preference related to jobs show significant effect on the likelihood to participate in full employed.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puji Lestari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari sandwich generation terhadap keputusan perempuan menikah dalam pasar kerja dengan menggunakan data IFLS5. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan menikah yang berada dalam kondisi sandwich generation memiliki kecenderungan untuk tidak bekerja. Perempuan sandwich generation memiliki kemungkinan sebesar 4,7 persen untuk tidak bekerja. Di antara kedua elemen sandwich generation, yaitu anak dan orang tua, keberadaan anak khususnya anak usia balita masih menjadi pertimbangan utama bagi sandwich generation dalam pengambilan keputusan dalam pasar kerja. Selain itu, kondisi kesehatan orang tua yang tidak baik juga turut membuat perempuan memilih untuk tidak bekerja meskipun tidak signifikan secara statistik.
This study aims to examine the effect of sandwich generation on married women 39 s decisions in the labor market using IFLS5 data. The results of this study indicate that women who are in sandwich generation conditions have a tendency to not work. Female sandwich generation has a 4.7 percent chance of not working. Among the two elements of sandwich generation, children and parents, the existence of children, especially children under five years old is still a major consideration for sandwich generation women in decision making in the labor market. In addition, poor health conditions of parents also make women choose not to work even though not statistically significant.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S70082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabet Kartika Elysia
Abstrak :
Karya akhir ini membahas pengaruh partisipasi kerja ibu terhadap partisipasi kerja anak perempuannya setelah menikah, menggunakan data IFLS 3 dan 5. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode regresi logistik parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Indonesia terjadi transmisi intergenerasional mengenai partisipasi kerja dari ibu kepada anak perempuannya, yang memengaruhi keputusan anak perempuan tersebut untuk bekerja, bahkan setelah menikah. Umumnya keputusan kerja perempuan menikah dipengaruhi oleh pendidikan dan ekonomi keluarga, namun melalui penelitian ini penulis ingin menyajikan perspektif baru mengenai faktor pendorong partisipasi kerja perempuan menikah di Indonesia, yaitu faktor partisipasi kerja ibu kandung perempuan menikah dalam lapangan kerja. ...... This thesis focuses on the effect of mother rsquo s work participation on her daughters work participation after marriage, using the IFLS 3 and 5 data. Quantitative method used in this research using logistic parametric regression. Results showed that in Indonesia, intergenerational transmission exists from working mother to her daughter, which affects daughtes decision to work, even after she has married. Commonly, a married womans decision to work is affected by her education attainment and familys economic condition, but through this study, author wanted to present another possible cause of married womens decision to work in Indonesia, that is her mothers work decision.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fita Ristiana
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk menggambarkan konsep diri (self concept) dan proses adaptasi pada anak perempuan yang melakukan pernikahan dini di Kabupaten Temanggung. Terkait dengan konsep diri, penelitian ini membahas bagaimana konsep diri pada anak yang menikah dini dari dimensi pengetahuan, harapan, dan penilaian anak yang mneikah dini. Terkait dengan proses adaptasi, penelitian ini membahas proses adaptasi yang dijalankan anak perempaun yang menikah dini karena adanya perubahan peran menjadi istri dan ibu dalam melakukan proses adaptasi syarat dasar biologi-alamiah, adaptasi syarat dasar kejiwaan, dan adaptasi syarat dasar sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus, di mana setiap kasus akan menggambarkan karakteristik yang berbeda, kemudian di akhir penelitian akan ditarik kesimpulan dari beberapa kasus yang dikaji. Informan anak perempuan yang menikah dini pada penelitian ini didapat melalui metode purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2021, dengan jumlah informan 12 orang. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat konsep diri yang berbeda-beda pada anak perempuan yang menikah dini, hal itu tergantung dengan factor yang mempengaruhinya. Selain itu, anak perempuan dengan konsep diri yang berbeda, melakukan proses adaptasi yang berbeda dalam menjalankan perannya. ......This thesis aims to describe the self-concept and the adaptation process for girls who marry early in Temanggung Regency. About self-concept, this study discusses the self-concept of children who marry early from the dimensions of knowledge, expectations, and assessments of children who marry early. About the adaptation process, this study discusses the adaptation process carried out by girls who marry early due to changes in the roles of being a wife and mother in the process of adapting natural-biological basic requirements, adaptation of basic psychological requirements, and adaptation of basic social requirements. This research is a qualitative research with case studies, where each case will describe different characteristics, then at the end of the study conclusions will be drawn from several cases studied. Informants of girls who married early in this study were obtained through purposive sampling method. This research was conducted in January-July 2021, with a total of 12 informants. The results of this study are that there are differences in self-concept in girls who marry early, this depends on the factors that influence it. In addition, girls with different self-concepts carry out different adaptation processes when carrying out their roles.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cinta Noor Maharani Shanaya
Abstrak :
Keterlibatan perempuan menikah dalam pengambilan keputusan keluarga dapat dipengaruhi oleh anggota keluarga lain dalam rumah tangganya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana coresidence dengan ibu mertua memengaruhi keterlibatan perempuan menikah dalam pengambilan keputusan keluarga dengan menggunakan data IFLS 2014. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa kecenderungan perempuan menikah untuk mengambil keputusan sendiri lebih rendah ketika tinggal bersama ibu mertua dibandingkan tidak tinggal bersama ibu mertua. Faktor lainnya seperti karakteristik perempuan menikah, suaminya, dan rumah tangga juga berasosiasi secara signifikan terhadap keterlibatan perempuan menikah dalam pengambilan keputusan. ......Married women's involvement in family decision-making can be influenced by other family members in the household. This research aims to examine how co-residing with mothers-in-law affects the involvement of married women in family decision-making using IFLS 2014. The results of binary logistic regression show that married women's likelihood to make independent decisions is lower when living with mothers-in-law compared to not living with them. Other factors such as characteristics of married women, their husbands, and households are also significantly associated with married women's involvement in decision-making.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citrawati Pusporini
Abstrak :
Pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya Terjalinnya hubungan personal (interaksi antar individu) sangat penting, terutama untuk memenuhi kebutuhan intimacy seseorang (Strong & Devault, 1988). Tentu saja kriteria memilih pasangan hidup yang ideal berbeda pada tiap individu. Sejalan dengan berkembangnya waktu, banyak dijumpai perempuan yang dianggap berusia ‘cukup dewasa’ untuk menikah namun belum juga menikah, padahal sudah memiliki ‘segalanya’, seperti pendidikan tinggi, karir yang mantap, dan penghasilan yang memadai. Masyarakat kebanyakan berpandangan tradisional dan menganggap perempuan seperti tersebut di atas sebaiknya mengakhiri masa Lajangnya dan segera berkeluarga karena kodrat seorang perempuan adalah sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya. Namun banyak hal yang mernpengamhi seseorang memutuskan untuk menikah/ tidak atau menentukan pilihan untuk menikah namun belum menemukan pasangan yang tepat. Selain dikasihani, individu lajang dipandang Lingkungannya sebagai seseorang yang kurang bergaul, kurang menarik dan kurang dapat dipercaya dibandingkan dengan orang-orang lain (Anderson & Stewart dalam Matlin, 1999 dalam Gracesiana 2002). Bagi para lajang sendiri, pilihan yang mereka jalankan memiliki baik keuntungan maupun kerugian, sama halnya dengan menikah. Ada kesirnpulan yang menyatakah bahwa menjadi lajang lebih sulit bagi perempuan (Si menquer Carol, 1982), dan menurut Freedman (1978), orang yang tidak menikah cenderung merasa Lonely dibandingkan individu yang menikah. Ketika para dewasa muda tertarik untuk menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain, ada juga suatu keinginan yang kuat untuk mandiri dan bebas. Perkembangan pada tahap ini melibatkan perjuangan antara keinginan untuk funtime dan komitmen pada satu sisi, dengan keinginan mandiri dan bebas di sisi yang lain (Hoyer, Ribash & Roodin, 1999; Hall & Lindzey, 1973 dalam Gracesiana, 2002). Adanya perbedaan keinginan yang dimiliki tiap individu ini dapat dijelaskan dengan teori Murray yang menyebutkan bahwa baik disadari atau tidak, setiap perilaku manusia didasari oleh motivasi tertentu. Ini merupakan asumsi dasar dari pandangan psikologi. Untuk berbicara tentang motivasi, tentu harus berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan. Kebutuhan merupakan suatu pendorong bagi diri individu untuk melakukan sesuatu (Mummy, 1938 dalam Groth-Mamat, 1999). Untuk membantu mengenali kebutuhan-kebutuhan apa yang ada dalam diri dan menjadi pendorong munculnya perilaku, diperlukan sebuah alat tes. Salah satu alat tes yang bisa digunakan untuk meneliti fenomena di atas yaitu EPPS (Edward Personal Preference Schedule). Konstruk alat tes ini dikembangkan dari teori mengenai kepribadian yang dikembangkan oleh Murray (1938). Dengan menggunakan alat tes ini akan dilihat kebutuhan-kebutuhan apa yang dominan dan menjadi karakteristik kepribadian dari perempuan lajang di atas 30 tahun. Selain itu dapat dilihat pula apakah ada suatu karakteristik kepribadian yang membedakannya dengan perempuan yang telah menikah. Penelitian dilakukan pada 70 orang subyek dengan karakteristik perempuan lajang dan perempuan yang menikah, berusia diatas 30 tahun, dengan menggunakan incidental sampling. Dalam penelitian ini, alat yang digunakan berbentuk tes EPPS (Edward Personal Preference Schedule) untuk melihat kebutuhan-kebutuhan seseorang yaitu kebutuhan khusus yang dimiliki seseorang. Dari hasil analisis dan interpretasi data yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Tidak ada perbedaan profil EPPS yang signifikan antara perempuan lajang dan perempuan menikah yang berusia di atas 30 tahun, kecuali pada need for change, dimana perempuan lajang cenderung memiliki need for change yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang menikah. Dengan demikian, ada perbedaan need for change yang signifikan antara perempuan lajang dan perempuan yang menikah. Hal ini berarti bahwa perempuan lajang cenderung selalu menginginkan perubahan dan tidak menyukai memiliki kebiasaan hidup yang tetap. Mereka senang mencari dan menjumpai kawan baru, saling bertukar perhatian, dan berlibur ke tempat yang asing. Karena kondisi itu, mereka cenderung tampak kurang stabil, baik pendirian maupun keinginannya (Edward dalam EPPS, 1978). Ketidakstabilan ini sesuai dengan keinginan lajang untuk membentuk hubungan yang dekat dengan orang lain namun di satu sisi ada juga keinginan yang kuat untuk mandiri dan bebas (Hoyer, Rybash & Roodin, 1999; HalI & Lindzey, 1973 dalam Gracesiana., 2002). Saran untuk penelitian selanjutnya adalah diharapkan dapat mengambil lebih banyak sampel, sehingga didapat perbedaan yang lebih akurat serta hasilnya dapat digeneralisasikan kepada subjek Iain di Luar sampel penelitian. Selain itu ada baiknya untuk melakukan wawancara mendalam terhadap beberapa subyek dari tiap kelompok, untuk melihat kesesuaian dari hasil needs yang diperoleh dengan gambaran kepribadian subjek. Dapat pula dilakukan penelitian lanjutan pada perempuan lajang dan perempuan menikah yang tidak bekerja untuk melihat apakah tidak adanya perbedaan yang signifikan dari kedua kelompok tersebut disebabkan karena faktor pekerjaan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sihombing, Wemmy
Abstrak :
Video “A Day in My Life” (ADML) adalah salah satu jenis konten di TikTok yang menceritakan kegiatan keseharian pemilik konten. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi permasalahan yang muncul dari praktik video ADML di TikTok terutama dalam konteks Indonesia, yaitu konstruksi femininitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual untuk bagaimana Tiktokers perempuan di Indonesia mengkonstruksi femininitas dan bagaimana ADML mengafirmasi atau bernegosiasi dengan ideologi dominan yang ada dalam masyarakat, dalam hal ini ideologi patriarki. Korpus penelitian adalah dua akun Tiktokers yang memiliki engagement tinggi. Temuan penelitian menunjukkan @sindisafitrii dan @gelialinda mengkonstruksi pemaknaan terhadap femininitas yang mengafirmasi ideologi patriarki terutama dalam isu menikah muda. Video ADML dari kedua akun ini menggambarkan perempuan menikah muda karena adanya faktor sosial dan nilai budaya serta membangun narasi dominan, yaitu menikah adalah halal. Selain itu, dalam isu menikah muda, video ADML menunjukkan konstruksi sosial mengenai peran domestik antara suami istri ketika di satu sisi, ada usaha untuk menempatkan peran yang seimbang antara suami dan istri di ruang domestik, akan tetapi suami yang melakukan peran domestik dianggap tidak lazim atau bahkan diglorifikasi. Temuan lain menunjukkan masih adanya representasi perempuan menikah muda sebagai jalan mendapatkan companionship dan jaminan finansial walaupun terdapat video ADML yang menampilkan perempuan harus mandiri secara finansial.  ......A Day in My Life (ADML) articulating one’s day to day activities is one of video contents in TikTok. This research aims to explore how femininity is constructed through ADML videos in the Indonesian context. By utilizing textual analysis method, this article highlights how Indonesian female TikTokers affirm or negotiate with the dominant ideology in the society, in this case patriarchal ideology. The case studies for this research are two TikTok accounts that have a strong engagement. The finding of the study shows that both Ticktokers, @sindisafitrii and @gelialinda, construct femininity while affirming the patriarchal ideology in marrying at such a young age due to social factor and culture constructions. Besides, marrying at a young age is also a part of the social construction in Indonesia that marriage is considered “halal” or lawful or permitted under Islamic law. On the other hand, ADML videos by both TikTokers are also ambiguous in potraying the domestic role divisions between husband and wife. Although the husbands who are in charge in domestic role is considered uncommon, there are still efforts to position the balanced spouse role in the domestic space. Research findings also uncover that in their ADML videos, they portray how women should gain personal financial security; even though, they also depict that as young women, tehy decide to get married early in order to obtain companionship and financial guarantees. The ambiguous portrayal of how femininity is constructed in both TikTok account through their A Day in My Life videos represents how they affirm yet negotiate with patriarchal ideology.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Ayu
Abstrak :
HIV/AIDS merupakan sebuah permasalahan global yang tidak hanya dapat diatasi dengan menggunakan pendekatan kesehatan, namun juga harus mengikutsertakan pendekatan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Sejak pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1987, epidemi HIV di Indonesia telah mengalami feminisasi sehingga kini lebih banyak menyerang kelompok perempuan menikah dan ibu rumah tangga. Menurut Teori Dominasi Sosial (TDS), penindasan, diskriminasi, dan kekerasan bergender merupakan salah satu wujud sistem hierarki sosial berbasis kelompok. Dengan kecenderungan positif untuk memastikan kedalalaman pemahaman teori ini, maka keseluruhan proses pembentukan, pemeliharaaan, dan reproduksi nilai-nilai yang ada dapat dijelaskan sehingga pada akhirnya memberikan pencerahan tentang kerentanan perempuan menikah akan transmisi HIV pasangan intim dan kekerasan pasangan intim yang selain merupakan penindasan bergender juga turut meningkatkan kerentanan perempuan akan transmisi HIV dan perkembangannya menuju AIDS. ...... HIV/AIDS is a global issue that cannot be overcome by using medical approaches alone, but it also needs an integrated social, political, economic, and cultural approaches. Since first reported in Indonesia in 1987, the epidemic in Indonesia has been experiencing a feminization that the disease is currently more common amongst married women and housewives. According to the Social Dominance Theory (SDT), oppression, discrimination, and gender-based violence are some of the manifestations of group-based social hierarchy. With the positive intention to ensure a thorough understanding on the theory, the whole process of formation, maintenance, and reproduction of the existing values can be explained thus eventually shed light on the vulnerability of married woman towards intimate partner HIV transmission and intimate partner violence which besides a form of gender-based oppression, also helped increase women’s vulnerability towards HIV transmission and its progression towards AIDS.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>